All Chapters of The Mafia: Last Mission : Chapter 11 - Chapter 20
117 Chapters
Bab 11. Jangan Sentuh Aku!
Aaron mengibaskan tangan. Berta jelas tahu apa yang harus ia lakukan. Ia memberi kode pada dua pelayan lainnya untuk berbalik dan meninggalkan ruangan. Pintu ditutup, dan dijaga oleh dua orang pengawal lainnya. Mereka harus selalu siap siaga jika terjadi sesuatu di dalam sana. Ben pun sama halnya, ia turut berjaga di depan kamar. Di dalam kamar tinggal berdua, Rosene bersama dengan Aaron. Ini jelas bukan hal yang Rosene inginkan. Berada di dekat Aaron membuat Rosene seketika gugup. Aura Aaron membuat Rosene jadi kerdil. Aaron berjalan mendekat. Pria yang sudah berpakaian rapi dengan setelan jas itu berdiri di hadapan Rosene. Ia raih dagu wanita itu membuatnya sedikit mendongak. "Kau mencariku, Sayang." Rosene langsung menepis kuat tangan itu dan membuat pemiliknya seketika melotot. "Jangan sentuh aku!" Sungguh, Rosene menyesal karena sudah datang ke sini. Ia tidak sudi jika harus menyerahkan tubuhnya pada Aaron. Karena ia pun datang bukan itu. "Really? Kau bercanda, Sayang." T
Read more
Bab 12. Dihukum
Peluru melesat ke arah lampu tidur. Untungnya, Aaron segera bangkit dan menepis tangan Ben dan membuat tembakan itu meleset. Sementara Rosene terlihat syok. Ia memang terbiasa dengan luka tembak, dan ia pernah menerimanya. Tetapi, jika peluru tadi sampai mengenai kepala, maka bisa tamat riwayatnya. Mendengar suara gaduh, Berta dan pelayan yang biasa melayani Rosene muncul. Sama seperti Ben, mereka kaget dengan situasi yang terjadi. "Tuan, Anda tidak apa-apa?" Berta hendak menghampiri Sang Tuan, tetapi langsung dicegah. "Jangan pedulikan aku, tangkap wanita itu lalu kurung dia." Bukan hanya Berta, tetapi pengawal lainnya lekas menghampiri Rosene. Wanita itu tidak memberontak. Ia pasrah dengan apa yang dilakukan terhadap dirinya. Jika Aaron kata dikurung, maka Rosene benar-benar dikurung. Namun, ia bukan hanya sebatas dikurung biasa. Kedua tangan dan kakinya diikat dengan besi dan rantai kemudian rantai itu terhubung pada dua sisi dinding tersebut.Tali rantai itu tidak cukup panj
Read more
Bab 13. Selamat
Meski telah dipuaskan oleh Lucia. Entah kenapa Aaron masih saja memikirkan Rosene. Ia heran saja, ada wanita yang begitu berani menolak pesonanya. Padahal dirinya sudah menawarkan uang. Wanita yang gila harta akan begitu mudah menempel pada Aaron. Tetapi, Rosene berbeda. Atau mungkin Rosene bukan wanita yang seperti itu. Atau ada faktor lain. Apa mungkin dirinya ini kurang tampan?"Berta!" panggil Aaron. "Ya, Tuan." Yang dipanggil berjalan tergesa-gesa menemui Aaron. Setelah Berta berdiri di hadapannya, barulah Aaron bertanya. "Berta, apa aku ini kurang tampan?" Jelas saja pertanyaan seperti itu membuat Berta memandang majikannya itu dengan tatapan heran dan penuh tanya. "Apa maksud Anda, Tuan. Tentu saja Anda tampan." "Kau berdusta!" "Saya mengatakan yang sebenarnya, Tuan." Berta memang mengatakan yang sebenarnya. Lagi pula, apa yang membuat Aaron mempertanyakan hal demikian. Tidak biasanya pria itu mempedulikan hal semacam itu. "Tuan, apa yang membuat Anda merasa rendah diri s
Read more
Bab 14. Aku Kekasihnya!
