All Chapters of Madu untuk (Mantan) Tunanganku: Chapter 81 - Chapter 90
97 Chapters
Bab 36C Perasaan Tak Enak
"Karin! Selamat, ya. Project tahun ini, desain kamu yang terpilih."Gian tak bisa menyimpan rasa bahagia atas keberhasilan dan kerja keras sahabatnya membuahkan hasil yang memuaskan. Dia menghamburkan ke pelukan wanita berkacamata yang harus mengimbangi tubuhnya, jika tak mau diri itu jatuh. Serangan spontan terjadi ketika Gian sampai di ruangan kerja dan melihatnya. Sangat mendadak."Iya nih, jangan lupa makan-makan.""Kapan nih? Wah, selamat-selamat.""Memang desain lo beda dari lain, Rin.""Cie, yang dapat bonus tambahan. Mau beli rumah kayaknya."Sahutan demi sahutan terdengar, dan Karina hanya membalas dengan senyuman. Dia juga baru tahu kabar gembira itu pagi tadi dari general manager. Sementara Gian sudah tahu dari Darren tadi saat di mobil. Tidak ada iri di hati, Gian malah berharap Karina yang mendapat reward tersebut karena tahu uang bonus tersebut akan dipakai untuk membeli motor.Belum puas bersenang-senang d
Read more
Bab 37A De Javu
"Hai, Cantik. Lama tak bertemu, kamu tambah cantik dengan busana muslimmu hari ini."Irvan yang baru datang ke kantin, pun langsung duduk bergabung dengan Gian dan Karina tanpa minta permisi. Senyuman lebar ditunjukkan sebab kerinduan yang menyiksa diri kini tercurahkan. Dia tahu kabar ibunya sakit, Gian yang kecelakaan dari Emma. Akan tetapi, pria itu belum tahu ingatan Gian yang hampir pulih dan dalam tubuhnya sudah ada benih Darren.Sama, Karina pun tak tahu rahasia itu. Dan, Gian belum mau si sahabat mengetahuinya. Pasti, suatu saat dia pasti akan diberitahu tetapi belum bisa memastikan kapan itu terjadi. Dia akan mencari waktu yang tepat.Tidak ada respons yang berlebih, Gian hanya melempar senyuman tipis lalu lanjut dengan kegiatan makan. Dia merasa lebih cepat lapar dan mudah lelah setelah dirinya tahu sudah ada makhluk kecil di dalam perutnya. Pun mengingat pesan Darren agar dia tak boleh telat makan, yang akan menaikkan asam lambungnya."
Read more
Bab 37B De Javu (2)
"Mau pulang sekarang, Bu?"Senyuman dan nada yang ramah tidak bisa menetralkan debaran jantung Gian yang kian bertalu. Masalahnya suasana di sana sedikit mencekam. Apalagi langit yang sudah menghitam akibat baru selesai turun hujan, padahal masih jam magrib. Angin sepoi-sepoi nan dingin menambah hawa aneh, merindingkan tubuhnya. Dia butuh jaket agar menghangat badan."Mari, Bu."Tangan Pak Dadang mempersilakan saat melihat anggukan kepala Gian. Wanita itu tak sanggup bersuara, pun hanya bisa berjalan mengekor sampai si supir membukakan pintu untuknya. Lalu, dia mengamati Pak Dadang membuka pintu untuknya sendiri, duduk lalu menyalakan mesin mobil. Tak lama, mobil itu bergerak meninggalkan tempat.Tidak ada prasangka apa-apa, Gian percaya dengan kinerja si supir yang sudah mengabdi puluhan tahun tersebut. Dia yakin Pak Dadang akan mengantarnya pulang sampai di rumah dengan selamat. Dia pun membuka dan bermain ponselnya untuk membunuh rasa bosan.
