All Chapters of PEDANG TIGA ELEMEN: Chapter 11 - Chapter 20
120 Chapters
HMT 11 - Kedatangan Pangeran Lin Jiang
Lu Sicheng masih terdiam untuk berpikir. Ekor matanya menoleh kemudian pada Jenderal Chou. Pria itu memberinya sebuah anggukkan sembari tersenyum. Dari pendar matanya Lu Sicheng melihat jika Jenderal Chou berharap dirinya menerima tawaran Ratu Yang."Maaf, Yang Mulia. Apakah ini tidak terlalu cepat Anda putuskan? Anda baru saja mengenal hamba," tukas Lu Sicheng pada Ratu Yang tanpa berani menatapnya.Ratu Yang mengulas senyum. Pemuda di hadapannya itu sungguh sangat mengagumkan. Entah kenapa dirinya serasa menyukai Lu Sicheng. Terlebih pemuda tampan itu telah muncul dalam mimpinya."Lu Sicheng, aku yakin padamu. Aku ingin kau mau menerima tawaran ini. Kerajaan Dong Taiyang membutuhkan orang sepertimu," ucap Ratu Yang. Suaranya terdengar sangat lembut dan manja."Tapi, Yang Mulia ..." Lu Sicheng tampak menunjukkan rasa ragunya."Adik Lu, terimalah tawaran Yang Mulia. Aku sangat senang jika kau bisa mengabdi pada kerajaan Dong Taiyang." kali ini Jenderal Chou yang berkata.Ratu Yang men
Read more
HMT 12 - Calon Suami Ratu Yang
Lu Sicheng sedang berendam di kolam pemandian istana. Kolam pemandian itu berada di belakang istana, tepatnya di tengah taman. Tempatnya tertutup oleh pagar dari pepohonan kecil yang rimbun.Dia bersandar sembari memejamkan matanya. Membiarkan air hangat menenggelamkan setengah tubuhnya. Hubungan istinewa? Astaga, kenapa ia menjadi gelisah? Ucapan Jenderal Chou terus terngiang-ngiang di telinganya.Tidak. Ratu Yang tak boleh menikah dengan siapa pun! Dan jika Ratu Yang sampai menikah dengan teman kecilnya itu, lantas bagaimana dirinya merebut tahta kerajaan Dong Taiyang? Namun Lu Sicheng juga bingung memikirkan cara untuk merebut tahta kerajaan. Sementara dia tak mungkin memberontak. Karena itu bukan sipat seorang ksatria sejati.Sedang gelisah Lu Sicheng sendiri, tiba-tiba datang seekor burung merpati yang hinggap di tepi kolam pemandian dimana dirinya berada.Lu Sicheng melihat burung merpati itu. Dan tak lama kemudian burung itu menjelma menjadi seorang pria paruh baya."Guru Li!"
Read more
HMT 13 - Demam Asmara
Dengan penuh emosi Lu Sicheng segera bangkit dari bangkunya. Dia mengepalkan buku-buku tangannya dengan bibirnya yang gemetaran. Rasa amarahnya ingin segera diledakkan sekarang juga."Panglima Lu, ada apa?" Jenderal Chou segera bangkit karena merasa heran dengan sikap Lu Sicheng.Lu Sicheng segera tersadar dari fantasinya. Semua orang sedang menoleh padanya, termasuk Ratu Yang. Wanita cantik itu tampak cemas menatapnya.Astaga, dia baru saja berfantasi jika Pangeran Lin Jiang melamar Ratu Yang di ruangan itu. Sial! Pipinya memerah menahan malu. Lu Sicheng hanya menoleh pada Jenderal Chou, lantas duduk kembali."Kau baik-baik saja, Panglima Lu?" tanya Ratu Yang tampak cemas. Penasehat Bai Jue dan Perdana Menteri Han ikut menunggu jawaban dari Lu Sicheng. Tadi pemuda itu tiba-tiba berdiri di hadapan Ratu Yang. Tentu saja semua orang menjadi kaget dan heran. Sedangkan Pangeran Lin Jiang hanya menatap jengah pada Lu Sicheng."Hamba baik-baik saja, Yang Mulia. Maaf," sesal Lu Sicheng semb
Read more
HMT 14 - Lukisan Cinta
