Semua Bab SERPIHAN DENDAM MASA LALU: Bab 51 - Bab 60
115 Bab
Ayo Menikah!
"Nona tenanglah!" Rafh mencoba menenangkan. Asisten Alexander itu mendekat perlahan dengan senjata masih di acungkan pada Orion. Sementara dirinya meraih tangan Rianne dan membawanya kesampingnya."Lepaskan aku!" Rianne memberontak karena Rafh mencekal tangannya kuat.Rafh masih mengabaikan, dia memanggil para anak buahnya dan membereskan semua kekacauan yang terjadi."Bawa dia kembali ke apartemen kekasihnya." Dua orang pria yang membawa Orion mengangguk.Sekarang tinggallan Rianne, Rafh serta Anita yang sudah mulai sadar. Gadis itu menatap takut Rafh yang menatapnya tajam."Kau tidak bisa mengunci pintu dengan benar?" "Maafkan saya Tuan." Anita berlutut, dia hampir saja membahayakan nyawa Rianne dan itu sehatusnya tidak terjadi."Anita, bagunlah!" Rianne mendekat dan membantu Anita untuk berdiri.Rianne menatap Rafh tajam, pria yang tidak segan bermain senjata api. "Kau pulanglah, kami akan baik-baik saja setelah ini." Kata Rianne."Tidak, Nona harus ikut kembali bersamamku."Karen
Baca selengkapnya
Bertemu Orlando
Di ruang tamu, sudah ada Rianne yang duduk menunggu. Melihat kedatangan Orlando wanita berusia 27 tahun itu berdiri dan tersenyum tulus. Orlando memeluknya erat seolah tidak akan melepaskan Rianne lagi.“Akhirnya aku bisa melihatmu lagi.” Orlando melerai pelukannya dan menuntun Rianne duduk.Rianne hanya terkekeh karena merasa sangat lucu, dia melihat Lyora yang berjalan mendekat, dia kembali berdiri dan berjalan pada sahabatnya yang masih saja tidak menyukainya, padahal dia tidak bersalah sama sekali.“Diam saja, atau aku katakan pada Orlando hubunganmu dengan Orion.” Bisik Rianne karena Lyora seolah ingin melepas pelukannya. Sebenarnya itu hanya ancaman saja, Rianne tidak akan mampu menyakiti sahabatnya, namun Lyora selalu saja tidak menyukainya.Lyora diam, dia melihat Orlando yang tersenyum ke arah mereka, Lyora lebih takut pada Orlando daripada kakak kandungnya yang sama sekali tidak mau memperhatikannya, wanita itu lebih suka menghabiskan waktu bersama teman-temannya dari pada me
Baca selengkapnya
Kembalinya Dua Sahabat
Rianne menatap nisan yang bertuliskan nama Orion disana, dia tersenyum dan menatap Lyora yang matanya bengkak. "Tentu mencarimu, mau apa disini? Kau sediri tahu dia bukan Orion tetapi orang lain. Mungkin." Mungkin yang Rianne maksud adalah, bisa saja jasad orang lain di dalamnya, atau memang disana memang tidak ada siapapun."Aku melihat Orion keluar dari apartemen milik Viola kemarin, dan saat mengikutinya aku kehilangan jejak." Mata Lyora kembali berkaca-kaca."Kau sangat mencintainya?"Tanpa sadar Lyora mengangguk. "Sangat, tapi aku tidak tahu bahwa ternyata dia memiliki wanita lain di belakangku." Lyora kembali meneteskan air mata.Rianne yang melihat itu mengelus pelan lengan sahabatnya, "Kau wanita baik, tidak seharusnya menangisi pria sepertinya."Lyora mendongak. "Kau tidak membenciku? Aku merencanakan hal buruk untukmu, mempermalukan dan menyakiti perasaanmu."Rianne tersenyum, "Kau sahabatku. Ya, walaupun aku kesal karena kau berencana menyakitiku, tapi kau harus tahu, aku
