All Chapters of Putra Sang Presdir: Chapter 51 - Chapter 60
345 Chapters
Mulai Bergerak
Mulai BergerakSelesai mengantar Sean Lerina langsung bertolak dengan dua orang polisi menuju perusahaan mendiang ayahnya yang sebenarnya telah di wariskan untuknya.Lerina akan menghentikan keserakahan keluarga pamannya, biarlah di bilang memanfaatkan kekuasaan suaminya, Lerina tidak peduli lagi. Kenekatan Selena yang selalu ingin mengusiknya harus di hentikan, mungkin kemiskinan lebih pantas untuk manusia jahat seperti mereka. Mobil mereka tiba di lobby perusahaan. Jinli membukakan pintu belakang mobil majikannya. Lerina melangkah keluar, ia mematung, sekelabat bayangan masa lalu muncul di benaknya. Lerina menatap gedung tinggi itu, dia masih ingat dengan jelas tempat ini salah satu tempat yang memiliki banyak kenangan dengan kedua orang tuanya. Dulu tak jarang Rose Smith membawanya kemari menemui ayahnya.Sungguh Lerina ingin menangis, namun sebisanya ia tahan air mata itu. Tujuannya kesini adalah ingin merebut kembali apa yang menjadi haknya, ia harus kuat, tidak boleh terlihat l
Read more
Cukup Lahirkan Anak Untukku
Cukup Lahirkan Anak UntukkuUntuk sesaat mereka terdiam mendengar penuturan polisi tersebut, hingga terdengar kembali suara tawa dari Barbara. "Apa Kalian percaya dengan wanita ini?" deliknya sambil berjalan mendekati Lerina.Lerina mencoba untuk tidak terusik, dia tetap berusaha tampak biasa. Barbara pasti ingin memprovokasi polisi. "Tugas Kami adalah menjalankan perintah sesuai tuntutan pelapor, jadi Nyonya tidak berhak menanyakan tentang kepercayaan kami," jelas polisi dan itu mulai membuat Barbara geram."Ayo, kita geledah tempat ini!" ajak polisi satunya dan di angguki oleh temannya."Tuan, silahkan buka brankas ini!" perintah mereka setelah tidak menemukan apapun yang di cari.Robin mendekati polisi. "Pak, aku bisa membayar Kalin lebih dari wanita itu, tidak perlu melakukan hal sia-sia, karena ini perusahaan saya," bisik Robin. Dia tidak ingin masalah ini berlanjut, mungkin dengan mengeluarkan sedikit uang untuk kedua aparat ini, maka semua akan beres. Polisi tersebut tampak me
Read more
Mendatangi Frederick
Mendatangi Frederick Seperti keinginan Sean, di siang hari Lerina selalu bersamanya, sedangkan Han tidak boleh lagi mengajak Lerina ke kantor."Han, Tuan Frederick tidak tinggal di kota ini lagi, dia sudah pindah enam tahun yang lalu," lapor Paman Peng. Dia menyampaikan informasi dari informan mereka."Dimana Paman?" tanya Han singkat, dia tidak peduli kemana pun Frederick pindah, mereka akan membawanya kesini."Ke Kanada, dia ikut bersama putranya," jawab Paman Peng. "Berikan alamatnya, aku akan kesana menemuinya," ucap Han tegas."Kau yakin?" "Tentu saja, perusahaan itu harus kembali kepada istriku, Paman," jelas Han sambil melihat ke arah laptopnya. "Tentu bukan hanya itu tujuanmu bukan?" tebak Peng.Han menutup laptopnya yang di buka sedari tadi, Paman Peng memang lebih mengerti dirinya. "Aku senang Lerina mandapatkan kembali apa yang menjadi miliknya, Paman. Selain itu, bila Lerina memiliki perusahaan, ibu tidak akan meremehkannya lagi. Dia pantas memiliki itu, keluarga Robin
Read more
Ketakutan Frederick
