All Chapters of Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku: Chapter 231 - Chapter 240
256 Chapters
Bab 229
"Aguuung, cepat!" Agung yang sedang mencuci mobil di halaman. Seketika melepaskan selang air begitu saja. Lalu ia tergopoh-gopoh menghampiri kamar Pras dan Sera yang berada tak jauh dari teras. "A-ada, apa? Astaga, Seraaa ...!" Agung terhenyak melihat darah yang mengalir pada kaki Serani. Jantungnya berdetak sangat cepat hingga ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Wajahnya memucat melihat Sera terbaring tak sadar."Agung, ngapain kamu! Cepat siapin mobil! Sekarang!" Pras berteriak karena panik. Agung terlonjak dan langsung berbalik arah, lalu berlari keluar. Tanpa aba-aba lagi, ia membuka pintu mobil saat Pras menggendong Serani dan membawanya ke dalam mobil. Agung langsung duduk di belakang kemudi dan bergegas membawa Serani ke rumah sakit terdekat yang kemarin mereka bicarakan. "M-maaf, ada apa dengan Sera? Kenapa dia?" Agung nampak sangat cemas. Sesekali ia menoleh ke belakang untuk melihat Serani. "Agung! Fokus nyetir saja! Jangan menoleh ke belakang!" sentak Pras mulai em
Read more
Bab 230
Mata Elena mengerjap. Tubuhnya hendak bangkit, tetapi sebuah tangan kekar masih melingkar di perutnya. Hembusan hangat napas Arnold masih menyapu tengkuknya. Elena kembali memejam, menikmati setiap detak jantungnya yang berdebar. Elena tersenyum mengingat apa yang terjadi semalam. Arnold membawanya pada puncak kenikmatan yang belum pernah ia rasakan seumur hidupnya. Meski awalnya ia merasakan sakit, tetapi Arnold mampu menggantikan semua rasa sakit itu menjadi sebuah kebahagiaan. Elena kembali bergerak sedikiilt gaduh karena ingin bangkit. Hal itu justru kembali membangkitkan sesuatu dari diri Arnold. Ia justru mempererat pelukannya pada Elena. "Mau kemana, Sayang?" Elena kembali melambung tinggi mendengar panggilan yang diucapkan Arnold padanya. Entah berapa kali semalam Arnold menyebutnya dengan kata sayang. Suaminya itu juga beberapa kali mengucapkan kata cinta saat mereka melakukan penyatuan. Rasa cinta Elena makin bertambah berkali-kali lipat. "Aku mau mandi," lirih Elena man
Read more
Bab 231
"Lakukan yang terbaik untuk istri saya, Dokter! Tolong, tolong selamatkan istri saya, Dok!" Tubuh tinggi besar milik Pras mendadak lemas. Ia menopang tubuhnya dengan berpegangan pada dinding. "Baik, Pak. Jika sudah ada persetujuan dari keluarga, kami akan segera lakukan tindakan. Bapak baik-baik saja?" Sang dokter memandang khawatir pada Pras. "Tidak apa-apa, Dok. Mungkin saya hanya terkejut dan ... takut terjadi sesuatu pada istri saya, Dok." Suara Pras terdengar parau. Ia sungguh cemas. Belahan jiwanya, separuh nyawanya kini sedang berjuang untuk hidup. Setelah dokter kembali masuk ke ruang operasi, Pras berjalan gontai ke ruang tunggu dan terduduk lemas. "Bagaimana Pak? Apa ada yang serius dengan Bu Sera?" Agung kebingungan melihat raut wajah Pras yang tiba-tiba berubah setelah keluar dari ruang OK. Pras tidak langsung menjawab. Ia hanya diam beberapa detik. Tetapi ia merasa membutuhkan teman untuk bicara saat ini. "Sera harus mendapatkan tindakan operasi pengangkatan rahim.
