All Chapters of UANGKU BUKAN BERARTI UANGMU, MAS!!!: Chapter 71 - Chapter 80
128 Chapters
71.pembalasan dendam lusi
***Pov LusiSetahun berlalu semenjak perpisahan Mas Bowo dan Mbak Ida, aku sama sekali tak pernah mengusiknya karena janjiku pada Mas Dendi.Akan tetapi, dendam dihati ini masih membara begitu besar padanya. Tak bakal tenang bila aku belum membalas perbuatanya yang nyaris membuat ku gila karena hampir kehilangan Mas Dendi.Seperti biasanya, aku selalu mengantar Ibu ke pasar untuk belanja bulanan. Kurasakan hati yang makin memanas kala melihat Mbak Ida makin bersinar. Terbukti dari toko yang dia kelola, kini menjadi lebih besarApalagi sampai menambah toko plastik lagi. Dan ketiga tokonya tak pernah sepi. Terutama toko kue yang memang terbukti enak."Bu, Mbak Ida makin lama makin sukses ya!" "Iya, Ibu jadi curiga kalau mereka pakai pesugihan. Lihat noh, toko julalan nya malah nambah lagi." Ucap Ibu sambil menunjuk toko Mbak Ida dengan dagunya"Gak kayak Bowo, yang makin lama makin kere aja. Heran, semenjak jadi suami Denisa hidupe malah susah.""Iya juga sih Bu, andai dulu Denisa gak
Read more
72.sebuah pesan masuk
"Mak, Ida mau berangkat arisan dulu ya!""Iya, kalau uda langsung balik ke toko ya Nduk?"Iya Mak..."Aku pun mencium punggung tangan Emak dengan khidmat. Kemudian keluar toko dan memacu mobil menuju rumah Elsa. Teman Arisan ku diperumahan."Eeei Ida. Masuk masuk!"Aku pun memarkirkan mobil ku disebelah mobil dia. Lalu turun dan menghampirinya yang sudah menunggu didepan rumah mewahnya.Ya semenjak aku menjadi seorang pengusaha, aku mengikuti sebuah arisan yang juga terdiri dari enam belas wanita pengusaha yang mandiri ini.Setiap bulan, kami memang mengadakan arisan secara bergantian dirumah para anggota. Dan hari ini adalah arisan pada bulan ke empat, yang kebetulan diadakan dirumah Elsa. Dia adalah pengusaha toko emas dekat toko sembako ku.Dan dia jugalah yang mengajak ku untuk gabung dalam arisan ini. Perbulan arisan ini membayar sepuluh juta. Ya bagiku juga bukan lah nominal yang terlalu besar, makanya aku setuju saja. Apalagi, baru bulan kemarin aku sudah mendapatkan arisan.
Read more
73.lelaki ini, tetangga kosku Mas!!!
Pov. BowoKerjaan hari ini begitu banyak. Kurasakan tengkuk ku yang berat dan kepalaku yang sedikit pening. Ku pijat sedikit kepalaku untuk mengurangi rasa sakitnya."Napa Brow, suntuk amat!" Ucap salah satu rekan ku si Andre "Lah gimana lagi, kerjaan gak kelar. Bikin pusing kepala aja. Mana anak lagi rewel-rewelnya lagi. Jadinya kurang tidur deh!""Ya namanya juga anak masih kecil brow. Kalau sakit juga pasti rewel. Uda, dinikmati aja. Toh juga masa-masa kayak gitu gak bakal lama.""Iya Brow..." Jawab ku sedikit malas."Yasudah yok pulang. Uda sore nih!" Ajaknya kembali. Apa dia tak tau, jika kerjaan ku masih banyak. Bisa-bisanya dia malah mengajak ku pulang. Kalau bukan karena kerjaan penting, aku juga tak sudi capek-capek lembur."Kamu duluan aja deh. Aku mau nerusin dulu, nanggung, kurang dikit juga.""Yasudah aku duluan. Bye!"Andre pun berlalu, kini aku kembali berkutat dengan pekerjaan yang kurasa tak kunjung selesai."Sial, sial. Mimpi apa aku semalem, sampek-sampek aku dap
Read more
74.saingan bowo