Ketakutan FrederickKini Han dan Lerina sudah duduk di sofa sedangkan Frederick masuk ke dalam menemui istrinya."Nuela, apa yang harus kulakukan? Di-dia, dia datang Manuela!" Tuan Frederick tidak dapat menutupi ke khawatirannya."Bersikaplah seperti biasa Frederick, Kalau Kau seperti ini akan sangat mencurigakan bagi dia," jawab Nuela menatap aneh pada suaminya."Manuela, apa Kau tahu dia datang dengan orang terpandang di Minnesota, sudah pasti ini ada hubungannya dengan masa lalu." Frederick berjalan mondar-mandir dengan ekspresi tidak tenang.Manuela menepuk jidatnya sendiri. "Astaga, Frederick, Kau bahkan belum tahu tujuannya datang kemari. Jangan berburuk sangka, siapa tahu dia hanya mampir dan ingin mengunjungimu!" Manuela mengingatkan suaminya."Manuela, tidak ada yang kebetulan, tempat ini terpencil dan tidak ada yang tahu aku berada di sini," ucap Frederick. Dia berbicara dengan istrinya berharap mendapat dukungan, namun Manuela selalu menyangkal apa yang dia katakan."Freder
Read more
Kemarahan Sween
Kemarahan SweenMereka sudah mendarat di Minnesota, Tuan Frederick tinggal di hotel sebelum besok siang mereka menemui ketua GBM.Manuela tidak ikut karena tidak bisa meninggalkan putranya di rumah, tak ada yang mengurusinya.Sean masih tinggal di rumah kakeknya, dia sudah berulang kali minta di antar pulang, tapi di tahan oleh Laura."Sean, tinggallah bersama nenek disini, di sana Kau tidak akan di perhatikan lagi, bila ibumu itu sudah memiliki anaknya sendiri," ucap Laura. Dia ingin meracuni pikiran cucunya, dia, tahu semuanya karena Sean yang ingim mommy hingga Han nekat menikahi Lerina, maka sekarang dia akan menghasut Sean."Sean, pergilah sarapan dengan nannymu!" Philip datang menghampiri mereka."Baik Kakek!" Sean turun dari sofa dan berlari ke dapur.Philip duduk di seberang Laura, wajahnya tidak menampakkan keramahan."Kopinya sangat enak, aku akan membuatkannya untukmu!" Laura ingin berdiri setelah menyesap kopi miliknya."Tidak perlu, duduklah, aku ingin bicara," ucap Phili
Read more
Rencana Licik Sween
Rencana Licik SweenSalah satu teman Sween masuk ke toilet, dia sudah menduga kalau Sween sedang gusar karena merasa cemburu dengan Han.Gadis bernama Dania itu mengelus punggungnya. "Aku mengerti perasaanmu, Sween!" ucapnya bersimpati."Dia lebih memilih wanita rendahan itu Dan, aku harus apa agar Han melirikku?" Akhirnya dia jujur dengan perasaannya.Dania menyeringai. Dia memiliki ide dan membisikkan sesuatu pada Sween. Seketika wanita itu membulatkan matanya."Tidak buruk, tapi bagaimana caranya Dania?" Dia sangat penasaran dengan rencana salah satu temannya itu."Tenang saja, aku akan mendekati Han lalu menumpahkan air minum di bajunya, dengan begitu Han akan pergi ke toilet saat di toilet obat itu sudah akan bereaksi, Kau cukup menunggunya di sini lalu selanjutnya terserah padamu." Dania, mengedipkam matanya."Oh Dania, idemu sangat bagus, aku akan memberikanmu sesuatu sebagai balasannya, katakan Kau ingin apa?" Sween sangat senang dengan ide Dania ini."Aku melihat tas gucca ke
Read more
Lihat! Kau Membangunkannya
Lihat! Kau MembangunkannyaHan mengerjapkan matanya perlahan, menatap plafon yang terasa asing dengan rumahnya.Dia kemudian mendudukkan dirinya, memegangi kepala yang sedikit pusing hingga selimutnya sedikit tersingkap dan menampilkan satu tubuh polos yang begitu terlelap di sampingnya, wanita itu tidak bergeming dan Han mengingat kepingan-kepingan kejadian tadi malam. Astaga! Dia begitu buas dan Lerina sampai kewalahan menghadapinya. Sungguh keterlaluan orang yang sudah memberikan obat laknat itu padanya.HahSetidaknya dia bisa bernapas lega karena Lerina yang menemukannya pertama kali, Han tidak bisa membayangkan jika itu orang lain. Tentu dia akan mengutuk orang itu, bila perlu mengenyahkannya dari muka bumi."Kau sudah bangun?" Suara Lerina membuatnya menoleh.Serak sekali, sepertinya dia belum puas tertidur. "Maafkan aku!" ucap Han seraya mengusap rambut pujaan hatinya.Lerina beringsut mengikuti Han yang sedang menyandarkan tubuhnya. Tangannya, menyentuh dada bidang Han, mem