Read more
Bab 232
"Mas Agung, siapa pria ini?" "Haah?" Mata Pras membulat tak percaya dengan apa yang ia dengar dan lihat saat ini. Serani memanggil Agung dengan sebutan Mas. Istrinya itu juga mengabaikannya dan memandangnya seolah-olah dia adalah orang asing. Tatapan Sera padanya sungguh jauh berbeda. "Sayang, aku Pras, aku suamimu, akulah suamimu!" Pras seketika panik hingga tanpa sadar kembali mencengkeram lengan Serani, hingga wanita itu meringis kesakitan "Aduh sakit. Mas Agung, tolong aku, Mas. Suruh pergi laki-laki ini. Aku takut, Mas!" Sera terus memandang Agung dengan tatapan memohon. Agung yang masih berdiri tak jauh di belakang Pras hanya bisa ternganga. Ia tidak menyangka Sera kembali memanggilnya seperti dulu. "Mas Agung ...!" Sera terus memanggil Agung dengan raut wajah ketakutan. Sedangkan Agung masih berdiri terpaku menatap Serani dan Pras secara bergantian. Ia tidak tau apa yang harus dilakukan saat ini. "Agung, panggil dokter, cepat!" Mendengar sentakan dari Pras, Agung berge
Read more
Bab 233
"Agung, bagaimana istriku?" Pras baru saja terjaga dan langsung menghubungi Agung. Ia sempat tertidur beberapa jam di villa siang itu. Tubuhnya sangat lelah dan letih. Ia juga perlu menjernihkan pikirannya. Apalagi saat ini Sera belum bisa mengingat siapa dirinya. Satu hal yang cukup berat untuknya "Pak Tirta, ternyata yang diingat Sera adalah masa ketika kami belum menikah," jelas Agung. "Ah, syukurlah." Pras menghela napas panjang. Ada kelegaan dalam hatinya. Setidaknya, Sera tidak akan menganggap Agung sebagai suaminya. "Oh ya, Pak, sebentar lagi Sera sudah akan dipindahkan ke ruang perawatan. Jika hari ini kondisinya masih stabil, bisa dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta." jelas Agung lagi. "Baiklah. Tunggu Aku. Sebentar lagi aku ke sana." Pras menutup ponselnya, lalu bersiap-siap untuk kembali ke rumah sakit. Ia sedikit lebih tenang karena semua kontrak kerjanya dengan beberapa perusahaan iklan sudah ia bereskan. Pras memang sedikit kerepotan karena tidak punya asisten. D
Read more
Bab 234
"Agung, mulai hari ini, kamu aku angkat jadi asisten pribadiku." Pras bicara cukup serius. Belakangan ini ia kerepotan mengurus beberapa kontrak kerja dari perusahaan iklan. Ia juga perlu seseorang untuk mengurus semua keperluannya. Saat ini hanya Agung yang bisa ia percaya. "Baik, Pak Tirta. Apa yang harus saya lakukan?" Wajah Agung tampak berseri-seri. Dengan pekerjaannya yang baru ini pasti gaji yang ia dapat akan lebih besar. "Saya akan email beberapa kontrak yang harus kamu urus. Saya mau fokus menjaga Sera hingga sembuh. Pastikan dalam dua bulan ini tidak terima job dulu." Agung mengangguk. Ia baru saja tiba sepuluh menit yang lalu di rumah sakit dan langsung menemui Pras di ruang VIP."Mas Agung ... !" Dua pria yang sedang duduk di sofa itu seketika menoleh mendengar suara Serani memanggil. Agung memandang Pras takut-takut. Dia ingin sekali menghampiri Serani, tapi ia khawatir Pras tidak memberi izin. "Kamu hampiri Sera, katakan yang sebenarnya pada dia. Tapi, jangan mem
Read more
Bab. 235
"Sayang, tadi dokter bilang kamu harus kasih bayi kita ASI. Memangnya kamu nggak kasian dengan baby Raja?" Suara Pras kini lebih memiliki penekanan. Pria itu terkejut saat mendengar kata tidak dari Serani. "Tapi ... bagaimana caranya?" Sera tampak bingung. Sementara bayinya sudah mulai menggeliat di pangkuannya. "Maaf, Sayang. Aku sering lihat kamu waktu menyusui Pangeran. Bagaimana kalau aku bantu?" Pras lebih mendekat, kedua tangannya mulai mengarah pada bayi mereka. "Jangan ...!" Sontak Sera berteriak hingga bayi mereka terkejut dan menangis. Pras tersentak. Kenapa ia lupa kalau Sera sedang lupa ingatan. Ia segjƙkpuiera melangkah mundur, lalu menekan bel untuk memanggil perawat. "Aduh, bagaimana ini? Dia nangis ..." Sera tampak panik, sekilas ia memandang Pras dengan tatapan memohon. "Sabar, Sayang. Sebentar lagi perawat datang. Sini biar aku gendong!" Pras meraih bayi Raja dari pangkuan Sera. Tubuh mereka sesaat berada dalam jarak dekat. Aroma maskulin dari tubuh Pras sempat
