Semua Bab Tamu Di Rumah: Bab 101 - Bab 110
175 Bab
Kemewahan
Tak berselang lama kemudian Roy juga pulang. Ia melihat istrinya sedang makan di meja makan. "Makan sama apa hari ini?" tanyanya."Sama sayur bayam," jawab Reva lalu menyuap makanan di dalam piringnya yang terakhir. Saat Roy hendak makan juga Reva justru bangkit dan hendak meninggalkan meja makan sekaligus Roy juga."Kamu mau kemana?'' tanya Roy."Aku kan sudah selesai makan." Reva tak menjawab pertanyaan Roy dan tetap meninggalkan meja makan."Reva, duduk di sini sebentar! Temani aku makan!" titah Roy.Dengan wajah malas Reva akhirnya menuruti permintaan Roy dan melihat Roy makan sayur bayam dengan ayam itu. "Reva, setelah ini kita bicara!"Reva kemudian ikut bersama Roy ke ruang tengah. Ia kemudian menunggu kedatangan Roy yang sudah berganti pakaian dari pakaian jas nya."Reva, kenapa sikap mu jadi begitu?" tanya Roy."Aku kenapa?" balas Reva yang merasa dirinya tak melakukan apapun."Kamu marah sama aku?" "Kenapa harus marah?" balas Reva dengan bola mata memutar tanda malas."Aku
Baca selengkapnya
Keributan
Roy tidak terkejut dengan penuturan Reva barusan. Ia paham kalau Reva memang tidak suka membuang makanan yang ada. Karena Reva juga sudah terbiasa dengan ibunya yang mememiliki warung makan. Kalau pun di warung ibunya Ningsih makanan yang tidak habis waktu itu salah satunya dengan dimakan sendiri atau diberikan tetangga. Jadi tidak sampai dibuang begitu saja. Reva menikmati makanan yang disediakan. Semua berbau seafood. Reva juga paham kalau Roy adalah pecinta seafood. Sedangkan Reva memang suka tetapi bukan pecinta. Reva suka semua makanan yang penting itu halal dan layak dimakan. Baru saja Reva makan makanan penutup berupa puding dengan fla keju ia sudah kenyang. Masih banyak makanan yang masih tersaji. "Roy, kamu minta pelayan itu untuk membungkus makanan ini untuk kita bawa pulang!" titah Reva.Dengan cepat Roy menuruti permintaan Reva tersebut. Hanya sebentar saja pelayan tersebut selesai untuk membungkus makanan yang ada. Reva kemudian meneteng tas berisi makanan sisa dari rum
Baca selengkapnya
Minta maaf
"Kamu ngomong apa sama Pak Roy tadi, hah?" bentuk pada Adi pada pelayan tersebut.Pelayan tersebut bergetar karena terlalu takut. "Saya hanya bilang orang kaya palsu kok makanan dibungkus lalu dibawa pulang," jawabnya.Pak Adi menahan napas kasar sembari memegang kepalanya. "Kamu tahu siapa Pak Roy? Dia adalah investor kita. Bisa nya Kamu ngomong begitu. Dia beli rumah makan ini juga bisa nggak hanya makanannya. Mau dibungkus atau dilemparkan ke wajahmu juga nggak masalah."Pak Adi benar-benar marah. Manager tersebut juga tak bisa berkata-kata karena memang murni kesalahan bawahannya. "Kamu bawa makanan ke rumah Pak Roy sekarang juga! Minta maaf sama dia! Bagus istrinya Pak Roy meminta untuk tidak memecat Kamu," perintah Pak Adi. Pelayan tersebut gegas meninggalkan Pak Adi dan Managernya. Ia merasa yang lebih utama adalah dengan meminta maaf ke rumah Pak Roy. Tapi setelah semua makanan siap untuk dibawa. Ia tak tahu harus kemana. Ia kembali menemui managernya. "Pak, maaf. Saya tidak
Baca selengkapnya
Usulan Bekerja
