All Chapters of Biar Kubayar Cincin Untuk Jalangmu: Chapter 41 - Chapter 50
97 Chapters
41
Mendengar teriakan Mas ALvin yang sangat marah, Mona sangat kaget bahkan sempat hampir terlunjak dari posisinya. Dia menjadi pucat dan syok sekali saat suamiku bilang menyuruhnya keluar dari rumah kami."Apa yang kau tunggu, keluar dari rumah ini." Mas Alvi. Menghampirinya, menarik tubuh langsing wanita itu, sekuat tenaga Mona meronta hingga piring yang ada di meja tersenggol tangannya lalu terjatuh ke lantai dan ikut pecah juga. "Aku gak mau!""Keluar Jalang, kau tak berhak di sini!" Mas Alvin menyeretnya, menariknya dengan kasar, wanita itu menginjak beling dan terseret seret seperti binatang yang baru ditembak. Dia menjerit dan minta dikasihani."Mas, aku akan mati Mas, kakiku sakit ... Auh!""Kau memang mau mati kan? Jadi ayolah, mati benaran," ujar Mas Alvin. Melihat situasi tak kondusif yang berpotensi akan jadi perkara kriminal membuatku langsung bertindak dan melerai mereka."Cukup, ini rumahku, kalian berdua tidak berhak membuat keributan di sini dan mengganggu anak-anakku!"
Read more
42
"Aku sudah bilang Mi, aku tidak mau menikahi wanita itu.""Kenapa? Bukannya dia hamil anakmu?""Tapi, aku sadar akan sifat-sifatnya yang buruk jika aku nekat menikahinya maka aku akan tersiksa lahir batin bahkan tak lama lagi akan jadi pasien Rumah sakit jiwa.""Mengapa kau yakin akan seperti itu?""Dengan keadaan seperti ini saja dia sudah membuatku menggila. Bagaimana kalau aku jadi suaminya nanti? Dia menyusahkanku.""Kau pula, kenapa tidak berkunjung dan pura pura menenangkan?" Aku masih menyimak percakapan ibu dan anak itu dengan berbagai penilaian di dalam hatiku. Secara tidak langsung sikap dan ucapan ibu mertua membuatku ilfil dan kecewa padanya. Begitu buruk dan rendah ia menatap orang orang yang mendekati anaknya, seakan kami para wanita mendekati Mas ALvin demi harta. Dulu ia memusuhiku, sekarang pun ia kesannya juga tak suka dengan Mona Angraini."Aku tidak suka berpura-pura Mami!""Apa kau tidak bisa menjaga reputasi keluarga! Siapa suruh kau berselingkuh!""Aku hanya
Read more
43
"Ini bajunya," ucapku sambil meletakkan gaun pengantin yang tertutup dengan plastic bag di depan wanita yang kini duduk menghadap kaca rias dan terlihat tidak bersemangat sama sekali."Ada apa? Kenapa kau belum mulai merias dirimu padahal sebentar lagi acara pernikahan akan dimulai?""Jika hanya menikahiku sejarah siri dan hanya disaksikan oleh saksi yang terkait maka seharusnya aku tidak membutuhkan gaun pengantin dan riasan.""Ibu mertua mungkin ingin memberimu sebuah formalitas dan membuat kau terlihat layak di depan orang-orang.""Layak? Dengan gaun milikmu dan pernikahan yang tertutup?""Ini demi kebaikan kalian semua, ibu mertua mungkin tidak ingin terlalu menunjukkan kesan bahwa kalian menikah karena kecelakaan.""Kehamilanku bukan kecelakaan, tapi buah percintaan.""Ya ya, aku paham ..." Kupilih untuk meninggalkannya sendirian, menjauh karena kupikir berdebat tak akan membuat situasi membaik."Apakah anakmu tahu tentang ini?""Tidak, dan jangan sampai mereka tahu," jawabku sa
Read more
44
