All Chapters of Tamu Di Rumah: Chapter 61 - Chapter 70
175 Chapters
Roy dan Reva Menikah
Roy dan Reva kini sudah sah menjadi suami istri, pernikahan mereka berjalan dengan lancar. Walau banyak yang tak suka dengan hari pernikahan mereka, tapi setidaknya mereka bisa melangsungkan semuanya dengan baik.Roy dan Reva berada di rumah singgah milik Roy, dengan barang-barang yang sudah banyak berada di ruang tamu.“Gak apa kan, jika aku ajak kamu tinggal disini? Soalnya ada Bi Ira jadi kamu tidak kesepian berada disini,” ujar Roy.Reva membalasnya dengan senyuman manisnya. “Tidak apa, aku sudah senang jika berada disini,” jawab Reva, membuat Roy menghembuskan nafasnya.“Mari bibi bantu bawa barangnya,” ujar Bi Ira, dengan senyum senangnya. Membantu Roy dan Reva memindahkan barang-barang, yang mereka bawa ke dalam kamar baru mereka.Mereka membersihkan kamar, menata kamar dan barang-narang agar terlihat lebih rapi. Reva sungguh senang, melihat Bi Ira yang senantiasa membantu mereka, dan sangat senang dengan kehadiran Reva dimari.“Bi duduk dulu, bibi udah banyak bantu. Nanti keca
Read more
Bahagia
Bu Wendah pun pergi dari ruangan tersebut, Roy mengusap wajahnya dengan kasar. “Ada-ada aja,”, kesal Roy.Roy pun kembali melancarkan tugasnya untuk membuat proposal yang sempat tertunda, karena hari pernikahan nya membuat dia tidak sempat membuat proposal tersebut.Tiga jam waktu berlalu, Roy sudah selesai membuat proposal yang akan di setor. Dia meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sangat pegal, melirik jam tangan menujukkan pukul enam sore. “Aku harus pulang, sudah lewat,” gumam Roy. Dia membereskan barang-barang diatas meja. Lalu dengan cepat keluar dari ruangan, dan tak lupa untuk mengunci pintu.Roy menutup seluruh pintu ruangan, dan mengunci pintu utama di kantor. Dia hendak masuk ke mobil, namun pandanganya tertuju kepda sebuah mall baru di depan kantornya.Timbul niat Roy untuk memasuki mall tersebut, tanpa pikir panjang ia masuk ke mal. Melihat baju branded yang sangat indah, membuat dia ingin Reva memakainya.“Jika Reva yang memakai, mungkin akan terlihat sangat cant
Read more
Rumah Lama Reva
Rumah Lama RevaSetelah selesai makan malam, mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Namun lain halnya dengan Reva dan Roy, yang berada di ruang tengah menonton televisi sambil berbicara banyak hal random. Reva sangat senang menonton film rekomendasinya, dengan kepala yang menyender di bahu Roy.“Besok aku libur, apakah kau tidak ingin Shopping atau jalan-jalan?” Tanya Roy, menatap Reva dari samping.Reva menggelengkan kepalanya. “Aku belum ada kepikiran, kalau kamu ada aku mau ikut aja,” jawab Reva dengan sedikit kekehan, membuat Roy tersenyum.“Baiklah-baiklah.” Roy mangut-mangutkan kepalanya. Dia juga beruntung memiliki pendamping seperti Reva, tidak meminta banyak hal. Tidak seperti wanita lain, yang meminta banyak hal kepada dirinya. Roy kembali menatap televisi, film di hadapannya sangat membuat mereka tertarik untuk menonton lebih jelasnya.“Reva, apakah kamu ingat rumah yang dulu kamu pernah tinggali?” ujar Roy, membuat Reva mengerutkan keningnya sambil menganggukkan kepal
Read more
Bayangan Masa Lalu
