All Chapters of UANGKU BUKAN BERARTI UANGMU, MAS!!!: Chapter 91 - Chapter 100
128 Chapters
91. tolakan untuk menikah
Pov BowoAkhirnya aku pun mengurungkan niatku meminta ijin pada Ibu untuk menikahi Denisa secara sah dimata hukum. Ini memang langkahku untuk menyelidiki dulu tentang kedekatan Denisa dengan tetangga kosnya yabg bernama Aria tersebut.Jika memang mereka tak ada hubungan apapun, aku bakal secepatnya menikahi. Mungkin lebih tepatnya setelah puasa ramadhan ini. Tapi jika mereka memang memiliki hubungan gelap dibelakangku, justru tak segan-segan aku akan membuang Denisa dari hidupku.Karena aku tak sudi memiliki istri peselingkuh."Kamu kenapa Wo? Kok kayak nya kepikiran sesuatu?" Tanya Ibu waktu menghentikan aktifitas makan nya."Eh enggak kok Bu." Aku jadi salah tingkah apalagi Ibu melihat ku dengan tatapan mata tajam.Sepertinya beliau sadar akan hal ini. Mungkin naluri seorang Ibu pada anaknya kali ya. Makanya, jika aku berkata tak jujur Ibu akan tau dan merasa.Buru-buru kuhabiskan bakso dimangkok ku, dan berjalan keluar mengembalikan nya pada si tukang bakso.Kuputuskan untuk duduk
Read more
92. terlanjur sakit hati
Aku terpana melihat respon dari istri ku yang tak kuduga-duga ini. Bagaimana dia bisa menolak untuk kunikahi. Padahal dulu dia begitu ngotot dan terus-terusam memaksa ku.Tapi kini, setelah aku mewujudkan mimpinya, dia malah menolak nya secara tegas. Mungkin dia masih terlanjur sakit hati padaku. Tak papa lah, mungkin saat ini dia sedang emosi.Mungkin nanti jika sakit hatinya sudah reda, dia juga bakal mau untuk ku nikahi. Yang pernting sekarang, aku harus sabar dan bisa merayu hatinya.Hubungan ku dan Denisa masih berjalan seperti biasanya. Bahkan sampai detik ini pun, aku tak melihat gerak gerik aneh pada diri istriku ini. Ternyata dugaan ku jika dia menaruh hati pada pria lain tak terbukti.Syukurlah, akhirnya aku bisa bernapas lega."Mas, kenapa Mas Dendi susah dihubungi ya akhir-akhir ini?" Tanya Lusi saat aku sedang main kerumah Ibu. Mumpung hari libur, jadi aku mengajak Denisa untuk main kerumah Ibu lagi. Sekalian buka puasa disini. Kebetulan juga, siang ini Denisa sedang tid
Read more
93.kencan pertama
Seusai sholat tarawih, aku dan Fero langsung bergegas kerumah Pak Haji Bakar. Karena memang kami sudah janjian dari tadi sore.Mobil Fero pun melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang sedikit lenggang. Terdengar lantunan ayat-ayat suci al-qur'an dari toa masjid yang ada dipinggir jalan.Setelah lima belas menit perjalanan, kami berdua pun akhirnya sampai juga dirumah Pak Haji. Fero segera memarkirkan mobilnya ditanah lapang depan rumah Pak Haji."Yuk Da...!" Ajaknya sambil mengulas senyum kearahku."Iya Fer." Aku pun membalas senyuman nya. Baru saja tangan ini membuka pintu mobil Fero kembali menahan ku."Tunggu Da!"Akupun reflek menoleh kearah nya dengan tatapan bingung."Kenapa Fer?""Hari ini aku merasa bahagia, karena akhirnya aku bisa keluar berdua sama kamu." Jawabnya dengan sedikit gugup."Pppfft... Ya Allah Fer, Fer, kirain kenapa. Inget, kita bukan anak muda lagi. Gak lucu kalau kita masih gombal-gombalan kayak gini." Gumamku menahan tawa.Dan diapun hanya mering
Read more
94. kedatangan keluarga bowo
