All Chapters of Crazy Rich Baby: Chapter 151 - Chapter 160
305 Chapters
Bab 151 : Istri Ke Dua
Zie menunggu di dekat pintu, dia hanya bisa memandangi dokter Billy dan dua dokter lainnya yang memang bertanggungjawab terhadap kondisi Sean. Zie menyatukan dan sesekali meremas tangan, dia berharap apa yang dirasakannya tadi benar-benar sentuhan Sean."Bagaimana Dok?"Zie semakin cemas kala melihat gesture tiga dokter yang baru selesai memeriksa kondisi sang suami. Ia pun harus menelan kekecewaan karena dokter Billy menggeleng, menyimpulkan bahwa kondisi Sean masih sama."Maaf, sepertinya yang Anda lihat tadi bukan gerakan tangan pasien.""Apa Anda yakin, Dok?" tanya Zie memastikan."Iya," jawab dokter sambil menganggukkan kepala.Tak hanya kecewa, Zie juga merasa tak enak hati. Ia pasti dianggap berhalusinasi atau bahkan mengerjai dokter Billy.Zie masih berdiri di dekat pintu, matanya memandang Sean dan telinganya mendengar dokter meminta perawat untuk menambahkan beberapa obat yang dia sendiri tidak paham apa itu.Dokter pun berpamitan setelah memastikan kondisi Sean, membiarkan
Read more
Bab 152 : Dia Bangun
Raiga bingung, dia tidak tahu harus mulai dari mana bicara ke papanya. Kenapa juga masalah datang di saat keluarga masih dalam suasana seperti ini, semua orang sudah dibuat cemas dengan kondisi Sean, dan dia yakin masalahnya ini malah akan semakin menjadi beban Daniel.Raiga duduk di kursi selasar depan, ucapan Yura kepadanya soal aborsi kembali terlintas. Ia tidak ingin juga menikah dengan gadis yang tidak dia suka, jika hanya tanggungjawab kenapa harus menikah?Pria itu menyugar rambutnya kasar. Ia merasa sangat kejam dan plin plan. Dulu saat tahu Zie hamil, dia menjadi salah satu orang yang menekan Sean untuk menikahi Zie. Namun, kenapa sekarang saat masalah yang serupa menimpa, dia ingin menghindar?“Jangan jadi pengecut. Rai!” ucapnya dalam hati. Ia pun memilih pergi dari rumah sakit itu untuk praktik. Raiga berjanji pada dirinya sendiri akan memberitahu papanya malam nanti._Zie sendiri masih tak percaya Sean menulis surat seperti itu ke Raiga. Dia duduk di samping Sean kembali
Read more
Bab 153 : Turun Ranjang
Semua keluarga jelas bahagia mendengar kabar Sean yang sudah sadar, mereka satu persatu melihat kondisi pria itu untuk memastikan.Ghea bahkan sejak datang terus duduk di sisi Sean dan tak ingin beranjak dari sana, dibelainya rambut sang putra sulung sambil melantunkan kalimat syukur berulang. Ghea menangis, tapi jelas bukan air mata kesedihan melainkan kebahagiaan.Dokter Billy sendiri menjelaskan bahwa Sean masih harus melewati tahap pemulihan. Ini karena selama dua bulan tubuh pria itu hanya terbaring lemah di atas ranjang pesakitan. Dokter Billy sedang membicarakan hal ini dengan Daniel dan Zie, menentukan penanganan selanjutnya agar Sean kembali pulih seperti sedia kala.“Kenapa dia belum bisa bicara?” tanya Zie bingung. “Maksud saya kenapa dia belum bisa lancar bicara?”“Ini karena operasi yang dijalani juga bukan operasi sembarangan, untuk saat ini pasien bisa sadar dan mengenali orang adalah satu bentuk keberhasilan, dan itu patut disyukuri. Mungkin dia akan pulih dalam bebera
Read more
Bab 154 : Kenapa Kamu Kabur?