Pandangan Reva tertuju ke seluruh penjuru, melihat pemandangan yang membuat sekilas memorinya teringat. Reva benar menahan tangis, dia tak ingin Roy tahu jika dia mengingat suatu hal di sana. Namun dia merasa sedikit berbeda dari halaman depan rumah tersebut. “Lihat Reva, ini masih sangat bagus. Dari luar saja sudah terlihat sangat terawat,” ujar Roy, menjelaskan kepada Reva. Reva menganggukan kepalanya. “Kan kamu yang menjaganya, pasti sudah masih bagus,” jelas Reva. “Apakah kau juga mendekorasi halaman rumah ini?”Roy mengangguk. “Iya, tanaman disini sudah layu semua. Jadi saat aku ganti dengan yang baru, aku memutuskan untuk mendekorasi ulang,” jelas Roy.“Ini juga terlihat lebih bagus dari yang lama.” Reva menatap disekitar, banyak bunga-bunga yang tertanam, ada juga pot-pot bergantung di depan rumah.“Mau masuk lagi?” ajak Roy, Reva menghembuskan nafasnya sambil mengangguk-anggukan Kepalanya.“Ayo.”Roy mengandeng tangan Reva, membuka pintu rumah tersebut. Terlihat rumah itu y
Read more
Ke Danau
Setelah melihat rumah Rama Reva, kini mereka berdua sedang berada di sebuah cafe. Karena waktu sudah siang hari, perut mereka pun terasa sangat lapar.“Jadi bagaimana Reva? Apakah kamu mau tinggal disana?” tanya Roy, setelah memesan makanan untuk mereka berdua. Reva menghembuskan nafasnya. “Lebih baik kamu jual saja rumah itu, atau bisa kontrakan juga bisa,” jawab Reva membuat kening Roy mengekerut.“Kenapa? Apa karena lantai dua belum aku ubah?” sarkas Roy dengan cepat, mengingat semua tempat sudah dia rubah terkeculai di lantai dua. Dia belum sempat utnuk mengubahnya, menayap Reva meminta penjelasan.Reva dengan cepat menggelengkan kepalanya. “Tidak, bukan karena itu. Apapun yang telah kamu ubah, masalalu trauma ku akan selalu melekat disana,” jawab Reva, mentap mata manik milik Roy.Roy tak bisa berkutik lagi, dia mengertti alasan Reva tak ingin tinggal disana lagi. Mungkin jika dirinya menjadi Reva, dia juga sama tidak akan ingin tinggal di sana.Reva menunduk sejenak, sebelum ke
Read more
Keputusan Reva
Roy tak menjawab, justru membawa dirinya kesebuah menara. Menaiki menara yang lumayan tinggi, namun juga sangat indah.“Kita lihat dari sini maksudnya,” balas Roy tersenyum ke arah Reva.Reva takjub, melihat pemandangan danau yang dua kali lebih indah dari dibawah. Terlihat banyak juga buring-burung, yajg turun ke danau mencari ikan. Danau yang sangat tenang, seperti tidak ada masalah. Dengan air yang sangat jernih, membuat dia menjadi ingat di desanya.“Bagaiamna? Bagus tidsk?” tanya Roy.Reva menganggukan kepalanya dengan cepat. “Bagus sekali, aku pertama kali melihat danau. Kalau di desa gadis sama sekali tidak boleh ke danau,” jawab Reva, Roy hanya menganggukan kepalanya.“Kenapa kita harus melihat dari atas seperti ini?” tanya Reva, melihat ada beberapa menara lainnya yang nrada di sekitaran danau tersebut.“Duduk Reva,” ujar Roy, mengajak Reva duduk di sebuah menara itu terdapat dua kursi.“Kita diperbolehkan melihat danau dari atas menara, karena jika dari dekat dan dapat berm
Read more
Tipe dan Mila
Tio dan MilaDi tempat lain, di kehidupan Tio—mantan suami Reva, dan Mila—istri baru Tio. Mereka hidup sangat berkecukupan, tinggal di rumah yang sederhana, dan bekerja untuk makan sehari-hari.Brak!Mila memukul meja makan dengan keras, membuat Tio yang baru saja selesai bekerja sangat kaget melihatnya.“Mas! Kamu kalau kerja yang bener, masak uang bulanan aku dikit banget, ngerti dong kamu!” Bentak Mila, sambil mengambilkan beberapa yang dihadapan Tio.Tio menatap Mila dengan lesu. “Mila, kamu juga mengerti bagaimana kondisi kita saat ini. Aku sudah berusaha mencari kerja yang lebih, tapi tidak ada yang mau menerimaku!” jawab Tio, sudah berapa kali Tio berusaha untuk membuat istrinya tenang tentang keuangan, namun dia selalu salah.“Halah! Bilang saja, jika kamu sudah malas menafkahi istri dan anakkmu kan? Kamu fikir uang bulanan yang kamu kasih itu cukup? Jelas tidak!” bentak Mila. “beli susu Angga, uang dapur, belum lagi untuk aku! Kurang mas kurang!”Nafas Mila naik turun, bert
