All Chapters of Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang: Chapter 61 - Chapter 70
158 Chapters
Ujian Tahap 2
"SAGUH!" para murid menjawab dengan serempak.Agha tersenyum puas melihat dan mendengar jawaban dari para murid. Dia berjalan ke arah samping tempat gulungan kertas besar berada. Dengan sekali hentakan, gulungan itu terlepas dan memperlihatkan seluruh isi di dalamnya.Para murid barisan depan cukup terkejut selama beberapa detik karena apa yang mereka lihat. Sedangkan murid di barisan belakang baru memberikan ekspresi yang sama setelah Agha memberikan tenaga dalam pada tulisan di gulungan itu agar lebih besar, sehingga dapat terbaca oleh semua murid.ZHIIING!Tenaga dalam milik Agha tersebar ke seluruh sudut di halaman utama, membuat para murid merasakan suasana mencekam. Sebagian dari para murid tampak tersenyum percaya diri, sedang sebagian lagi terlihat panik dengan wajah pucat."Seperti yang kalian lihat dan baca, ujian tahap ke 2 ini akan mengurangi setengah dari jumlah kalian! Bahkan, bisa jadi lebih jika kalian tidak bisa menyelesaikannya!" Agha mengawali arahannya dengan suara
Read more
Perubahannya Aturan
KRIIEEETTT!Pandya duduk di tempat pembaringannya di dalam asrama. Sudah beberapa jam terlewati, tapi tidak ada satupun murid yang menantangnya maupun menerima tantangannya. Dipta yang setia, juga menolak semua tantangan yang ditujukan padanya agar dapat menemani Pandya walaupun harus gagal dalam ujian.'Sepertinya memang ini rencana mereka untuk membuatku gagal ujian!' pikir Pandya kesal.'Mau dilihat dari sudut pandang manapun, sudah terlihat dengan sangat jelas jika memang itu rencana mereka semua! Mereka mengorbankan salah satu murid terlemah agar kau tidak bisa lolos di ujian kali ini!' sahut Sakra tidak kalah kesal sambil kembali melayang dihadapan Pandya.Satu persatu murid di asrama tempat Pandya saat ini, sudah mulai beristirahat dengan santai. Walaupun kini jumlahnya sudah sangat berkurang, karena hampir setengah murid yang gagal ujian langsung dipulangkan. Yang membuat Pandya mulai sedikit gusar, karena memang keadaan terburuk untuknya terjadi saat ini.Dipta menatapnya deng
Read more
Calon Pemimpin Kelompok
Sebagian besar murid tampak mengerutkan kening mereka. Mereka tidak paham dengan apa yang Agha katakan, karena perubahan aturan tidak mungkin terjadi disaat ujian hampir selesai. Tapi, pemikiran mereka langsung terbantah saat Agha kembali menghentakkan sebuah gulungan kertas hingga terlihat semua isi di dalamnya.BAAAST!"Seperti yang kalian lihat, murid yang hingga saat ini belum melakukan ujian akan berkesempatan untuk menjadi pemimpin kelompok kecil di ujian tahap 3 nantinya!" jelas Agha yang mendapat tatapan marah dan kecewa dari para murid."Sebenarnya, ujian kali ini adalah untuk menguji kesabaran kalian dan bagaimana cara kalian mengamati keadaan. Aku yakin diantara para murid yang sudah menyelesaikan ujian tidak ada yang memikirkan mengapa kami memberikan waktu selama 3 hari hanya untuk melawan murid lain!" ucapan Agha membuat para murid yang marah langsung menundukkan kepalanya.Siapapun yang hanya mempelajari bela diri maupun tenaga dalam seorang diri, maupun belajar dari se
Read more
Pertandingan Awal
