Semua Bab Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan: Bab 21 - Bab 30
177 Bab
Bab 21 ( Sikap Abian Belum Berubah )
"Dimana Mawar?" ulang paman Hamzah yang terlihat melihat sekelilingnya."Mawar, aku dan istriku tadi tidak berangkat bersama paman. Tapi, tadi kata Herman, Mawar telah tiba terlebih dahulu."Paman Hamzah berpaling menghadap diriku. Kedua alisnya tampak terpaut menjadi satu. Kerutan di keningnya menandakan bahwa beliau masih belum paham penjelasanku."Kenapa harus berangkat sendiri?""Aku ada urusan kantor yang tidak dapat aku tinggalkan."Paman Hamzah tersenyum miring menanggapi jawabanku."Kau pikir paman ini bodoh?" Akbar memasukkan kedua tangannya di saku celananya. Tubuhnya nampak begitu gelisah."Kantor itu hanya alasan. Bukankah begitu? Jangan main api kalau tidak mau terbakar. Besok siang, temui aku di hotel. Aku dan ayahmu sepakat bahwa kau akan mengelola bisnis kami, pilih salah satunya." Kata-katanya terdengar tidak ingin dibantah oleh Akbar."Tapi, paman…bagaimana dengan tempat kerjaku sekarang?"Paman Hamzah tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Akbar. Beberapa tamu und
Baca selengkapnya
Bab 22 ( Ancaman Mas Akbar)
"Apa kau sudah GILA?! Berani-beraninya kau datang ke rumah pamanku dan membuat kekacauan seperti itu!!" suara kemarahan Akbar begitu memekakkan telinga. Mulan hanya dapat menundukkan kepalanya menahan rasa takut dan kesal bersama karena perlakuan Akbar yang biasanya romantis mendadak menjadi monster yang terlihat begitu menyeramkan."Dari mana kau mendapatkan undangan itu?" Mulan menatap wajah Akbar. Wanita itu dapat melihat raut wajah kemarahan terpancar dari wajah Suaminya itu. "Tenanglah mas, nanti Nathan akan menangis mendengar keributan ini." Mulan mencoba untuk menenangkan emosi Akbar."Nathan? apa kau lupa bahwa aku telah mengirimkan Santi ke Hotel agar kita bisa menyelesaikan masalah ini?"Mulan kembali menundukkan kepalanya menatap lantai putih rumah. Saat sampai di rumah, ia ingat Santi dan Nathan dijemput oleh Jimmy."Bagaimana, apa kau sudah mengingatnya?" Akbar mendengus kesal. "Aku juga tidak tahu mas, ada seorang pria yang memberikan Undangan tersebut.""Jadi, ada or
Baca selengkapnya
Bab 23 ( Pergi Bersama Abian )
Setelah berhasil mengantarkan Mawar pulang ke rumah, Abian tidak langsung pulang ke rumahnya, melainkan menemui Aslan yang saat ini masih berada di acara peringatan ulang tahun pernikahan Paman Hamzah. ada beberapa hal yang harus didiskusikan dengan Aslan terkait proyek kerja dengan Mawar.Di sepanjang perjalanan, Abian masih saja membayangkan wajah cantik Mawar saat menghadiri pesta. Wanita itu terlihat nampak anggun dengan baju gamis brokat model terbaru. Wanita itu benar-benar telah mencuri hatinya dan itu sudah berlangsung sejak lama. Jadi, menurutnya tidak salah jika dirinya membantu memperlihatkan sisi gelap Akbar, Suaminya. Karena pada dasarnya, Abian tidak akan rela begitu saja jika pujaan hatinya disakiti oleh orang lain. ***"Kenapa diam Mas?" tanyaku penasaran ingin mendengar jawaban yang akan keluar dari mulut manis suamiku. Saat aku memperhatikannya bibirnya, ada warna lipstik menempel pada bibir suamiku itu. Wah, sepertinya Mas Akbar telah mendapatkan jatah dari istri
Baca selengkapnya
Bab 24 ( Janji Seorang Suami )