"Sudah lah, tidak ada masalah lagi kok, Mas! Sekarang kamu bisa pulang. Tentu ini sudah jam pulang kamu kerja,'' ucap Reva."I-ini ada bingkisan dari sana, Bu, Pak. Sekali lagi saya minta maaf," jawab pelayan tadi dengan memberikan tas berisi bingkisan makanan. Lebih banyak dari apa yang dibawa oleh Reva."Maka dari itu punya mulut dijaga!" umpat Roy.Reva menarik tangan Roy. Lalu meraih tas dari pelayan. Lalu mengizinkan pelayan tadi untuk pulang. Reva masuk ke dalam rumah dan diikuti oleh Roy di belakangnya. Melihat bingkisan makanan yang lengkap dengan memakai microwave dan masih hangat saja makanan yang dibawa. "Wah, kita tak perlu masak sampai dua hari ini," celetuk Reva. "Yah nggak sampai dua hari juga lah. Makanan kalau sering dihangatin juga nggak baik lah,'' sahut Roy dengan meninggalkan Reva di ruang tamu. Reva tak terlalu mempermasalahkan. Toh nantinya juga dirinya sendiri yang akan makan. Karena Roy memilih makanan yang hanya tersaji satu kali atau minimal satu hari gan
Baca selengkapnya
Suasana hati
Keesokan harinya, Reva memilih untuk membuat kue. Daripada tak melakukan apapun ia melihat video online untuk mencari tutorial membuat. Akhirnya ia memilih untuk membuat kue kering. Ia tidak meminta Bi Ira membantu. Hanya saja meminta bantuan saat berbelanja kebutuhan bahan untuk membuat kue kering di toko yang tak jauh dari rumahnya dan hanya cukup berjalan kaki.Reva melihat kembali alat dan bahan yang dibuat. Karena oven juga sudah ersedia. Dapur Roy dinilai sudah sangat lengkap dengan berbagai fasilitas. Sehingga ia merasa kasihan kalau tak dipakai akhirnya dipakai saja. Paling juga Bi Ira menggunakan juga sesekali saja.Reva mulai merasakan bahan yang dibutuhkan dengan melihat panduan dari video yang tadi ia download. Rwva dengan teliti menimbang dan membuat dengan sabar dan telaten. Kue yang pertama yang ia buat adalah kastangel. Ia memilih bahan yang kualitas premium. Setidaknya ia telah memilih bahan yang baik. Kalau pun nanti tak jadi yah setidaknya tak terlalu mengecek. Sete
Baca selengkapnya
Usaha kue kering
Sepulang Roy bekerja. Reva memuodorkan teh hangat dengan kastangel yang dibuatnya. "Tumben ada kue. Kamu beli dimana?" tanya Roy dengan mencicipi kue kastangel tanpa tahu kalau itu adalah buatan istrinya sendiri."Bagaimana, enak nggak?" balas Reva."Enak kok. Kenapa memang nya?"Reva tersenyum. "Aku tadi buat sendiri ditemani sama Bi Ira. Aku jadi kepikiran untuk membuat kue kering. Tapi kalau sekarang sih masih mau belajar dulu. Kamu setuju bggak?" "Oh, jadi kamu yang bikin. Ya kalau kamu memang mau yah aku nggak melarang kok. Selama kamu nyaman nggak masalah sepertinya," jawab Roy. Ia juga tak menuntut Reva untuk mencari uang. Karena semua kebutuhan Reva juga sanggup ia berikan meskipun harganya sangat fantastis sekali pun. Hanya saja ia melihat kalau Reva senang membuat kue itu jadi apa salahnya ia mengizinkan. Lagipula tak harus keluar rumah dan tak membuatnya khawatir. Memang Roy khawatir kalau Reva bekerja keluar rumah. Takut ada orang yang mengusik kemudian menyakiti Reva l
Baca selengkapnya
Usaha Reva berkembang
Semakin lama usaha Reva semakin terlihat proyek nya. Ia banyak menerima pesanan dan ia sampai dibantu oleh Ni Ira karena merasa tak sanggup membuat kue sendiri dalam jumlah banyak. "Rev, aku lihat kamu sangat kelelahan. Mending kamu terima pesanan sedikit saja!" usul Roy."Tapi aku sudah menerima pesanan kok. Apalagi mereka yang pesan ini akan ada acara keagamaan atau sekedar untuk camilan di meja. Jadi aku tetap menerima pesanan saja," jawab Reva dengan merebahkan diri di atas tempat tidur yang empuk. Ia melepaskan rasa lelahnya seharian ini karena sehari saja ia bisa membuat 20-50 toples kue kering dengan berbagai varian."Kalau menurut ku mending kamu cari karyawan deh. Kasihan kamu kalau membuat sendiri. Yah, meskipun dibantu sama Bi Ira sih tapi kan tetap kamu yang mengurus semuanya. Kalau kamu punya karyawan aku kira kamu bisa lebih mengontrol saja. Pemilik usaha tidak harus terjun langsung menjadi pembuat. Memang kamu yang akan memegang resep dari usaha mu," usul Roy kembali.