Baca selengkapnya
Lyora dan Viola
Rianne yang belum sempat menjawab sudah di angkat oleh Alexander ke dalam ruangan kecil di belakang kursinya, ruang istirahat Alexander jika dia kelelahan."Kau mau apa?" Tanya Rianne, dia sudah didudukkan di atas ranjang, dengan Alexander yang meletakkan kepala di paha sang wanita."Anna, bagaimana perasaanmu padaku? Apa kau akan meninggalkanku kalau aku berbuat salah?"Rianne diam, dia menyelipkan jarinya di rambut tebal Alexander."Kesalahan apa lagi yang kau lakukan selain membuatku terpisah dari kak Archie?"Alexander mendongak, ada tatapan penyesalan disana, dan Rianne merasa bersalah, anggap saja apa yang kakaknya alami adalah kecelakaan."Kakakku memaafkanmu, karena kau menjagaku dengan baik." Ucapnya, dia tidak bisa menatap mata sendu itu."Aku senang, andai saja aku bisa bertemu dengan kakakmu, aku akan meminta maaf, bagaimanapun, aku tidak ingin kau merasa kesepian.""Ada kau, bagaimana bisa aku kesepian.""Hum, untuk itu tolong jangan pergi, izinkan aku menjagamu."Rianne
Baca selengkapnya
Aku Hanya Sandera
Renata sudah berjalan ke hadapan sang Tuan, berjongkok di bawah kedua paha yang memang tidak merapat. Dengan ancang-ancang yang tepat Renata yang sudah di atas ubun-ubun keinginannya menatap lapar sesuatu yang menonjol di sana.Tangan lentiknya sudah menjulur akan rebara, tetapi Alexander lebih dulu menahan tangan tersebut dan mebatao dalam Renata yang mendongak dengan tatapannya yang sayu."Kenapa tuan? Saya akan membantu anda." Ucap Renata masih berusaha mendapatkan kesempatan."Berdirilah, ini sudah jam pulang, sebaiknya kau kembali."Renata masih tetap berjongkok, menatap minat apa yang sudah nampak disana. "Tapi tuan, anda seperti sangat membutuhkan bantuan saya.""Biar aku yang melakukannya." Alexander langsung berdiri saat mendengar suara yang sangat dikenalnya mendekat.Renata yang tadinya berjongkok langsung berdiri dan menunduk, bukan malu tetapi sangat kesal."Anna, kau sudah bangun? Kemarilah!" Rianne mendekat dan tersenyum pada Renata."Rena, pulanglah! Besok jangan lupa
Baca selengkapnya
Apa Yang Kakak Ketahui?
Tidak hanya pengawal dan para pelayan, tetapi Alexander juga melakukan pencarian, sebagian dari mereka memeriksa CCTV untuk memastikan kemana nona mereka menghilang."Cari dia di semua ruangan." Kembali perintah Alexander menggema.Pria itu dengan langkah lebar menyusuri semua ruangan yang ada, jantungnya berdetak bayangan Rianne kembali meninggalkannya berputar di kepalanya. "Tuan, nona berada di ruang latihan." Lapor salah satu dari mereka. Alexander yang akan menuju taman belakang untuk memeriksa kamar disana urung, dia mempercepat langkahnya ke tempat dimana Rianne berada.Sampai di sana, dia melihat wanitanya, tengan memegang benda hitam dengan ukuran sedang di tangannya, tatapannya lurus kedepan, dan dengan sekali tarikan dari telunjuknya, papan berbentuk tubuh manusia diujung sana bocor di bagian dada.Alexander mendekat tanpa menimbulkan suara, dia yang akan memeluk wanitanya di hadang oleh benda berwarna hitam dengan moncong panas yang tepat berada di dada kirinya"Kau ingi
Baca selengkapnya
Haruskah Aku Singkirkan Dia?
