All Chapters of A Billionaire Bodyguard For The Supermodel: Chapter 31 - Chapter 40
95 Chapters
Pagi Penuh Gairah (Area 18+)
"Alessandra--" kata Tuan Aroon terputus. Telunjuk wanita dalam pangkuannya terulur ke bibir, memaksanya untuk berhenti berbicara. "Alessa. Panggil saja Alessa. Panggilan Alessandra diperuntukkan bagi yang hanya mengenal saya di layar kaca," ralat wanita dalam pangkuan tersebut seraya menatap intens sang pria. Sepertinya ia benar-benar mulai membuka diri atau bahkan hati pada Tuan Aroon. Alessa adalah nama panggilannya yang dikhususkan bagi orang terdekat, dan sekarang pria itu memperoleh hak spesial tersebut. Ya, Tuan Aroon telah berhasil masuk ke dalam list manusia spesial dalam hidup wanita dengan riasan tipis tersebut. Tak dipungkiri, rentetan kejadian dan perlakuan istimewa pria tersebut membuat hatinya begitu terharu dan tersentuh. Mendengar kalimatnya, Tuan Aroon tak bisa menahan rasa gemas terhadap wanita yang tampak sangat cantik pagi ini. Pria yang sedang berbunga hatinya tersebut terdengar mengeluarkan kekehan ringan. "Bukankah kau biasa dipanggil Ale?" tanyanya dengan s
Read more
Menggila (21+)
Jika sudah diselimuti kabut gairah, maka apalah artinya elemen sekitarnya. Bahkan lantai pun dirasakan laksana kasur empuk bagi mereka sang pemabuk gairah. Keduanya terlihat seperti makhluk yang haus akan belaian. Tampak sama-sama membutuhkan. Sejoli beda usia tersebut saling memberi satu sama lain, mentransfer kehangatan juga tukar saliva bergantian. Entah berapa banyak di kulit wanita itu tercetak tanda kepemilikan. Hasil karya Tuan Aroon itu terlihat kontras dengan kulit putih wanitanya. Alessandra biasanya hanya menyerahkan diri, menerima dan pasrah dengan apa yang dilakukan sang pria, namun saat ini dirinya turut berkontribusi begitu agresif dan masif. Jemari lentiknya memberi sentuhan demi sentuhan di daerah-daerah sensitif sang pria, membuat prianya tersebut terbuai nyaris gila merasakan sensasi yang begitu panasnya menjalar ke seluruh aliran darah. Dia benar-benar hampir gila. Ah, wanitanya tersebut sungguh luar biasa! "Kau siap menerimanya?" rancau Tuan Aroon di saat bag
Read more
Bathroom (18+)
"Lain kali, kau jangan menggunakan celana model begini. Dia sangat jail, tidak membiarkan aku memberimu kebahagiaan." Tuan Aroon masih berbisik lembut, terdengar seksi. Alessandra mendorong dada Tuan Aroon sebagai pertahanan. Jika tidak ia lakukan, bisa-bisa keduanya kembali bergumul mesra hingga lupa daratan, akibatnya melupakan persoalan tentang mereka yang akan memberikan klarifikasi pada wartawan. Wanita berlesung pipi tersebut tak ingin itu terjadi. "Ini juga mengganggu. Bahkan saya sedikit tidak berkonsentrasi karenanya," sahutnya. Jemarinya menarik apron yang melekat di tubuh sang pria. Tuan Aroon terkekeh geli melihat wanitanya yang tampak menggemaskan. "Maafkan, Sayang. Kau tadi begitu luar biasa sampai aku tak bisa memikirkan yang lainnya. Apalagi melepas kain ini. Maafkan, ya," ucapnya lalu mencium kening Alessandra. Alessandra tersenyum kecil kemudian bangkit, hendak melangkah ke kamar untuk mempersiapkan diri. Sedangkan Tuan Aroon menaikkan celananya yang melorot sampa
Read more
Menutupi Kissmark
Keduanya keluar dari bathroom setelah Alessandra selesai mencuci muka. Sekarang wajah wanita itu terlihat lebih segar dari sebelumnya. "Mana foundation?" tanya Tuan Aroon. Matanya sibuk mencari pada deretan make-up sang wanita. Saat ini kedua insan yang berstatus kekasih rahasia itu telah berada di depan meja rias. "Foundation? Anda juga ingin memoles wajah?" Alessandra tampak heran juga terkejut. Wanita yang sedang duduk itu mendongak, menatap Tuan Aroon yang berdiri di sampingnya. Alisnya nyaris bertaut. Melihat ekspresi sang wanita, Tuan Aroon mengeluarkan kekehan geli. "Tanpa make-up pun aku terlihat tampan, Alessa ... pertanyaanmu sungguh aneh.""Lalu?" Alessandra kembali mengerutkan kening. Masih tampak heran. Tuan Aroon sedikit membungkuk lalu membelai rambut sang wanita yang menjuntai sampai dada, membawanya kebelakang sehingga tampak leher jenjangnya. "Aku akan menutupi tanda cintaku ini dengan foundation. Memangnya kau mau orang-orang tahu hasil karyaku ini?" Bibir pria
Read more
Apakah Nona Mencintai Tuan Aroon?
