Semua Bab Tamu Di Rumah: Bab 81 - Bab 90
175 Bab
Reva hamil
Uekkk!Uekkk!Reva memegang kepalanya yang terasa sangat pusing, sudah berkali-kali dia bolak-balik kamar mandi karena rasa mualnya tak bisa di tahan. Roy sudah berangkat kerja sejak tadi, dia ditemani Bi Ira yang tengah membuatkannya teh hangat. Dia berjalan keluar dari toilet, bersamaan dengan Bi Ira yang memasuki kamar Reva. Bi Ira menaruh teh hangat, dan mendekati Reva. “Neng tidur dulu neng, ini pakai minyak hangat dulu,” ujar Bu Ira.Reva hanya menurut saja, yang terpenting rasa mualnya bisa hilang dari tubuhnya. Rasa pusing pun semakin menjadi-jadi, bahkan berdiri saja Reva sudah merasa ingin tumbang.Bi Ira mengoleskan minyak hangat, Reva meminum air hangat yang diberikan oleh Bi Ira. Bi Ira juga memijat kepala Reva sejenak, rasanya memang nikmat saat Bi Ira mulai memijit kepalanya.Namun sesuatu yang mengganjal seperti akan keluar dari dalam perutnya, dengan cepat Reva berlari menuju toilet. Uekk!Uekk!Reva kembali muntah-muntah, bahkan Bi Ira mengelus punggung Reva. Dia
Baca selengkapnya
Bahagia
“Neng sekarang mandi dulu yang bersih, Bibi mau masak nanti kita makan. Bibi temeni di bawah, kita mengobrol ya?”Reva menganggukan kepalanya, Bu Ira lalu pergi dari hadapan mereka. Dia berjalan menuju toilet dengan senyuman yang sudah dia tahan sejak tadi.“Terimakasih tuhan, akhirnya engkau mempercayai diriku untuk menjaga dia,” batin Reva, mengelus perutnya yang masih rata. ***Setelah selesai mandi, Reva langsung turun ke bawah. Mualnya masih menerjang, namun tidak separah pagi tadi. Mungkin ini menang efek dari ibu hamil, dan Bi Ira selalu mendampingi Reva apapun yang terjadi kepada Reva. “Sekarang aku harus ngapain, bosan sekali,” ujar Reva, membuat Bi Ira terkekeh.“Kita duduk di halaman belakang ya? Biar seger, disini panas sekali,” usul Bi Ira membuat Reva menganggukkan kepalanya dengan cepatReva ingin membantu Bi Ira untuk mencuci piring, namun Bi Ira menolaknya dia pun akhirnya memilih untuk mengelap meja saja. Terlalu banyak pekerjaan yang tidak diperbolehkan, membuat
Baca selengkapnya
Kehadiran Bu Wendah
Reva dan Roy langsung pergi ke dokter kandungan, untuk memeriksa kandungan yang ada pada Reva. Mereka sudah sampai, dengan perjalanan yang sangat padat. Roy menuntun Reva dengan lembut untuk menuju ruangan kandungan.“Ah ramai sekali,” ujar Reva berdecak dengan kesal, melihat banyak sekali yang mengantri di depan ruangan membuat Roy mengacak rambut Reva.“Namanya juga tempat umum, kita antri dulu, ya?” Roy mengambil nomor antrian, dan mengajak Reva untuk duduk di tempat yang kosong. Sembari menunggu antrian, Reva dan Roy berbincang-buncang. Menceritakan banyak hal, tentang apapun itu. “Nomor 21!”“Roy ayo!” Reva mengajak Roy untuk masuk saat nomor antreannya di sebutkanRoy dan Reva memasuki ruangan, di sabut hangat oleh ibu dokter yang duduk di kursi. Mempersilahkan mereka untuk duduk.“Ibu rebahan disana ya, biar saya periksa,” ujar Bu dokter membuat Reva menganggukkan kepalanya. Reva pun pergi menuju bankar bersama dengan dokter tersebut. Dokter memeriksa kandungan Reva dengan
Baca selengkapnya
Niat Buruk
