Semua Bab Istri Kontrak Tuan Nathan: Bab 71 - Bab 80
123 Bab
71. Berkeliling Sungai Neva, St. Petersburg
"Lucky, apa kau sudah bosan bekerja dengan saya?!" tegur Nathan. Nada ketus itu mulai terdengar lagi sejak dia dan Alicia ke luar dari kamar tadi. Lucky memperlambat langkahnya. Di berseru dari belakang, "Omo! Omo! Omo! Ketampanan Anda akan berkurang 5 poin, Tuan Muda!""Diam dan tutup mulutmu, asisten kurang ajar!"Lagi, Nathan melontarkan kata-kata makian untuk sang asisten. Alicia menghentikan langkah di koridor lantai 2. Dia bertolak pinggang. "Kau yang membuatnya tertawa, Nath! Tidakkah kau menyadarinya? Semua ini karena ulahmu!""Maaf, Nyonya Czarford yang terhormat!" sela Nathan, dia memutar kedua bola mata dengan jengah. "Suami mana yang rela melihat tubuh Istrinya dipertontonkan oleh banyak orang?! Uh?!"'Astaga! Jadi ... itulah alasan Nathan!' pikir Alicia terheran-heran."Omo! Omo! Omo!" Lucky kembali mempercepat langkahnya. "Tuan Muda, Anda benar-benar seorang Suami sejati! Saya bangga dengan Anda!"Lucky menepuk-nepuk bahu kanan Nathan dan tentu saja membuat sang bos na
Baca selengkapnya
72. Lingerie
"Keindahan kota St. Petersburg membuatku terpukau!" Nada rendah itu diungkapkan Alicia ketika dia mengagumi kota St. Petersburg. Meskipun begitu, Nathan tetap bisa mendengarnya dengan jelas kalimat barusan."Apa ini kali pertama kau berkunjung ke St. Petersburg, Cia?"Alicia hampir saja tersedak ketika mendengar kalimat tanya yang ditujukan dari Nathan untuknya. 'Oh, apa ini? Apakah dia barusan memberikan aku sebuah perhatian? Namun, untuk apa?' pikirnya gugup. Alicia meletakkan peralatan makannya. Dia menatap Nathan dengan sungguh-sungguh."Gadis miskin sepertiku tidak memiliki kesempatan jalan-jalan ke luar negeri, Nath. Hmmm ...."Alicia tanpa malu mengakui dirinya miskin di hadapan Nathan. "Tapi kau memiliki darah campuran. Kauー""Ya, aku memiliki darah campuran dari mendiang Ayahku. Namun, aku tidak pernah kembali lagi ke Indonesia sejak beberapa tahun belakangan ...."Alicia menutup kalimatnya dengan nada yang terdengar menyedihkan. Dia menundukkan pandangan. Kemudian, meraih
Baca selengkapnya
73. Maksim yang Tampan
"Nath, kau berkata kepada mereka untuk membungkus semua barang yang ku sentuh?! Apa kau gila, hah?!"Alicia mengerutkan dahi. Dia mendongakkan wajah menatap Nathan yang hanya melemparkan senyum. "Apa ada yang salah, Nyonya Muda Czarford?"Alicia menyipitkan salah satu matanya dan melemparkan pandangan aneh kepada Nathan. "Ya, salah besar! Aku akan menunjukkan di mana letak kesalahan mu, Tuan Muda pemborosan!"'Hah?! Astaga! Julukan apa lagi yang dia berikan untukku?'Nathan tetap tersenyum. Sikapnya yang tenang membuat Alicia semakin gelisah. "Silakan tunjukkan kesalahan ku, Nona sok pintar!"Tidak ingin kalah dari istrinya, Nathan bertolak pinggang. Suasana di sekitar keduanya begitu canggung. Beberapa pelayan dan pelanggan yang berada di dekat mereka saling melemparkan senyum satu sama lain.Alicia memandangi ke sekelilingnya. Dia merasa ada yang aneh dengan tatapan orang-orang. "Kita hanya pergi berdua dan kau membeli semua barang yang kusentuh. Lalu, bagaimana aku membawanya?