Kriiiet...Ku buka pintu kamar kos Denisa. Sedikit terkejut juga saat melihat tetangga kos ku ini duduk santai di kursi panjang depan kamar kosnya, yang taid dia duduki bersama denisa dan sedang menghisap rokok.Dia kembali tersenyum kearahku sambil menunduk kan sedikit kepalanya. Sebenarnya aku tak suka dengan nya, tapi melihat dia yang berusaha ramah padaku, akhirnya aku terpaksa membalas senyuman nya. Langsung saja kulangkahkan kaki menuju sepeda Muslik yang terparkir didepan gerbang. Dan memasukan nya kedalam garasi kos."Rokok Mas!" Ucapnya basa-basiAku yang sedang suntuk menunggu Denisa menyusui, akhirnya ikut serta duduk dan mengudud rokok. Sekalian aku ingin tau lebih dalam tentang tetangga baru ku ini.Karena memang, aku mencium bau-bau yang mencurigakan darinya. Apalagi, aku tak tau sejak kapan dia tinggal disebelah kamar Denisa.Ku ambil sebatang rokok yang tadi sempat dia tawarkan padaku "Tak ambil ya!""Wooh silahkan Mas, ini koreknya." Ucapnya sambil menyerahkan korek
Read more
75.menghilangkan kiriman pelet
Sudah hampir seminggu lebih toko terasa sepi sekali tak seperti biasanya. Bahkan, langganan yang setiap hari mampir ketoko pun beberapa hari ini tak nampak.Syukurlah, rumah makan selalu ramai. Apalagi, sebentar lagi menjelang bulan puasa ramadhan. Sudah bisa dipastikan, banyak orang-orang yang bakal mengadakan buka puasa bersama disana.Setidaknya, bisa menutupi minus yang ada ditoko selama beberapa hari ini sepi.Emak pun juga beberapa hari ini terlihat gusar. Tapi Emak hanya diam saja, walau tingkah lakunya bisa menjelaskan semua."Uda dapat berapa hari ini Da?" Tanya Emak yang duduk disamping ku."Gak tau Mak. Coba tanya aja sama Yum."Emak berdiri mendekati Yum yang juga asik mendengar musik dari hp nya. "Yum, dapat berapa hari ini?""Bentar Bude, tak lihatin dulu.".Aku pun juga bangkit mendekati Yum. Karena aku kepo dengan hasil penjualan hari ini yang memang sangat sepi tak seperti biasanya."Ada dua juta tujuh ratus Bude!" Ucap Yum sembari meletak kan uang itu dikasirTerlih
Read more
76. pertemuan tak terduga
Seusai dari rumah Ustad Sobri, kami langsung menuju ke toko untuk segera menyiramkan air yang diberikan Ustad didepan toko.Tak lupa Bapak membaca bismilliah dan juga sholawat selama menyiramkan air. Aku dan Emak menyaksikan langsung bersama beberapa karyawan. Mungkin dalam hati mereka juga bingung dengan apa yang Bapak perbuat, cuman mungkin mereka takut untuk bertanya."Bismillah ya Nduk, toko bisa kembali ramai." Ucap Emak kala Bapak usai menyiramkan air."Aamiin Mak, yang penting kita uda usaha Mak. Bagaimanapun hasilnya, kita hanya bisa pasrah."Bapak berjalan mendekati kami. Kemudian mengajak masuk kedalam toko. Dan melakukam aktifitas seperti biasanya.Aku berjalan menuju toko roti. Melihat para pegawai ku sibuk membuat pesanan untuk hajatan pelanggan.Beruntungnya, toko roti ku masih ramai. Walaupun lebih laku lewat online. Sedangkan untuk dioutlet, terkesan sepi. Ya mungkin itu efek guna-guna yang dulu diberikan kepada toko ku."Uda matang mbak, rotinya?""Belum Bu, masih di
Read more
77.bukti perselingkuhan
Ku perhatikan saung yang dia gunakan bersama dengan teman-temanya dari bilik kasir secara diam-diam juga. Aku tak menyangka jika akan bertemu dengan nya. Apakah ini memang akal-akal an Elsa. Atau memang Allah sengaja mempertemukan aku dengan nya.Entahlah, yang pasti aku sudah tau bagaimana bentuk dan rupa saudara Elsa ini. Aku pun membalas pesan darinya, setelah pesan yang dia kirim dulu kuacuhkan dan tak ku balas.[Waalaikumsalam Mas, salam kenal juga]Setelah mengirim balasan pesan padanya, aku jadi merasa sedikit canggung. Bagaimana pun juga aku bukan lah remaja lagi, yang sedang mengalami kasmaran saat berbalas pesan dengan lawan jenis.Triiing!!Kuterima notifikasi pesan masuk yang dia kirim kembali padaku. Dengan lincah, jemari ku pun membuka isi pesan dari nya[Alhamdulillah, terimakasih ya Da, sudah dibalas. Kenalkan namaku Candra, dan akulah saudara Elsa.][Oh iya, salam kenal juga Mas Candra.]Kukirim lagi balasan pesan padanya. Tapi sepertinya dia sedang asyik ngumpul bers
Read more
78. jika ibu menikah lagi, nita ikhlas.
