All Chapters of Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan: Chapter 11 - Chapter 20
177 Chapters
Bab 11 ( Bertemu Wanita Pilihan Suamiku)
Mulan mempercepat langkah kakinya, berharap jika yang datang adalah Akbar suaminya. Karena satu jam yang lalu, Akbar memberi kabar bahwa dirinya sedang dalam perjalanan menuju pulang, setelah semalam Akbar bermalam di rumah istri pertamanya, yaitu diriku sendiri.Ceklek!Pintu utama terbuka. Senyum Mulan berangsur memudar setelah tahu bukanlah Akbar orang yang telah mengetuk pintunya. "Hallo," ucapku ramah sambil tersenyum menatap wajah Mulan. Meneliti setiap lekuk wajah wanita yang telah berhasil menembus hati terdalam suamiku."Maaf, Anda siapa?" Mulan terlihat tidak suka dengan kehadiranku."Aku adalah tetangga baru sebelah rumahmu. Perkenalkan, namaku Rose."Mulan tidak langsung menjabat tanganku, Ia masih setia memandangi wajahku dengan tatapan mata penuh curiga."Em, baiklah. Sepertinya kehadiranku tidak terlalu diterima. Aku minta maaf, karena sudah mengganggu waktu anda, maaf saya permisi.""Oh, tidak. Bukan begitu…aku hanya sedang menunggu kepulangan suamiku. Jadi, sedikit t
Read more
Bab 12 ( Bersiap Untuk Terbakar)
"Apakah mas mendengar dengan jelas ucapan dokter tadi, bahwa sakit perut yang mas alami karena kebanyakan makan yang mengandung asam dan pedas. Tapi, aneh sekali, setahu aku, Mas bukanlah pecinta makanan pedas. Lagi pula, aku sangat jarang membuatkan makanan pedas untuk mas makan. Jangan-jangan, mas suka jajan sembarangan ya?"mas Akbar membuang pandangannya ke arah lain. Kedua matanya itu nampak takut untuk menatap wajahku."Mas?""Tidak sayang, oh…mungkin saja waktu ada acara di luar kantor. Mas tidak sengaja makan, makanan yang kurang sehat." jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lain.Aku hanya mengangguk mengiyakan, malas untuk menambah suasana yang kurang nyaman ini. Lagi pula, memang diriku lah yang mencampurkan obat pencuci perut ke dalam makanannya. Ini adalah sebuah permulaan pembalasan dendam seorang istri pada suami yang kurang ajar Seperti mas Akbar. Pria seperti dirinya harus merasakan rasa sakit. Itu adalah tekad kuat yang ada dalam diriku.Setelah dipikir-pik
Read more
Bab 13 ( Aku Membutuhkan Dirimu, Abian! )
Mas Akbar tidak menyerah begitu saja. Ia bergegas menyusul diriku yang sedang membereskan bekas makanan di meja makan. Belum sempat melangkahkan kakiku menuju ke dapur, dari arah belakang Mas Akbar memeluk erat tubuhku."Jangan marah ya. Mas akan berusaha untuk membuat rumah tangga kita bahagia selamanya.""Selamanya?" aku tersenyum getir mendengar ucapan Mas Akbar. Begitu pandai mulut manisnya itu untuk berbohong pada diriku."Iya, selamanya." Mas Akbar semakin mempererat pelukannya."Baiklah, nanti akan kita bahas lagi Mas. Kali ini, aku harus membereskan ini semua."Mas Akbar mengerti maksud ucapanku. Ia Pun melepaskan pelukannya padaku. Tanpa berbalik menatap wajah Mas Akbar, aku melanjutkan langkahku ke arah dapur. Masih ada rasa kesal membelenggu hatiku atas sikap Mas Akbar yang terlalu banyak melontarkan kata-kata cinta. Padahal, kata Cintanya itu hanyalah omong kosong belaka. ***Ketika kembali ke dalam kamar, aku melihat Mas Akbar sedang tertidur. Sepertinya aku sudah benar-
Read more
Bab 14 ( Mulai Berdebat )