Baca selengkapnya
74. Masa Lalu Menyedihkan Nathan
"Teーterima kasih," balas Alicia dengan senyum manis. 'Kurang ajar! Berani sekali dia melemparkan senyum ke orang lain!' pekik hati Nathan. Nathan buru-buru membayar semua tagihan dan mengambil es krim pesanannya. "Maksim, enyahlah!" seru Nathan ketika tiba di hadapan Alicia. Maksim membungkuk. Dia ke luar dari kedai es krim dan kembali memperhatikan Nathan dan Alicia dari jarak jauh. Nathan duduk berhadapan dengan Alicia. Dia segera memasukkan suapan es krim pertama ke mulutnya. "Astaga!"Alicia tidak merasa terganggu sama sekali dengan kehadiran Nathan. Dia asyik menikmati es krim di tangannya. "Bagaimana?"Nathan terpaku mendengar suara Alicia yang lembut. 'Diーdia ... dia bisa berbicara lembut? Oh, wanita ini selalu mengubah kepribadian! Dasar siluman rubah!'Tanpa disadari, Nathan menggigit sendok es krim. Hal itu tentu menarik perhatian Alicia. "Kau menggigit sendok es krim. Apakah senikmat itu rasa es krimnya? Ha! Ha! Ha!"Nathan buru-buru melepaskan sendok tersebut dari mu
Baca selengkapnya
75. Alicia Hamil?
"Saya mengerti," jawab Maksim. Dia menatap sang dokter, lalu mengangguk. "Mari ikut saya untuk menunggu di luar, Tuan!" ajak Maksim yang tidak dipedulikan oleh Nathan."Kau yang ke luar dan aku berhak untuk tetap di sini karena aku adalah Suaminya."Maksim tidak ingin berdebat panjang lebar dengan bosnya. Dia mendekati diri ke arah sang dokter. Dia berkata, "Dok, tolong pahami keinginan Tuan saya! Tolong biarkan Tuan saya tetap di sini karena dia begitu mencintai istrinya."Dokter pun mengerti dengan mudahnya. "Ya, Tuan," jawab sang dokter. Maksim ke luar. Seorang perawat tadi segera menutup pintu ruang pemeriksaan. Nathan berdiri dengan wajah memucat. Nathan mencoba mengatur emosinya ketika sang dokter memeriksa Alicia. "Suster, buka pakaiannya!""Ya, Dokter Sheva," sahut si perawat. Nathan membuka kedua mata. "Jangan!" teriaknya tiba-tiba. "Jangan buka pakaiannya!"Dokter bernama Sheva dan seorang perawat wanita menatap Nathan. "Saya membiarkan Anda memeriksanya dan bukan membia
Baca selengkapnya
76. Kekhawatiran Nathan
"Omo! Omo! Omo!"Lucky hampir tersedak minumannya. Dia menatap Nathan yang masih meneguk minumannya. "Saya lupa memberitahukan Anda, Tuan Muda," ujar Lucky. Dia lantas mengeluarkan ponsel dan mencari-cari fitur sosial media."Lihatlah, Tuan! Seseorang telah merekam Anda dan Nona." Lucky memperlihatkan sebuah rekaman video yang sama. Lucky kebingungan ketika Nathan tidak bereaksi apa-apa. Kemudian, dia kembali berkata, "Tuan, apa Andaー"Nathan menatap Lucky sebentar. "Saya sudah melihat video itu," ujarnya ketus. "Mengapa kau membiarkannya, Lucky?"Lucky gugup. "Oh, Tuan ... bukan seperti itu. Saya terburu-buru memberitahu Nyonya Ainsley dan Beliauー""Simpan saja alibimu! Temukan pemilik akun tersebut dan segera hapus postingan itu." Nathan berdiri. Dia melemparkan kaleng minuman yang telah kosong ke tempat sampah. "Kau paham?"Nathan melangkah pergi meninggalkan Lucky yang terbengong-bengong. "Tuan Muda, tunggu saya! Anda akan pergi ke mana lagi?"***"Hati-hati, Alicia!"Ainsley b
Baca selengkapnya
77. Cinta Pertama Nathan
"Tidak perlu, Lucky. Andrei sudah memanggilkan Dokter kandungan dan dia akan segera datang," jawab Ainsley dengan wajah sumringah. Ainsley mengusap punggung Nathan. Dia tidak berhenti tersenyum karena hatinya begitu bahagia. "Mama pergi dulu. Mama akan memberitahu kabar baik ini kepada keluarga Czarford."Ainsley berjalan dengan langkah yang riang menuju tangga. Nathan tetap terdiam. Ketika Ainsley tidak terlihat lagi di pandangan Nathan, pria itu pun bertanya, "Apa semua akan baik-baik saja jika Kakek dan Papa mengetahui kabar kehamilan Alicia?"Nathan duduk di sofa yang berada di sudut lantai dua ditemani oleh Lucky. Dia tampak kebingungan. "Tuan Muda, saya sudah mengingatkan Anda bahwa ...." Lucky berkata dengan suara rendah yang mustahil didengar oleh orang lain, terkecuali Nathan. "Bahwa semua orang begitu bahagia mengetahui Nona mengandung. Dan kini, tujuan Tuan Besar Zachary sudah tercapai. Yaitu memiliki keturunan dari Anda." Nathan menjadi sangat murka mendengar penjelasa
