Semua Bab Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa : Bab 151 - Bab 160
248 Bab
Chapter 80 B
"Lo bener, Ren! Bahkan gua ngerasa payah banget jadi suami!""Lo bisa memperbaikinya, Bro!""Nggak semudah itu, Ren!""Gua yakin lo bisa, Al!""Dina dah terlanjur kecewa sama gue, Ren!" lanjut Al membuat perhatian Reno kembali terfokus sempurna. Ia membenarkan posisi duduknya, bersiap mendengarkan curahan hati sahabatnya."Lu sama Dina ada masalah lagi?"Al menggeleng."Terus?""Masalah lama yang udah gue anggep kelar, ternyata belum kelar." Al mengucapkan kalimatnya dengan mengusap wajah. Gestur tubuhnya menunjukkan ia begitu gusar."Soal keguguran itu?" tebak Reno.Al kembali menganggukkan kepalanya."Gue nggak sengaja baca tulisan curhatannya. Dari situ gua tau semuanya. Ternyata selama ini dia sengaja menyembunyikan kesedihannya demi agar nggak bikin gue nambah beban pikiran," Al melanjutkan ceritanya dengan raut penuh sesal."Dia emang bener-bener spesial, Al!""Lo bener, tapi justru gue yang bobrok! Gue yang nggak peka, Ren. Mangakanya gue takut, kalau Dina akan berpaling ke la
Baca selengkapnya
Chapter 81 A
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (81)2 minggu kemudian.Hari ini Alfaro sengaja pulang kerja lebih awal, sengaja ingin menghabiskan waktu bersama dengan Dina mumpung weekend. Tetapi, bukan itu alasan yang sebenarnya. Melainkan ia begitu antusias, sebab hari ini hari terkahir Dina mensturasi, yang artinya, malam ini, ia bisa kembali mengunjungi ladangnya untuk bercocok tanam, setelah selama seminggu ia harus menahan diri.Al mengayun langkahnya cepat memasuki kamarnya. Langkahnya bersemangat seperti seorang anak kecil yang sedang mendatangi taman bermain favoritnya."Assalamualaikum." Al mengucap salam seraya membuka pintu, tampak istrinya tengah bersolek di depan meja riasnya, dengan masih mengenakan kimono mandinya dan handuk yang melilit di kepala."Waalaikumsalam," jawab Dina seraya membalikkan badannya. Menyambut suaminya dengan senyuman hangat miliknya. Dina bangkit dari tempat duduknya, kemudian berjalan menyambut suami yang masih berdiri di ambang pintu.Al yang meli
Baca selengkapnya
Chapter 81 B
Seakan tak percaya dengan apa yang diucapkan suaminya, Dina hanya membalas pandangan suaminya dengan mulut ternganga."Kok gitu ekspresinya? Kamu nggak suka dengan keputusan saya?" tanya Al, merasa khawatir ia kembali salah dalam mengambil keputusan."Bukan seperti itu, A', hanya saja Dina masih kesulitan mencernanya. Antara percaya nggak percaya. Apa Dina salah dengar atau bagaimana," jawab Dina apa adanya."Saya serius, Addina Amalia Zahra!"Dina menghela nafas panjang."Apa Aa' yakin dengan keputusan Aa'?" tanya Dina ragu."Insya Allah saya sudah yakin. Dua bulan setengah bukan waktu yang sebentar untuk kamu menunggu saya berproses, Din. Jadi saya tidak ingin membuat kamu menunggu lebih lama lagi.""Tapi Aa' juga tidak perlu memaksakan diri, biarlah semua berjalan natural apa adanya, kita nikmati prosesnya bersama-sama. Dina tidak ingin, hal seperti yang sebelumnya akan terulang kembali hanya karena Aa' terburu-buru mengambil keputusan," jawab Dina seraya tertunduk sedih, mengingat
Baca selengkapnya
Chapter 82 A