Balikpapan adalah kota kelahiranku. Kota yang sering disebut sebagai kota Minyak ini sangatlah indah menurutku. Suasana yang nyaman dan aman. dari segi manapun, aku selalu jatuh cinta pada kota kelahiranku ini. "Apa yang kau lamunkan?"Pertanyaan itu membuat lamunanku buyar seketika. aku memandang wajah Abian yang terlihat tersenyum manis padaku."Kita sudah sampai?" tanyaku saat menyadari mobil Abian telah berheti di bahu jalan."Dari dua menit yang lalu." Jawab Abian. "Maaf, aku tidak memperhatikan hal ini.""Tidak ada yag perlu dimaafkan, kau tidak salah. Lalu, apa yang akan kita lakukan di sini?"aku menatap disekelilingku dan melihat di seberang jalan sana terdapat Bandara internasional Sepinggan Balikpapan. Sebuah tempat yang akan mengantarkan kita ke berbagai daerah atau negara yang kita inginkan."Kau ingin berpergian?""Hah?""Aku bercanda, ayo keluar…kita lihat-lihat daerah ini."Setelah mengatakan hal itu, Abian segera turun dari mobil disusul dengan diriku.Kami berjalan
Baca selengkapnya
Bab 25 ( Sebuah Keputusan Akbar)
Akbar melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya sudah tidak terfokus pada Mawar, melainkan pada Mulan istri keduanya yang telah melahirkan anak untuk dirinya. di perjalanan menuju ke rumah istri keduanya itu, Akbar melupakan satu hal yang penting. Janjinya pada Mawar telah ia khianati.Sesampainya di rumah, Akbar bergegas untuk masuk ke dalam rumah dan mendapati Mulan telah tergeletak di lantai dapur dan telah bersimbah darah."Mulan, Bagun…sayang, maafkan aku, maafka aku…aku mohon, bangunlah…" Akbar tampak begitu syok melihat wajah pucat Mulan. Pria itu segera menggendong tubuh Mulan dan membawanya ke dalam mobil. Karena kawasan perumahan yang ditempati Mulan termasuk perumahan baru dan belum banyak penghuninya, Akbar dengan mudah masuk dan keluar dari kawasan perumahan ini. ***Aku menghembuskan nafas berulang kali, dadaku terasa sesak menunggu kedatangan Mas Akbar yang tak kunjung datang. ditambah lagi cuaca yang mulai tidak bersahabat dengan diriku. Mendung mulai
Baca selengkapnya
Bab 26 ( Mulai Lelah )
"Untung saja Bapak dengan cepat membawanya ke rumah Sakit. Jadi nyawa wanita itu bisa diselamatkan." Ucap wanita berpakaian serba putih tersebut dengan tatapan tak biasa.Akbar mengelus dadanya, lega dengan sederet kalimat wanita yang saat ini berhadapan dengan dirinya.Belum sempat Akbar bertanya sesuatu, wanita itu pergi meninggalkan dirinya begitu saja."Ada apa dengannya?" monolog Akbar bingung dengan sikap suster tersebut. ***Abian masih menunggu jawabanku. Sebenarnya aku juga bingung dengan keadaan yang saat ini terjadi padaku. Apakah ini waktunya untuk memergoki mereka berdua, saat berada di rumah sakit? Tapi, bagaimana jika Mulan benar-benar dalam keadaan tidak baik-baik saja."Mawar, kau sudah membuang waktuku."Aku menggigit bibir bawahku, berusaha untuk berpikir jernih tentang hal baik apa yang harus aku lakukan."Tidak, antarkan aku pulang saja.""Kau yakin?" Aku menganggukkan kepalaku berulang kali. Ini adalah pilihan terbaik, terlebih aku belum mengetahui secara
Baca selengkapnya
Bab 27 ( Pembalasan )
Setiap wanita dalam menjalani kehidupan rumah tangga pasti menginginkan sebuah kehidupan bahagia bersama dengan pasangannya. Itu semua adalah impian seorang istri yang sedang mengarungi bahtera rumah tangganya dengan pria impiannya.Tetapi, semua itu berbeda dengan diriku. Kehidupan rumah tangga yang aku pikir baik-baik saja, ternyata menyimpan sebuah rahasia besar tentang rahasia suamiku bersama dengan Selingkuhannya."Mawar, kita sudah sampai. Mau sampai kapan kau berada dalam mobilku?"aku tersadar dari lamunanku begitu suara Abian terdengar begitu menyeramkan di telingaku."Abian, maaf aku melamun dan tidak sadar kalau kita sudah sampai di rumah." Saat ingin membuka seatbelt, Abian meraih tanganku."Abian?" aku dapat melihat Abian menatapku tajam."Kau masih berpura-pura tidak terjadi apa-apa?""Apa maksudmu?" aku menepis tangan pria berwajah tampan itu. Bergegas aku membuka seatbelt dan keluar dari mobil."Aku belum selesai bicara!"Belum sempat aku membalikkan badan, sebuah tang
