All Chapters of Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan: Chapter 31 - Chapter 40
177 Chapters
Bab 31 ( Siapa Dalangnya?)
Aku masih duduk diam di depan meja riasku. Setelah berganti pakaian, diriku tak lantas langsung turun ke lantai bawah. Melainkan berdiam diri dengan pemikiran yang begitu banyak. Mulai dari penasaran dengan kedatangan Mama dan papa, diriku juga ingin mengetahui kondisi Mulan. Wanita itu pasti dalam keadaan baik-baik saja, kalau tidak pasti Mas Akbar akan setia menunggunya di rumah sakit."Mawar?"aku menoleh, menatap ke arah pintu dan terlihatlah mama telah berdiri dengan tatapan penuh tanda tanya.Mama tidak langsung mengajakku untuk turun ke lantai satu, melainkan melangkahkan kakinya menuju ke arahku.Mama mengelus lembut pundakku."Ada apa sayang? Kau terlihat kurusan, sudah hampir dua bulan ini kau juga tidak datang berkunjung. Apakah rumor itu benar?""Apa mama percaya pada rumor itu?"Mama menghembuskan nafas panjang, Seperti ingin membuang semua hal sesak dalam dadanya."Ini salah mama, maafkan keegoisan mama sayang."Aku segera menggenggam erat tangan mama. Memamerkan deretan
Read more
Bab 32 ( Puaskan Aku! )
"Siapa Mulan?"Aku menatap wajah mama. Wanita itu terlihat begitu penasaran dengan nama yang barusan keluar dari mulutku. Segera aku memasukkan ponsel ke dalam saku gamisku."Mawar, siapa Mulan?" kembali mama bertanya hal yang sama."Bukan siapa-siapa ma, dia temannya Siti. Hari Minggu besok dia akan menikah." Jawabku berbohong.Mama tidak langsung menanggapi jawabanku. Wanita berumur empat puluh tahun dan masih terlihat cantik itu hanya tersenyum masam."Mama dan papa ada urusan penting. Jadi, kau tidak perlu repot-repot membuat minuman. Ayo, kita ke depan.""Kenapa cepat sekali Ma? Kalian baru saja datang." aku begitu kesal dengan sikap kedua orang tuaku."Sudah, jangan banyak protes. Papamu sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.""Maksudnya, papa sakit?""Tidak sayang, tapi ada sesuatu yang terjadi. Biasa, ada masalah di kantor. Dan papamu berharap suamimu bisa ikut andil dalam urusan kantor. Tapi, tadi suamimu berkat telah memilih untuk bekerja di Hotel milik Hamzah. Lengkapla
Read more
Bab 33 ( Istri Kedua Suamiku )
Aku melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul delapan malam. Sepertinya tidak ada tanda-tanda kepulangan mas Akbar ke rumah. bagiku, hal itu tidak jadi masalah. Hanya saja, hati ini masih tidak terima dengan rentetan kebohongan yang terus dilakukan oleh Mas Akbar.Saat aku ingin menutup pintu rumah, betapa terkejutnya diriku saat ada sesosok tubuh manusia yang berdiri di teras rumah menghadap berlawanan denganku."Kyaaaaaaa!!!" aku membayangkan sosok kuntilanak sedang bertamu ke rumahku."MAWAR!"Kedua mata yang tadi aku pejamkan segera aku buka kembali untuk melihat siapa orang yang sedang memanggil namaku. "Siti?"Pak!Gadis itu memukul lenganku, terlalu keras sampai aku merasa ngilu dibuatnya."Sakit tau!" ucapku kesal sambil mengelus lembut lenganku."Lagian, kenapa harus teriak begitu? Apa kau sedang membayangkan bahwa diriku ini Kunti?"Aku nyengir kuda. Segera Memeluk erat tubuh Siti."Malam ini, nginap di rumahku saja, ya?" aku mencoba untuk membujuk Siti agar mau berm
Read more
Bab 34 ( Pria Menjijikkan! )