Abian memandang penuh takjub wanita berhijab yang memiliki pahatan wajah begitu sempurna. Kedua mata indah dengan hidung mancungnya, serta bibir mungil berwarna pink. Begitu Indah dipandang."Apa aku terlalu cepat datang ke rumahmu?""Tidak, kau tepat waktu. Apa kau membawa semua yang aku katakan?" jawab wanita yang tidak lain adalah diriku sendiri sambil tersenyum menatap wajah Abian. Pria itu terlihat begitu sangat tampan dengan setelan baju santainya. Celana jeans dan kaos berwarna putih polos."Ayo, masuklah!" ajakku.Abian menganggukan kepalanya lalu mengikuti langkahku.Aku sengaja mengajak Abian untuk duduk di ruang tamu, dengan begitu jika suamiku keluar, dari lantai dua akan dengan mudah melihatku dari atas."Akan aku buatkan minuman dulu,"Abian masih setia memamerkan deretan gigi putihnya itu. tak ada yang berubah dari dulu, Ia masih saja murah senyum padaku walaupun aku adalah wanita yang telah mematahkan semangat hidupnya saat itu.Abian menatap sekeliling rumah Mawar, mel
Read more
Bab 15 ( Mulai Cemburu)
Mulan menajamkan pendengarannya. Setelah bersaing menangis tersedu-sedu dengan Nathan yang butuh untuk di berikan susu, Mulan menghentikan tangisannya dan berjalan keluar kamar tanpa melihat box bayi Nathan. Bayi itu masih setia menangis histeris karena tak mendapatkan apa yang ia inginkan.Setelah membuka pintu rumah, Mulan dapat melihat seorang pria berkulit sawo matang sedang tersenyum melihat ke arahnya."Siapa anda?""Saya Jimmy, yang ditugaskan pak Akbar untuk datang ke sini. Beliau hari ini tidak dapat datang, karena masalah kesehatannya. Kalau ada yang ingin anda inginkan, anda dapat mengatakan langsung pada saya agar saya dapat membelikan keperluan yang anda inginkan."Mendengar penuturan pria di hadapannya itu, Seketika wajah Mulan memancarkan sebuah senyum kemenangan.dengan datangnya pria bernama Jimmy ini, Ia bisa meminta bantuan kepada Jimmy agar membelikan susu formula untuk Nathan."Belikan aku susu termahal dan pastinya paling bagus untuk Nathan. Untuk bayi usia nol sa
Read more
Bab 16 ( Rencana Abian )
Setelah berhasil mendaratkan ciuman bibir pada diriku, Mas Akbar terlihat begitu bahagia. Ia kembali mengecup keningku, sebagai penutup pergulatan antara rasa kesal dan cemburunya pada Abian. "Puas?" sarkasku."Sangat, bibirmu begitu candu dan selalu ingin aku rasakan kenikmatannya." Mas Akbar mengelus lembut kepalaku yang tertutup oleh Hijab."Benarkah, itu?"Mas Akbar nampak mengangguk dan tersenyum menanggapi pertanyaan diriku."Baiklah, sudah cukup untuk hari ini. Aku harus menyiapkan makan malam kita, mas.""Pesan saja sayang…" rengek Mas Akbar. "Baiklah." Akhirnya aku memilih untuk mengalah dari pada harus berdebat dengan Mas Akbar. "Oh iya mas, besok malam kita harus menghadiri acara ulang tahun pernikahan Paman Hamzah. Dan jangan sampai lupa, kalau ada kendala di kantor, Mas besok harus tetap datang. Jangan sampai melewatkan hal ini."Mas Akbar sedikit terkejut mendengar penuturan diriku, ia nampak duduk dengan gelisah. Mungkin karena sudah membuat janji dengan Mulan, sehin
Read more
Bab 17 ( Pernikahan 20 Tahun )
Pesta ulang tahun pernikahan Paman Hamzah dan Bibi Auliya merupakan salah satu pesta yang menurutku begitu mewah dan berkesan. Para tamu undangan terlihat begitu suka cita menyambut kedatangan suami istri itu. Aku hanya duduk sendirian di sebuah meja bundar yang dikelilingi oleh empat kursi yang masih kosong.Mas Akbar? Pria itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Karena merasa tidak nyaman dengan tatapan mata keluarga dari pihak Mas Akbar, aku memutuskan untuk duduk sendiri, tanpa ingin diganggu dengan pertanyaan-pertanyaan tak penting yang sebenarnya mereka sudah tahu Jawabannya."Sendirian?" aku menatap pria dengan postur tubuh tinggi sedang menatap diriku. "Abian?" "Boleh aku duduk?""Tidak ada yang melarangnya," jawabku sinis. Entah mengapa, diriku justru melampiaskan kekesalanku pada Abian. Pria itu nampak mengambil tempat duduknya yang berhadapan langsung dengan diriku."Lihatlah pasangan suami istri itu, mereka sudah menikah selama tiga puluh tahun. Sebuah bukti bahwa
