All Chapters of Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa : Chapter 161 - Chapter 170
248 Chapters
Chapter 85 B
"Apa saya sudah pantas, Din?" tanya Al ragu."Apa yang membuat Aa' merasa tidak pantas? Semua orang pantas menjadi tamu Allah, A'.Al tertegun."Apalagi Aa' tergolong hamba yang mampu, sudah sepantasnya untuk mengunjungi rumah Allah sebagai upaya menyempurnakan ibadah," lanjut Dina lagi untuk lebih meyakinkan suaminya."Kalau begitu, bismillah, kita agendakan untuk Umrah dan Haji ya?" sahut Al mantap."Alhamdulillah ... Semoga segala sesuatunya dimudahkan ya, A'," balas Dina penuh haru."Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.Ngomong-ngomong ini kapan kamu bikinnya?" tanya Al seraya mencomot sambosa kedua untuk disantapnya."Kemarin, A'. Kan Dina pulang cepat. Jadi Dina bikin ini deh, terus disimpan di freezer. Kalau Aa' mau lagi masih banyak kok," jelas Dina.Al mengangguk-angguk paham."Kapan-kapan aja lagi. Sambosanya enak, tapi sekarang saya lagi pengen yang lebih enak dari sambosa," ucap Al dengan kerlingan mata nakalnya."Apa itu, A'?""Yang memasak sambosa.""Maksud Aa'?""Yang masak sambos
Read more
Chapter 86 A
86Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (86)Tiga Minggu berlalu ....Hari demi hari dilalui oleh Al dan Dina dengan penuh cinta dan kasih. Merajut kisah untuk menggapai asa yang indah. Hari ini Al dan Dina menghadiri acara grand opening 'Jeju Experience Village' yang sudah Al bangun sejak sepulang dari bulan madu mereka di Korea."Kita mau ke mana sih, A'?" tanya Dina yang tidak tahu tujuan perjalanan mereka."Ke Malang.""Ngapain?""Menghadiri acara Grand Opening Villa yang saya bangun."Dina menganggukkan kepalanya."Berarti urusan kerjaan? Tumben Aa' ngajakin Dina?" tanya Dina heran."Memangnya kenapa? Kamu nggak suka saya libatkan dalam urusan kerja saya?" tanya Al balik."Bukan begitu, A', cuma nggak biasa aja," jawab Dina."Saya lagi pengen ngajak kamu aja, sekalian jalan-jalan, mumpung weekend kan?" sahut Al lagi.Dina tersenyum. "Sering-sering ya, A' ajak Dina jalan-jalan gini," sahut Dina seraya menyandarkan kepalanya di pahu suaminya manja."InsyaAllah. Asal kamu jang
Read more
Chapter 86 B
"Iya, kamu ikut Mbak Lintang ini ya, untuk dirias. Acara baru akan mulai dua jam lagi. Saya tinggal mengecek persiapannya dulu," ucap Al pada Dina."Kenapa pakai dirias-rias segala sih, A'?" bisik Dina."Nggak apa-apa, ini hari yang spesial, saya juga ingin kamu tampil spesial. Dah, kamu ikut sama Mbak Lintang ya, pastikan ponsel selalu aktif. Saya tinggal mengecek persiapan."Tak ada pilihan lain, Dina hanya mengikuti perintah suaminya. Entah bagaimana acara yang akan digelar hari ini, sehingga ia sampai harus dirias seperti ini."Mungkin Aa' Al ingin aku tampil maksimal di depan rekan bisnisnya, aku harus melakukan yang terbaik untuk suamiku. Aku harus menjaga marwahnya. Aku nggak boleh membuat Aa' Al malu memiliki istri sepertiku, bahkan aku harus bisa membuatnya bangga terhadapku," batin Dina."Bagaimana, Bu? Bisa kita mulai sekarang?" tanya Mbak Lintang menyadarkan Dina dari lamunan."Bisa, ayo, Mbak!" Dina menjawab dengan penuh antusias.Lintang lalu membawa Dina ke sebuah kamar
Read more
Chapter 87 A