Read more
Bab 236
"Halo, Kak Elena. Apa Bang Arnold masih di sana?" Ternyata yang menghubungi Elena adalah Ida. "Oh, ternyata kamu, Ida. Iya, dia masih di sini. Sebentar, kamu bicara langsung aja sama dia!" jawab Elena sambil mengerling pada suaminya. "Nih, Ida nyari kamu." Elena langsung menyodorkan ponselnya pada Arnold hingga pria itu gelagapan dan langsung meletakkan ponsel itu di telinganya "Halo, Ada apa, Da?" "Abang gimana sih, kenapa masih di sana? Ini Mamak dan Bapak dari tadi mondar-mandir terus nungguin Abang. Tapi ternyata Abang malah belum jalan. Jadi gimana, Bang? Apa mau ditunda saja?" Terdengar nada kecewa Ida dari seberang sana. "Eh. Tidak, jangan! Sebentar lagi aku pulang. Tunggu saja!" Arnold bergegas menutup panggilan dari Ida dan mengembalikan ponsel istrinya itu. Ia melihat Elena yang sedang bersiap-siap akan pergi ke rumah Pras. Sebenarnya ia sangat berat melepas Elena pergi. Tetapi tentunya tidak adil jika ia melarang Elena yang hanya sekedar menemani anak-anaknya Pras. Sem
Read more
Bab. 237
"Astaga ... Seraaa ...!" Pras langsung menghampiri Sera yang tertidur pulas dalam keadaan miring, saat sedang menyusui bayi mereka. Perlahan ia meraih Baby Raja yang juga sudah tertidur pulas. Namun, pandangan mata Pras tertuju pada sesuatu yang sudah lama ia rindukan. Dengan sangat perlahan Pras memindahkan Raja ke dalam box bayi, agar bayi lucu itu tidak terbangun. Setelahnya, netra Pras kembali melirik pada bagian tubuh Sera yang paling favorite baginya. Ia menatap pemandangan indah itu cukup lama. Ingin rasanya menyentuh, namun ia khawatir Sera akan terjaga dan marah padanya. "Sayang, aku kangen. Kangen banget," desis Pras pelan. Akhirnya ia memilih menutup seluruh tubuh Sera dengan selimut. Dadanya berdegup cukup kencang saat begitu dekat dengan istrinya itu. Lagi-lagi pandangan netranya jatuh pada pemandangan itu dalam waktu beberapa detik. "Mau apa kamu?" Pras nyaris terlonjak. Ternyata Sera tiba-tiba membuka matanya bersamaan dengan gerakan tangan Pras hendak meraih selimu
Read more
Bab 238
"Kita sudah sampai. Hari ini Giska libur. Berarti semuanya ada di rumah," bisik Pras yang duduk tepat di samping Serani. "Ini ... rumah kita?" Sera tercengang melihat rumah yang begitu besar dan mewah, ketika mobil baru saja memasuki pintu gerbang. "Prasss ... aku gugup!" desis Sera. Tanpa sadar satu tangannya meremas kuat lengan Pras yang ada di dekatnya. "Tenanglah, Sayang. Semua pasti akan baik-baik saja." Pras mencoba untuk menghibur. Seorang baby sitter tergopoh-gopoh menghampiri dan membuka pintu mobil, lalu meraih baby Raja dari pangkuan Sera. Namun, Sera tampak ragu untuk menyerahkan bayinya pada sang baby sitter. "Bu Sera, bayinya biar sama saya," pinta sang baby sitter yang sudah lama bekerja dengan Serani sebelumnya. Melihat itu Pras buru-buru menghampiri dan menjelaskan perlahan. "Sayang, ini baby sitter yang biasa mengurus pangeran sejak bayi. Jadi, kamu tidak perlu khawatir. Dia akan membantu kamu untuk merawat Baby Raja." Sera mengangguk, lalu tanpa bicara lagi
Read more
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status