Ben terkesiap. Ada apa dengan Berta. Kesalahan apa yang wanita itu perbuat sampai harus dihabisi. Ben memang dikeluarkan dari gudang untuk membantu Aaron mengatasi masalah. Tetapi, atasannya itu tidak mengatakan apapun tentang Berta. "Tuan apa yang terjadi, kenapa dia harus dihabisi?" Ben tidak tahan untuk tidak bertanya. "Dia ingin menghabisi Rose." "Apa?" Ben tidak percaya ini. Beberapa waktu yang lalu, wanita itu malah menasehati dirinya untuk tidak teledor. Karena Aaron sangatlah sensitif jika itu menyangkut masalah wanita kesayangan. Tetapi, ini Berta. Tidak mungkin wanita itu ceroboh. Ben merasa ada sesuatu. Sebuah kesalahpahaman. "Tuan, mohon pertimbangkan sekali lagi. Berta adalah orang kita, dia tidak mungkin bertindak ceroboh." Ben berharap Aaron mengubah keputusannya. Aaron memandang orang kepercayaannya. "Kau saja bisa melakukan itu. Kenapa orang seperti Berta tidak." "Tapi, Tuan ...." "Jika kau ingin mendebatku, sebaiknya kau bergabung bersama Berta." Aaron kesal
Read more
Bab 15. Luka Tembak
Entah apa alasan Lucia sehingga mampu melakukan itu pada Rosene? Iri kah atau apa? Tetapi, dari sekian banyak wanita penghibur Aaron. Hanya Lucia yang diperbolehkan berkeliaran bebas di luar paviliun. Itu karena wanita itu menduduki posisi wanita kesayangan. "Apa di ruangan itu ada CCTV?" tanya Rosene. "Tepat di pintu masuk, ada satu." Ben menjawab. "Kalian sudah memeriksanya?" Lagi-lagi Ben dan Jekco saling pandang. Kekacauan terjadi tiba-tiba, tentu saja keduanya belum sempat melakukan itu. "Biar aku saja, kau jaga di sini." Jekco berpamitan keluar untuk menghubungi Diego yang bertugas di Mansion. Sementara itu, di ruang Dokter, Aaron penasaran dengan apa yang akan dikatakan Dokter mengenai kondisi Rosene. Aaron duduk di kursi yang telah disediakan di depan meja dokter. Karena ini bukan Dokter El, Aaron harus bersikap sedikit sopan. Keduanya berhadapan. Aaron memandang pria berjas putih yang membuka map berisi laporan. "Jadi begini, Tuan Aaron. Ini memang sedikit aneh. Nona R
Read more
Bab 16. Hukuman Untuk Lucia
Untungnya, Rosene masih bisa menahan rasa sakitnya. Ini tidak seberapa dibandingkan yang pertama kali ia mendapatkannya. Saat itu, kali pertama dan terakhir Rosene mengikuti misi meng-invasi klan Riddick yang menguasai wilayah Puglia di sebelah barat Italia. Rosene teledor. Ia terlalu percaya diri akan memenangkan pertempuran itu hingga tidak tahu salah satu musuh mengincarnya. Untungnya, tembakan itu meleset dan hanya menyerempet bagian perut dan tidak sampai mengenai organ vital. Tetapi, Rosene akui, ini cukup nyeri. Rosene menatap pakaian biru yang dikenakannya. Cairan itu menodai pakaian itu. Ini tidak boleh didiamkan. Aaron tidak boleh melihatnya. Atau pria itu akan mencercanya dengan berbagai macam pertanyaan. Rosene menghidupkan kran. Kemudian menengadahkan tangan di bawah kran itu. Ia berusaha membersihkan noda itu dengan air dan tangan. Rasa nyeri kembali dirasakan. Di luar, Aaron nampak gelisah. Terlebih karena Rosene tidak juga keluar. Ingin menyusul takut wanita itu
Read more
Bab 17. Kembali Ke Rossmoss
Rosene jelas kaget. Bagaimana pria itu bisa ada di sini. Johny adalah seorang mata-mata. Dia termasuk bagian dari kelompok Rossmoss. Ia sering mengemban tugas sebagai mata-mata. Dan ketika tugas itu beralih pada dirinya. Jhony ditarik dan ditugaskan di wilayah lain. Lalu, kenapa dia bisa ada di sini? "Johny!" "Iya, Nona. Ini aku." Rosene memegang perut. Ia bangun dan Johny membantunya. "Kenapa kau bisa ada di sini? Ini bahaya." "Pelankan suaramu, Nona." Johny memandang ke arah pintu. Saat melewati dua penjaga di luar, Johny sempat gugup. "Tuan Markus memerintahkan saya untuk membawa Nona kembali." "Apa?" Rosene tidak percaya ini. Alasan apa yang membuat pria itu bertindak ceroboh. "Tuan Mathius marah besar, dia menyuruh Tuan Markus untuk menarik Anda kembali ke Rossmoss." Mathius adalah ayah Markus. Jelas saja pria itu marah. Mathius sangat menyukai Rosene. Pria setengah baya itu memiliki kebiasaan buruk menyukai daun muda. Dia memiliki istri, tetapi juga memiliki selir. Math
