Semua Bab Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku: Bab 241 - Bab 250
256 Bab
Bab 239
"S-siapa wanita itu, Pras? Serani memandang wanita itu dengan tatapan bingung. Namun entah kenapa tiba-tiba saja timbul rasa sedih yang menyusup di hatinya, ketika melihat anak-anaknya sangat akrab dengan wanita cantik yang begitu nampak anggun dan lembut. " Elena ... sejak kapan di sini?" gumam Pras sangat pelan. Pria bule itu tertegun melihat kedua anaknya begitu dekat dengan Elena. " Siapa wanita itu Pras?" tanya Sera lagi. Hati wanita itu bertambah nyeri melihat kedekatan kedua anaknya dengan wanita cantik itu. Bahkan mereka sampai tidak menyadari kehadiran Serani dan Pras. "Dia ... dia ... temanku, eh maksudku ... teman kita. Kamu juga mengenalnya sebelum ini. Namanya ... Elena," jawab Pras pelan sambil menunduk, mendekatkan bibirnya ke telinga Sera. "Oh ...," lirih Serani singkat. Sekian detik kemudian, Elena menoleh pada Serani dan Pras yang ada di dekat pintu. "Seraaa ... Praas!" Seketika Elena berdiri, sementara Giska dan Pangeran masih bergelayut pada kedua tangan Ele
Baca selengkapnya
Bab 240
"Astagaa ...! Kenapa ada wanita di ranjang ini?" Netra Arnold membelalak melihat seorang wanita dengan rambut panjang tergerai memakai dress berwarna marun sedang tertidur pulas. Perlahan Arnold memperhatikan wajah tertutup rambut itu. Lalu ia mendekat. Tangannya terulur menepis helaian rambut yang menutupi sebagian wajah putih itu. "Idaa ...." desis Arnold, lalu melangkah mundur. Ia memutuskan untuk memutar tubuhnya hendak keluar dari kamar itu. "Abaang ...." Langkah Arnold terhenti ketika suara Ida memanggilnya. "Abang mau kemana? Di luar masih banyak sanak saudara. Kalau Abang tidur di kamar lain, Apa kata mereka nanti?" Ida yang ternyata belum nyenyak langsung duduk di tepi ranjang. Arnold berpikir sejenak. Benar apa yang dikatakan Ida. Bapak dan Mamaknya akan digunjingkan orang sekampung nantinya. Arnold kembali memutar tubuhnya. "Ya, aku akan tidur di sini." Ida mengangguk lalu bangkit dari ranjang. "Hei, kamu mau kemana?" tanya Arnold heran. Ia melihat Ida turun memba
Baca selengkapnya
Bab 241
"Kenapa cepat sekali kalian kembali ke Jakarta?" Sejak pagi tadi Dewi terus protes. Saat sarapan, Arnold dan Ida baru mengatakan bahwa mereka akan kembali ke Jakarta siang itu juga. "Sudah kubilang, pekerjaanku banyak, Mak," sahut Arnold untuk kesekian kalinya. "Maak, nanti kalau ada waktu kami pulang lagi ke sini. Abang punya tanggung jawab sama pekerjaannya." Ida berusaha memberi pengertian pada ibu mertuanya. Mendengar penjelasan lemah lembut dari Ida, Dewi pun mengangguk. "Baiklah. Tapi kalian janji, ya! Jangan menunda-nunda kehamilan. Pokoknya kalau kalian pulang lagi, Ida harus sudah hamil!" Dewi bicara sambil melotot pada Arnold. Namun putranya itu tak acuh dan pura-pura tak mendengar. Melihat itu Dewi geleng-geleng dengan wajah geram. "Sudahlah, Mak! Baru dua hari yang lalu mereka menikah, sudah cucu pula yang kau bicarakan!" Fredi akhirnya menegur istrinya yang sejak jadi ribut di meja makan. Hal itu membuat Dewi semakin kesal. Ia tidak lagi membahas tentang cucu hingga a
Baca selengkapnya
Bab 242