Read more
Menyesal
Vian berdecak. “Harusnya itu yang kamu pikirkan terlebih dahulu, kamu cantik, tubuh juga oke. Harusnya kamu sama pria yang lebih pantas!” jawab Vian membuat Mila tersipu malu mendengarnya. “Aku jadi malu,” kekeh Mila. “tapi kali ini aku belum, namun jika beberapa bulan kedepan tidak ada perubahan aku tak segan-degan pergi dari hadapannya saat itu jug!”Vian mengacungkan jari jempolnya. “Aku sangat setuju itu, harus kamu lakukan itu semua biar dia kapok!”Mila menyetujui perkataan Vian, dia juga sudah malas berurusan dengan Tio. Jika bukan karena dia masih sayang dengan Angga, dia tidak akan Sudi untuk tinggal disana.18:00Menjelang magrib Tio baru saja pulang dari kerja, karena banyak pekerjaan yang harus dia lakukan membuat dia harus pulang sore hari seperti ini.Menginjak halaman rumah membuat Tio menghembuskan nafasnya dengan pasrah, sungguh malas dia pulang kerumah. Dia pasti akan mendapatkan cacian, makian, dan bentakan dari Mila. Jika bukan Angga yang menjadi penyemangat hidu
Read more
Lemahnya Tio
“Kamu suami terlalu perhitungan kepadaku, menyesal kepadaku, dan tak pernah membahagiakan istri!” bentak Mila, tepat dihadapan Tio dengan perasaan yang sangat kesal.Tio mengepalkan tangannya tak kuasa menahan emosi, mendengar perkataan Mila berhasil membuat emosi di ujung tanduk.“Apa yang kau katakan?!” Tanya Tio, dengan tatapan nyalangnya.Mila berdecih, dia sama sekali tidak merasa takut dengan tatapan yang di layangkan oleh Tio kepada dirinya.“Kenapa? Mau marah, jelas itu sudah benar Tio!” Balas Mila. “Kau selalu saja mengatakan jika aku, yang menghabiskan sertifikat rumah! Itu saja yang kamu selalu jadi alasan, disaat aku ingin marah kepadamu!”“Lalu? Apakah aku yang menjadi salahnya?” tanya Balik Tio, dengan tatapan heran sekaligus menahan emosi. Dia juga tidak bisa melampiaskan emosinya kepada wanita di hadapannya, yang masih berstatus sebagai istrinya.“Aku sama sekali tidak pernah merasakan uangnya, Mila!” Tio menunjuk wajah Mila dengan tangan terkepal. Mila mendorong pund
Read more
Tidak Tahan
“Aduhh suami yang baik hati, tidak bekerja toh mas?” tanya ibu-ibu tetangga, yang tak sengaja lewat dan melihat Tio yang tengah menggendong Angga.Tio menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum dengan singkat. “Tidak, aku harus libur terlebih dahulu. Kasihan Angga tidak ada yang mengurusnya,” jawab Tio, membuat ibu tersebut hanya mengangukan kepalanya.“Kalau begitu saya permisi, ya. Titip salam sama Mbak Mila, jarang sekali saya lihat keluar,” ujarnya, sembari berjalan dengan sopan pergi dari hadapan Tio.Tio menatap Angga yang sudah tertidur tenang di dalam gendongannya, dia mencubit pelan degan gemas hidungnya yang indah. “Loh, Tio? Kamu belum berangkat kerja juga?” tanya teman Tio, menatap Tio yang masih memakai pakaian kemarin.Tio menghembuskan nafasnya, dia mendekati teman Tio pergi dari pekarangan rumahnya agar Nila tidak mendengar pembicaraan mereka berdua.“Aku sekarang belum bisa bekerja, Bim. Istriku sudah marah-marah dari kemarin, bahkan tidur saja aku diluar,” ujar Tio d
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
DMCA.com Protection Status