Read more
Bab 18. Tertangkap
Kemarahan akan luluh hanya dengan menyentuh seorang wanita. Itulah yang dirasakan Aaron sekarang. Ia mengecup bibir sang wanita yang baru saja menyelesaikan tugasnya. Ini karena dirinya yang bersemangat atau karena wanitanya yang jarang dipakai. Jadi si Alexa ini begitu menyenangkannya. "Mintalah hadiah pada Ben besok, kau berhak mendapatkannya," kata Aaron setelah membersihkan diri. Aaron adalah pria yang royal, siapapun yang bisa menyenangkannya, apapun akan dia berikan. "Baik, Tuan." Jika Aaron sudah menyentuh botol anggurnya, itu artinya Alexa harus segera keluar. Ia memakai kembali gaunnya dan memungut sepatu bertumit tingginya lalu melangkah keluar. Lama tidak ada panggilan, berarti tidak ada masalah. Ben setia menunggu di depan pintu kamar bersama dua orang penjaga lainnya. "Tuan, tolong buka pintunya." Suara lembut itu milik seorang wanita. Pintu dibuka. Ben berhadapan dengan Alexa yang baru keluar. Wanita itu membungkuk memberi hormat. "Tuan Ben, Tuan Aaron memerintahka
Read more
Bab 19. Merayu Markus
Markus mengumpat. Itu alasan kenapa helikopter yang ia tunggu tidak datang. Kabar dari Johny juga tidak ada. Sialnya lagi, jejak Johny menghilang. Dapat dipastikan jika misi telah gagal. Kini ia mengakui betapa mengerikannya klan Dare Devil. Johny adalah agen terlatih. Bagian wilayah mana yang belum dia jelajahi. Bahkan Rossmoss berhasil meng-invasi beberapa klan berkat kerja keras Johny sebagai mata-mata. Tetapi, dia malah tertangkap oleh Dare Devil. Jelas Markus tahu hasil akhirnya. Johny akan dihabisi. Dua misinya gagal sekaligus, tidak mendapatkan kembali Rosene, dan satu anggota terbaiknya tewas. "Sialan!" Markus hanya bisa mengumpat. Untuk saat ini ia tidak bisa mengambil tindakan apa-apa. Ingin menyerang, apalagi itu. Ia tidak bisa menyerang tanpa strategi dari Rosene.Markus benar-benar kesal. Entah apa yang harus ia katakan pada Mathius nanti. Pria tua itu jelas tidak akan tinggal diam. Pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok wanita cantik dengan dress selutut motif bung
Read more
Bab 20. Mimpi Buruk
Rosene terbatuk-batuk. Aaron langsung mengelus punggung itu. "Kau tidak apa-apa?" Rosene menggeleng, ia memandang pengawal. Aaron pun sama halnya. Ia begitu penasaran dengan laporan anak buahnya itu. Namun, malah terganggu karena Rosene terbatuk. "Di mana dia sekarang." "Tuan Ben dan lainnya berhasil meringkusnya, sekarang di bawa ke markas." "Kita ke sana sekarang." "Tunggu ....." Rosene menahan lengan Aaron. Pria itu menatap tangan Rosene. Menyadari itu, Rosene langsung melepas jeratan tangannya dari lengan pria itu. "Kau ingin pergi." "Seperti yang kau lihat. Aku ada urusan." "Ya baiklah." Memangnya Rosene harus apa? Mana mungkin dirinya mencegah pria itu. Padahal ia sangat ingin ditemani. Tetapi, karena tidak ingin dianggap manja dan tidak ingin membuat Aaron besar kepala. Rosene mengiyakan saja. "Aku akan segera kembali." Rosene mengangguk. Tak masalah kalaupun tidak kembali. Tetapi, ia harus mengangguk saja. Ia tidak boleh membuat Aaron marah. Sebenarnya ia ingin bert
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status