Reva tengah membersihkan ruang tamu, langsung kaget dengan kehadiran Bu Wendah yang sudah berada di dalam rumah.“Eh ibu sudah di sini saja, kenapa gak pencet bel?” Ujar Reva dengan sedikit kaget.Bu Wendah tersenyum. “Kenapa toh, kan ibu juga bukan tamu jadi tidak apa dong,” balas Bu Wendah.Reva menganggukkan kepalanya paham. “Bentar ya bu, saya panggilkan Roy dulu. Dia lagi di atas sejak tadi” ujar Reva lalu pergi dari hadapan Bu Wendah.Melihat Reva yang sudah pergi, Bu Wendah langsung merubah ekpresinya. Dia memutar bola matanya malas, sungguh dia sangat jijik jika berkata manis dengan Reva. Sungguh dia tidak senang, bahkan tidak suka. Namun demi melancarkan aksinya, dia harus bisa untuk bersikap manis kepada Reva.Tak lama kemudian, Reva dan Roy muncul bersamaan dengan Bu Ira yang membawakan minuman. Bi Ira segera pergi, namun batinnya bertanya-tanya tujuan majikannya datang kemari.“Ibu,” sapa Roy dengan raut wajah senangnya, menyalimi tangan Bu Wendah dengan sopan. Bu Wendah
Baca selengkapnya
Pertama di rumah Bu Wendah
Malam harinya Reva dan Roy sudah sampai di rumah Bu Wendah, Bu Wendah mengantarkan mereka untuk menuju kamarnya. “Ini kamar kalian, sudah mama siapkan. Kamar Roy dulu sungguh berantakan,” ujar Bu Wendah membuat Roy berdecak, dia lalu masuk ke dalam kamarnya merebahkan tubuhnya yang terasa pegal.“Kalian bisa menaruh barang-barang kalian dulu, nanti turun makan ibu panggil ya,” ujar Bu Wendah sebelum pergi dari hadapan mereka.Reva menatap kamar yang begitu luas, terdapat foto Roy yang memakai jas sungguh tampan terpapang dengan jelas, di dalam kamarnya. “Kamarmu luas seperti ini apakah kamu tidak merasa kesepian?” tanya Reva, sambil membuka koper yang dia bawa mengeluarkan baju-baju.“Kan sekarang udah ada temen,” jawab Roy dengan santai, membuat Reva terkekeh mendengarnya.Reva lalu memindahkan baju-baju dari dalam koper, menuju lemari yang sangat besar dan mewah. Barang-barang milik Reva pun di taruh di atas meja dekat rias cermin yang sangat besar.Roy hanya melihat pergerakan is
Baca selengkapnya
Melancarkan Aksi
“Kamu pasti suka kan disini?” kata Bu Wendah, menatap Reva yang menatap kagum kepada taman yang mereka kunjungi.Reva menganggukan kepalanya. “Ini indah, bahkan sangat asri dan sejuk seklai,” jawab Reva membuat Bu Wendah tersenyum..“ayo.”Bu Wendah mengandeng tangan Reva, layaknya seorang ibu dan anak. Tanpa sadar Reva tersenyum melihat perlakuan Bu Wendah kepada dirinya.Bu Wendah bertemu dengan temannya, Reva pun di perkenalkan dan mengobrol dengan senag kepada mereka.****“ Assalamualaikum,” salam Roy, namun keningnya berkerut melihat rumahnya yang snagat sepi.Dia melirik jam masih menunjukkan pukul dua siang, namun kenapa rumah sangat sepi apakah mereka tidur di kamar masing-masing?Roy pun tak banyak ambil fikir, segera dia memasuki kamarnya namun sesampainya di kamar tidak ada yang dia lihat.“Reva sama Ibu?” gumam Roy, pikirannya kemana-mana dia takut jika Bu Wendah berbuat sesuatu kepada istrinya.Roy segera melepaskan pakaian dan berganti dengan kaos biasa, dengan cepat me
Baca selengkapnya
Lemas
Uekkk!!Uekk!Reva mulai terasa sangat mulai setiap pagi hari, dia memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing lalu kembali ke kasurnya.“Masih muntah lagi?” Tanya Bu Wendah membawakan teh hangat kepada Reva.Reva menganggukan kepalanya. “Iya.”“Ini memang sering terjadi untuk ibu-ibu baru hamil muda, nanti kalau sudah memasuki 1 bulan mungkin tidak akan seperti ini lagi,” ujar Bu Wendah menjelaskan kepada Reva.Reva hanya menganggukkan kepalanya, tak sanggup berkata lain lagi sekarang. Tubuhnya sudah sangat lemas sekali.“Sekarang kamu istirahat dulu, ibu akan memasak di bawah,” ujar Bu Wendah. Bu Wendah keluar dari kamar Reva, menutup pintu dengan hati-hati. Setelah pintu tertutup, Bu Wendah merubah ekspresinya dia mengepalkan tangannya sangat kesal.“Sabar-sabar, ini demi aksi jika tidak sudah ku usir dari rumah,” gumam Bu Wendah, yang sudah bosan kepada Reva setiap hari mual-mual di dalam rumahnya dan merasa sangat risih sekali.***Siang harinya tubuh Reva terasa sedikit lemas