Keesokan harinya, setelah aku menjalan kan rutinitasku di toko dan rumah makan, aku pun mengajak Emak dan Bapak bermusyawarah tentang pembelian tanah milik Pak Haji Bakar sambil menunggu waktu berbuka."Bapak pikir dulu ya Nduk. Soalnya Bapak juga masih bingung.""Iya gak papa Pak, santai aja gak usah keburu." TukaskuKarena apapun keputusan Bapak, kutau memang itulah yang terbaik. Hari-hari berlalu begitu saja seperti biasanya, Bapak juga masih belum memberikan tanda-tanda tentang keputusan nya. Hingga aku sendiri yang akhirnya berinisiatif bertanya pada Bapak."Oh iya Pak, gimana nih jadinya?" Tanya ku saat melihat Bapak bersantai setelah sholat tarawih "Astaghfirullah Nduk, Bapak sampek lupa. Iya, kamu hubungi Pak Haji, Bapak setuju untuk beli tanahnya."Aku pun refleks tersenyum kala Bapak berucap seperti itu. Akhirnya, apa yang selama ini aku cita-citakan untuk membangun sebuah kos-kosan akan segera terwujud.Buru-buru aku berlalu masuk kedalam kamar dan langsung menghubungi Pa
Read more
95.syarat untuk fero
Nampak raut muka Mas Bowo yang terlihat terkejut dengan penjelasan Bude Mai. Aku pun yang melihatnya juga gak habis pikir. Kenapa ekspresinya seperti itu. Lagian gak ada salahnya juga kan aku kembali menikah. Toh aku sudah menjadi janda juga karena dia.Lagian, mereka semua sudah merestui hubungan kami. Baik orang tua kami, maupun anak-anak kami."A-apa, calon suami Ida?" Ucap Mas Bowo terbata."Iya, kenapa emangnya Mas? Ada yang salah?" Tanya Fero membuat Mas Bowo terkesiap."E-enggak ada.""Yasudah yuk Bude, kita masuk kedalam." Ajak ku pada calon keluarga baruku. Bude Mai yang memang tak ingin lama-lama bertemu dengan mereka, langsung saja masuk kedalam rumah. Bersama dengan calon anak ku."Kalau gitu, saya permisi kedalam dulu." Ucapku pada semua orang yang ada diruang tamu.Dan langsung berlalu masuk kedalam menemui Bude dan Fero yang sudah duduk manis diruang keluarga.Aku pun langsung menyiapkan minuman dan cemilan untuk mereka. Terutama nastar, kesukaan Melisa yang secara la
Read more
96. tak mungkin!!!
Adzan takbir pun menggema saling bersahutan. Alhamdulillah, setelah menunaikan puasa tiga puluh hari, akhirnya umat muslim merayakan kemenanganya dengan datang nya hari raya.Aku sengaja mengajak Denisa dan juga Narendra untuk menginap dirumah Ibu. Dan akan berkunjung kerumah mertua pada hari kedua dan menginap disana tiga hari karena memang jatah libur dari pabrik hanya lima hari."Wo, kamu gak ada niatan ke rumah Ida?" Ucap Ibu saat aku sedang bersantai sambil merokok didepan rumah."Ngapain kita kesana Bu?" Tanya ku sambil mengernyitkan dahi.Ibu pun hanya meresponya dengan senyuman, yang menurutku semyuman nya kali ini ada maksut tersembunyi."Mmm, ya kita main kesana buat nengok cucu Ibu dong. Sapa tau juga kalau kita kesana kita dapet angpau. Secara, Ida kan gak pelit kayak istrimu. Apalagi sekarang dia sudah kaya raya. Ibu yakin deh kalau dia bakal lebih royal sama Ibu.""Hadeh, Ibu ini berharapnya terlalu tinggi deh!" Ucapku sambil menggelengkan kepala."Gak berhayal, kan siap
Read more
97.karma (pov.bowo)
Aku hanya bisa memandangi punggung mereka yang berlalu masuk kedalam ruang keluarga.Entah kenapa aku merasakan sakit hati yang teramat dalam melihat kedekatan Ida dengan lelaki itu. Karena jujur saja, jika Ida mau kembali padaku pun aku bakal dengan senang hati menerimanya.Tapi aku tak punya nyali untuk memintanya terlebih dahulu untuk kembali padaku. Gengsi dong kalau dia pikir aku tak bisa move on darinya."Oh iya, gimana kabar kalian?" Tanya mantan Bapak mertua memulai obrolan."Alhamdulillah, baik Pak Ahmad. Anda sendiri sekeluarga gimana?" Tanya Ibu yang ku tau hanya basa basi saja."Yaa awal puasa kemarin sih saya sempet drop, bahkan dirawat dirumah sakit lima hari.""Lololoh, sakit apa Pak?" Tanya ku memotong ucapan Ibu yang akan terlontar dari mulutnya."Biasa Wo, kecapean." Jawabnya sambil mengulas senyuman.Kulihat mantan Ibu mertua hanya diam saja. Sepertinya beliau tak berselera mengajak kami ngobrol atau pun sekedar mempersilahkan kami untuk mencicipi hidangan. Hanya ma