Lalu sekarang, mari menyaksikan pernikahan penuh omong kosong yang pada akhirnya, ya, terjadi begitu saja.Di dekatku ada Mas Alvin dan Mona duduk berdampingan, di hadapan mereka ada seorang berpeci putih yang akan menikahkan mereka berdua. Ibu dan keluarga Mona berhalangan datang sehingga wali mereka wakilkan saja pada ustad yang akan menikahkan. Di depan pengantin ada dua orang saksi lain dan ibu mertua yang sudah duduk dengan wajah tenang, sangat tenang.Pernikahan pun dimulai, pembacaan khotbah nikah, lalu akad pun di mulai. Mas Alvin menggenggam tanganku dengan tangan kirinya saat ia harus berjabat dengan wali yang menikahkan. Kurasakan bahawa telapak tangannya gemetar dan dingin. Ia merasa sangat ragu dan gugup akan apa yang terjadi setelah ini."Sa-saya terima nikahnya Mona angraini binti Ilham Fatanah dengan Mas kawin cincin emas dua gram dibayar tunai.""Bagaimana saksi, sah?""Sah."Meski agak gugup ucapan ijab kabul berjalan lancar, semua orang menghela napas lega sementa
Read more
45
Meski telah membaringkan diri di peraduan dengan gaun satin yang halus dan tempat tidur yang hangat, disertai dengan keberadaan suami yang selalu ingin dekat-dekat denganku ... Seharusnya sudah tidak ada hal yang perlu kuhawatirkan. Namun entah kenapa kelopak mata ini tidak ingin terpejam.Aku jatuh dalam lamunan dan pemikiran panjang tentang hal-hal yang menyangkut masa depan dan hari esok. Aku berdoa semoga tidak ada lagi halangan serta berharap Tuhan melindungiku dari segala musibah dan bahaya yang mungkin terjadi.Akan ada banyak PR, Ada banyak hal dan keputusan yang akan kuambil di kemudian hari di mana itu akan mempengaruhi semua orang. Aku harus bersikap bijak dan objektif. Bersabar serta selalu berusaha anggun. Di mata keluarga Mas ALvin aku terlihat santai dan tidak terbebani sama sekali dengan pernikahan mereka tapi sebenarnya hati ini rapuh dan merasa sangat sedih. Aku hancur bersama dengan ijab kabul yang sudah diikrarkan dengan lancar. Aku bersedih dengan semua musibah y
Read more
46
"Kalau begitu biarkan aku memikirkannya," jawabku sambil membalikkan badan dan beranjak pergi.Tak payah banyak bicara dan diskusi, ujung ujungnya dia akan minta keistimewaan dan perlakuan khusus. Sudah diberi hati minta jantung, sudah diberi setumpuk kebaikan malah ingin selaut pengorbanan. Tidak tahu mau atau tidak punya hati sebutannya?"Siapa yang datang?"tanya Mas ALvin ketika aku kembali ke kamar dan dia sedang terlihat mengeringkan rambut, sehabis mandi."Mona.""Kenapa?""Apa lagi kalau bukan untuk mencari suami dan mencurahkan perhatian."Mas Alvin hanya mendesis sambil berdecak mendengarku mengatakan hal itu."Dia datang mengantarkan makanan untukmu.""Makanan?""Ya, Kenapa wajahmu terlihat heran seperti itu.""Seingatku dia tidak bisa masak.""Kalau begitu dia berusaha untuk menyenangkanmu.""Apa gunanya dia melakukan hal yang sia-sia?" tanya Mas Alvin."Dia terus berharap bahwa keadaan akan membaik," bisikku sambil mendekat dan membantu Mas Alvin mengenakan dasi. Kurapik
Read more
47
Tanpa mengindahkan perkataan mereka kubuka lemari lalu mengambil scarf milikku, kututup pintunya dengan kencang lalu hanya menatap mereka dengan mimik kesal dan segera meninggalkan kamar itu.Di belakangku Mas Alvin mencoba mengejar."Indira ... indi ....""Jangan kejar aku, aku akan pulang," ucapku sambil memberi isyarat penolakan dengan tangan."Aku akan pulang denganmu," ucapnya menghentikan langkahku, dari bawah ibu mertua sekilas melihat kami, namun ia diam saja."Tolong, bersikaplah adil dan bijak. Jika kau pulang denganku lalu bagaimana dengan perasaan Mona, dia pasti sangat kecewa dan merasa terenggut, karena kau baru saja memberinya kesempatan untuk memelukmu lalu tiba-tiba kau meninggalkannya itu pasti sangat mengecewakan.""Dia akan memahami ....""Aku yang salah sudah datang kemari di saat yang tidak tepat, jadi, pergilah pada istrimu, kau harusnya memberi nafkah batin kan?""Jangan menyindirku, aku tak akan melakukan itu,"jawabnya. "Sungguhkah!""Aku akan pulang denganmu
