Semua Bab PEDANG TIGA ELEMEN: Bab 21 - Bab 30
120 Bab
HMT 21 - Cinta Rahasia
"Haaa ..." Hong Ri tak bisa meledakkan rasa kagetnya, karena Jenderal Chou segera membungkam mulut pemuda itu. Dia tak ingin Lu Sicheng dan Ratu Yang sampai merasa malu karena mereka telah memangkap basah keduanya yang sedang berciuman.Ratu Yang menatap Lu Sicheng yang baru saja melepaskan pangutan bibirnya. Pipi licin Ratu Yang bersemu merah karena ciuman panas tadi. Dia pun segera menjatuhkan wajahnya pada dada bidang pria di hadapannya.Lu Sicheng mengulas senyum dan segera menaruh kedua tangannya pada punggung sang ratu. Mengusap hingga mengecup pucuk kepal Ratu Yang penuh cinta.Jenderal Chou, Hong Ri dan Yihua sangat tercengang melihat hal itu. Astaga, apa ini? Jadi mereka benar-benar telah menjalin hubungan? Jenderal Chou tersenyum tipis sembari menggelengkan kepalanya.Ekor mata Lu Sicheng tiba-tiba melihat tiga orang itu. Dia sangat terkejut dibuatnya. Segera Dilepaskan dekapannya dari Ratu Yang. Wajahnya ia lempar ke lain arah. Keadaan di ruangan itu pun berubah canggung."
Baca selengkapnya
HMT 22 - Kesedihan Ratu Yang
Sepulang dari rumah Perdana Menteri Han, Ratu Yang menjadi marah dan tak mau bicara pada Lu Sicheng. Meskipun Lu Sicheng mengatakan pada Perdana Menteri Han, jika dia tak bisa menikahi putrinya, Han Xue Ying, namun tetap saja Perdana Menteri Han memaksa dan memberi waktu pada Lu Sicheng untuk berpikir.Lu Sicheng tak bisa berbuat banyak karena Perdana Menteri Han tampaknya sangat berharap dirinya mau menikahi Xue Ying."Sudahlah, Yang Mulia. Anda sudah menangis hampir dua jam. Ini tak baik untuk kesehatan Anda," tukas Yihua sembari duduk di tepi ranjang Ratu Yang. Gadis itu sangat mencemaskan sang ratu yang terus menangis sembari duduk mendekap kedua lututnya di tengah ranjang."Yihua, aku tak tahu harus bagaimana. Perdana Menteri Han bahkan memintaku untuk membujuk Lu Sicheng. Tidak mungkin aku meminta kekasihku untuk menikahi gadis lain, kan?" Ratu Yang kembali menangis.Yihua menelan ludah kasar mendengar hal itu, dia lantas berkata,"Yang Mulia tenanglah, Yihua juga tak ingin jika
Baca selengkapnya
HMT 23 - Kerjaan Utara
Burung gagak hitam hinggap di atap istana Dong Taiyang. Sepasang matanya yang tajam sedang memperhatikan para petinggi istana yang sedang mengantar Ratu Yang menaiki tandunya.Benar, pagi ini Ratu Yang akan ikut serta dengan Pangeran Lin Jiang ke Utara. Para menteri istana mengantar rombongan sang ratu sampai keluar gerbang.Jenderal Chou dan Lu Sicheng tampak sudah menaiki kudanya. Sedangkan Perdana Menteri Han tidak ikut kali ini. Ratu Yang memerintahkan padanya untuk mengurus istana selama ia berada di Utara.Pangeran Lin Jiang tampak sangat bahagia. Jelas. Karena ia memboyong Ratu Yang ke istana Utara bukan semata untuk berkunjung saja, melainkan untuk membicarakan rencana pernikahan mereka juga. Namun sang ratu tidak mengetahui hal itu. Berangkat ke Utara bukanlah hal yang tidak biasa baginya.Karena sejak ia masih kecil, ayahnya sering kali mengajaknya ke sana. Sekedar untuk berkunjung dan bersilaturahmi. Lagi pula, kerajaan Utara masih di bawah kepemerintahan Dong Taiyang. Jadi
Baca selengkapnya
HMT 24 - Iblis Hao Qie