Read more
98.rahasia denisa
Seketika hatiku bergemuruh dan mendadak tangan ku bergetar setelah membaca pesan dari sipengirim yang diberi nama "Ria"Tanpa pikir panjang, aku keluar dari kamar, membawa hp Denisa dan kembali membaca semua pesan yang dikirm "Ria" padanya.Banyak sekali chat mesra, bahkan chat yang menurutku tak pantas mereka bicarakan disini. Apalagi, Denisa sudah memiliki suami yaitu aku.Tubuhku seakan melemas seperti tak bertulang belakang, pikiran ku pun jauh melayang kesana. Entah kenapa aku malah berpikir dia lah Aria. Lelaki yang dulu pernah aku curgiai dekat dengan Denisa.Tapi dulu aku sama sekali tak menemukan kecurigaan padanya. Karena aku juga tak menemukan chat aneh pada Denisa.Tapi kini kenapa semua baru terbongkar, setelah aku akan kehilangan Ida. Apa ini alasan Denisa tak ingin aku nikahi secara sah? Kenapa aku hanya diam saja dan menuruti keinginan Denisa. Ya tuhan, tiba-tiba aku merasakan kepala ku begitu pening hingga aku harus memijit pelan kepala ku yang terasa berdenyut kera
Read more
99.kelakuan bejat Denisa
Terdengar helaan nafas Ibu yang begitu berat. Aku hanya melirik nya saja, jika aku bersuara, sudah pasti Ibu bakal menyalahkan aku lagi.Tapi mendengar tangisan Denisa juga membuat ku benar-benar muak. Kenapa saat seperti ini dia menangis, bukanya saat dia melakukan dosa dengan senang hati dan tak ingat akan dosa."Apa yang membuat kalian bertengkar hebat seperti ini?" Pertanyaan Ibu memecah keheningan diantara kami.Aku masih diam, enggan menjawab. Biar si Denisa sendiri lah yang jujur pada Ibu. Tapi tetap saja tak ada reaksi apa pun darinya."Kok kalian malah diam aja. Ini Ibu lagi tanya lo?" Lagi-lagi Ibu bersuara. Tapi kali ini suara Ibu sedikit lebih tinggi."Tanyakan saja pada wanita jalang itu Bu!" Ucapku sambil mengendik kan dagu kearah Denisa.Sedangkan Denisa nampak tersentak saat ku bilang seperti itu. Entah tersentak karena kaget atau karena tak terima dengan ucapanku. Aku pun tak mau tau."Wo... Jangan bilang seperti itu!""Kenapa gak boleh, emang kenyataan nya begitu ko
Read more
100.hari pernikahan
Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang juga. Hari dimana aku dan Mas Fero akan melangsungkan pernikahan.Beberapa hari sebelum hari H, entah kenapa degup jantungku berdetak tak karuan. Padahal ini pernikahan ke dua ku, harusnya aku merasa biasa saja. Tapi ternyata tidak, aku tetap merasakan gerogi dan nervous.Hari ini pun kami sibuk menyiapkan semua sajian untuk pengajian yang akan dilaksanakan nanti malam sebelum akad ku besok pagi terselenggara.Untung saja banyak kerabat dan keluarga dari Emak dan Bapak yang sudah datang dan menginap disini dari beberapa hari yang lalu."Eeh calon pengantin gak usah ikut kemari. Uda dikamar aja, nanti malah bau bawang lo terus gak manglingi juga!" Ucap salah seorang saudara ku dari Emak saat melihat kedatangan ku ke dapur."Aaah gak Papa Jan, lagian ini juga bukan pernikahan pertama ku. Jadi gak penting juga buat manglingi." Ucapku pada Jannah"Tetap aja gak boleh Mbak, lagian disini juga cuman tinggal manasin semua makanan. Jadi gak ada re
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status