Read more
48
"Baiklah, bunda akan mengatakan yang sebenarnya karena Bunda sadar kalian bukan tipe anak-anak yang mudah dibohongi. Papa memang sudah menikah dengan tante Mona," jawabku."Apa?""Ya. Mereka sudah menikah."Kedua bola mata anakku terpaku, mereka syok dengan mulut terbuka lebar. Sepertinya mereka kehabisan kata kata dengan ungkapan jujurku barusan."Lalu, bagaimana dengan kita, Bunda?""Maukah kalian pergi bersama bunda?""Kemana?""Ke suatu tempat yang damai, tempat di mana kita tak akan bertemu mereka lagi.""Bagaimana kalau ayah merindukan kita.""Mungkin dia akan mulai berusaha mencari dan penting bagi kita untuk melihat seberapa besar usahanya?""Maksudnya bagaimana?""Kalau papa memang sayang kita, pasti dia akan mencari kita," jawabku."Tapi kita mau kemana, sekolah gimana?""Sekolah masih tetap lanjut, tapi kita akan pindah untuk melihat reaksi papa.""Bagaimana kalau papa malah marah dan Bunda berantem sama Papa?"Ah, benar juga, aku harus mengantisipasi kemungkinan bahwa dia
Read more
49
Meski Mas ALvin berusaha sekuat tenaga untuk mencegah diriku melanjutkan usaha untuk membuka toko namun aku tidak memperdulikannya. Kulanjutkan aktivitasku untuk memilih barang dan memesan kebutuhan yang kemudian nanti akan kujual di sana. Tidak kupedulikan bagaimana ancaman dan kemarahan Mas ALvin. Bagaimana dia memberi ultimatum dan seruan kalau aku terus membantah kata-katanya maka dia akan menghentikan uang untukku.Aku tidak mau takut dan gentar lagi, aku bertekad mulai sekarang akan menikmati hidupku dan menjalani semuanya dengan mandiri.Dua hari ku habiskan untuk belanja barang-barang toko, untuk mengaturnya ke atas rak dan lemari, dan melakukan persiapan terakhir untuk hari pembukaannya. Sore hari, Aku akan pergi berolahraga dan bertemu dengan beberapa teman. Menjelang petang Kami akan pergi ngopi lalu makan malam bersama kemudian aku baru pulang ke rumah.Jika aku telah sampai di rumah maka kusiapkan makan malam untuk anak-anak lalu menemani mereka di meja makan dan juga me
Read more
50
Napasku mulai tersengal, ta malu melawan gejolak api asmara yang sedang membara, Mas Alvin menyingkap penutup tubuhku dan juga membuka bajunya, ia daratkan kecupan liar hampir ke setiap inchi permukaan kulit ini. Aku menggelinjang, ingin menahan agar tak terpengaruh dengan rangsangan itu, tapi aku tak mampu. Saat ia mulai melakukan hubungan denganku, aku hanya bisa memejamkan mata menahan apa yang terjadi padaku. Ingin melawan aku tak kuasa, tubuh ini mulai terbakar hasrat, aku harus melayaninya, aku akan memuaskannya meski hatiku sakit. Di sisi lain, sisi terdalam hatiku, aku juga merindukan sesi percintaan mesra dan mencurahkan rindu seperti ini.*Usai bercinta, suamiku terkapar di sofa, aku sendiri segera bangkit dan meraih jubah tidurku yang dibuang begitu saja olehnya ke lantai. Kukenakan pakaianku lalu berlalu sambil mendelik dengan kesal padanya."Aku yakin kau juga bahagia dengan apa yang baru saja kulakukan meski kau tidak menunjukkannya secara langsung," ucapnya sambil me
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status