Semua Bab Kubuat Suamiku Lumpuh: Bab 61 - Bab 70
74 Bab
Bab 36.B
Setelah beberapa menit aku sampai tak jauh dari lokasi kejadian, beruntung motor Talia masih di sana, saat mengecek ponsel ternyata orang bengkel tadi mengirimkan pesan tidak bisa menolongku pergi ke tempat ini karena jauh.Tak masalah, hal ini malah menguntungkan bagiku. Cukup lama menunggu akhirnya sebuah mobil datang."Itu, papaku, Tante."Aku langsung bergeser tempat duduk ke dekat Talia, lalu memerintahkan gadis itu membuka pintu dan keluar.Beberapa detik setelah pria itu keluar aku dan Talia pun keluar dari mobil, tangan kiriku mencekik leher Talia menggunakan siku sedangkan tangan kananku menodongkan pistol ke kepala Talia.Tentu saja senjata api itu kudapat dari seseorang dengan bayaran mahal, karena tidak sembarang orang dapat memilikinya."Tante, apa yang mau Tante lakukan?" tanya Talia dengan nada ketakutan"Diamlah, aku tidak akan menembakmu, bersikaplah seolah-olah aku orang jahat yang menyanderamu."Napas Talia terengah-engah lalu ia mengangguk.Aku berjalan beberapa la
Baca selengkapnya
Bab 37.A
"Arghhh! Papa! Sakit!" Satu peluru kulepaskan dan menggores bahu Talia, aku sedikit merasa bersalah pada gadis ini, tetapi yang penting tidak ada peluru yang bersarang di tubuhnya, ia hanya tergores dan mengeluarkan banyak darah."Gila kamu ya, awas saja jika anakku kenapa-napa!" teriaknya sambil pokus menyetir mobil."Makanya jangan macam-macam denganku, karena aku bisa saja menghilangkan nyawa putrimu ini, cepat katakan siapa dalang dibalik penculikan anakku hah?!" teriakku lagi."Ferdi! Harusnya kamu menembak kepala lelaki itu! Dasar perempuan s*nt*ng!" hardiknya.Tubuhku seketika gemetar, jadi Mas Ferdi menjual anaknya sendiri demi melunasi hutang? Oh Tuhan, sebenarnya apa isi pikiran lelaki ituApa aku perlu memecahkan isi kepalanya untuk mengetahui isi fikiran lelaki itu?"Jangan banyak omong, sekarang bawa aku ke tempat putriku berada, aku tidak rela kalian menumbalkan anakku, lagi pula Ferdi memiliki anak lagi dari istrinya yang sekarang.""Lihat saja jika putriku terluka mak
Baca selengkapnya
Bab 37.B
"Papa sakit, Pa! Kumohon bawa saja Desti keluar, dia itu sahabat aku kenapa Papa tega sih culik dia, apa salah sahabat aku," sahut Talia sambil meringis menahan sakit."Ayolah, Pa, lepaskan Desti demi aku, aku sudah ga kuat, sakit banget, Pa.""Heuh! Menyebalkan! Kenapa jadi rumit begini sih?!" gerak ayah Talia frustasi.Akhirnya pria buncit dengan tubuh tinggi itu masuk ke dalam, cukup lama aku dan Talia menunggu di luar dengan cuaca dingin menusuk kulit."Tante, bahu aku sakit banget, lemes lagi," rintih Talia.Sudah banyak darah yang keluar dari tubuhnya, jika dibiarkan terlalu lama Talia bisa mati di tanganku."Sabar ya, Nak, maafin Tante, gimana lagi ga ada pilihan untuk menyelamatkan Desti, masa kamu tega melihat Desti dijual keperawanannya."Tak ada jawaban dari gadis itu, ia terus menerus mengerang dan meringis kesakitan, sungguh aku tak tega melihatnya, tapi bagaimana lagi hanya ini cara agar anakku cepat diselamatkan.Jika menunggu pihak keamanan terlalu lama, bisa-bisa Dest
Baca selengkapnya
Bab 38.A