Beberapa hari setelahnya. Rianne yang merasa ada yang berubah dari Alexander mendekat, pria itu sudah bangun sejak tadi, dan sekarang berdiri di balkon kamarnya dengan piyama yang kancingnya terbuka."Kau sudah bangun?" Alexander berbalik dan merentangkan tangan meminta Rianne datang mendekat padanya.Rianne mendekat dan masuk dalam pelukan Alexander."Kau ingin kembali ke rumahmu?"Rianne mendongak, karena ini tidak disangkanya."Kalau kau izinkan, aku ingin kembali." Rianne mengucapkannya dengan suara kecil."Baiklah! Kau boleh bersiap, aku akan mengantarmu."Rianne diam, mencari keseriusan Alexander di dalam matanya. Wanita berusia 28 tahun itu menundukkan pandangan. Ada yang salah, dia ingin tetap berada di sisi Alexander tetapi begitu banyak penghalang diantara mereka.Rianne melepas rengkuhan Alexander dan masuk ke dalam kamar kembali, dia harus mempersiapkan diri. Hidup barunya akan segera dimulai.Beberapa jam berikutnya, Rianne sudah bersiap, setelah sarapan dia berjalan ke
Baca selengkapnya
Berarti Aku Orang Spesial
Rianne sampai di tempat tujuan bersama Anita. Mereka hanya berjalan kaki saling bergandengan. Anita sangat menikmati masa kebebasannya, bisa di lihat dari caranya memandang jalan dengan mata yang berbinar."Kau sangat senang rupanya." Kata Rianne, mereka tengah berdiri di halaman kedai.Anita mengangguk. "Aku akan mengabdi padamu sepanjang hidupku. Kau dewi keberuntunganku, Anna." Anita memeluk Rianne sangat erat.Rianne menepuk lengan Anita lembut, "Aku senang kau memanggilku dengan nama itu, terdengar sangat akrab.""Selain tuan, siapa lagi yang memanggilmu Anna?" Tanya Anita penasaran."Kakakku. Arche, Alexander dan sekarang dirimu." Jawab Rianne dengan senyuman. Lyora dan Orlando sahabatnya tetapi mereka tidak ada hak untuk itu, sejak awal Rianne memang tidak menginginkan keduanya memanggilnya dengan nama Anna."Berarti aku orang yang spesial, begitu? Kau sangat baik. Kau memang dewi."Rianne terkekeh, dia mengajak Anita masuk ke kedai miliknya, tidak ada yang berubah sama sekali.
Baca selengkapnya
Jangan Terlibat Dengan Viola Lagi
Di dalam kamar, kedua sepasang kekasih itu baru saja selesai dengan kegiatan mereka. Rianne terengah karena lelah, sementara Alexander sudah membaringkan tubuhnya di sebelah Rianne setelah mengecup kening wanita yang dicintainya."Anna, kau mencintaiku?" Tanya Alexander masih menatap langit kamar dengan tangan sebelah mengelus perut rata Rianne."Entahlah! Aku juga tidak tahu.""Kita menikah saja. Aku lebih tenang saat kau menjadi istriku." Alexander menoleh ke samping, keringat di wajah kekasihnya masih bercucuran."Nona Caroline bagaimana? Dia mengatakan bahwa kalian sudah bertunangan. Kau miliknya, bagaimana bisa kita menikah?"Alexander kembali menatap ke atas ke langit kamar, dia mengingat bagaimana keluarga Caroline yang memaksa mereka bertunangan karena sesuatu hal yang tidak bisa diungkapkan."Caroline, dia akan mengerti." Hanya itu yang Alexander katakan.Rianne merapatkan tubuhnya, sekarang kulit mereka saling menempel tanpa ada penghalang sedikitpun."Aku tidak ingin menjad
Baca selengkapnya
Aku Harap Kau Hamil
Alexander meminta Rianne melanjutkan makannya yang memang sisa sedikit, tetapi karena terlanjur penasaran Rianne menggeleng, laparnya sudah hilang."Tolong jelaskan padaku, kenapa Orion bisa lebih baik dari Orlando? Kau lupa bagaimana pria itu yang--," Rianne tidak bisa melanjutkan, rasa marahnya pada Orion sudah membuncah, bukan karena dia dikhianati selama ini, tetapi karena caranya yang tidak menghargainya."Sayang ....""Aku tidak tahu ada hubungan apa kau dengan Orlando sebelumnya, tetapi dia sahabatku. Dia yang menjagaku selama ini, dan kau ....?""Baiklah maafkan aku. Aku yang salah. Maafkan aku." Alexander memeluk Rianne erat. Tidak lama Rafh datang, tatapannya Alexander mengerti untuk itu dia meminta Rafh keluar lebih dulu, sementara dia menenangkan Rianne."Aku tidak menyukai Orion. Bukan karena dia mengkhianatiku dan bekerjasama dengan Lyora untuk menyakitiku, tetapi--,""Aku mengerti sayang, maafkan aku. Aku hanya membandingkan keduanya, dan ya aku salah, maafkan aku." A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status