Ratu Yang masih berdiri di hadapan Lu Sicheng. Tatapan matanya begitu tajam, "Lu Sicheng, sebaiknya kau kembali saja ke istana Dong Taiyang," ucapnya kesal.Lu Sicheng mengulas senyum. Dia tahu Ratu Yang sedang terbakar cemburu. Entah bagaimana ia harus membujuk kekasihnya itu. Hh, dia sangat payah dengan urusan wanita."Pulanglah, aku tak mau melihatmu di sini." Ratu Yang memutar tubuhnya membelakangi Lu Sicheng.Meski sedang marah begitu, Ratu Yang tampak sangat memesona di mata Lu Sicheng. Dia pun memberanikan diri untuk mendekatinya.Secara tiba-tiba Lu Sicheng mengecup kilas bibir Ratu Yang. Sang ratu sampai tertegum dibuatnya.Lu Sicheng tersenyum gemas melihat Ratu Yang terdiam mematung. Dia segera meraih kedua tangan kekasihnya itu, lantas menatapnya lebih dalam."Yang Zhu, aku tak suka melihatmu marah-marah," ucap Lu Sicheng setengah berbisik ke wajah Ratu Yang."Lu Sicheng, umh ..." Ratu Yang tak bisa meneruskan ucapannya karena Lu Sicheng segera membungkam mulutnya dengan c
Baca selengkapnya
HMT 25 - Maha Dewa Ying
Lu Sicheng masih berdiri sembari menyeret pedangnya di tangan kanan. Tiga orang pria berwajah rupawan sedang berdiri di hadapannya. Mereka tampak saling pandang senang. Entah apa maksudnya, Lu Sicheng hanya memandangi mereka kurang mengerti. "Maha Dewa Ying." Tiba-tiba tiga pria itu membungkuk hormat pada Lu Sicheng. "Siapa kalian? Dan kenapa kalian memanggilku dengan sebutan Maha Dewa?" Karena heran Lu Sicheng bertanya. "Maha Dewa, kami adalah Tiga Dewa Utama dari istana langit. Kau adalah reinkarnasi dari Maha Dewa Agung kami, Ying Jian. Karena itulah kami memanggilmu dengan sebutan Maha Dewa Ying." Satu orang dari mereka menjelaskan. Dua lainnya mengangguk membenarkan. "Apa? Maha Dewa Ying? Apakah itu artinya diriku adalah suami dari Dewi Quan Hie?" Lu Sicheng tampak kaget sekaligus senang. "Benar, Maha Dewa. Kau adalah suami dari Dewi Quan Hie yang kini bereinkarnasi menjadi Ratu Yang. Itulah sebabnya ikatan bathin kalian sangatlah kuat. Kami selalu memperhatikan kalian dari i
Baca selengkapnya
HMT 26 - Kemarahan Raja Iblis
Lu Sicheng menyudahi ciumannya. Ratu Yang membuka sepasang matanya perlahan. Pipinya bersemu merah karena ciuman panas tadi. Ia pun menundukkan wajahnya di hadapan Lu Sicheng. Sedangkan Lu Sicheng tersenyum tipis dan segera mendekap tubuh sang ratu di dadanya."Yang Mulia, sebagai reinkarnasi Maha Dewi Quan Hie, apa kau tak pernah mengingat masa lalumu?" tanya Lu Sicheng.Ratu Yang menggelengkan kepalanya lantas berkata,"Tidak. Aku tak pernah mengingat apa pun. Menurut para Dewa, ingatanku sudah terhapus," jawabnya sembari bersandar pada dada bidang Lu Sicheng.Lu Sicheng tersenyum tipis, lantas mengecup pada kening Ratu Yang.Sayang sekali. Andaikan Ratu Yang mengetahuinya, jika dirinya adalah reinkarnasi dari Maha Dewa Ying, suaminya. Ah, biarlah. Lu Sicheng tak ingin menceritakan hal itu pada Ratu Yang."Yang Mulia, sudah malam. Sebaiknya kau kembali ke kamar." Lu Sicheng memegang kedua bahu Ratu Yang sembari menatapnya."Apa kau sudah bosan bersamaku, Panglima Lu?" Ratu Yang tamp
Baca selengkapnya
HMT 27 - Kecemburuan Ratu Yang
Malam itu angin terhembus kencang dengan titik-titik salju mengapitnya. Salju berjatuhan dengan sangat indah, menambah syahdunya malam indah bagi Lin Jia.Gadis muda itu sedang mengawasi para dayang yang sedang menyiapkan meja untuk ia menyambut Lu Sicheng minum teh di depan teras kamarnya.Benar, sejak pertama kali melihat Lu Sicheng, Lin Jia langsung menyukainya. Menurutnya, panglima perang dari Dong Taiyang itu sangat cocok untuk menjadi pendampingnya.Ya, terlalu jauh pikirannya tentang Lu Sicheng. Tapi sejauh ini, tak ada apa pun yang ia inginkan sulit ia dapatkan. Seperti halnya Lu Sicheng, dia pasti bisa mendapatkan pemuda itu.Sedangkan di kamar utama tampak Ratu Yang sedang mondar-mandir dalam gelisah. Yihua yang melihatnya mulai pusing karena sang ratu tak bisa diam sedari tadi."Yihua, kau tidak sedang berbohong, kan? Kau bilang melihat Lin Jia memeluk Lu Sicheng di arena berlatih tadi sore." Ratu Yang berkata tanpa menghentikan langkahnya yang sedang mondar-mandir."Yihua