CINTA SATU MALAM - PESONA OM BUJANG LAPUK (82)Al mengecup lama kening istrinya sebagai ucapan terima kasih atas malam yang indah nak nikmat yang baru saja mereka lalui."Terima kasih, ya? Kamu selalu nikmat, Addina," ucap Al seraya memandang wajah istrinya yang tengah terbaring di lengannya.Dina tersenyum, "Sama-sama, Sayang. Aa' juga selalu menggairahkan," balas Dina memuji suaminya."Ya sudah, kita istirahat yuk, besok pagi saya mau ajak kamu ke suatu tempat." Al mengucapkannya seraya membelai rambut Dina."Ke mana, A'?""Ke tempat orang yang sangat spesial, besok juga kamu akan tahu. Yang terpenting sekarang kamu istirahat yang cukup, sebab besok adalah perjalanan yang melelahkan." Al menjawab dengan teka-teki, membuat Dina semakin penasaran."Ya sudah, Dina akan coba sabar menunggu sampai besok. Selamat istirahat suamiku, maaf kalau hari ini istrimu ini ada salah kata dan sikap ya?" ucap Dina mengakhiri percakapan mereka."Sama-sama. Saya juga minta maaf ya."Keduanya lalu sama-
Baca selengkapnya
Chapter 82 B
"Kamu mau makan apa, Din?" tanya Al sesaat setelah seorang pelayan menyerahkan sebuah daftar menu."Apa ya, A'? bingung deh sama nama menunya.""Kalau kamu cari nasi uduk, nasi krawu sama nasi mandhi ya nggak ada di sini!"Dina terkekeh."Aa' pilih apa?""Saya nasi goreng udang aja.""Kalau gitu Dina juga nasi goreng deh, tapi bentar, Dina pilih dulu enaknya nasi goreng apa," ucap Dina seraya memilih satu dari beberapa menu nasi goreng yang tersedia."Kayaknya Dina nasi goreng ikan asin aja deh, A'," celetuk Dina."Kok nasi goreng ikan asin? Emang enak?""Kelihatannya sih enak, A', Dina pilih yang paling anti mainstream aja sih," jelas Dina."Oke. Minumnya?""Air mineral aja.""Oke.""Saya pesan nasi goreng udang 1, nasi goreng ikan asin 1 sama air mineralnya dua ya, Mas," ucap Al mengulang pesanannya."Baik, Pak. Ada lagi?""Nambah salad buahnya juga 1, kamu mau, Din?""Nanti bareng Aa" aja," jawab Dina."Oke, itu aja, Mas."Pelayan itu kemudian segera berlalu untuk membuatkan pesana
Baca selengkapnya
Chapter 83 A
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (83)"Pemakaman Umum Teratai Indah?" gumam Dina mengeja sebuah tulisan di seberang jalan.Ia lalu melirik suami di sisinya, seolah paham akan maksud tujuan suaminya mengajak kemari."Kita beli bunga dulu ya," ucap Al seraya menggandeng Dina ke tempat penjual bunga.Al membeli dua keranjang bunga tabur, dua botol air dan dua bucket mawar putih. Setelah membayar, Al segera membawa Dina menyebrangi jalan menuju pemakaman."Ya Allah, jadi jauh-jauh Aa' ajak aku dari Surabaya ke Jakarta untuk ini? Untuk berziarah entah ke makan siapa. Mungkinkah ke makan Mama dan Papa?" batin Dina yang masih terus mengikuti langkah suaminya.Al berhenti sejenak di pintu masuk makam, celingukan ke kanan dan kiri. Tempat ini banyak berubah, begitu asing untuknya. Terakhir ia kemari bersama Oma saat usianya masih kanak-kanak, setelah itu ia tak pernah berniat berkunjung lagi.Baginya, mendatangi makam hanya akan membuat beban rindunya semakin berat, membuka kembali lu
Baca selengkapnya
Chapter 83 B
"Saya takut, Din ... Bagaimana kalau —.""Ssssstttt ... Aa' jangan mikir macam-macam, ya?""Saya takut hal yang sama akan terjadi pada kamu, Din. Saya nggak bisa membayangkannya, saya nggak akan sanggup, Din ....""Sayang ... Stop berpikiran yang membuat Aa' tak nyaman. Selalu ingat, bahwa hidup dan mati hanya lah kuasa Allah. Mungkin hari ini kita sedang menyaksikan kematian, yang membuat kita menjadi sedih dan takut sebab diingatkan lagi pada suatu hal yang pasti itu.Akan tetapi, kita juga perlu ingat. Ada banyak kehidupan baru yang terjadi di waktu bersamaan di luar sana. Coba kita berkunjung ke rumah bersalin, mungkin hal yang akan kita rasakan adalah yang sebaliknya. Kita akan turut bahagia melihat kebahagiaan para orang tua menyambut buah hatinya.Itu hal yang wajar, sebab kita sebagai manusia memiliki rasa empati. Dah, Aa' tenang aja ya. Yakin, insyaAllah semuanya akan baik-baik saja," ujar Dina panjang kali lebar, mencoba menenangkan suaminya dan mengembalikan rasa percaya di
