Semua Bab Aku, Kamu & Buku Nikah: Bab 21 - Bab 30
103 Bab
21. Teman Lama
Gedung apartemen menjulang tinggi, di puncaknya adalah penthouse milik Jexeon, wilayah yang tidak dia bagikan ke sembarang orang. Bahkan kepada Yua ketika mereka menikah nanti. Bicara soal menikah, Jexeon akhirnya memutuskan hal itu karena ingin melakukan sesuatu. Dia yakin bahwa Yua akan merimanya, jika tidak mau maka dia akan menggunakan cara lain.Sekarang, ada sepatu asing yang ditaruh sembarang. Bungkus makanan berceceran di lantai, TV menyala keras dan suara orang yang menonton TV terdengar sedang tertawa. Elgar tahu bahwa ia membenci keberisikan seperti ini, sudah pasti bukan ulah Elgar. Dia pun berjalan masuk lebih dalam.Dulu dia memperingatkan Elgar, tidak boleh siapapun masuk ke dalam penthouse miliknya. Namun, sekarang orang yang ia kenal sejak lama sedang duduk sembari makan kripik singkong kesukaannya. Dengan santai menonton TV, kakinya pun seenaknya berada di meja. "Kau sudah pulang," ucapnya, tersenyum dan masih makan kripik. Tanpa rasa bersalah sama sekali sudah menga
Baca selengkapnya
22. Asal Aja
Ucapan Jexeon membuat Elgar dan Lazio shock. Orang sekaku Jexeon yang tidak pernah mengobrol dengan wanita, tiba-tiba bilang akan menikah. "Nikah sama siapa, Bang?" tanya Elgar. Dia tidak bisa melanjutkan makan. Tenggorokannya tercekat."Emangnya ada yang mau sama kau?" Pertanyaan Lazio sangat merendahkan. "Yua." Kalimat singkat dan tidak jelas, membuat dua lawan bicaranya kebingungan. Namun, Elgar langsung ingat nama itu. Kakaknya Arjun yang beberapa waktu lalu dia cari tahu. "Kakaknya Arjun?""Iya.""Kok bisa Bang? Gimana ceritanya?" Jexeon diam saja, sejak kapan dia mau bercerita pada orang lain? Dia sangat irit bicara sampai tidak ada yang tahu tentang masa lalunya. "Pasti cewek itu kamu ancam," tebak Lazio. Dia menyenderkan punggungnya ke kursi. Tidak ditanggapi Jexeon. "Apa yang dibutuhkan untuk menikah?" tanya Jexeon setelah diam beberapa saat. "Sunat, kau sudah sunat belum?" tanya Lazio, melirik tonjolan milik Jexeon yang diperkirakan besar. Langsung mendapat lirikan t
Baca selengkapnya
23. Pernikahan
Jexeon adalah mantan gengster dan mafia, Arjun menjelaskan dengan menggebu-gebu, menentang keras pernikahan. Seolah memiliki suami seperti Jexeon adalah hal yang paling buruk. Padahal aku pikir Arjun bisa menerima Jexeon dan memiliki pemikiran terbuka. Sebelumnya Jexeon bertanya tentang kriteria calon suamiku. Itu berarti dia meminta pendapatku apakah cocok atau tidak. Sebenarnya aku memiliki toleransi tinggi terhadap orang-orang yang memiliki masa lalu buruk. Tidak ada orang yang sempurna, aku pikir demikian. Maka dari itu aku tidak memasang kriteria harus bisa ngaji ataupun akhlak mulia, orang jahat bisa berubah baik dan orang baik bisa berubah jahat. Orang pintar bisa menjadi lalai dan sombong sementara orang bodoh bisa saja berubah menjadi pintar. Tidak ada hal pasti dan sempurna di dunia ini selain Allah.Hanya saja aku percaya bahwa jodoh adalah cerminan. Sama ketika aku menerima lamaran Roan, dia orang baik tapi aku tahu bahwa dia tidak begitu dekat dengan Tuhan. Saat itu aku
Baca selengkapnya
24. Tidak Jujur
Selesai pernikahan dan kami sarapan bersama, aku bertanya kenapa Jexeon tidak bilang bahwa bersaudara dengan Roan. Aku sudah lama mengenal keluarga Roan, tidak ada yang menyebutkan nama Jexeon sedikitpun. "Apa kamu saudaranya Roan?" "Tiri." Irit sekali bicaranya, seolah suaranya ada emas. Sepertinya dia memang tidak berniat memberitahukan kebenaran ini. "Kalau begitu, apa maksudnya Mas menikah karena keluarga?" "Keluarga itu membencimu," jawabnya lagi. Masih tidak dapat aku mengerti.Dia selalu seperti ini, tidak mengatakan semuanya dengan jelas dan mengharuskanku menerka sendiri. "Makan," ucapnya. Menyuruhku menghabiskan sarapan nasi kotak yang dipesan. Pak penghulu yang tadi ketakutan sekarang sudah biasa saja, dia mampu menghabiskan jatahnya dan bahkan minta nasi kotak sisa untuk dibawa pulang. Baiklah, aku ralat perkiraan tadi. Keluarga Nathanael membenciku maka dari itu Jexeon menikahiku, benar? Kenapa bisa seperti itu?Padahal Jexeon anggota keluarga Nathanael. Aku sudah