"Jadi, kau memilih untuk bertahan dalam rumah tangga seperti ini?"Aku tersenyum getir mendengar pertanyaan Siti. Bukan bertahan, lebih tepatnya ingin menghancurkan semua hal yang telah merenggut kebahagiaanku."Mawar, jawab aku. Jangan seperti ini. Jujur saja, karena rumah tanggamu yang seperti ini justru membuatku jadi takut untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius lagi." Siti menyandarkan tubuhnya pada Sofa. "Aku memilih, bukan berarti aku ingin mempertahankan mas Akbar.""Lalu?""Aku ingin menghancurkan semua hal yang membuat hatiku sakit. Mas Akbar dan wanita itu. Keduanya harus hancur."Siti tak lantas merespon perkataanku. Wanita itu nampak bingung dengan jawaban yang aku berikan padanya."Caranya?""Apa kau dapat menjaga rahasia?"Siti mencubit lenganku, gadis itu nampak terlihat kesal dengan pertanyaanku."Aku ingin mendekati Selingkuhan Suamiku.""What?! Kau gila Mawar!"Segera aku berdiri dan melangkahkan kakiku menuju ke tangga untuk menuju ke kamar."Kau berminat tid
Read more
Bab 35 ( Perselisihan )
Beberapa saat dalam keheningan yang telah tercipta antara diriku dan Siti, sahabatku itu nampak menatap marah padaku."Ceraikan saja Akbar dan buat dia menyesal."Aku menggeleng cepat berusaha untuk terlihat baik-baik saja dihadapan Siti."Mau menangis?"kembali aku menggeleng sambil tersenyum."Mawar, sumpah aku nggak tahan sama semua ini. Aku ingin sekali Menghajar Akbar Sekarang juga. Tapi, siapa pengirim video ini? Nomornya masih belum kau save." Komentar Siti tersadar bahwa nomor tersebut belum tersimpan."Apa bisa kita lanjutkan besok saja? Dan video itu…apakah Mas Akbar bersama dengan wanita itu?"Siti berulang kali mengelus dadanya, berusaha untuk menetralkan emosi dalam jiwanya."Ya, mereka berhubungan seks di dalam kamar mandi. Apa kau mau lihat? Mending aku hapus..""Jangan! Itu adalah bukti-bukti yang aku miliki. Jika suatu saat nanti akan tiba waktunya, pasti Mas Akbar akan mengelak dan dengan bukti tersebut, pasti Mas Akbar tidak dapat membela diri lagi."Siti segera men
Read more
Bab 36 ( Apa Aku Terlihat Murahan? )
Abian tidak memperdulikan umpatan dan teriakan kemarahan mas Akbar. Pria yang dulu aku kenal dengan sifat sabarnya itu dengan cepat menarik tubuhku menjauh dari jangkauan Mas Akbar. Aku dapat melihat beberapa pasang mata penuh kekesalan menatap kepergianku dengan Abian. Tubuhku sama sekali tidak berontak atau sekedar mengatakan kata tidak saat Abian menuntun langkahku untuk bergegas keluar dari mall.Sesampainya di parkiran mobil, jujur aku merasa ragu dengan keputusanku pergi meninggalkan Mas Akbar."Tidak Abian, aku harus menolong suamiku."Abian tidak tinggal diam. Pria itu membuka pintu mobilnya dan mendorong tubuhku agar masuk kedalam."Abian, ini salah."Pria itu sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapanku. Mobilnya terus melaju keluar dari parkiran mall.Kali ini, aku menyerah pada keadaan. Biarkan kali ini aku bersandar pada pendirian Abian, walaupun aku tahu jika diriku kali ini salah meninggalkan Mas Akbar dalam keadaan seperti itu."Masih menyalahkan diri sendiri?"aku me
Read more
Bab 37 ( Mendekati Selingkuhan Suamiku)
Suasana mendadak menjadi hening setelah diriku memberanikan diri untuk melemparkan pertanyaan pada Papa. Pria berumur lima puluh tahun itu terlihat mengalihkan pandangannya dariku."Jawab Pa…" lirihku sambil sesekali melemparkan senyum agar terlihat tegar di hadapan beliau.Papa tidak menjawab pertanyaanku. Pria berkacamata itu memilih untuk pergi meninggalkan diriku dan duduk di samping Mama. Kepalanya tertunduk dan tidak berani menatap wajahku."Ayo sayang, kita ke kamarmu." Mama beranjak dari tempat duduknya dan segera memapah tubuhku untuk berjalan.Rasanya begitu menyakitkan hati ini saat mengetahui orang yang seharusnya menjadi sandaran tempat untuk mengeluhkan kondisi hidupku, justru malah membuat suasana hatiku semakin kacau saja."Mawar, coba lihat mama." Aku menatap wanita yang telah bersusah payah melahirkan diriku ke dunia ini."Apa mama juga tidak percaya padaku?""Bagaimana kalau kalian bercerai saja, itu adalah pilihan terbaik Mawar. Rumah tanggamu sudah terlampau banya