Baca selengkapnya
Chapter 84 A
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (84)"Dina ikut Aa' aja lah, Dina kan nggak tau daerah sini, A'," sahut Dina."Kamu bisa pilih destinasi yang terkenal di Jakarta. Kalau saya sudah tamat semua seluk beluk Jakarta. Jadi nggak ada tempat yang ingin saya kunjungi," jawab Al lagi."Eum ... Keluarga Aa' kan banyak di Jakarta? Kenapa kita nggak mengunjungi mereka aja?" celetuk Dina.."Males saya, Din. Lagipula waktu lima jam nggak akan cukup buat nemuin mereka semua. Saya ingin menghabiskan waktu bersama kamu, Din ....""Ehm ... Iya juga ya, A', kalau begitu, kita ke Dufan aja ya? Dina penasaran deh!" ucap Dina menjatuhkan pilihan pada destinasi wisata yang sangat masyhur di Jakarta itu."Hah! Dufan, Din?""Iya, A', Dufan. Kenapa sih? Kok kaget gitu? Mahal ya?" tanya Dina polos sekaligus heran melihat ekspresi suaminya."Bukan soal itu, Din. Kamu mau belanja barang branded sepuas kamu pun ayo! Saya siap. Dari pada harus ke Dufan. Mau ngapain sih?""Ih, belanja doang mah di Surabaya
Baca selengkapnya
Chapter 84 B
"Kenapa diam?" sahut Dina membuat Al tersadar."Nggak apa-apa.""Pasti nggak pernah, kan? Pasti Aa' sibuk kan sampai melewatkan masa muda yang begitu indah?" lanjut Dina lagi.Al hanya melirik malas."Memangnya kenapa kalau saya melewatkan masa muda? Nggak rugi juga kok? Buktinya sekarang saya bisa menikmati kesuksesan saya." Al menjawab jumawa."Benar, Aa' memang sama sekali tak rugi. Dan Dina juga tidak sedang membahas untung rugi. Dina hanya ingin membalikkan ucapan Aa' aja. Kalau dulu di masa muda Aa' menghabiskan waktu untuk hal-hal yang ingin Aa' capai di masa depan, maka saat sekarang semua itu sudah berada dalam genggaman, saatnya Aa' menebus apa yang Aa' pernah lewatkan," ucap Dina tak putus asa mengajak suaminya untuk menikmati wahana-wahana yang tersedia."Tapi saya nggak suka, Din!""Aa' nggak bisa menilai sebelum tahu rasanya. Dina pun belum pernah naik wahana-wahana ini, jadi Dina belum tahu, Dina suka apa nggak. Tapi Dina mau coba," jawab Dina.Al menghela nafas panjang
Baca selengkapnya
Chapter 85 A
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (85)"Masih pusing, A'?" jawab Dina melihat suaminya yang langsung menghambur ke kasur saat mereka sampai di rumah."Lumayan," jawab Al singkat.Dina mendekati suaminya, meletakkan kepalanya di paha, kemudian memijatnya pelan. Merasa bersalah sebab telah memaksa suaminya bermain wahana."Maaf ya, A', gara-gara Dina Aa' jadi seperti ini," sesal Dina."Hem." Al menyahut singkat, sembari menikmati pijatan istrinya."Lagian Aa' sih, kurang ekspresif. Harusnya naik wahana tuh keluarkan ekspresinya. Teriak sekencang-kencangnya. Nggak usah gengsi, kan semua orang juga teriak? Itu untuk mengurangi rasa tegang kita. Kalau kita tegang, terus hanya diam aja, ya begini jadinya." Dina mengomel panjang kali lebar sambil terus memijat kepala suaminya."Jadi sebenarnya, kamu ini niat minta maaf atau ngomelin saya sih?"Dina terkekeh,"mungkin dua-duanya," sahutnya."Aneh!""Kok aneh?""Dua hal yang bertentangan dilakukan dalam waktu bersamaan oleh seorang yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
25
DMCA.com Protection Status