Semua Bab Dulu Pembantu Sekarang Menantu: Bab 21 - Bab 30
39 Bab
Tidak Membaik
“Apa kamu sudah hamil, Aisha?” tanya Linda waktu mereka berdua menuju klinik kecantikan. Mertuanya meminta untuk diantar perawatan. Yang pastinya juga Aisha akan ikut perawatan dengan sang mertua.Pertanyaan itu benar dilontarkan oleh sang mertua. Seperti yang dikatakan oleh Devan. Maka, Aisha harus pandai menjawab pertanyaan yang dilontarkan itu. “Belum untuk saat ini, Ma.”“Tapi kamu sama Devan nggak ada niat buat menunda kehamilan?”Aisha tidak melakukannya, karena Devan juga sudah pernah membahasnya kalau dia tidak masalah jika hamil. Devan menginginkan anak perempuan yang manja terhadapnya. “Aku nggak lakukan itu, Ma.”Mertuanya tidak menanggapi apa-apa soal itu.Sampai di klinik kecantikan, mertuanya memesankan perawatan paling mahal untuk Aisha. “Ma, itu kan mahal?”Sejak Aisha kecil sudah ada di dalam lingkup keluarga itu. sikap orangtuanya Devan sudah bisa dia hafal, Linda termasuk orang yang sangat baik sekali. tersenyum untuk Aisha lalu mengatakan. “Mama nggak kehabisan uan
Baca selengkapnya
Hamil
Devan mengantarkan istrinya ke klinik karena baru saja dia tiba di rumah dan baru selesai mandi. Justru dilihatnya Aisha sedang muntah-muntah di kamar mandi. Klinik lebih dekat karena Aisha butuh penanganan yang cepat juga. Aisha hamil. Pikirnya Devan, kepala yang berpikiran dengan jernih itu berusaha menenangkan diri kalau memang sang istri tersebut hamil. Maka dia akan menerima kehamilan istrinya. Walaupun sebenarnya Devan masih belum banyak komunikasi antara dirinya dengan Aisha. Wanita itu tersenyum kepadanya. Ketika usai pemeriksaan. Dokter yang tadi memeriksa Aisha mengajak Devan keluar dari ruangan. “Karena keadaan fisiknya yang terbilang lemah. Usakan dijaga dengan baik, ya. Apalagi kandungannya masih muda.” Devan terdiam mendengar ucapan dokter kalau istrinya sedang hamil seperti yang didalam pikirannya. “Aisha hamil?” Dokter itu tersenyum. “Ya, nanti kalau mau tahu hasilnya. Saya sarankan lakukan USG di sebelah.” Devan mengiyakan. Karena di sini adalah klinik
Baca selengkapnya
Mengakui
Devan sedang ada di belakang rumah sendirian dengan laptop juga secangkir kopinya, baru kali ini juga dia merokok. Malam ini dia berada di rumah orangtuanya karena Aisha kebetulan dibawa ke dokter kandungan oleh mamanya Devan untuk periksa. Dia hanya berdua di rumah dengan sang papa.Waktu Devan bekerja, pria itu menghampirinya dan mencabut rokok yang dihisap oleh Devan barusan. “Sejak kapan kamu merokok?”“Aku emang ngerokok, Pa.”Tapi papanya tidak terima dengan jawaban Devan barusan. “Nggak ada ngerokok segala, Devan. Bilang sama Papa, apa yang terjadi?”Akan tetapi jawaban yang dilontarkan Devan memang sedikit ambigu. Tidak biasanya dia merokok. Tidak biasanya juga dia ngopi saat malam begini. “Sikap kamu berubah sejak Aisha hamil. Apa karena kamu trauma dengan cinta masa lalu kamu?”Kalau Devan akui, memang dia sangat sensitif kalau soal kehamilan antara mantan kekasih juga istrinya yang sekarang merasakan itu. “Iya.”“Aisha istrimu, yang kamu pilih dia.”“Nggak harus hamil bisa,
Baca selengkapnya
Bertahan Sekali Lagi