"Aku ingin segera punya anak, Sayang. Anak dari kamu!" Bisikan Arnold membuat wajah Elena menegang. Ia hanya mampu memberikan senyum tipisnya. Elena tak kuasa menjawab. Kegiatan percintaan mereka malam itu berakhir dengan rasa lelah yang mendera. Terutama Arnold yang belum sempat istirahat sejak tiba di Jakarta. Pria bertubuh tinggi tegap itu tertidur pulas di samping Elena. Arnold tidak menyadari adanya kegelisahan pada istrinya itu karena bisikannya tadi. Elena masih melamun. Ia kesulitan untuk bisa tertidur nyenyak. Kata-kata Arnold tentang anak terus terpikirkan olehnya. "Jika aku berterus-terang, apa Arnold masih akan mencintaiku seperti ini? Bagaimaja jika dia malah meninggalkanku?" Elena memiringkan tubuh polosnya hingga memunggungi Arnold. Dadanya bergemuruh. Ia tidak bisa membayangkan seperti apa dirinya jika Arnold meninggalkannya. Ia sudah sangat jatuh cinta pada suaminya itu. Elena geleng-geleng kepala. Sepertinya ia belum siap jika itu terjadi. Ia harus mencari cara
Baca selengkapnya
Bab 243
"Seraaa ... Seraaa ...!" Pras menepuk-nepuk pipi Sera pelan. Ia berusaha untuk tenang, meski rasa cemas semakin menguasai dirinya. Beberapa lembar tissue ia raih dari atas nakas, lalu tangan kekarnya mulai membersihkan bagian wajah Sera yang terkena darah. Pras menghela napas lega karena darah itu tidak lagi mengalir. Sera pun mulai bergerak. Perlahan Pras membalikkan tubuh Serani hingga posisinya terlentang. Ia menyelimuti tubuh Serani yang hanya berbalut selehai handuk. "Hhhh ... " Terdengar rintihan Serani meski matanya masih terpejam. "Sera ... Sayang. Kamu sadar, kan?" "Praaas ... aku pusing. Dingiiin ... peluk aku!" Pras terkejut. "Sera minta peluk?" pikirnya dalam hati. Sejak istrinya lupa ingatan, mereka jarang sekali bersentuhan apalagi berpelukan. "Iy-iyaaa. Sini Sayang, sini aku peluk!" Pras meraih tubuh sang istri dan memeluknya erat dengan rasa penuh rindu. Entah berapa lama ia tidak memeluk tubuh wanita yang ia cintai itu. Sejak Sera lupa ingatan, Pras selalu beru
Baca selengkapnya
Bab 244
"Ada urusan apa kamu dengan istriku?" Agung nyaris terlonjak hingga ia spontan membalikkan badan karena terkejut. "Mmm-maaf, Pak Tirta! S-saya ... hanya melihat ada yang lain dari Sera ... eh, Bu Sera ...." Pras menghempas napas kasar. Kemudian melangkah menuju teras." Ayo ikut aku!" Agung bergegas mengikuti langkah Pras. Sebelum beranjak, ia kembali mengerling pada Serani yang ternyata masih tak mempedulikannya. Hati Agung sempat mencelos. Padahal beberapa hari sebelumnya ia sempat membayangkan akan kembali dekat dengan mantan istrinya itu. Bahkan setiap malam ia sering melamunkan Serani tanpa sepengetahuan Yuyun. "Ya sudah. Mana laporannya?" Setelah duduk di kursi teras, Pras meminta laporan yang tadi dibawa Agung. Mereka berbincang cukup serius. Pras cukup lega karena hasil kerja Agung bisa diandalkan. Ia mulai terbantu dengan adanya Agung yang bekerja menjadi asistennnya. Ia akan fokus mengurus Sera di luar jadwal syuting. Setelah makan, Sera menghampiri Baby Raja di kamar
Baca selengkapnya
Bab 245
Arnold baru saja memarkirkan mobilnya di depan rumah. Ia melihat Ida keluar menyambutnya seperti biasa. Jauh sebelum menjadi istrinya, Ida selalu seperti itu. Wanita berwajah manis itu mengurus Arnold sangat telaten. "Sudah pulang, Bang? Masih sore. Abang enggak kerja hari ini?" Arnold tercengang ketika tiba-tiba saja Ida meraih dan mencium punggung tangannya ketika pria itu baru saja turun dari mobil. " Eh, iy-iyyaa, aku tidak ke kantor hari ini. Masih cuti." "Loh, kemarin Abang bilang banyak kerjaan di kantor?" tanya Ida dengan kening berkerut. "Iya, Elena tidak mengizinkan aku kerja. Dia memintaku untuk menambah cutiku tiga hari lagi," ujar Arnold sambil melangkah masuk ke dalam rumah."Kak Elena ...," lirih Ida dengan rasa haru. Ia pikir Elena akan memusuhinya. Ia pikir Elena tidak menerimanya sebagai istri kedua dari Arnold. Ida bergegas menyusul Arnold ke dalam rumah. "Abang mau makan? Ida siapkan." Arnold menggeleng. "Siapkan pakaianku saja! Aku mau mandi," sahut Arno