Hong Ri berjalan cepat menuju kamar Lu Sicheng bersama seorang tabib. Di belakangnya tampak Pangeran Lin Jiang, Perdana Menteri Han dan Penasehat Bai Jue yang juga sedang menuju kamar Lu Sicheng. Pangeran Lin Jiang sudah mengatakan pada Perdana Menteri Han dan Bai Jue, jika Lu Sicheng sedang sakit.Pangeran Lin Jiang tak menyangka dua petinggi istana itu sangat cemas dan bergegas ingin melihat keadaan Lu Sicheng. Padahal awalnya Pangeran Lin Jiang ingin menghasut dua orang penting itu untuk membenci Lu Sicheng.Apa sih, hebatnya pendekar dari Barat itu? Sampai-sampai Ratu Yang dan para petinggi istana begitu perhatian padanya. Hh, Pangeran Lin Jiang tampak kesal sepanjang perjalanan menuju kamar Lu Sicheng yang berada di dalam bangunan paling ujung timur di istana Dong Taiyang."Permisi semuanya, Tabib Yu mau lewat. Ups!" Hong Ri kaget bukan main melihat Ratu Yang tampak sedang mengompres Lu Sicheng dengan telaten. Saking kagetnya pemuda itu sampai membungkam mulutnya dengan kedua tela
Read more
HMT 15 - Sebuah Ancaman
Langit terlihat kelabu pagi ini. Angin berhembus dingin menusuk ke tulang. Ratu Yang masih berada di kamarnya. Sedangkan di atas atap istana tampak seekor burung gagak hitam yang sedang hinggap.Burung gagak hitam itu memandangi aktivitas para prajurit di sekitar istana. Manik matanya tajam seolah sedang mengincar seseorang. Burung itu menatap buas pada Jenderal Chou yang tampak sedang berbicara pada beberapa prajurit.Burung gagak hitam itu pun terus memperhatikan sang jenderal. Sampai saat pria itu berjalan menuju kamar Lu Sicheng. Si burung gagak segera terbang dan hinggap di atas atap kamar Lu Sicheng."Adik Lu, Yang Mulia Ratu memintamu untuk menemuinya di kamarnya," tukas Jenderal Chou pada Lu Sicheng yang sedang memainkan pedangnya di teras belakang.Hong Ri yang sedang menikmati secangkir teh sembari memperhatikan Lu Sicheng berlatih di teras, tampak kaget mendengar ucapan Jenderal Chou barusan. "Apa? Yang Mulia Ratu memanggil Panglima Lu untuk datang ke kamarnya? " ucapnya de
Read more
HMT 16 - Danau Taiyang
Hari mulai siang, namun cuaca tampak sejuk karena langit sedikit mendung. Rombongan Ratu Yang tampak mulai keluar dari pintu gerbang istana Dong Taiyang. Ratu Yang menyikap tirai tandunya. Sepasang netranya memindai semua arah. Dimana Lu Sicheng? Kenapa dia tidak melihatnya?"Yang Mulia, apa yang membuat Anda gelisah? tanya Yihua yang duduk di samping sang ratu.Ratu Yang hanya menggelengkan kepala dengan wajah cemas. Di mana Lu Sicheng? Apakah dia tidak ikut dengan mereka? Ratu Yang tak bisa tenang sebelum ia melihat Lu Sicheng."Jenderal Chou, di mana Lu Sicheng? Aku tidak melihatnya," tukas Ratu Yang memberi wajah cemas pada Jenderal Chou lewat tirai jendela tandunya."Entahlah, Yang Mulia. Hamba pun tidak melihatnya," jawab Jenderal Chou. Dia pun sama cemasnya dengan Ratu Yang.Sedangkan Pangeran Lin Jiang tampak tersenyum miring mendengar Ratu Yang menanyakan Lu Sicheng. Mungkin pemuda itu takut pada ancamannya tadi, pikirnya puas."Mungkin pemuda itu sedang mengencani para dayan
Read more
HMT 17 - Hukuman Penggal
Hari mulai petang.Ratu Yang berada di kamarnya. Dia tampak sedang duduk di tengah ranjang ditemani oleh Yihua. Usai insiden di danau tadi, Pangeran Lin Jiang segera memerintahkan rombongan untuk segera kembali ke istana. Kemunculan iblis di danau menandakan tempat itu tidak aman untuk Ratu Yang.Para tabib tampak memenuhi kamar Ratu Yang. Bahkan di sana juga tampak Penasehat Bai Jue dan Perdana Menteri Han. Keduanya tampak mencemaskan Ratu Yang. Tentu saja.Sedangkan Pangeran Lin Jiang tampak sedang berdiri di ambang pintu kamar Ratu Yang. Pria itu sedang bicara dengan beberapa petinggi istana yang lain. Entah apa yang sedang mereka bicarakan. Bisa jadi kejadian di danau tadi, di mana Lu Sicheng menyentuh bibir Ratu Yang.Sebenarnya Lu Sicheng melakukan hal itu karena melihat kondisi sang ratu yang tampak kritis. Memberikan napas buatan adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kesadaran Ratu Yang. Namun hal itu jelas salah di mata para petinggi istana. Lu Sicheng tidak pantas mel
