All Chapters of UANGKU BUKAN BERARTI UANGMU, MAS!!!: Chapter 51 - Chapter 60
128 Chapters
51. mempermalukan Mas Bowo
"Maaf Mas, aku sudah bilang, aku tak sudi lagi menjalin rumah tangga denganmu. Meskipun kau bersujud di kaki ku, semuanya tak akan pernah merubah keputusan ku." Ucap ku tanpa melihat ke arah Mas BowoTapi Mas Bowo tetap berusaha menggapai tanganku dan malah bersujud di kaki ku. Bukannya malah kasian, aku yang melihat malah ingin tertawa.Bisa-bisanya dia mau melakukan hal bodoh seperti ini di depan banyak orang. Bahkan Ibu yang biasanya melarang Mas Bowo untuk memohon padaku, kini hanya bisa diam bahkan memasang wajah yang melas.Mungkin beliau merasa aku akan iba melihatnya, dan menuruti semua perkataan mereka. Ooh tidak bisa,, Ida yang sekarang bukanlah Ida yang dulu, Ida yang lemah dan rapuh.Begitupula dengan Lusi yang biasanya begitu ketus padaku, kini mendadak sangat santun lemah lembut didepan ku."Apa yang sebenarnya mereka sembunyikan dariku? Apa mereka tau siapa aku sebenarnya?" Pertanyaaan-pertanyaan itu kini makin berkecamuk didalam otak ku. Saat adegan ini terjadi, nama
Read more
52. putriku sayang
Yuuk jangan bosan-bosan untuk tinggalkan like dan komen ya setelah membaca ceritanya. Dan jangan lupa untuk subscribe cerita author yang lainya.Terimakasih dan selamat membaca...*****"sudah Pak, Mak, ayo kita pulang saja." Bapak dan Emak pun mengangguk. Sementara Mas Bowo masih menahan tangan ku dan memintaku untuk menyerahkan kunci mobilnya."Mana kuncinya Da. Kamu jangan seenaknya saja."Dengan sekali sentakan, tangan Mas Bowo terlepas. Jijik sekali rasanya tangan ku di sentuh olehnya."Serahkan dulu bpkbnya. Nanti biar ku jual, setelah itu aku berikan separuh uang penjualanya ke kamu. Kalau tidak, aku juga tidak akan mengembalikannya." Mas Bowo pun melotot ke arah ku. Wajahnya memerah, mungkin dia memendam amarah padaku."Kau mau mencurangi aku kan? Kamu kira aku bodoh seperti dirimu, hah?" Katanya dengan percaya diri dan menyunggingkan sebelah bibirnya"Hahaha bodoh, yang bodoh siapa? Aku atau kamu Mas?" Ku tatap wajahnya dengan tatapan sinis."Gini aja deh, mobil ini biar ak
Read more
53.kejutan untuk Anita
"Buk, martabak usus pakai telur empat ya!" Ucapku memesan makanan segelah sampai ditempat tujuan"Pedes gak Bu?""Iya pedes semua ya. Sekalian es nya, jus alpukat dua ya!""Ooh siap Bu, di tunggu bentar ya!" Penjual pun sibuk menyiapkan pesanan kita.Untung saja hari ini antrian tak seberapa panjang. Karena memang martabak usus telur ini paling terkenal di daerah sini."Yuuk Nduk kita duduk."Aku dan Anita pun berjalan beriringan menuju meja."Gimana tadi proses sidangnya Bu? Lancar?"Aku tersenyum menjawab pertanyaan putriku ini. Aku tak mungkin juga jujur padanya apa yang terjadi disana."Alhamdulillah... Doain aja ya Nduk, semoga proses nya cepat.""Aaamiiin..." Anita mengusapkan kedua telapak tanganya ke wajah.Syukurlah tadi Anita tak ikut, andai dia ikut, sudah kupastikan dia malu dengan tingkah Ayahnya.Triiing!!!Sebuah pesan masuk dihp ku. Tertera nama Lusi disana. Aku mengernyitkan dahi, ada perlu apa dia mengirimi ku pesan.Segera ku buka pesan darinya, karena aku juga pena
Read more
54. tamu istimewa
Sehari setelah kedatangan mobil baru, aku dan Emak sibuk menyiapkan selamatan untuk mobil baru yang akan aku bagikan kepada para tetangga.Ya aku hanya membagikan sekotak makanan yang berisi nasi, lauk, sayur, buah dan juga kue buatan ku sendiri.Apalagi hari ini pesanan kue juga lumayan banyak. Jadi hari ini aku benar-benar sibuk menyiapkan semua bahkan dari sebelum shubuh."Nduk, kamu nanti jadi kekuar sama Bapak?" Tanya Emak "Jadi Mak, soalnya Ida juga udah janjian sama pemilik pick up nya buat cek hari ini. Kalau jadi ya langsung Ida bayar, biar sekalian.""Lah terus kamu bawa kesininya gimana?""Nanti Ids sekalian sama Pak Anton Ma, nanti biar Pick up nya dibawa sama Pak Anton." "Ooh ya sudah akalu gitu. Iya lebih cepat lebih baik buat kita isi ruko. Nanti malah rugi kalau lama dikosongin.""Iya Mak, kalau nanti pick up nya uda jadi, besok kita ke toko. Soalnya para suplier mau kirim barang. Baru lusa kita ke kampung stok gula dan beras.""Lah ide bagus itu Nduk."Tak lama kemu
Read more
55.ternyata tamu itu...