Read more
Bab 38A Perebut Suamiku
"Buka pintunya, aku mau lihat wanita jalang itu!"Samar-samar terdengar suara yang mengusik kesadaran Gian. Perlahan, dia membuka mata. Silau seketika kala pintu terbuka. Ruangan yang ditempati Gian tercium lembab dan sangat gelap. Kini sedikit terang karena terpercik lampu luar."Di mana aku sekarang? Apa yang terjadi? Kenapa aku terasa pusing dan sangat mual? Bau apa ini?"Mata Gian belum bisa melihat siapa orang yang datang dengan baik. Dia mencoba mengedar ke seluruh ruangan penuh bungkusan sisa makanan, botol, kaleng bekas yang sangat kotor dan banyak sarang laba-laba di sudut ruang. Sangat menjijikan, dia merasa mual seketika. Mie Aceh yang tadi siang nyaris keluar dari mulut. Lalu, dia memperhatikan dirinya yang terduduk di lantai dengan mulut ditempelkan lakban hitam. Pantas saja mulutnya terasa kebas. Dan, itu yang membuat makanan itu tak bisa keluar.Wanita itu mencoba bangkit. Ah, tangannya yang pegal ternyata diikat tali ke belakang te
Read more
Bab 38B Kenyataan Sebenarnya
Emosi Emma makin tersulut karena Gian terus berusaha menyahuti. Tangannya terkepal kesal untuk mengendalikan, tetapi dia gagal."Aku tidak ....""Diam! Aku tak butuh pembelaan apa-apa darimu. Aku jijik denganmu. Aku ...."Sebuah tamparan meluncur mulus di pipi Gian bersamaan suara Emma pun melengking memenuhi ruangan. Dia tak ingin memberi kesempatan wanita itu untuk membela diri. Dia tak sanggup melihat air mata Gian yang semakin lama kian deras. Bukan, Emma bukan wanita kasar dan bukan juga orang pendendam. Hasutan Puspa telah meracuni pikirannya. Dia pun tak menyangka bisa menjadi setan yang sangat menakutkan."Cukup, Emma! Kamu bisa melukainya."Irvan mendekat lagi dan menarik tangan Emma. Dengan cepat, pria itu beralih pandangan ke arah wajah Gian yang memerah. Raut wajah lelah dan sendu sangat kentara di sana. Air mata pun sudah membasahi pipi. Sungguh, dia trenyuh dan ini tak bisa dibiarkan lagi."Sudah kuajak kamu pergi t
Read more
Bab 39A Anak Mas Gatot
"Pergi kamu dari sini! Aku tak sudi menganggapmu menantu meski anak ingusan ini dan bayi yang kamu kandung adalah anak dari putraku. Kalian tak lain adalah kotoran yang menjijikan di mataku."Seorang wanita senja dengan cincin berlian tersemat di jari telunjuk, membidik tajam ke arah Merlin. Merlin ketahuan sudah menjadi wanita simpanan Gatot selama tiga tahun. Entah bagaimana caranya, si mama mencium perselingkuhan sang putra. Kini kakinya sedang menginjak di sebuah rumah sederhana yang dibeli Gatot untuk selingkuhannya sekadar berteduh dan bersembunyi."Tapi, Bu. Saya dan Mas Gatot saling mencintai. Dia berjanji akan memperkenalkan aku kepada ibu dan istrinya minggu depan. Dia akan ....""Jangan mimpi kamu, wanita jalang! Kamu tak lebih dari seperti sampah yang kini akan dibuang pada tempatnya. Kamu tahu, Gatot anakku tidak akan pernah datang lagi ke sini untuk menjenguk apalagi membawa kamu ke rumah kami. Rumah kami akan tertutup rapat untuk kamu. Asal
Read more
Bab 39B Dendam Masa Lalu
Sayangnya, si penguasa tak menggubris rintihannya. Dia melenggangkan kaki masuk ke dalam mobil, menemui menantu yang tak lain adalah istri sah Gatot. Tangisan tersedu-sedu itu hanya bisa disaksikan Lidya dari dalam mobil, pun tak berani membantu atau membantah mertua yang mengambil andil penting dalam keluarga.Dari balik kaca jendela, Lidya melihat selingkuhan suaminya diseret paksa, anaknya digendong dan dibawa masuk ke dalam mobil panther tua. Dibawa ke mana, dia tak tahu."Kamu bisa tenang sekarang. Wanita itu sudah tak bisa mengganggu ketenangan rumah tangga kalian. Ingat, jangan memberitahu Gatot soal ini. Biar saja dia menganggap wanita itu kabur dari kota ini. Kamu paham, Lidya?"Suara kharisma itu tak bisa disanggah oleh Lidya yang merupakan mama Darren. Dia hanya mengangguk patuh. Namun di lubuk hati paling dalam, dia tak ingin seperti itu akhir dari permasalahan tersebut. Meski iya, hatinya sakit ketika tahu suaminya punya wanita lain dan mempun