Riaga yang sedang makan di kantin rumah sakit tempatnya praktik tiba-tiba mengaduh karena menggigit bagian dalam mulutnya. “Apa kamu tidak apa-apa?”tanya teman yang sedang bersamanya. “Tidak apa-apa, pasti ada yang sedang membicarakan aku,”tuduh Raiga. Pria itu seolah melupakan janjinya ke Mirna dan Yura untuk membawa Daniel menemui Aris. Padahal Raiga hanya butuh sedikit waktu lagi untuk memberitahu hal itu ke Daniel. Ia tidak ingin merusak suasana hati keluarga yang sedang bahagia karena Sean sudah sadarkan diri. Raiga melambaikan tangan saat berpisah dengan temannya. Ia berjalan menuju mobilnya setelah membantu seorang pasien melahirkan. Namun, tak diduga dua orang berbadan tegap menghampiri lalu menghadang langkahnya. “Anda harus ikut dengan kami!” “Siapa kalian?” “Pak Jenderal ingin bertemu,”jawab orang itu. “si-si-siapa?” Riaga ketakutan, mungkinkah Yura sudah memberitahu ini ke ayahnya. Raiga tak lantas ikut begitu saja, dia menggeleng menolak takut diculik atau dibawa
Read more
Bab 155 : Membuat Gila
“Kakak dari mana? kenapa tidak bisa dihubungi? Rai sedang dalam masalah.”Richie datang untuk memberitahu Daniel yang baru saja sampai ke perusahaan. Pria itu heran dengan ucapan sang adik, keningnya berkerut terlihat gurat kecemasan yang kentara di wajahnya.“Masalah apa? kenapa dia?”“Dia baru saja menelepon dan meminta bantuan, dia bilang dikejar oleh orang tak dikenal.”Daniel ikut panik, tapi Richie menenangkan dengan berkata sudah mengirim anak buahnya untuk membantu.“Aku harus menyusul dia, Rich!”Richie mengangguk, dia mengekor Daniel untuk menemui sang keponakan yang sedang terlibat masalah.“Apa yang terjadi padanya?” tanya Daniel. Pria itu mengemudikan mobil dengan kencang, sambil mendengarkan sang adik menjelaskan di mana keberadaan sang putra.“Dia tidak menjelaskan, hanya berkata sedang dikejar dua orang tak dikenal dan minta bantuan.”“Coba telepon dia! dan tanyakan posisinya sekarang ada di mana!” titah Daniel.Baru saja merasa tenang karena sang putra sulung bangun d
Read more
Bab 156 : Pertengkaran Manis
“Wajahmu berseri-seri!”Sean memuji Zie, tanpa rasa malu meski di sana ada Ghea yang menemani. Ibundanya itu duduk di sofa sambil mengupaskan buah untuknya, sedangkan Zie sibuk merapikan barang-barang di nakas.“Ya, karena aku bahagia kamu bangun,”jawab Zie tanpa sedikitpun menutupi perasaannya.Sean tersenyum, sesekali dia mengusap kepala. Meskipun kesal karena rambutnya botak sebelah, tapi dia bersyukur bisa kembali melihat sang istri.“Ah … mumpung ada mama di sini, aku ingin menanyakan sesuatu padamu.”Zie mendekat ke sofa, mengambil surat dari Sean untuk Raiga yang disimpan di dalam tasnya. Ghea bisa menebak dengan mudah kertas apa yang diambil menantunya. Ia pun tersenyum. Ghea memilih keluar dari kamar, berpikir bahwa akan terjadi pertengkaran yang manis antara dua orang itu.“Mama mau cari kue dan kopi ke bawah sebentar,”ucap Ghea menghindar.Zie mengangguk, dia memastikan pintu tertutup sempurna sebelum mendekat dan menunjukkan kertas itu ke depan muka Sean.“Ini! apa ini? me
Read more
Bab 157 : Tidak Memiliki Perasaan
“Ada apa Rai? Kenapa kamu sampai dikejar orang tak dikenal?”Daniel duduk di depan putra bungsunya, mencoba bicara dengan nada lembut agar Raiga tidak merasa diintimidasi.“Pa, sebenarnya aku tahu siapa yang mengejarku, dan aku memang kabur darinya.” Raiga memilih jujur. Lagipula ibarat bangkai, masalah ini pasti akan tercium juga oleh papanya meski disembunyikan.Daniel yang sudah tahu siapa yang mengejar sang putra pun terlibat saling pandang dengan Richie. Adiknya itu bahkan berniat untuk pergi, jika memang apa yang akan dibicarakan kakak dan keponakannya sebuah rahasia.“Tidak perlu! Paman tidak perlu pergi, hal ini juga nanti harus diketahui oleh semua keluarga.”Richie menelan ludah, meski sang keponakan mengizinkan tapi dia tetap butuh persetujuan Daniel. Pria itu berpikir pasti ada masalah serius yang mungkin saja tidak nyaman jika diobrolkan saat ada orang di luar keluarga inti.“Duduklah Rich! Kita bisa mendengarkan Raiga bersama.” Daniel mengangguk meyakinkan sang adik, hin