Baca selengkapnya
Bab 28 ( Mulan, wanita Yang Terpilih )
Beberapa jam kemudian, setelah insiden Mas Akbar tercebur ke dalam kolam renang, pria itu tampak sudah rapi dengan pakaian santainya. Ia terlihat berjalan kearahku yang sedang duduk santai menikmati coklat hangat. saat ini diriku juga telah berganti pakaian, mengenakan kaos panjang dipadukan dengan rok sebatas lutut. Karena sedang berada di rumah, aku sengaja tidak mengenakan hijab Seperti biasanya."Apa kau masih marah?" Mas Akbar mengambil posisi duduk tepat di sofa yang berada di hadapanku. Wajahnya terlihat begitu menyesal karena telah mengingkari janji jemput denganku.Aku menghilangkan kedua tangan diatas perut, memandang dengan tatapan tajam Pada pria berkumis tipis itu."Sayang, aku minta maaf. Saat itu aku benar-benar panik dan berusaha untuk menyelamatkan nyawa orang itu.""Pria atau wanita?""Hah?""Pria atau wanita yang kau selamatkan?"Mas Akbar menggaruk tengkuknya. Ia tidak langsung menjawab pertanyaanku."Apa mas lupa, jenis kelaminnya?""Wanita, orang tua. Maksudku ya
Baca selengkapnya
Bab 29 ( Pisah Kamar )
Mulan menyeka air mata dengan punggung telapak tangannya sendiri. Setelah merasa lega menumpahkan kekesalannya dengan cara menangis, Mulan kembali menatap plafon rumah sakit dengan tatapan kosong. Ia merasa begitu bodoh sampai-sampai melakukan perbuatan yang dapat menghilangkan nyawanya. Seharusnya ia dapat berpikir untuk tidak menyakiti dirinya. Masih banyak hal yang harus dilakukan di dunia ini. Seandainya Akbar telat membawa dirinya ke rumah sakit, pasti nyawanya akan hilang dengan sia-sia.Mulan meraba pergelangan tangannya yang telah dibungkus oleh kain kasa. "Di mana kamu mas?" kembali air matanya menetes begitu saja membayangkan wajah Akbar sedang bersama dengan istri pertamanya. Seandainya saja ia mengetahui wajah istri pertama suaminya itu, sudah lama Mulan ingin mengatakan bahwa dirinya juga istri lain Akbar. Wanita pilihan yang dipilih oleh Akbar untuk melahirkan seorang anak tampan bernama Nathan. ***Siti terlihat begitu energik saat memasuki sebuah restoran tempa
Baca selengkapnya
Bab 30 ( Ciuman Kemarahan)
Mas Akbar tertawa. Meski tidak sepenuhnya mencairkan suasana yang sedikit menegang ini, tapi Mas Akbar tampak begitu berusaha untuk bersikap tenang."Ada yang lucu?" tanyaku penasaran dengan sikap mas Akbar.Mas Akbar mendekatkan wajahnya pada wajahku. Kedua tangannya menangkup wajahku dengan sorot mata tajam."Aku memang salah, maafkan kebodohanku."Keningku berkerut mendengar permintaan maaf Mas Akbar. Secepat itukah, Mas Akbar akan membongkar rahasia besar tentang perselingkuhannya dengan Mulan?Wajah mas Akbar semakin mendekat padaku, Seperti hendak menciumku."Apa yang kalian lakukan?!"Pertanyaan itu membuat diriku dan mas Akbar terkejut. Segera aku melihat ke arah pintu kamar, dan terlihatlah Orang yang selama ini aku rindukan sedang berdiri di ambang pintu kamarku yang terbuka lebar."Mama?" Penyelamatku! Bergegas diriku berlari memeluk tubuh beliau."Kapan mama pulang, kenapa nggak ngabarin dulu, biar Mawar jemput?!" aku mendongak menatap wajah ayu Mama yang terlihat begitu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status