Read more
Bab 38 ( Istriku, Pemuasku! )
"Kenapa lama sekali?" Mulan menatap kesal wajah pria yang baru saja memasuki kamar. Karena tak mendapatkan Jawaban, Mulan bergegas menghampiri suaminya yang terlihat begitu lesu."Apa yang terjadi?" Mulan mengelus lembut pundak Akbar. Pria berwajah tampan itu menyandarkan tubuhnya pada Sofa. Sudah sejak satu jam lalu, Mulan telah meninggalkan rumah sakit, karena luka yang dibuatnya sendiri tidak terlalu parah sehingga dokter sudah memperbolehkan Mulan pulang dengan catatan, dalam waktu tiga hari Ia harus kembali kontrol."Aku bertemu dengan istriku dan Selingkuhannya."Mulan hampir saja tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Akbar. Ini adalah kabar gembira bagi Mulan. Jika istri pertama suaminya itu benar-benar berselingkuh, besar kemungkinan Akbar akan menuntut cerai pada istri pertamanya."Lalu, apa yang terjadi Mas? Apa kau akan menceraikannya?"Akbar Mendelik tajam pada Mulan."Apa maksudmu bicara begitu? Apa kau mengharapkan agar aku dan istriku bercerai?"Mulan bungkam. Ia men
Read more
Bab 39 ( Arti Tamparan Papa )
"Langsung pulang?" Aku hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Abian. Pria itu terlihat masih konsentrasi menyetir mobil. Tidak banyak hal yang bisa aku katakan pada Abian. Jujur saja, aku malu pada dirinya yang masih saja mendukung sepenuhnya diriku. Secara tidak langsung, permasalahan yang saat ini sedang membelenggu diriku melibatkan nama Abian. Perlahan tapi pasti, nama Abian akan terus terekspos begitu saja dengan campur tangan Mas Akbar. Pasti suamiku itu akan membuat sebuah rencana."Lho, kita mau kemana Abian?" tanyaku saat menyadari arah jalan pulang berlawanan dengan arah jalan mobil."Pantai,"Pantai?Sudah berapa lama Mas Akbar tidak mengajak diriku bermain di pasir pantai dan menikmati hembusan angin pantai yang begitu menyejukkan."Putar balik, Abian.""Kenapa?""Pantai membuatku mengingat Mas Akbar. Maaf, untuk kali ini aku ingin pulang saja." Sahutku tanpa memandang wajah Abian. Wajahku sengaja melihat ke arah kaca jendela Mobil.Selang beberapa saat kemudian, Abian te
Read more
Bab 40 ( Apa Kau Sudah Gila, Mas?! )
Aku begitu merasa sangat lelah dengan semua hal yang akhir-akhir ini terjadi pada diriku. Dengan kata lain, kali ini aku ingin merebahkan tubuhku di atas kasur. Aku benar-benar membutuhkan istirahat untuk mendamaikan hati dan pikiranku.Saat ini, Mobil yang dikendarai oleh Abian masih betah melenggang menembus jalanan kota menuju ke rumahku. Setelah pertengkaran kecil tadi, Abian memutuskan untuk langsung mengantarkan diriku pulang ke rumah. "Kalau ada apa-apa, jangan lupa untuk menghubungi diriku." Pintanya sambil sesekali memandang wajahku. Pria berhidung mancung itu begitu perhatian terhadap diriku. Aku tahu, Ia masih menyimpan rasa cinta padaku, namun sampai kapan? "Sudah sampai. Apa kau masih mau ikut ke kantorku?"aku tak menyadari bahwa mobil telah terparkir tepat di depan gerbang rumahku."Ah, maaf Abian. Aku terlalu banyak melamun. Untuk hari ini, aku minta maaf karena beberapa kali telah membentakmu. Seharusnya, aku tahu itu adalah untuk kebaikanku."Abian mengulas Senyuma
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status