Read more
Bab 18 ( Kartu undangan )
Sehari sebelum pesta pernikahan.Akbar memijat kepalanya walaupun tak terasa sakit sama sekali. pria tampan berhidung mancung tersebut nampak begitu frustasi saat mengiyakan ajakan mawar agar menemani istrinya itu pergi ke pesta paman Hamzah dan Bibi Auliya. belum sempat Ia bangun dari posisi tidurnya, ponselnya kembali bergetar. Akbar pikir, Mulan yang menghubungi dirinya. Saat Akbar memperhatikan layar ponselnya, ternyata nomer Jimmy mengirim sebuah pesan singkat. Karena rasa penasarannya, Akbar segera membuka pesan singkat tersebut. dan sebuah foto Mulan telah tergambar jelas sedang memberikan botol dot susu pada Nathan.Wajah Akbar memerah menahan amarahnya. Berulang kali Akbar telah mewanti-wanti agar Mulan tidak memberikan susu formula untuk Nathan. Karena Akbar menginginkan anaknya itu bisa menikmati Asi ibunya selama enam bulan pertamanya. Tapi, lihatlah foto ini. Mulan telah membuat kesalahan besar dengan memberikan susu formula pada Nathan. Dengan perasaan yang bercampur ad
Read more
Bab 19 ( Pertolongan Abian )
Akbar segera memarkirkan mobilnya di tempat yang telah disediakan. Walaupun pesta diadakan di rumah, tapi Untuk memarkirkan sebuah mobil saja, Akbar sedikit kesulitan karena banyaknya tamu kendaraan yang telah terparkir di halaman rumah megah tersebut.Setelah mendapatkan bantuan dari penjaga keamanan, Akbar segera bergegas menuju ke dalam rumah sang pemilik pesta. Namun, bukan untuk memberikan selamat pada sang pemilik rumah, melainkan untuk menemui Mawar. Sebenarnya Akbar tidak memiliki minat untuk dapat menghadiri acara ini, tetapi saat ia datang ke rumah Mulan, wanita itu sudah tidak berada di rumahnya. Nathan telah dititipkan oleh orang kepercayaan Akbar, yaitu Santi. Kepergian Mulan membuat Akbar merasa kesal sekali, karena wanita itu tidak izin pada dirinya. Bahkan, Santi juga tidak mengetahui kepergian majikannya itu. Hanya saja, Santi mengatakan bahwa pakaian yang dikenakannya Mulan sangatlah bagus dan terkesan mewah, tidak seperti biasanya."Abian, tolonglah. Aku harus pergi
Read more
Bab 20 ( Kecurigaan Siti )
Dengan perasaan kurang nyaman, aku masuk ke dalam mobil Abian. di perjalanan menuju pulang, pandanganku tertuju pada kaca jendela mobil untuk melihat pemandangan kota minyak yang begitu indah. jalanan kota Balikpapan yang stabil membuat penggunanya begitu menikmati momen malam hari ini."Apa kau menikmati perjalanan ini?"Kualihkan arah pandangku pada Abian. Pria itu nampak begitu gagah saat dilihat dari samping. Hidungnya yang mancung begitu terlihat memikat siapa saja yang melihatnya.Kulitnya yang putih dan bersih."Mawar?" "Hah?"Abian nampak tersenyum sembari memandang sekilas wajahku."Kau tertangkap basah sedang memperhatikan diriku."Aku merasa sangat malu dengan sederet kata yang mampu membuat pipiku memerah. "Tidak!" elakku tanpa berani menatap ke arah Abian."Apa alasanmu pergi dari pesta sebelum bertemu dengan Paman Hamzah?"Seketika tubuhku menegang mengingat wajah Mulan yang tersenyum manis saat memasuki rumah paman Hamzah. Bagaimana bisa pelakor Seperti dirinya bisa d
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status