Aku terus melajukan mobil tanpa arah dan tujuan, semakin cepat melaju maka semakin jauh aku tersasar di tempat tak dikenal ini.Jalanan yang terjal tak membuatku takut terjatuh sama sekali, yang membuatku takut adalah keselamatan Desti, terlebih ia tak bicara sama sekaliAku tidak tahu apa yang terjadi padanya, apakah tubuhnya ada yang sakit? Atau ... ah tidak mungkin."Hei!"Terdengar teriakan seorang lelaki dari belakang, disusul suara tembakan yang menggemaOh Tuhan kali ini jangan biarkan mereka menang, aku ingin secepatnya tahu apa yang Desti alami, Oh Tuhan bantu aku.Mobil Jeep di belakang mencoba menyalip tetapi tidak pernah berhasil karena aku terus melepaskan tembakan ke arah mobil itu.Namun, sepertinya mereka tak kehabisan akal , mobil Jeep itu menabrak mobilku dari belakang hingga mobilku tak terkendali dan masuk ke sebuah kebun kosong lalu menabrak pohon pisang.Keningku dan kening Desti menghantam dasboard, aku mengerejapkan mata beberapa kali lantaran merasa pusing.Di
Baca selengkapnya
Bab 38.B
Oh Tuhan, terima kasih kau telah memberikan bantuan di saat yang tepat, aku tersenyum menatapnya."Geser, biar aku yang menyetir," ujarnya.Aku pun bergeser ke samping berdempetan dengan Desti, beruntung tubuh kami sama-sama kecil.Dengan terburu-buru Andre memarkirkan mobil lalu menginjak pedal gas dengan kecepatan penuh, kini mobilku sudah pergi jauh meninggalkan orang-orang tadi."Apa kalian tidak apa-apa?""Tidak, lalu bagaimana bisa kamu ada di sini?" tanyaku sambil menatapnya."Apa sih yang tak bisa kulakukan." Ia tersenyum sekilas Yang jelas kamu adalah bantuan dari Tuhan, kadang aku heran dengan takdir ini, entah berapa ribu kali Andre hadir membantuku di saat susah dan juga sulit, terapi takdir tak membiarkan kami hidup bersama.Kadang aku berharap Andre mau berpindah keyakinan lalu kami hidup bersama. Namun, itu hanya sebuah hayalan aku tak berani mengatur hidupnya sampai sejauh itu."Itu mobil yang di belakang kita siapa? Apa mereka lelaki tadi?" tanyaku, rasa panik kini m
Baca selengkapnya
Bab 39.A
"Bagaimana ini?" tanyaku dengan napas terengah-engah menatap Andre "Mana pistolmu, Yul?"Aku langsung memberikan benda itu padanya dan entah apa yang ingin ia lakukan, lalu kaca mobil di sampingnya terbuka setengah, seorang lelaki langsung menodongkan pedang ke leher Andre."Serahkan harta berharga kalian!" tegas laki-laki yang mengenakan penutup kepala tersebut.Perlahan Andre mulai menodongkan pistol ke orang tersebut, dapat kulihat mata lelaki itu membeliak."Jangan halangi jalanku kalau tidak kepalamu akan pecah saat ini juga," ancam Andre.Lalu di belakang mobilku terdengar seorang berteriak lantang."Mundur! Mereka membawa pistol!"Hingga akhirnya segerombolan orang itu kembali mundur dan masuk kembali ke semak-semak, aku bernapas lega ternyata tidak ada pertumpahan darah lagi.Orang-orang itu ketakutan melihat senjata api di tangan Andre dan sepupunya di mobil belakang, jika pun melawan mereka sudah pasti kalah.Mobil kembali melaju membelah jalanan malam tanpa arah tujuan."M
Baca selengkapnya
Bab 39.B
Pemuda bernama Haikal itu bersalaman denganku dan ibu, lalu kami masuk ke dalam.Setelah ganti baju aku menceritakan kejadian sebenarnya pada ibu, termasuk keterlibatan Mas Ferdi dengan penculikan Desti.Jelas saja ibu dan Lira murka mendengar lelaki itu dalang dari masalah ini."Dasar laki berotak batu," ujar Lira."Ini ga bisa dibiarkan, Yul, si Ferdi itu harus dipenjara," ujar ibu."Iya sebaiknya kamu segera melapor ke polisi, Yul," ujar Andre "Baiklah, aku ambil hape dulu ya."Menelpon seorang penyidik yang menangani kasus penculikan Desti, mereka menyuruhku datang ke kantor siang ini dengan Desti untuk memberi keterangan."Gimana? Udah di telpon?" tanya Andre."Sudah, aku sama Desti disuruh ke kantor nantisiang.""Baiklah, aku pulang dulu ya, nanti siang aku kemari lagi nemenin kalian.""Terima kasih ya." Lagi-lagi hanya sebuah senyuman yang kuberikan untuk membalas jasanya.Jika Andre bukan orang kaya sudah pasti aku memberikan sejumlah uang besar padanya, tetapi tentu saja And