Setelah mengakui tidak adanya perasaan cinta terhadap Aisha pada papanya. Devan juga jarang pulang ke rumahnya. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah orangtuanya. Sedangkan Aisha sendirian di rumah untuk mengurus diri sendiri. perasaan Devan belum sepenuhnya hilang.Hanya saja, terpaksa bertahan demi kandungan istrinya. Memang mamanya juga belum tahu, tapi tidak akan lama lagi mamanya pasti tahu mengenai apa yang selama ini disembunyikan oleh Devan. Tidak menutup kemungkinan juga papanya akan mengatakan itu langsung kepada sang mama.Tinggal menunggu waktu saja bagaimana reaksi sang mama akan mulai terlihat lagi. Jujur saja kalau sebenarnya Devan juga muak dengan semua ini. perasaan yang dijaganya untuk tidak dikatakan harus terpaksa dia utarakan kepada papanya.Devan melihat video seorang ibu melahirkan di ponselnya. Dengan alasan bahwa dia bisa pulang lalu memeluk Aisha dan pertahankan rumah tangga. Tapi kenapa perasaannya justru semakin hambar. Mendengar Aisha hamil bukan ka
Baca selengkapnya
Kebusukan Yang Tersimpan
Devan menuruti perintah sang mama untuk tinggal dengan Aisha. Meskipun tidak ada cinta di hatinya. Tapi ada buah hati yang harus tetap ditemani. Memang selama ini niatnya menikahi Aisha hanya untuk menyelamatkan masa depan wanita itu. Tapi sekarang semuanya telah menjadi rumit sejak wanita itu hamil.Devan yang tidak ada perasaan apa-apa harus tetap bertahan demi anaknya.Apa pun akan dilakukan olehnya sekarang demi sang anak. Bukan lagi soal cinta. Memang tidur dengan Aisha tidak ada perasaan apa pun. Maka, sekarang dia juga harus bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan untuk pernikahannya. Pilihannya untuk menikah waktu itu memang fatal. Tapi lebih fatal lagi kalau Aisha dicampakkan orang lain.Tidak ada yang membenarkan pernikahanmu hanya berlandaskan nafsu saja, Devan. Coba kamu pikirkan bagaimana perasaan Aisha kalau dia tahu soal ini. Ungkapan itu masih terngiang di telinganya Devan sampai sekarang. Jujur saja kalau itu sangat berat sekali baginya.Pulang ke rumah dengan
Baca selengkapnya
Reuni
Devan sudah siap-siap terlebih dahulu karena akan pergi ke rumah teman masa kecilnya dulu yang bertemu dengannya beberapa waktu lalu di sebuah acara di kantor, teman masa kecil sekaligus teman SMA Devan. Sekarang dia diundang oleh temannya untuk makan malam. Tanpa Aisha. Tanpa Aisha, dia akan ke sana sendirian. “Aisha, aku kana pergi malam ini. Tidak perlu menungguku, kamu tidur saja kalau mengantuk. Aku akan reuni dengan teman-temanku.” Istrinya yang sedang menonton televisi diam menatapnya. “Apa ada perempuan?” tanya dia dengan pelan. “Ada, tapi nggak banyak.” “Oh, ya.” Devan pamit pada istrinya dengan baik-baik. Ini memang acara reuni dengan temannya entah ada pria maupun wanita. Di acara itu Devan langsung mencari keberadaan Charlie, yang merupakan teman lamanya tapi karena sempat terpisah, mereka tidak bertemu cukup lama. “Kenapa sendirian?” “Istriku sedang hamil. Jadi aku tidak bisa membawanya.” “Oh man, kamu sudah menikah?” Dia menganggukkan kepalanya. Tidak menyangka
Baca selengkapnya
Persiapan
Aisha memasukkan bajunya ke dalam tas. Hari ini akan berangkat ke rumah orangtuanya. Aisha akan menginap selama beberapa hari di sana. Sementara itu, ia akan menunggu suaminya selesai mandi.Menurut kabar yang di dengar dari Hendra maupun Nita. Ayahnya sudah mulai bekerja. Dan bahkan berencana punya perusahaan sendiri. Ayahnya adalah mantan Pegawai Negeri Sipil dulu. Ayahnya punya pendidikan bagus.Ponselnya Devan berbunyi sedari tadi. Aisha yang hendak memanggil suaminya di kamar mandi itu menunggu, ketika dilihat nama terpampang adalah Bianca dengan emoji love di akhir nama itu.Tatapan Aisha kosong ketika dia melihat nama tersebut di layar ponsel suaminya.Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, menampakkan pria itu sedang mengeringkan rambutnya. “HP aku tadi bunyi, ya?”Aisha gelagapan tidak bisa menjawabnya. Dengan berbagai cara dia kemudian menganggukkan kepalanya. “Aku nggak tahu, Mas. Karena aku baru saja dari dapur.”Devan hanya ber oh ria tanpa melanjutkan ucapannya. Dia