Read more
Langkah Selanjutnya
Langkah Selanjutnya"Han, stop! Lepaskan tanganmu!"Entah peringatan yang keberapa kali, tapi Han tak juga melepas rangkulannya. Hingga membuat Lerina mengomelinya sejak keluar dari kamar mandi.Dan Han menyukai sikap Lerina yang semakin terbuka juga leluasa berada di dekatnya, wanita itu lebih berekspresi sekarang. Dia sudah berani marah, merajuk bahkan protes membuat Han merasa sudah di anggap olehnya."Kau sudah menjadi canduku, Sayang!" Han tidak mempedulikannya, dia mengambil ujung rambut Lerina yang baru saja kering lalu mengedusnya.Lerina memutar bola mata malas. "Aku rasa aku harus membawamu ke gurun salju, efek obat itu bahkan belum hilang sampai sekarang," gerutu Lerina.Dan ini sudah pukul dua belas siang, Lerina tentu tidak mau terlambat menemui Tuan Frederick, tapi sepertinya suaminya belum mau melepaskannya."Tidak perlu jauh-jauh ge gurun salju, yang disini saja sudah cukup," ucap Han seraya tersenyum lalu mengedipkan matanya.Astaga, Lerina yang menatap dari cermin su
Read more
Direktur Baru
Direktur BaruTiada hal paling mengejutkan hari ini saat Gibson datang bersama Lerina dan Tuan Frederick ke perusahaan Smith.Bukan hanya Robin, tapi karyawan yang melihat pun ikut tercengang, bila Tuan Gibson datang, berarti ada masalah tentang perusahaan, contohnya pergantian pemilik.Robin tampak pias saat mempersilahkan tiga orang itu masuk dan duduk di ruangannya."Jack, pesankan minum untuk tamu kita!" perintahnya pada sang asisten.Robin tidak menyangka akan melihat keponakannya dan mantan pengacara kakaknya datang ke perusahaan secara bersamaan."Tuan Robin, kemarin Nona Lerina Smith, penerus resmi perusahaan ini datang kepadaku," ucap Gibson memulai pembicaraan.Mata Robin dan Lerina bertemu, terlihat sekali ada kebencian disitu, tanpa sadar tanhannya terkepal."Sebagai saksi saat Mendiang Peter Smith menyerahkan surat resmi perusahaan dengan di saksikan oleh Tuan Frederick. Aku rasa sudah saatnya Nona Lerina menduduki kursi kepemimpinan di perusahaan ini," lanjutnya.Robin m
Read more
Apa Uang Daddy Tidak Cukup?
Apa Uang Daddy Tidak Cukup Sean tidak ingin berangkat ke sekolah pagi ini. Dia duduk di sofa dengan bibir mengerucut serta tangan bersedekap, sorot matanya bercampur marah dan sedih.Han menghela napas. Tidak mudah membujuk bocah kecil itu. "Mommy harus bekerja, Sayang. Hari ini daddy yang akan mengantarmu, bagaimana?" Han menawarkan dirinya.Namun sepertinya itu tidak berhasil, air mata Sean justru mengalir. "Apa uang daddy tidak cukup untuk mommy?" lirihnya sambil terisak."Hei, apa yang Kau katakan, Son? Tentu saja banyak, apa Kau ingin membeli mainan baru?" Han mencoba mengalihkannya. Sean menggeleng. "Berikan uang itu pada mommy, katakan padanya jangan pergi bekerja!"Han terkesiap mendengarnya pun dengan Lerina yang tengah berdiri tak jauh dari sofa. Bagaimana mungkin, perusahaan ini pun penting bagi istrinya.Sean tidak ingin bicara padanya, bahkan sejak Lerina mengatakan akan pergi bekerja, dia menolak untuk di urus oleh wanita itu.Sean merasa di permainkan, baru saja ia m
Read more
PREV
1
...
45678
...
35
DMCA.com Protection Status