Baca selengkapnya
78. Masa Lalu Nathan yang Belum Usai
"Saya ...."Alicia menatap semua orang. Dia kebingungan. "Dia masih terlalu muda, Dok. Dia bahkan seharusnya pergi berkencan dengan Nathan," ujar Ainsley membantu Alicia menjawab pertanyaan dokter. "Namun jika diperlukan, saya akan memberitahunya perihal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada masa kehamilan muda. Bagaimana menurut Anda?"Ainsley selalu tersenyum dalam keadaan apapun. Semua orang menatap dan menunggu respon sang dokter. "Saya dipanggil dan dipekerjakan oleh Nyonya Besar Ellena. Maka saya akan melakukan yang terbaik bagi Nona Alicia," ucap dokter kandungan itu. "Kalau begitu, saya menyerahkan semua tanggung jawab Menantu saya selama berada di St. Petersburg kepada Anda, Dok. Mohon bantuan Anda, Dokter Anna." Ainsley tersenyum puas. Dia melihat Ellena sedang menatap sang dokter. "Namun meskipun begitu, saya akan tetap mendampingi Alicia," lanjut Ainsley tanpa ingin mengalah. "Tentu, Nyonya. Tentu saja Anda ataupun anggota keluarga lainnya boleh mendampingi N
Baca selengkapnya
79. Gugurkan Anak Itu!
"Hah??"Hampir saja Alicia menumpahkan minumannya. Dia mendongakkan wajah menatap Nathan. "Mengapa kau ceroboh?!"Alicia menggenggam gelas di tangannya dengan sangat erat. Jantungnya berdebar."Aku bodoh? Aku ceroboh? Apa maksudnya?"Alicia kebingungan. Dia mencoba mencari-cari jawaban atas pertanyaan Nathan. Namun, dia menyerah. Dia menunggu Nathan menjelaskan kepadanya. "Apa kau benar-benar tidak membaca isi perjanjian kontrak pernikahan kita, Cia?!"Nathan menaikkan satu kakinya ke ranjang. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah sang istri. "Benarkah kau tidak membaca surat kontrak pernikahan kita, hmm?! Padahal aku sudah memintamu untuk membacanya berulang kali."Nathan memainkan anak rambut Alicia yang menutupi dahi. Nathan mendekati mulutnya di telinga Alicia. "Gugurkan anak itu dan selesaikan kontrak kita beberapa bulan ke depan! Setelah itu, kau bebas melakukan apapun."Nathan berkata dengan satu tarikan napas. Dia seolah tidak memiliki belas kasih dan tidak memberikan Alicia pi
Baca selengkapnya
80. Gigitan di Bibir Alicia
"Saya ... saya tidak ....""Baiklah, Lucky. Saya akan bertanya kepada Nathan langsung ketika dia kembali nanti."Terdengar nada putus di sambungan telepon. Lucky lega. "Syukurlah. Aku tidak perlu mengatakan semuanya kepada Nyonya Ainsley.," ujarnya seraya mengelus dada. Sementara itu di mansion keluarga Volkov, Alicia tidak berhenti menangisi nasibnya. Di tangan kanannya, dia menggenggam smartphone. Namun di tangan kiri, dia mengusap lembut perut datarnya. "Mengapa aku melewatkan poin-poin penting ini?!" Alicia bertanya dengan nada menyesal. Dia membiarkan dirinya larut dalam penyesalan. "Jika Nathan tidak menginginkan anak ini, aku tidak mempermasalahkan. Aku bisa membesarkannya seorang diri." Benak Alicia membayangkan seorang anak perempuan tersenyum ke arahnya. "Ya, menjadi seorang Ibu tunggal lebih baik daripada menjadi seorang pembunuh," ujarnya tanpa ekspresi. Alicia menatap kalimat demi kalimat yang terangkai di smartphone. Dia membaca berulang-ulang isi kontrak perjanjian
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status