Mobil pun berbelok memasuki kawasan perumahan elit tempat tinggalku saat ini. Entah kenapa hatiku mulai merasa berdebar. Siapakah sosok tamu istimewa yang di maksut Emak itu.Tin tin tin!!!Dengan sigap Pak Asep pun membuka pintu gerbang. Sedangkan aku langsung memasuk kan mobil ke dalam garasi.Tapi aku kaget saat melihat sebuah mobil yang juga sudah terparkir didalam nya, sebuah mobil pajer* sport bewarna hitam. Yang entah milik siapa.Aku mengernyitkan dahi, begitu pula dengan Bapak. Apa mungkin ini mobil Mas Bowo? Aah tak mungkin juga lah "Mobil siapa Nduk!" Tanya Bapak yang juga heran"Gak tau Pak, makanya Ida juga penasaran!""Yuk Nduk, kita turun. Bapak uda penasaran juga soalnya.""Enggeh Pak." Aku turun dari mobil, berjalan disamping Bapak memasuki rumah. Tapi sebelum masuk, aku menyuruh Pak Anton untuk meletak kan mobil pick up disamping mobilku.Dan Pak Anton pun langsung pamit pulang. Tak lupa aku mengucapkan banyak terimakasih atas bantuanya hari ini.Saat memasuki ruan
Read more
56. selamat datang!!!
Ku percepat langkah kakiku menuju depan rumah."Heran, hari ini banyak sekali tamu yang tak di undang datang ke rumah." Gerutu ku sambil mengusap wajah."Mana tamunya Pak!" Aku menatap pak Asep yang menunggu didepan pintu"Masih diluar gerbang Bu!" "Ya sudah bukain aja gerbangngnya!"Pak Asep mengangguk dan bergegas menggeser sedikit gerbang rumah ku. Dan saat itulah nampak Mas Bowo, Lusi dan juga Ibu masuk sambil menaiki mobil. Aku dibuat sedikit terperanjat oleh ulah mereka bertiga.Entah mobil siapa yang mereka pinjam, atau mereka sewa. Yang pasti, mereka mengendarai mobil untuk datang kerumahku.Lagaian aku juga meraaa aneh, bukankah Mas Bowo hari ini kerja, tetapi kenapa dia bisa kesini. Apa dia ambil cuti atau memang ambil kerja setengah hari? Aaah entahlah itu juga bukan urusan ku.Mereka turun dari mobil dan langsung mengahampiriku. Bukan nya bersalaman dengan ku, mereka malah asyik memperhatikan rumahku."Waaah selamat datang dirumah ku, mari silahkan masuk!" Tanpa memandan
Read more
57.pencairan uang kedua
Selepas kepergian mereka, aku langsung masuk kedalam menyusul Emak dan Bude Mai yang masih sibuk menyiapkan berkat."Kamu tuh piye toh Nduk, kok mau-maunya beli mobil mereka!"Aku hanya diam tak menjawab pertanyaan Emak. Takut kalau jawaban ku hanya akan membuat Emak makin marah"Sudah gak papa Sar, itung-itung juga investasi." Bela Bude MaiPadahal ku tau, beliau sebenarnya tak tau apa-apa."Uda pulang Nduk tamunya?" Tanya Bapak yang keluar dari kamar."Iya uda Pak.""Kamu jadi beli mobil Bowo?"Aku mengangguk pelan. Dan Bapak pun menghela napas."Ya mau gimana Pak, nanti malah mereka ngambil mobil, malah Ida gak dapat apa-apa. Kan Bapak tau sendiri, surat-suratnya masih dimereka semua."Bapak mengangguk, nampak memahami isi hatiku. "Iya bener juga apa uang kamu ucapkan. Yasudah, yang penting sekarang kamu sudah gak ada sangkut pautnya lagi sama si Bowo.""Tapi kamu juga harus ingat, jangan pernah menghalangi dia untuk bertemu Anita.""Halah Pak, paling kesini juga dengan tangan kos
Read more
58.siapa lelaki itu?