Baca selengkapnya
Bentakan Roy
Keesokan harinya Reva sudah membuka tokonya sebelum para karyawan nya datang. Ia memang mebgaja untuk membersihkan lagi tokonya yang baru buka. Ia merasa juga memiliki tanggung jawab atas toko yang baru saja dibuka. Saat itu juga Reva kedatangan tamu di tokonya. "Eh, aku lihat kamu punya usaha," ucap Dewi.Reva menoleh. Ia merasa tak nyaman dengan kedatangan Dewi. Tapi mau bagaimana lagi kalau menang Dewi memiliki niat baik. "Ada apa?" "Aku mau pesan kue keringnya dong untuk acara ku. Aku mau pesan seratus toples," jawab Dewi."Untuk pemesanan jumlah sedikit atau banyak membutuhkan uang muka," jelas Reva."Oh, kamu nggak usah khawatir! Aku beri kamu uang tunai kok. Berapa sih?" Dewi mengeluarkan sejumlah uang yang ditunjukkan pada Reva. Reva sebenarnya malas melayani Dewi ini. Kalau ia mau juga tak menerima pemesanan dari Dewi. Hanya saja ia tetap memprioritaskan pelanggan. Apalagi Dewi juga membayar Cash di awal. Jadi ia merasa tak akan dipermainkan masalah uang. Reva kemudian me
Baca selengkapnya
Ditipu
Roy mencoba berdamai dengan hatinya. Ia membiarkan Reva untuk mengikuti alurnya. Ia hanya berharap kalau Dewi tak akan melakukan sesuatu yang buruk pada istrinya. Tetapi ia tetap pasang badan untuk berjaga-jaga kalau misal Dewi berbuat tidak baik pada istrinya.Keesokan harinya, Reva sudah bersiap untuk menuju ke alamat yang dimaksud oleh Dewi. Reva bersama dengan kurir menuju ke tempat yang disampaikan Dewi. Jaraknya cukup jauh tetapi Reva yang mengantarkan sendiri kue pesanan Dewi. Meskipun sebenarnya bisa saja Reva langsung menyerahkan kue tersebut pada kurir dan ia tak memikirkan lagi. Karena Dewi juga telah membayar lunas kuenya kemarin.Roy tetap mengawasi dari belakang dengan menggunakan mobil lain agar tidak diketahui kalau Roy mengikuti Reva.Sampai di sebuah rumah yang cukup sederhana. Reva menekan bel yang ada di pagar rumah. Kalau dipikir Itu bukanlah rumah Dewi. Melainkan rumah orang lain. Karena kalau rumah Dewi, Dewi merupakan anak orang kaya raya yang setara dengan Roy
Baca selengkapnya
Istri hebat
Reva tersenyum tipis. Meskipun banyak pasang mata yang menatapnya ia merasa tak gentar. Ia kemudian memberikan kue keringnya di dekat Dewi. "Ini semuanya berjumlah seratus sesuai pesanan kamu," ujarnya.Di sana sedang ada kumpulan ibu-ibu arisan. Sehingga tak ketinggalan Bu Wendah. "Bu, ini kan menantunya Bu Wendah, ya? Beralih profesi nih jadi penjual kue," ucap Dewi.Bu Wendah tak peduli bahkan kalau mengatakan Reva adalah menantunya sekali pun."Katanya istrinya orang kaya, tapi malah kerja berat begini," sindir salah seorang temannya Bu Wendah."Kenapa memang kalau istriku bekerja membuat kue?" suara berat berasal dari arah pintu. Roy sedang di sana.Semua Mata kini tertuju pada Roy."Roy," seru Dewi. Ia tak menyangka kalau akan ada Roy di sana."Apa? Kamu mau mempermalukan Reva? Tak tahu malu kamu memang. Reva tak seperti kamu. Mumpung lagi banyak yang kumpul justru bagus di sini. Ada ibu ku juga, nenek yang tega membunuh cucunya sendiri. Reva tak malu dengan kalian mempermaluka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status