Baca selengkapnya
25. Sekamar?
Aku menyebut nama orang tuaku ketika ijab kabul, juga paman yang selalu berkata akan menjadi wali. Tidak tahu apa yang dipikirkan Jexeon. Dia orang yang sulit ditebak. Kami mengemasi barang untuk ditempati di kamar. Menyingkirkan bajuku supaya muat untuk bajunya. Satu jam yang lalu, pemuda yang tadi menjadi saksi. Seuumuran Arjun, kalau tidak salah namanya Elgar. Membawakan beberapa baju Jexeon. Jexeon tadinya tidak mau bajunya disentuh olehku, memasukkan sendiri ke lemari dengan acak-acakan. "Biar aku yang beresin bajumu, Mas." pintaku. Tidak suka melihat sesuatu yang berantakan. "Tidak usah," jawabnya. Masih memasukkan bajunya satu persatu. "Ada bajuku juga ada di sana, nanti jadi berantakan." Aku mengambil langsung bajunya di dalam lemari, mengeluarkan lagi. Aku menoleh, baru sadar kalau bisa saja dia marah dengan tindakanku. Dia orang yang menyeramkan, tapi tidak mungkin kan dia menyakitiku hanya karena baju? Dia yang jatuh lebih tinggi membuatku mendongak, mata kami bertat
Baca selengkapnya
26. Tidak Pakai Hijab
Berkali-kali wajah Aldo ditenggelamkan lalu diangkat. Hingga dia kesakitan karena kehabisan napas. Lagi pula, kenapa berani sekali Aldo menyakiti Arjun padahal ada Jexeon? Dasar dia memang tidak waras. Dia cari mati. "Aku janji tidak akan menyentuh Arjun lagi," ucap Aldo untuk kesekian kalinya. Tetap saja Jexeon belum puas, dia membuat Aldo benar-benar kapok. Aku sampai kemalingan wajah, tidak kuat melihat Aldo disiksa seperti itu. Sampai tubuh Aldo dilempar ke samping, jatuh di samping kaca. Aku berani melihat ke arah mereka lagi."Berlutut dan minta maaf," kata Jexeon dengan wajah dingin. Dia sungguh bisa menjadi pelindung, sekarang aku bangga terhadap Arjun yang membawanya untuk melindungi kami. "Baik, aku akan minta maaf. Uhuk!" Baju dan kepala Aldo basah kuyup. Dia mulai berlutut dibantu Tante Fera. Wajah wanita paruh baya itu penuh dengan kedengkian terhadap kami. Namun, tidak memiliki kekuatan apapun untuk melawan. "Bukan padaku, tapi Arjun." Jexeon tidak menerima permi
Baca selengkapnya
27. Jexeon kecil
Bagaimana bisa Jexeon memutuskan untuk menikah hanya untuk balas dendam? Mengikat wanita yang tidak tahu apapun ke dalam masalah. Dia melihat jemarinya sendiri. Sudah banyak darah yang dihasilnya dari sana. Tidak bisa bersentuhan dengan wanita berhati lembut itu. Mereka tidak cocok. Dia melihat ke ranjang, Yua tidur nyenyak di sana. Sementara dia tidak bisa tidur dan Berjalan ke balkon untuk menyalakan rokok. Dia mencoba mencari ketenangan dengan mengisap asap yang memenuhi paru-parunya itu.Orang sepertinya tidak bisa hidup normal. Mencinta dan dicinta adalah sesuatu yang tidak bisa dia lakukan. Maka dari itu dia memperingatkan Yua dari awal."Bukankah seperti ini yang kau inginkan, Bu?" Ia memandang langit, banyak bintang di sana. Sampai sekarang rasa bersalah terhadap almarhum ibunya masih sangat besar. Ingatan tentang ia diseret pergi oleh pria yang disebut Ayah masih terasa, padahal waktu itu Jexeon harus merawat ibunya yang sakit. Ibunya adalah istri pertama Rasyid Nathanael,
Baca selengkapnya
28. Barang Berharga