Jangan lupa untuk tinggalkan like dan komen ya. Dan jangan lupa juga untuk subscribe profile author.Terimakasih dan selamat membaca...*****"T-tunggu, maksut kamu apa Fer?" Tanya ku yang sedikit terkejut mendengar ucapan nya.Tapi dia hanya menghela napas tanpa menjelaskan apa maksut dari perkataan nya itu."Maaf, lupakan saja." Jawabnya sedikit salting."Ooh, oke." Jawabku sesantai mungkin. Meskipun, aku merasakan debaran didalam dada ku.Ya Allah, masa' iya aku kembali jatuh cinta dan itu pada Fero. Kenapa setiap kali dekat denganya aku merasakan nyaman. Dan kenapa dia juga seperti memberi angin segar padaku, padahal dia juga sudah memiliki kekasih hati yang juga begitu mencintainya."Oh iya, kamu ada yang mau diomongin lagi gak? Kalau enggak ada, aku mau mandi dulu.""Mmm enggak ada kok. Makasih ya uda luangin waktunya."Aku mengulum senyum padanya. Kemudian kembali berlalu masuk kedalam kamar.Kurendam diri ini dibath up. Sekali lagi, ucapan Fero mampu membuatku menjadi kepikir
Read more
79.antara fero dan candra
****Aku menemani Mas Candra mengobrol diruang tamu. Ternyata, dia tipe lelaki yang easy going. Sehingga, obrolan antara kita berdua jadi begitu seru tanpa rasa canggung, bahkan kami terbahak bersama.Tema yang kami bahas pun beragam, mulai dari bisnis, sampai keseharian kita. Dan sama sekali tak ada pembahasan tentang perasaan.Bik Darni keluar membawa dua cangkir teh hangat dan cemilan untuk ku dan Mas Candra. "Makasih ya Bik!""Sama-sama Bu. Kalau gitu saya permisi dulu."Aku mengangguk, kemudian Bik Darni pun berlalu. Kami meneruskan obrolan yang sempat tertunda tadi.Dari ceritanya, aku tau bahwa dia memiliki dua buah hati. Satu lelaki dan satu wanita. Yang lelaki sudah besar, dia sudah masuk diperguruan tinggi. Dan sekarang sudah disemester empat. Sedangkan buah hatinya yang perempuan, juga seumuran Anita. Cuman beda setahun, sekarang dia masih duduk di kelas dua SMA.Walaupun memiliki buah hati yang sudah pada dewasa, tapi Mas Candra masih terlihat baby face. Bahkan jika oran
Read more
80. sial, guna-guna ku gagal!
*****Pov mantan Ibu mertua"Haduuh, belum akhir bulan uda hampir habis aja sih stok makanan dirumah." Gerutu ku dalam hati.Ku langkahkan kaki menuju kamar Lusi. Punya anak perempuan satu juga sukanya ngebo mulu. Bangun pagi pun juga kalau ada si Dendi. Itu pun juga jarang-jarang.Kadang aku berpikir dengan sifat Lusi yang seperti itu, si Dendi bakal berpaling hati. Apalagi, sampai sekarang putri ku ini juga belum bisa memberikan keturunan untuk Dendi. Padahal hasil pemeriksaan keduanya juga normal tanpa adanya masalah.Aku sebagai orang tua juga kadang merasa iba dan sedih memikirkan dua nasib buah hatiku. Yang satu main kawin aja, hingga akhirnya jadi belangsak, bukan nya malah bahagia dengan istri barunya, yang ada malah menderita.Justru mantan istri yang ditinggalkan kini malah sukses dan bahagia. Kadang ada perasaan tak ikhlas melihat mantan menantu ku hidup enak. Tapi mau bagaimana lagi, toh yang salah juga anak ku sendiri. Terus yang satunya lagi juga selalu kesepian karena d
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status