Baca selengkapnya
Bab. 246
Ida masih terisak dengan posisi memunggungi Arnold. Wanita itu masih terbaring menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit fisiknya. Namun hatinya pun sakit. Tanpa sadar Arnold menyebut nama Elena di akhir aktifitas panasnya. Hal itu menjadikan sakit Ida terasa hingga berlipat-lipat. Arnold langsung tertidur kelelahan di samping Ida. Pria itu merasa lega karena hasratnya sejak pagi tadi akhirnya tersalurkan. Walau sebenarnya Elena yang ia inginkan, namun Ida tetap halal untuknya. Setelah lelah menangis, Ida pun mencoba bangkit hendak membersihkan diri. Perlahan ia duduk di tepi ranjang, meraih pakaiannya, lalu memakainya kembali. Ia teringat permintaan ibu mertuanya tadi pagi. Dewi menghubunginya dan bicara lewat ponsel. "Ida, kamu harus hamil secepatnya! Kami tau Arnold belum menyentuhmu. Kamu harus bisa buat dia menidurimu,!" Ucapan Dewi ditelepon siang tadi mengejutkan Ida. "Mamak ... tahu dari mana ... kalau aku belum di ... sen ... tuh?" tanya Ida terbata. "Kami ini sudah tua.
Baca selengkapnya
Bab 247
"Kenapa buru-buru sekali, Bang? Bukannya abang akan tiga hari di rumah ini?" Ida sejak tadi memperhatikan Arnold yang makan terburu-buru. Suaminya itu tak ada bicara lagi setelah keluar dari kamar. Kata-kata mesra atau perlakuan manis yang seharusnya ada pada pasangan pengantin baru, sama sekali tidak dirasakan oleh Ida. Bahkan Arnold seolah telah melupakan kejadian semalam. Arnold tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepalanya sesaat menoleh pada Ida yang duduk di depannya. Beberapa menit kemudian pria itu bangkit dan meraih kunci mobil di meja. "Aku pergi. Tak usah menungguku!" Tanpa menunggu jawaban dari Ida, Arnold terus melangkah terburu-buru menuju mobilnya.Ia hanya melirik sekilas pada Ida yang sedang menatap kepergiannya dengan wajah tak terbaca. Namun Arnold tak peduli. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Elena. Ia merasa bersalah dengan istri pertamanya itu. "Elena, maafkan aku. Ya Tuhan. Apa yang aku lakukan semalam? Bagaimana jika Ida benar-benar hamil? Aku akan
Baca selengkapnya
Bab. 248
Diego memeluk Corri dengan erat. Hatinya sungguh lega. Trauma yang berbeda diantara keduanya kini telah berhasil mereka kalahkan. Demikian juga dengan Corri. Sejak ia rutin ke psikiater secara diam-diam sebulan setelah menikah dengan Diego, perlahan trauma masa lalu yang ia rasakan hilang. Wanita cantik dengan rambut kemerahan itu mulai bisa melupakan masa lalunya yang menyakitkan setelah beberapa bulan melakukan pengobatan. Namun ia enggan untuk berterus terang pada Diego. Ia pun merasa gengsi jika ingin memulai lebih dulu atau pun meminta Diego tidak lagi meninggalkannya di ranjang. "Mau kemana, Sayang?" Corri mencengkeram erat lengan kokoh suaminya ketika suatu malam mereka sedang saling bercumbu. Namun Diego tetap bangkit dan meninggalkannya. "Maaf, Corri. A-aku tidak bisaaa ..." Corri tersentak menerima penolakan dari Suaminya. Entah kenapa Diego terus memilih menuntaskan hasratnya di kamar mandi. "Apa aku harus terus terang bahwa aku sudah sembuh? Bukankah seharusnya dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status