Wajah ibu cerah, berlari menggandeng tangannya di taman bunga. Berkata bahwa dia harus hidup dengan baik dan jangan mengkhawatirkan ibu lagi. Di mimpi itu juga ibunya mencium keningnya, berkata bahwa Jexeon adalah malaikat tak bersayap yang sangat dicintai ibu. "Jexeon bangun."Suara yang Jexeon kenal, Ayah. Menjemput dia ke sini. Kemarahan itu memuncak, Ayahnya berbohong bahwa ibunya baik-baik saja. Buktinya ibunya mati sendirian. Jexeon duduk dan berteriak, "Kau pembohong! Kembalikan nyawa ibuku!" Ayah melihat jasad Ibu Jexeon, wajahnya terlihat sedih. Namun, bagi Jexeon itu hanyalah kebohongan, dia pura-pura sedih. Kenapa dia tidak membawa ibunya juga? Kenapa meninggalkan ibu sendirian? Sekarang nyawa ibunya tidak akan kembali, hanya bisa menyesal seumur hidup. Bahkan Jexeon menyalahkan diri sendiri, kenapa tidak kabur dari rumah ayahnya lebih awal? Kalau saja dia bisa kabur lebih awal, pasti ibunya masih hidup. Pasti dia bisa memberikan obat dan makanan enak ke ibu. Lalu ibun
Baca selengkapnya
29. Ganti Baju
"Sudah berapa lama dia seperti itu?" tanya Lazio pada Elgar. Mata mereka melihat Jexeon yang seperti orang tidak waras, membobol banyak situs penting dan mengacaukannya hanya untuk kepuasan sendiri. Di tangan Jexeon ada darah yang sudah mengering, biasanya dia menghajar para preman jalanan untuk melampiaskan kemarahan. Elgar hafal karena setiap kali Jexeon merasa stres dia akan pergi selama beberapa hari, menghajar orang-orang yang dianggap menyebalkan. Elgar lega karena Jexeon melampiaskan kekesalannya pada orang lain, kalau sampai melampiaskan pada dirinya, maka ia bisa mati. Biasanya, orang yang dihajar adalah anak SMA nakal, preman yang suka memeras pedagang, atau orang-orang sok jagoan. Jexeon tidak pernah memukul orang yang tidak bersalah semenjak keluar dari keluarga Siluet."Tujuh jam, kalau hanya melawan cyber crime Indonesia masih bisa aku atasi."Sejak Jexeon pulang, dia langsung ke ruang kerja. Menyalakan komputer dan mengacaukan sistem apapun yang ditemui, tidak mengam
Baca selengkapnya
30. Kembalinya Anak Pertama
Jexeon merasa hilang akal, bagaimana bisa ada wanita yang berniat telanjang di sampingnya? Dia buru-buru menutup pintu lemari setelah mengambil jas. Berbalik membelakangi Yua. "Cepat ganti baju," ucapnya. Berjalan ke meja rias, mengambil sisir untuk menyisir rambutnya yang basah. Matanya tak sengaja melihat ke arah cermin, ada punggung Yua yang putih mulus sedang ganti baju. Jantungnya tiba-tiba berdebar tak karuan. Padahal, selama ini banyak wanita sexy yang mendekatinya. Apalagi ketika dia masih menjadi anggota Siluet. Setiap selesai misi, dia dan teman-temannya akan merayakan di bar. Banyak dikelilingi wanita sexy yang nyaris telanjang. "Aku bisa gila," ucap Jexeon lirih. Mengalihkan pandangannya dari cermin. Selama ini setiap wanita sexy yang menggodanya, Jexeon merasa jijik. Pasalnya, para wanita itu sudah pernah dicicipi teman-temannya secara bergilir, sesuatu yang sudah pernah disentuh orang lain membuatnya enggan menyentuhnya juga. Namun, Yua berbeda. Gadis itu masih suc
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status