Baca selengkapnya
Selalu Menurut
“Masih pusing?” tanya Roy, menatap wajah pucat RevaReva menggelengkan kepalanya. “Tidak terlalu, mungkin nanti akan hilang pusingnya,” jawab Reva memegang tangan Roy yang berada di atas kepalanya.Roy menganggukan kepalanya. “Sekarang nurut kata ibu, ya. Biar kamu tidak sakit seperti ini lagi,” kata Roy membuat Reva menganggukkan kepalanya dengan cepat.“Aku selalu nurut kata ibu kok,” jawabnya.Roy menghembuskan nafasnya, dia melirik jam yang berada di dinding. Menunjukkan pukul dua sore, mungkin dia tidak akan datang ke kantor lagi karena sebentar jam sudah selesai bekerja.“Apakah kamu sudah makan? Kalau belum turun dulu makan, kamu Baru selesai bekerja,” kata Reva, mengingat Roy yang baru pulang langsung mencari dokter dan duduk bersama dengan dirinya di kamar.Roy menggelengkan kepalanya. “Aku sudah makan di kantor tadi, nanti aku akan makan bersamamu disini,” ujar Roy.Reva hanya mengangguk, tak menjawab perkataan Roy lebih. “Baiklah, bagaimanapun,” jawabnya.Roy mengelus kepal
Baca selengkapnya
Tiga Bulanan
Tetangga pun ikut senang, mendengar cerita dari Bu Wendah. Reva dan Roy saling pandang, sungguh kehidupannya seperti ini akan membuat dirinya menjadi lebih senang.“Roy sangat pintar sekali memilih wanita,” ujar salah satu tetangga, membuat Roy dan Reva tertawa pelan.“Iya mungkin memang ini jodoh saya,” ujar Roy.Mereka kembali tertawa mendengar jawaban Roy. Syukuran pun di mulai dengan khimat, mereka membaca doa-doa untuk kehamilan Reva yang sudah memasuki tiga bulanan.Setelah selesai, dan sekarang aksi memberikan minum kepada seluruh angota yang berada di dalam rumahnya. Bu Wendah sendiri memasuki dapur, dia tersenyum miring dan akan segera melancarkan aksinya sekarang juga. Namun dia akan memberikan Reva minuman paling akhir, biar tidak ada yang curiga kepada dirinya.“Ini silahkan di nikmati,” ujar Bu Wendah menaruh minuman di depan mereka. Bu Wendah mencegah Reva yang ingin mengambil, membuat Roy menatanya.“Jangan yang ini Reva, tidak baik untuk kandunganmu ibu sudah buatkan
Baca selengkapnya
Keguguran
Sesampainya di rumah sakit Reva langsung mendapatkan penanganan dari dokter jaga yang ada di ruang UGD. Reva masih mengeluh sakit yang teramT pada perutnya. Ia kemudian diperiksa oleh dokter tetapi justru hal tak terduga adalah keluar darah dari pakaian bawah Reva. Hal itu membuat Roy sangat panik. "Apakah pasien sedang hamil?" tanya dokter jaga tersebut."Iya, Dok. Istri saya hamil," jawab Roy.Dokter tersebut kemudian menelpon seseorang dan tak lama kemudian datang seorang dokter perempuan yang berganti menangani Reva. Ia melihat kondisi Reva yang hanya menggerakkan tubuhnya terlihat sangat kesakitan. Beberapa saat kemudian dokter mengatakan pada Roy. "Pak, istri Anda keguguran."Roy terperanjat. Matanya terbelakak tak percaya mendengar ucapan dokter tersebut. "Bagaimana bisa, Dok? Dia tadi baik-baik saja.""Tapi yang terjadi adalah demikian, Pak. Janin istri Anda tak bisa diselamatkan. Kita harus lakukan upaya penyelamatan itu dengan melakukan kuretase segera mungkin. Karena setel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status