Read more
Bab 158 : Cinta Atau Terpaksa
“Sekarang hubungi Yura, katakan padanya kalau kita akan datang menemui papanya besok.”Daniel memijat tengkuk berjalan menyusuri koridor rumah sakit sambil mengingat ucapannya ke Raiga. Ia datang ke sana ingin menjemput Ghea yang masih menemani Zie. Daniel juga dilema, bagaimana memberitahu sang istri agar tidak syok karena masalah yang dibuat oleh si bungsu.Sementara itu, Ghea bahagia. Ia menjadi orang ke tiga yang tahu kalau Zie sedang mengandung. Wanita itu tak henti-hentinya memulas senyuman melihat interaksi antara Zie dan Sean.“Semoga keluarga kita selalu diberkahi kebahagiaan seperti ini,”kata Ghea.Harapannya membuat Daniel yang sudah berada di depan pintu merasa tak enak hati. Pria itu membuang napas kasar, memutuskan urung memberitahu sang istri karena takut merusak rasa bahagia yang sedang Ghea rasakan.Daniel membuka pintu, memulas senyum bahagia sambil berpura-pura menanyakan kenapa Ghea sesemringah itu.“Kita akan mendapat cucu lagi.”Daniel kaget, berpikir bahwa tidak
Read more
Bab 159 : Belajar Dari Pengalaman
“Aku memiliki perasaan ke Zie sejak lama, tapi terkubur. Dan seiring berjalannya waktu aku menemukan cinta dengan Aaera,”kata Sean.”Jika kamu tanya apa aku sangat mencintai Aaera waktu itu, aku bisa pastikan iya, tapi saat melihat Zie kembali, aku tahu ada yang belum selesai di antara kami.”Raiga menggaruk rambut, dia heran karena Sean malah mencurahkan isi hati. “Jadi maksudmu kamu menyukai Zie, lupa, dan kembali suka padanya? Sean, bukan itu yang ingin aku tahu, aku …. ““Aku menyukainya, aku sangat menyukai Zie dan merasa bodoh setelah kejadian itu. Seharusnya aku tanyakan ke dia saat SMA, bukan hanya mendengar dan langsung mengambil kesimpulan sendiri tentang keperawanannya,”potong Sean.Raiga diam seribu bahasa, dia menelan ludah karena sejatinya tahu apa yang dialaminya dan Sean sangat jauh berbeda. Sejak SMA kakaknya itu sudah dekat dengan Zie, sehingga untuk menikah pun tidak perlu mempertimbangkan banyak hal. Sean hanya seperti menggali kembali perasaan. Berbeda dengannya ya
Read more
Bab 160 : Menjadi Ayah Yang Baik
Yura mengurung diri di kamar. Apa yang terjadi padanya dan Raiga belum sampai ke telinga sang papa. Mirna menggunakan kekuasaannya untuk membungkam beberapa anak buah yang dia mintai tolong untuk mengejar Raiga. Gadis itu memandangi pantulan dirinya di depan cermin. Menatap perutnya lalu mengetatkan bajunya. “Bagaimana nanti kalau libur semester sudah selesai. Dia pasti akan membesar, perutku pasti akan membuncit,”gumam Yura. Tak seperti apa yang disangkakan Raiga, gadis itu merasa sangat bersalah, sedih juga bingung harus bagaimana jika sampai Raiga tidak mau bertanggungjawab. Yura bahkan sudah mengumpulkan semua buku tabungan dan perhiasan yang dia miliki, dia sudah bersiap pergi jika sampai sang papa mengusirnya. “Aku tidak mungkin menambah dosa, Tuhan pasti akan langsung memasukkanku ke dalam neraka tanpa bertanya.” Yura membuang napas kasar dari mulut. Ia mengusap kembali perutnya yang masih datar lalu memandang ponsel yang tergeletak di meja. “Pria itu benar-benar, dia peng
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
31
DMCA.com Protection Status