Read more
HMT 18 - Badai Salju
Hari-hari terus berganti. Sudah hampir tiga pekan sejak kejadian di danau Taiyang. Raja Iblis Xin Yi sangat murka karena Hao Qie telah gagal mencelakai Lu Sicheng. Alih-alih pesuruhnya itu hampir membuat Ratu Yang tiada. Karena rasa amarahnya, Raja Iblis pun mengamuk di alam para dewa. Xin Yi memporah-porandahkan istana atas langit.Kaisar langit sangat murka karenanya. Dia pun mengadakan rapat dengan semua Dewa semesta, diantaranya Dewa Bumi, Dewa Langit, Dewa Api dan Dewa Ming. Raja langit mengatakan jika reinkarnasi Maha Dewa Ying telah datang. Semua Dewa tampak sangat bahagia mendengar berita itu."Siapa manusia beruntung itu, Yang Mulia?" tanya Dewa Langit."Maha Dewa telah bereinkarnai menjadi seorang pria yang sangat tampan, berbudi luhur dan sangat mengagumkan. Dia adalah Lu Sicheng. Putra Mahkota dari Raja Lu Cia-Hao dan Permaisuri Fang Yin. Lu Sicheng adalah satu-satunya dinasti Lu yang masih tersisa." Kaisar Langit menjelaskan."Lu Sicheng? Sepertinya hamba pernah mendengar
Read more
HMT 19 - Ciuman Pertama
Lu Sicheng berusaha membangunkan Ratu Yang, namun usahanya sia-sia saja. Ratu Yang tak sadarkan diri. Lu Sicheng menyapu pandangan ke sekitar. Astaga, ternyata mereka sedang berada di puncak gunung Hangciang. Salju dimana-mana. Lu Sicheng bergegas meraih tubuh Ratu Yang ke dadanya. Dia harus segera membawa sang ratu pergi ke tempat yang lebih hangat.Langkahnya terhenti di tepi sebuah gua. Sepertinya di dalam sana lebih hangat, pikir Lu Sicheng. Dia pun segera memasuki gua itu sembari menggendong Ratu Yang di dadanya.Benar, di dalam gua itu terasa lebih hangat.Lu Sicheng segera mencari tempat yang bersih untuk merebahkan tubuh Ratu Yang.Dia pun segera menyalakan api unggun sebagai penerangan.Aneh, kenapa Ratu Yang masih belum sadar juga? Lu Sicheng menghampiri sang ratu yang terbaring di atas batu besar."Yang Mulia!" Lu Sicheng berusaha membangunkan Ratu Yang dengan mengguncang pelan kedua bahunya. Namun sang ratu tidak bergerak sama sekali. Bahkan tubuhnya sangat dingin bagaikan
Read more
HMT 20 - Di Mabuk Asmara
Pagi itu sangat cerah. Sang surya menunjukkan sinar jingganya dengan pongah. Angin berhembus sejuk membelai bendera kerajaan Dong Taiyang yang berkibar angkuh di atas bangunan megah istana.Di tempat pelatihan tampak Ratu Yang dan Pangeran Lin Jiang yang sedang berlatih pedang. Keduanya tampak serius berlatih sembari tertawa sesekali.Lu Sicheng yang berdiri di tepi balkon lantai dua istana tampak memperhatikan Ratu Yang. Kedua tangannya berada di belakang pinggang dengan bibirnya yang mengulas senyum kagum pada wanita yang sedang mengisi lubuk hatinya saat ini.Mengagumkan. Gerakkan pedang Ratu Yang sungguh menggetarkan hatinya. Gerakkan pedang yang sangat indah dan elegan. Bagaikan sebuah tarian suci para Dewi di kayangan. Lu Sicheng tak ingin berpaling walau sedetik dari pemandangan indah di hadapannya."Kakak Lu!""Kakak Lu!"Tiba-tiba Xue Ying datang menghampirinya.Lu Sicheng segera memutar tubuhnya menghadap pada gadis dengan hanfu biru muda di hadapannya itu. Xue Ying memberin
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status