Read more
Bab 40A Kau Memang Mandul
"Katakan yang sebenarnya, Ma. Mungkin inilah saat yang tepat."Irvan yang menyembunyikan pisau di belakang tubuh, berharap Emma mengurungkan niat melukai Gian yang terlihat semakin lemah. Tangan wanita itu masih terikat di belakang, tetapi Irvan pun tak bisa bantu melepaskan, mengingat ancaman sang mama"Tidak, Irvan! Jangan gila, kamu. Apa sebenarnya rencanamu sehingga kamu akan membeberkan rahasia yang sudah kita sepakati?"Puspa terlihat gusar kala mata Emma melebar seolah meminta penjelasan dengan paksa. Detik berikut, Emma berjalan selangkah demi selangkah mendekati sang mama yang mengakui hanya mempunyai satu anak. Dia ingin mengetahui rahasia apa yang sudah tersimpan di antara mereka, yang belum dia ketahui."Rahasia apa, Ma? Apa benar aku bukan anak Mama? Lalu, apa tujuan Mama terus menyuruh aku membunuh Gian? Memancing Darren? Mengapa kalian malah menargetkan suamiku? Apa kalian ingin melenyapkannya juga?"Pertanyaan demi pertany
Read more
Bab 40B Dia Harus Mati
Kepingan ingatan saat si mertua mengusir lalu membuangnya ke hutan bersama Irvan kecil dan janin di perut. Sayangnya, calon bayi itu harus meninggal di perut karena guncangan demi guncangan saat dia terjatuh. Diri itu diperlakukan kasar oleh kedua bodyguard berjas hitam tersebut.Siapa yang menolongnya saat itu? Siapa yang merasa iba kepadanya? Tidak ada. Dia harus berjuang sendiri menjadi pengemis dan pemulung. Sampai akhirnya, dia terpaksa menjadi pelayan di salah satu bar. Di situlah dia bertemu seorang duda, tengah mencari kehangatan di malam yang dingin. Duda kaya yang mempunyai banyak anak. Jumlahnya berapa, si wanita tak pernah tahu. Memang, Puspa bisa seberuntung itu.Menikah dengan berganti nama dari Merlin menjadi Puspa, si duda menyanggupinya. Setelah menikah, Puspa merengek ingin merombak hidung dan bibirnya di negara ginseng dengan alasan untuk mempercantik diri.Bukan, bukan itu alasan sebenarnya. Dia sudah merencanakan jauh hari untuk membalaskan dendam. Dan, hari itu te
Read more
Bab 40C Suasana Mencekam
Suara Puspa keras tetapi bergetar. Kebencian yang mengakar kuat di hati menguar kala wajah mertua kejam itu terbesit dalam pelupuk matanya. Dendam harus segera dia tuntaskan detik itu juga. Saat lengah, dia tak tahu ternyata diam-diam kaki Irvan terus mendekat dengan pelan. Dengan cepat, tangan Irvan menangkap tangan si mama setelah jarak hanya terbentang satu langkah.Lantaran panik dan refleks aksi itu, Puspa tak sengaja menekan pelatuk pistol sehingga menghasilkan suara tembakan yang keras. Peluru itu melesat entah ke mana. Aksi rebut merebut pun terjadi lagi antara Puspa dan Irvan detik berikutnya.Emma yang berdiri di sana, menyaksikan dengan ketakutan yang dia ciptakan sendiri. Hatinya ngilu selepas mendapatkan pengakuan barusan dari Puspa yang belum pernah dia tahu sebelumnya. Dia? Siapa dirinya? Dari mana asalnya? Siapa orangtuanya? Dia belum tahu siapa dirinya sehingga dia bisa tinggal dan dirawat olehnya.Tiba-tiba suara tembakan kedua terdengar lagi yang membuat kaki Emma ki
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status