Mendengar ucapan sang nona, Mervile hanya bisa diam dan mengangguk pasrah. Apa lagi yang bisa dilakukan pria itu? Bukankah semua perkataan nonanya tak bisa dibantah?! "Kau dengar itu, hei bodyguard bodoh?" Kali ini Tuan Aroon kembali bersuara. Merasa menang dengan perkataan wanitanya yang terdengar seperti kalimat pembenaran atas ucapannya. "Sudah, Tuan. Jangan membuang waktu lagi. Kalian akan menghabiskan hari ini untuk bertengkar di sini?" Alessandra menatap bergantian dua pria yang sering terlibat adu mulut dan tenaga itu. "Dan Tuan, ada benarnya jika tadi Anda juga memoles ini dengan foundation." Tangan Alessandra menyentuh wajah sang pria yang tampak memar."Jangan khawatirkan aku, Alessa. Tidak masalah bagiku." Tangan Tuan Aroon memegang tangan yang membelai wajahnya. Sejoli itu tampak mesra, membuat yang melihatnya sedikit canggung, terlebih Mervile yang notabene pecinta rahasia sang wanita. "Dan kau Mervile, wajahmu juga memar. Kau ambil foundation di kamarku jika kau ingi
Read more
Bukan Standar Alessandra
"Kau kenapa berteriak tiba-tiba seperti orang tidak waras?" Alessandra bertanya setelah berjingkat kaget. Tangan yang tadi memegang ponsel, reflek menekan-nekan dadanya. Tertangkap di netra wanita tersebut terpancar aura suram dari raut sang bodyguard. Ia merasa pria tersebut layaknya orang yang ... frustasi. Mervile yang baru menyadari aksinya, menepikan kendaraan, mengusap wajah lalu berkata, "Maaf. Maaf.""Kau baik-baik saja?" tanya Alessandra yang direspons dengan anggukan. "Sungguh? Tapi wajahmu menandakan kau tak baik-baik saja. Pagi ini penampilanmu terlihat berantakan. Ada apa?" Bola mata Alessandra bergerak menyorot penampilan Mervile dari ujung kepala hingga kaki. Dari penelisikannya dapat disimpulkan bahwa bodyguard itu berpenampilan tak seperti biasanya. Wajah kusut dengan tatanan rambut berantakan. Kalau tak salah dirinya menduga ... bodyguard itu tak menggunakan pomade pagi ini. Lalu pakaian? Kenapa terlihat sekusut mukanya? "Sungguh. Barusan hanya reaksi spontan saja
Read more
"Jauhi dan Tinggalkan Nona Alessandra!"