Murid nomor 20 itu menatap Dipta dengan senyum miring yang mengejek. Tatapannya itu seperti mengartikan jika dia akan menang dengan sangat mudah karena lawannya adalah Dipta. Padahal, murid itu tidak tahu bagaimana kemampuan Dipta saat ini, setelah dia berlatih secara diam-diam bersama Pandya.Dipta mulai memposisikan tangannya agar lebih seimbang dengan pedang yang kini sedang digenggamnya. Pedang milik Pandya yang digunakan untuk menyamarkan pedang Sakra sebelumnya, kini diberikan kepada Dipta yang tidak memiliki senjata sebelumnya. Karena memang sejak awal kemampuan Dipta adalah ilmu sihir, yang hanya berfokus pada mantra dan bela diri tanpa senjata.Tapi setelah hampir dua Minggu dia menggunakan pedang pemberian Pandya, kini jiwanya seakan terikat pada pedang itu. Gerakannya jauh lebih ringan disaat Dipta memainkan pedang yang dialiri dengan tenaga dalam miliknya. Ditambah lagi, dia memberikan beberapa rapal mantra yang bisa memperkuat pedang itu.Pandya tersenyum puas saat meliha
Read more
Pertandingan Pangeran Tibra
Semua murid tampak tercekat, bahkan para guru dan para tetua yang melihat pertandingan saat itu tidak kalah terkejutnya. Mereka tidak mengerti mengapa ada murid yang bersimpuh dihadapan Pandya. Walaupun mungkin kini memiliki tenaga dalam tapi bukan berarti dia bisa membuat seseorang menjadi pengikutnya dalam waktu singkat—apalagi dia tetaplah calon pewaris yang lemah dan tidak pernah belajar bela diri sejak kecil.Tapi, tidak hanya membungkuk sebelumnya, bahkan murid itu bersimpuh dihadapan pangeran dari Ajaran Pedang itu. Padahal Pandya baru kembali dari ruang pengobatan satu hari sebelum ujian tahap 2 di mulai. Hal itu membuat semua orang penasaran dengan apa yang terjadi pada Pandya saat berada di ruang pengobatan.TAAAAP!Pandya mengulurkan tangannya untuk membantu Dipta bangun, dan langsung diraih oleh Dipta sambil tersenyum penuh arti. Mereka tidak menghiraukan tatapan penasaran dari semua orang, dan tetap berjalan ke arah salah satu sudut di halaman utama itu. Terlihat banyak p
Read more
Pertandingan Terakhir
Satu-persatu semua murid yang tersisa sudah melakukan pertandingannya. Tinggal Pandya dan salah satu murid dari asramanya, yang saat ini sedang bersiap untuk masuk ke area pertandingan. Sudah ada 19 calon pemimpin kelompok kecil, dan tinggal penentuan terakhir—jumlahnya akan bertambah atau tidak.Pandya sudah berencana menyesuaikan kemampuannya agar tidak terlihat berlebihan sejak awal. Apalagi, dia sudah menjadi bahan pembicaraan pada ujian tahap 1, dan tidak ingin mengulanginya kembali. Walaupun, sepertinya apapun yang dia lakukan akan tampak terlihat mengejutkan saat ini.Semua pasti akan sangat terkejut saat dia berhasil menang saat melawan musuhnya kali ini. Apalagi, musuhnya sudah memiliki tenaga dalam dan belajar bela diri sejak kecil. Sedangkan Pandya yang bahkan sebelumnya tidak memiliki tenaga dalam dan hanya memiliki kemampuan bela diri yang terbatas.Walaupun begitu, Pandya tidak memiliki rencana untuk mengalah dalam pertarungan itu. Dia memiliki keunggulan karena mengetah
Read more
Pengumuman Ujian
PHUUUUU!Suara terompet kedua setelah sarapan pagi membuat para murid segera bergegas menuju halaman utama. Saat ini keadaan terlihat sangat jauh berbeda jika dibandingkan sebelumnya. Tidak ada murid yang berdesak-desakan hanya untuk keluar asrama terlebih dahulu, karena setengah lebih murid sudah keluar dari akademi.Setelah ujian kedua ditutup semua murid yang tersisa mendapatkan nomor urut baru untuk berbaris, walaupun beberapa murid masih memiliki nomor yang sama. Pandya termasuk salah satu yang bertahan dengan nomor urutnya, karena semua calon pewaris dapat lolos dari ujian tahap ke 2. Tapi, dari wajah mereka tidak tampak senang karena sudah lolos dari ujian itu—alasannya tentu saja karena Pandya yang diluar prediksi mereka juga ikut lolos ke tahap selanjutnya dan menjadi salah satu pemimpin kelompok kecil.SEEEEET!TEEEEP!Agha mendarat tepat di tengah aula utama setelah menggunakan ilmu meringankan tubuh miliknya untuk sampai di sana. Dia tampak bersemangat dengan senyuman rian