Baca selengkapnya
Mendapatkan Suami Yang Baik
“Mungkin Ibu akan berhenti kerja di rumah orangtuanya Devan, Sha.” Ujarnya Nita kepada Aisha ketika dia duduk di ruang tamu. Wanita itu tidak banyak bicara usai orangtuanya berkata demikian.Mungkin memang waktunya juga untuk berhenti bekerja. Saat Juan punya kehidupan yang layak untuk sekarang. Hendra yang punya kendaraan pribadi untuk sekolah. Uang jajan yang dikatakan oleh Nita juga jumlahnya jauh lebih besar dari yang diberikan Aisha.Karena memang kehidupan yang sekarang cukup lebih baik dibandingkan yang dulu. “Uang kamu juga semuanya masih ada, Aisha. Mau dipakai untuk apa? Ayah kamu tabung semuanya demi biaya kepepet. Juga waktu itu Ayah kamu mau pakai ini waktu Ibu sakit.”Tapi Aisha tidak tahu mengenai uang yang dimaksudkan oleh Nita tersebut. Hanya mengetahui kalau Juan punya uang itu yang disimpan dengan rapi dan hanya dia yang tahu.“Uangnya biarkan saja di sini, Bu. Kalau aku butuh, pasti aku bakalan pulang untuk minta uang ini.” jawabnya dengan mantap. Berharap kalau ua
Baca selengkapnya
Tertangkap Basah
Aisha jelas menyadari perubahan sikap suaminya selama ini yang berbeda. Suaminya juga jarang pulang, jadi yang hanya bisa dilakukan adalah bertahan. Tidak mungkin untuk mencari tahu mengenai apa yang dilakukan oleh suaminya di luar sana. Aisha juga akan berusaha sebisa mungkin pertahankan rumah tangganya, apa pun yang terjadi. Karena tidak mungkin menyerah di awal pernikahan. Saat Juan sudah mengingatkan kalau Devan tidak serius dengan pernikahan ini. Bianca. Nama itu terngiang di kepalanya Aisha ketika ingat kalau pria itu menghubungi wanita itu sering sekali. Menghindari Aisha juga ketika mendapatkan telepon dari wanita itu. Pagi hari, ketika Aisha sedang siapkan sarapan untuk diri sendiri, karena Devan tidak pulang selama beberapa hari ini. Ponselnya Aisha berdering, waktu dilihatnya adalah jadwal untuk periksa ke rumah sakit untuk kandungannya. Aisha sebentar lagi akan melahirkan, tapi suaminya jarang di rumah. Ia mulai memikirkan bagaimana kalau nanti melahirkan tanpa diteman
Baca selengkapnya
Mendiamkan
Sejak Devan ketahuan berselingkuh, pria itu memang sering di rumah. Tapi tidak ada komunikasi antara mereka berdua. Aisha tetap pada kandungannya, meskipun dia tidak diperhatikan oleh Devan. Aisha bertahan demi tidak membuat orangtuanya bersedih kalau pernikahan ini seperti yang dikatakan oleh Juan. Hanya pelampiasan semata.Aisha di ruang tengah bersama dengan suaminya. Devan ada di sofa yang lainnya, menonton televisi bersama. Tanpa ada percakapan, suaminya juga tidak memainkan ponsel meskipun ada di sana.“Kapan kamu melahirkan?” tanya Devan dengan nada bicara datarnya.Aisha menghela napasnya berkali-kali. Dia mengambil bungkus roti yang ada di atas meja kemudian membukanya. “17 hari lagi, aku akan ke rumah sakit seminggu sebelum melahirkan.”“Oh.”Hanya itu yang dikatakan suaminya. Mungkin saja dari semua wanita yang ada di dunia ini, pernikahan Aisha yang awalnya terasa indah tapi tiba-tiba saja merasa datar dengan kelakuannya Devan seperti ini.Ponselnya berdering beberapa meni
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status