Setengah jam perjalanan, akhirnya kami pun sampai juga dirumah. Karena tadi kami harus mampir untuk membeli nasi buat makan sore. Tampak dari kejauhan, terlihat Emak sedang mengobrol dengan Yumi tetanggaku."Baru pulang dari sawah Yum?""Iya Mak, Emak juga baru datang ya. Kangen nih uda lama gak ketemu Emak." Ucapnya sambil mencium tangan Emak"Hahahha iya sama. Biasanya kita sholat jamaah bareng ke mesjid. Sekarang uda enggak lagi.""Ya kan Emak juga lagi di rumah Mbak Ida Mak.""Dadang kemana?""Masih di sawah Mak. Masih ngerabuk padi. Bentar lagi juga pulang.""Uda gak nyupir lagi?""Ya masih Mak, tapi ya nunggu kalau ada panggilan aja. Kalau gak ada ya Mas Dadang bantu-bantu garap sawah orang-orang. Maklum Mak, namanya juga gak punya sawah sendiri. Hehehe...""Ora popo, jangan berkecil hati Nduk. Kerja apa aja yang penting halal, barokah!""Enggeh Mak."Hnnnnggg!!!!Deru suara mobil Fero terdengar saat kita berhenti dipelataran rumah Emak. Aku langsung keluar dari mobil dan ikut m
Read more
59.lusi yang menyebalkan
Hari ini Yumi dan Dadang bakal menginap dirumahku. Karena mereka bakal menjadi karyawanku di toko. Hitung-hitung juga membantu perekonomian keluarga kecil mereka.Kadang aku juga sedikit kasihan sama mereka, sudah hampir lima tahun menikah, mereka belum dikaruniai keturunan. Yaaa mungkin memang belum rejeki mereka sih."Masyaallah, rumahnya Mbak Ida buuuaguus banget Mbak?" Ucap Yumi yang berdecak kagum melihat kemewahan rumah ini."Rumah Emak Yum, bukan rumah Mbakk." "Ya sama aja Mbak, rumah Emak juga bakal jadi rumah Mbak.""Hahaha bisa aja kamu Yum.""Oh iya Bik, tolong antar mereka ke kamar ya!" Ucapku pada Bik Darmi"Siap Bu, mari Mbak, Mas, saya antar ke kamar."Emak dan Bapak sudah beristirahat di dalam kamar, mungkin mereka capek. Sedangkan Bude Mai dan Fero, langsung pamit pulang tanpa mampir terlebih dahulu.Untung juga rumah ini terdapat banyak kamar kosong. Jadi aku tak perlu bingung harus menempatkan Yumi dan Dadang dimana.Aku langsung masuk kedalam kamar, setelah mereka
Read more
60. tidak mungkin
Pov LusiSiang ini matahari nampak begitu terik, hawa panas dan gerah langsung menyerang tubuhku.Sebenarnya aku enggan sekali untuk ikut Mas Bowo memata-matai Anita, putrinya. Padahal aku yang memberi ide, malah aku juga yang terlibat. Ini nih, yang dinamakan senjata makan tuan. Apalagi, Ibu juga memaksaku untuk ikut serta. Jadi bikin aku makin sebel aja."Lus, cepet siap-siap. Bentar lagi Mas mu datang!" Teriak Ibu dari ruang tamuDengan ogah-ogahan, aku berganti pakaian dan memoles make up diwajahku. Tak lupa, ku kenakan perhiasan yang dibelikan suamiku, Mas Dendi.Sebenernya aku sedikit sebel dengan dia, akhir-akhir ini, waktu Mas Dendi dirumah juga sangat berkurang. Biasanya saat dia libur berlayar, dia bisa menghabiskan waktu sampai satu bulan dirumahTapi kali ini, paling lama juga hanya seminggu, kemudian dia balik lagi berlayar. Alasanya, pangkat dia sekarang lebih tinggi, jadi dia tak punya banyak waktu untuk libur.Anehnya, gaji yang Mas Dendi kirim juga masih sama saja se
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status