Read more
Ruang Latihan
TEEEP TEEEPDengan langkah mantap Agha menuruni tangga aula untuk mendekat ke arah para murid yang sedang berbaris. Dari arah samping halaman, seorang penjaga dengan baki yang terbungkus kain di tangannya—ikut mendekat ke arah Agha. Mereka bertemu tepat dihadapan 20 pemimpin kelompok kecil, yang tampak bingung dengan apa yang akan dilakukan pemimpin akademi dengan baki itu.Tanpa memberi penjelasan, Agha membuka bungkusan kain itu dan memperlihatkan isi di dalamnya. Semua pemimpin kelompok kecil memperlihatkan ekspresi yang sama saat melihat isi dari bungkusan itu. Disaat para murid di barisan terdepan terlihat terkejut dan bingung, murid lain yang berada di barisan belakang tampak sangat penasaran dengan apa yang mereka lihat.Suasananya tetap hening, karena tidak ada satupun murid yang berani bertanya walaupun mereka sudah sangat penasaran dengan maksud dari isi bungkusan itu. Namun, tidak lama kemudian Agha mengambil salah satu isi dalam bungkusan itu dan mengangkat tangannya tinggi
Read more
Peggabungan Inti Tenaga Dalam?
Di jalan menuju ruang pelatihan ada dua orang penjaga dengan tubuh besar, menutupi jalan masuk dengan tombak menyilang. Mereka hanya akan membukakan jalan untuk orang yang membawa papan kunci, tanpa itu tidak akan ada yang bisa memasuki jalan itu kecuali harus mengalahkan penjaga itu. Pandya menebak jika penjaga disana memiliki kekuatan yang benar-benar sudah terlatih.Setelah Pandya memperlihatkan papan miliknya dan kedua penjaga itu memberi jalan, mereka di sambut oleh penjaga lain yang mengantarkan mereka menuju ruangan milik Pandya. Disepanjang perjalanan melewati sebuah lorong dengan cahaya remang-remang, Pandya dapat menangkap banyak sekali pintu yang berjajar. Walaupun dikatakan ruang latihan, tapi keadaan disana sangat suram dan mencekam tanpa terdengar suara sedikitpun.TEEEEP!TEEEEP!TEEEEP!Mereka berdua hanya bisa mendengar langkah kaki mereka yang menggema di dalam ruangan penuh bebatuan itu. Tidak membutuhkan banyak waktu hingga mereka berhenti pada sebuah pintu batu be
Read more
Anggota Kelompok
SHUUUU!Pandya menarik kembali seluruh tenaga dalam miliknya, dan menghentikan meditasi yang dia lakukan sejak tadi. Dia menatap kearah Dipta yang terlihat sedang berlatih dengan semangat, tanpa sadar seutas senyum terpampang di wajahnya yang kini semakin terlihat tegas akibat jaringan otot-otot diwajahnya yang terbentuk. Namun dalam sekejap senyuman itu langsung berubah menjadi seringaian.PAAAATS!SWIIING!BUUUUUUUK!Dengan kecepatan tubuhnya, Pandya mendekat Dipta dan menyerangnya secara tiba-tiba. Namun, Dipta berhasil menangkis serangan pertama Pandya walaupun awalnya cukup terkejut. Setelah hilang rasa terkejutnya, dia mulai memberikan serangan balik kepada sang pangeran.ZHIIING!PLAAAK!BUAAAK!BHUUUUM!Pandya sangat menikmati pertarungan itu, karena dia merasakan peningkatan kekuatan Dipta yang membuatnya cukup bangga. Walaupun itu pertama kalinya mereka dapat melakukan pertarungan, karena sebelumnya mereka hanya bisa mempelajari semua jurus bela diri dengan sembunyi-sembunyi
Read more
PREV
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status