Baca selengkapnya
Bab 40.A
(POV FERDI)Tengah malam pintu rumahku ada yang mengetuk beberapa kali, Susan terus saja menepuk pundakku menyuruh membuka pintu."Apaan sih ah, kamu aja sana yang buka!" Aku menepis kasar tangannya."Ya ampun, Mas! Aku tuh lagi hamil besar mau istirahat, aku capek ngurusin kedua anak kamu dari pagi, bisa ga sih ngertiin aku!" bentaknya.Sudah tujuh tahun kami membina rumah tangga ini, bukan semakin harmonis malah semakin sering cekcok setiap hari Setiap hari selalu saja ada hal yang membuat kami ribut, entah itu anak-anak, masalah keuangan dan yang lainnya.Sampai saat ini aku masih berharap anak yang ada di rahim Susan itu perempuan, aku melarang Susan bertanya soal jenis kelamin anak itu ketika di USG, aku takut saja jika bayi dalam perutnya itu perempuan lagi."Ya udah iya aku yang buka!" tegasku sambil menyibak selimut.Aku berjalan menghidupkan lampu menuju pintu, saat pintu terbuka nampaklah lima orang lelaki bertubuh tinggi besar, aku tahu dia anak buah Vincen.Vincen adalah
Baca selengkapnya
Bab 40.B
(PoV Ferdi) Yuli sudah melapor maka lambat laun aku akan dipanggil polisi, sekarang keadaannya sudah berbeda, aku tak bisa menggunakan uang untuk membebaskan diri dari tuduhan seperti beberapa tahun silam.Aku mengacak rambut, kenapa hidup dengan Susan banyak sekali masalah, bahkan di usia pernikahan yang ketujuh masih juga belum mendapatkan kedamaian.*"Yang datang semalam siapa?" tanya Susan saat merapikan baju di kamar."Anak buah Vincen, mereka menghajarku semalam, mereka juga bilang kalau Vincen mecat aku."Susan menghentikan aktivitasnya, dengan mulut menganga ia menatapku."Kok menghajar kamu bukannya hutangmu sudah lunas? Terus sekarang kita gimana kalau kamu dipecat?"Susan memang mengetahui semua rencanaku pada Desti, dan dia mendukungnya, katanya yang penting hutang kami lunas dan beban kami hilang.Tak mudah untuk melakukan hal itu, aku harus melakukan penyelidikan terlebih dahulu agar mudah menyerahkan Desti pada Vincen."Yuli berhasil membawa kabur Desti sebelum anak i
Baca selengkapnya
Bab 41.A
(POV SUSAN)"Apa, Dokter? Perempuan lagi?" Dokter Lia itu tersenyum sambil menganggukkan kepala."Iya, Bu, semuanya normal ya, Ibu harus banyak gerak biar persalinannya lancar nanti."Aku tak percaya setelah beberapa kali melakukan USG ternyata benar bayi yang kukandung berjenis kelamin perempuan lagi.Entah bagaimana reaksi Mas Ferdi nanti jika tahu anak yang ia harapkan laki-laki ternyata lahir perempuan lagi."Mau laki-laki atau perempuan yang penting sehat dan selamat, Bu," ujar Dokter Lia.Ia tak mengerti saja bagaimana keadaan rumah tanggaku, aku sangat takut Mas Ferdi tak tahan lalu pergi meninggalkan kami seperti dulu ia meninggalkan Mbak Yuli.Dulu saat si kembar masih kecil aku tak terlalu risau ditinggalkannya, karena aku merasa bisa mandiri, tetapi sekarang aku bergantung seratus persen padanya setelah mengandung anak ini dan tak lagi bekerja di club malam."Apa kamu bilang?! Perempuan lagi, bener ga itu hasilnya jangan-jangan salah lagi kayak yang udah-udah."Benar saja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status