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (87)"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat datang saya ucapkan kepada seluruh hadirin sekalian. Alhamdulillah, puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita semua kesehatan dan kesempatan untuk bisa berkumpul di tempat ini dalam rangka "Grand Opening Jeju Experience Village" yang diselenggarakan di siang hari ini. Di kesempatan kali ini saya tidak akan berbicara banyak, melainkan saya akan sedikit bercerita tentang latar belakang dibangunnya Jeju Experience Village ini. Hal yang menginspirasi saya untuk membangun Jeju experience Village ini adalah saat Saya dan istri melakukan kunjungan ke kota Jeju di Korea Selatan, Kemudian kami bermalam di sebuah hotel dengan tema klasik Korea.Bangunan dengan bahan dasar kayu itu memberikan kesan nyaman tersendiri, dari situlah saya mulai terinspirasi untuk membangun hal yang serupa di Indonesia. Akan tetapi itu bukan alasan utama. Alasan utama saya mem
Read more
Chapter 87 B
Al melirik ke arah istrinya, tampak Dina di sisinya mulai kelelahan, "Kamu mau turun?" tawar Al."Nggak usah, A', dikit lagi kan, Dina nggak apa-apa kok.""Kamu yakin?""Dina yakin, A'."Keduanya kembali menyalami beberapa orang yang mengucapkan selamat, hingga di urutan terakhir Dina dibuat terkejut dengan pemandangan di hadapannya."Kakak?" gumam Dina seraya menutup mulutnya dengan telapak tangan, tak menyangka akan bertemu dengan kedua kakaknya di event ini.Ia lalu menoleh ke arah suaminya dengan pandangan menuntut jawaban."Kamu ingat, saya pernah cerita bahwa kedua kakak kamu saya tugaskan untuk memandori salah satu proyek saya di Malang? Proyek inilah yang saya maksud," ungkap Al membuat Dina semakin terkejut."Jadi, mereka berdua hadir di sini sebagai bagian dari tim yang sudah berkontribusi dalam proyek ini. Maaf, saya sengaja melakukan ini semua tanpa sepengetahuan kamu, karena menurut saya ini waktu yang tepat untuk kalian kembali bertemu," lanjut Al membuat Dina memandang
Read more
Chapter 88
Part 88Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (88)Al berdiri cemas di depan IGD tempat Dina ditangani, bersama Reno, dan kedua kakak Dina. Karena terlalu khawatir melihat Dina pingsan, Al langsung membawa Dina ke rumah sakit terdekat."Al ... Lo tenang dulu, Al!" Reno mencoba menenangkan sahabatnya."Ren, please! Lo minta gue tenang sedangkan istri gue belum juga kelar diperiksa?" jawab Al setengah emosi. Bersamaan dengan itu, pintu ruang pemeriksaan dibuka."Dokter bagaimana kondisi istri saya?" tanya Al tergesa. Dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu memandang empat lelaki tampan di hadapannya dengan bingung."Istri Bapak baru sadarkan diri, cukup lama untuk menyadarkannya, sebab tekanan darahnya sangat rendah, 70/60. Sepertinya ibu terlalu kelelahan, dan ada sesuatu yang membuatnya syok juga memberatkan pikiran.Kondisi seperti ini jangan sampai terulang ya, Pak, sebab bisa membahayakan janin dalam kandungannya," terang dokter membuat empat lelaki yang sedang mendengar
Read more
Chapter 89 A
Bab 89Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (89)"Boleh nggak, A' kalau Dina ingin ketemu mereka?""Boleh, tapi tetap dalam pengawasan saya. Dan kamu harus makan dulu," ucap Al tak terbantah."Siap, Komandan!" jawab Dina dengan senyuman andalannya dan tangan berada di kepala layaknya seorang prajurit yang memberikan hormat pada komandannya.Al balas tersenyum dan mengusap kepala Dina sayang."Makanan sudah saya pesan, sudah dapat kurir juga. Bentar lagi sampai mungkin, sebab tempat makannya tak jauh dari sini.""Oke, A'. Oh iya, kita mau kabarin Oma nggak soal kabar bahagia ini?" tanya Dina pada Al."Oma ya? Kayaknya jangan dulu deh. Khawatir malah ribet ntar. Oma pasti akan heboh kalau tau kamu hamil dan sekarang dirawat di rumah sakit. Takutnya nanti buru-buru pengen nyusul ke sini, kasihan." Al menjawab dengan memikirkan berbagai pertimbangan."Iya juga sih, A'," jawab Dina menyetujui ucapan suaminya."Udah pokoknya kamu tenang aja ya, jangan mikir apa-apa, just enjoy your lif