Baca selengkapnya
HMT 28 - Hutan Utara
Pagi pun tiba. Sayup-sayup Lu Sicheng mendengar suara sepatu kuda yang keluar dari kandangnya secara serempak. Perlahan ia mulai membuka mata, lantas terbangun duduk di tengah ranjang. Tubuhnya terasa sangat lemas. Serangan Ratu Yang sungguh luar biasa.Dia hampir mati jika tabib istana terlambat menolongnya.Astaga, kekasihnya itu jika sedang cemburu benar-benar bisa membunuhnya. Lu Sicheng menggelengkan kepala sembari tersenyum tipis.Setelah meregangkan otot-ototnya lebih dulu, Lu Sicheng memindai seisi kamarnya yang tampak kosong. Jenderal Chou dan Hong Ri tak nampak di mana-mana. Apakah mereka sudah berangkat ke hutan untuk mengantar Ratu Yang berburu? Lu Sicheng segera beringsut dari ranjang.Langkah gagahnya menuju tepi jendela. Kedua tangannya membuka dua daun jendela yang terbuat dari kayu itu. Sepasang netranya melihat Jenderal Chou dan Hong Ri yang sedang berdiri di samping kuda mereka. Di sana juga tampak Pangeran Lin Jiang yang sedang berdiri di samping Ratu Yang. Mereka
Baca selengkapnya
HMT 29 - Sepasang Maha Dewa
Lu Sicheng masih berdiri di hadapan Pangeran Tong Yi yang sedang meraung kesakitan."Itulah hukuman bagi pria bejat sepertimu!" geram Lu Sicheng segera membenahi pedangnya, lantas berjalan menuju Ratu Yang.Sang ratu memalingkan wajahnya dari Lu Sicheng. Meski pemuda itu sudah menolongnya, tetap saja rasa kesalnya belum berkurang pada pria dengan pangkat panglima itu."Yang Mulia ... " Lu Sicheng baru saja ingin berkata, tapi Ratu Yang segera melangkah pergi tanpa sepatah kata pun padanya. Lu Sicheng hanya tersenyum tipis sembari menggelengkan kepala. Dia segera mengikuti Ratu Yang dari belakang."Yang Mulia, naiklah." Lu Sicheng menghadang Ratu Yang untuk menaiki kudanya."Aku tak mau. Tinggalkan aku sendiri," cetus Ratu Yang kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Lu Sicheng.Pria itu hanya tersenyum tipis dan segera menaiki kudanya. Ia mengikuti Ratu Yang dari belakang. Namun sang ratu tampak acuh dan tetap melanjutkan langkahnya."Yang Mulia, ayo naik! Masih terlalu jauh menuj
Baca selengkapnya
HMT 30 - Mata Berkabut Gairah
Pajar mulai menyingsing ke timur saat rombongan Ratu Yang tiba di istana Utara. Jenderal Chou dan Hong Ri saling pandang sambil tersenyum melihat Lu Sicheng membantu Ratu Yang turun dari kudanya. Sedangkan Pangeran Lin Jiang hanya menatap sinis pada mereka."Lu Sicheng, apakah tanganmu masih sakit?" tanya Ratu Yang sembari meraih jemari kanan Lu Sicheng. Ia sedih dan menyesal melihat luka pada telapak tangan kekasihnya itu yang cukup dalam."Yang Mulia, jangan menangis."Lu Sicheng segera menarik tangannya dari Ratu Yang, lantas berlalu pergi. Dia tak ingin jika Pangeran Lin Jiang sampai melihatnya.Ratu Yang segera memalingkan wajah seraya menyeka titik kecil pada sudut mata.Dia pun segera berjalan menuju pintu istana bersama Pangeran Lin Jiang."Kakak Cheng!"Lin Jia segera berlari menuju Lu Sicheng. Hal itu kembali membangunkan emosi Ratu Yang.Mata sang ratu memperhatikan apa yang akan wanita kurus itu lakukan pada kekasihnya. Tatapan Ratu Yang sangat tajam menatap Lin Jia. Seper
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status