Sementara di sisi lain, mantan bos Alessandra dan mantan temannya sedang melihat seksama acara TV yang tersiar secara live. Revano memamerkan senyum miring sehingga kerutan di sekitar sudut bibirnya semakin kentara. Dadanya terasa panas seperti tersulut api langsung dari pemantiknya. Matanya melotot tajam pada dua orang yang telah membuat harga dirinya porak-poranda. Bagaimana tak porak-poranda? Ketika dirinya menawarkan cinta dengan bergelimangan harta yang menyokongnya, wanita itu secara terus terang menolaknya, tapi saat ini? Wanita itu terlihat percaya diri tampil dengan seorang pria. Pria yang ia yakini memenangi keberuntungan atasnya. Revano tak sanggup menyembunyikan kegeramannya. Melihat itu, Sabrina yang duduk tak jauh darinya, tak dapat menahan mulutnya untuk tak menanggapi apa yang membuat dirinya senang dan puas. "Lihatlah, Bos. Mereka berdua tampak serasi," ucapnya seraya menarik sudut bibirnya di akhir kata. "Bungkam mulutmu! Jangan kau coba memprovokasiku!" sentak
Read more
Secret
Kaki jenjangnya mengayun tak sabaran ke arah nonanya yang sedang duduk di atas ranjang king size dengan ukiran emas di kaki dan headboard-nya. Kehadirannya yang tiba-tiba sontak membuat kedua insan terperanjat. Tuan Aroon dan Alessandra reflek berdiri. "Kurang ajar!" erang murka Tuan Aroon. Matanya menatap nyalang. Gigi atas dan bawahnya saling bergesekan. Rahangnya terasa keras ia rasakan. Darahnya seketika berpusat pada ubun-ubun karena kemarahan. Ia sangat murka. Merasa terusik. "Kau yang kurang ajar!" Tatapan Mervile tak kalah sengitnya. Mervile tampak kehilangan sopan santun terhadap pria paruh baya tersebut. "Lepaskan tangan nona saya!"Tangan Tuan Aroon yang masih bertaut dengan tangan Alessandra, dipaksa lepas oleh tangan bodyguard itu. Sikap bodyguard tersebut sudah tak dapat ditoleran. Dengan gerakan cepat Tuan Aroon melayangkan bogem ke perut Mervile, namun sayang kepalan kuat itu tak berhasil menyentuh perut sixpack yang berbalut kemeja hitam itu. Tangan Mervile sigap
Read more
Kesempurnaan yang Menyiksa
"Diam! Semua diam!" Mendadak suasana menjadi hening. Alesaandra menoleh pada dua pria secara bergantian dengan tatapan sarat kekecewaan. "Kalian selalu mengedepankan egoisme masing-masing. Tidak mencerminkan sikap lelaki dewasa, lebih pantas disebut anak-anak!"Setelah menjeritkan kalimat yang menohok kedua hati pria dalam ruangan, Alessandra lantas berlari dengan air mata membanjiri pipi. Mervile mengusap wajahnya frustasi lalu berlari menyusul nonanya tanpa memedulikan pria paruh baya yang tak hentinya mengumpat tak kalah frustasi darinya. Saat ini Tuan Aroon terduduk lemas di ranjang, mengatur napasnya yang kian sesak sebab bayang-bayang perpisahan. Berpisah dengan wanita yang amat dicintainya adalah kutukan terburuk yang ia haramkan dalam hidupnya. Tidak. Tidak! Tidak akan dia biarkan wanitanya lepas darinya. Lama dia memuja dan mendamba kehadirannya. Saat wanita itu telah berada dalam pelukannya, maka ia telah mengikrarkan bahwa tak ada tempat yang layak untuk sang wanita se
Read more
Pesona Gaun Merah
Setelah memandang bangga pada dirinya, wanita berbalut bathrobe tersebut lantas berdiri lalu melenggang menuju walk in wardrobe. Sampai di ruangan bernuansa monokrom tersebut, tangannya memilah-milah busana yang tergantung rapi. Netranya fokus memandangi, namun nihil. Tak ada yang menarik perhatiannya. "Aku butuh sesuatu yang berbeda, yang belum pernah kugunakan sebelumnya," monolognya sembari jemarinya menjepit dagu. Berpikir keras apa solusinya, dan akhirnya tercetuslah satu ide yang dirinya sendiri tak memikirkan itu sebelumnya. Wanita berlesung pipit itu melangkah keluar ruangan setelah mengenakan pakaian kasual. Tangannya menenteng tas, bersiap untuk keluar. Di ruangan tengah, dirinya disambut sang bodyguard yang tegak berdiri. "Bagus! Kau sudah bersiaga. Kita akan ke Aroon's Company," ucapnya kemudian. Tak dapat menyembunyikan keterkejutannya, Mervile sontak bertanya dengan nada heran, "Untuk apa Nona ke tempat pria berengsek itu lagi?""Kau jaga sopan santunmu terhadap kli
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status