Read more
Chapter 89 B
"Iya terus kenapa kalau nggak ada sendoknya, kan tangan saya ada?" jawab Al seraya mengambil meja makan pasien untuk membuka bungkusan nasi di sana. "Ya, kan barangkali Aa' nggak terbiasa, jadi geli kalau tangannya harus bersentuhan langsung dengan mulut Dina," ucap Dina menyampaikan alasannya."Saya akan membiasakannya untuk kamu, Din, daripada saya harus bolak balik antar kamu ke kamar mandi untuk cuci tangan?Lagi pula kenapa saya harus geli? Bukannya bahkan mulut saya pun sudah sering bersentuhan langsung dengan mulut kamu? Dan saya menikmati itu. Lalu mengapa harus geli dengan tangan yang bersentuhan langsung?" jawab Al membalikkan pernyataan Dina seraya berjalan ke arah washtuffel yang berada di depan kamar mandi untuk mencuci tangan.Dina hanya tersenyum melihat perhatian suaminya. Mengucap syukur sedalam-dalamnya atas limpahan nikmat yang Allah berikan untuknya. Ia semakin yakin untuk menjalani kehamilannya kali ini.Setelah mencuci tangan, Al segera membuka bungkusan nasi da
Read more
Chapter 90 A
Bab 90Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (90)Air wajah Dina mendadak murung mendengar keputusan suaminya yang secara sepihak memutuskan untuk ia cuti kuliah selama hamil."Jangan cemberut gitu, Din.""Habisnya Aa' kenapa Dina nggak boleh kuliah sih? Dina mau ngapain A' selama sembilan bulan?" gerutu Dina."Kamu bisa ngapain aja, Addina, asalkan sambil istirahat di rumah, menikmati masa kehamilan kamu," sanggah suami Dina sabar."Ya tapi nggak sembilan bulan juga A' istirahatnya, sudah kayak orang koma aja, sembilan bulan gegulingan doang," gumam Dina pelan."Memangnya kamu hamil berapa bulan?""Sembilan bulan," jawab Dina."Ya sudah.""A' ... Tolonglah, A', Dina bisa stress kalau selama sembilan bulan nggak ada kegiatan." Dina memohon dengan manja, berharap suaminya itu akan luluh seperti biasanya."Siapa bilang kamu nggak ada kegiatan? Kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau
Read more
Chapter 90 B
[Halo, Ren.][Halo, Bro. Gimana kondisi Dina?][Dina udah membaik, Alhamdulillah. Bentar lagi bisa pulang.][Syukurlah kalau gitu.][Lo posisi di mana?][Ini gue masih sama kakak-kakaknya Dina di kantin, ngopi aja sih, dah pada habis juga. Gimana?][Oh iya, kalian bisa datang ke IGD nggak? Gue ada perlu sama kalian semua.][Oh, bisa bisa. Kita meluncur sekarang juga.][Oke, thanks, Ren.]Al menutup panggilan, kemudian meletakkan ponselnya di saku jasnya."Kakak-kakak Dina mau datang ya, A'?" tanya Dina antusias."Iya, mereka masih pada di kantin, bentar lagi otw ke sini. Kamu butuh apa, Din?" tanya Al perhatian."Dina mau minum teh, A'," pinta Dina.Al segera mengambil sebungkus teh hangat yang sudah hampir dingin, kemudian membukanya dan memberikannya pada Dina.Dina meneguk teh yang diberikan suaminya, setelah dirasa cukup, Dina mengembalikannya pada Al.
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
25
DMCA.com Protection Status