All Chapters of Sang Dewa Perang Terkuat : Chapter 251 - Chapter 260
302 Chapters
93. Pintu Gerbang Utama
Tidak hanya itu saja tapi Riley bahan mendengar James bertanya, "Lalu, di mana dia sekarang, Wood?" Sebelum Riley bisa menjawab, dengan wajah panik pria muda itu malah beralih ke Alen, "Smith, di mana dia?" Alen yang terkejut dengan reaksi James balik bertanya, "Memang kenapa kau bertanya?" "Jawab saja di mana dia sekarang!" ucap James dengan mengertakkan gigi. Dengan jengkel Alen menjawab, "Mungkin dia sudah di depan gerbang pintu utama. Mereka yang tidak lolos-" James sudah berdiri tanpa mendengarkan perkataan Alen sampai tuntas. Dia langsung berlari meninggalkan meja itu. Refleks, Riley dan Alen ikut bangkit dan menyusul James. Di tengah-tengah perjalanan, Alen berkomentar, "Dia berlari seperti seekor cheetah." "Dia ... lebih unggul dariku soal ini," balas Riley dengan napas terengah-engah. Riley dan James pernah berlatih bersama sehingga pemuda itu tahu kemampuan lari James yang memang mengesankan. "Kau bercanda? Dia lebih hebat?" ucap Alen tak percaya. Riley mengangg
Read more
94. Jadilah Anak yang Baik!
James dan Diego seolah tidak sadar jika ada Riley. Tapi Riley cukup paham untuk membiarkan dua orang itu berbicara.Saat dia membalikkan badan, dia berpapasan dengan Alen yang baru saja naik ke dalam masuk. "Ada apa? Diego tak ada di sini?""Ada.""Lalu, mengapa kau malah turun, Riley?" tanya Alen dengan napas yang masih tak beraturan.Pemuda itu sampai memegang dadanya untuk menenangkan diri. Riley menunjuk dua orang yang terlihat masih berpelukan. Alen langsung mengernyit, "Hei, apa yang mereka lakukan?"Riley menjawab, "Berbicara. Ayo, kita turun!""Hah? Kenapa? Aku juga ingin berbicara dengan Diego. Aku tak berlari sampai kehabisan napas begini untuk mengejar James. Aku tidak-"Pemuda itu sudah tak bisa melanjutkan ucapannya karena Riley telah menyeretnya turun dari bus dengan paksa.Sementara itu, rupanya James dan Diego mendengar suara berisik Alen. Keduanya pun melepaskan diri dengan canggung.James berdeham keras, menyamarkan rasa malu lalu berkata, "Kalau kau pergi, lalu sia
Read more
95. Sungguh Sia-Sia!
Riley pun hanya bisa mendesah sebal melihat tingkah kekanakan James yang seperti biasa.Setelah James dan Alen sudah melangkah agak lebih jauh, dia berkata pada salah satu pengawal, "Saya siap pergi sekarang.""Silakan! Mari ikut kami!" ucap pengawal itu.Riley pun dibawa menuju ke istana raja merupakan istana paling besar dan luas di kerajaan itu. Luasnya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan istana anak-anaknya ataupun ratunya sekalipun.Penjagaannya juga jauh lebih ketat dibandingkan dengan bagian istana lain. Tapi, Riley menyadari bila hal itu memang perlu dilakukan. Keannu Wellington adalah seorang pemimpin kerajaan sehingga sudah sepantasnya mendapatkan perlindungan yang maksimal.Istana raja memiliki sebuah aula besar yang biasanya digunakan untuk menyambut kedatangan para tamu yang merupakan pejabat ataupun staf lainnya. Tetapi, Riley tahu bila sang raja memiliki sebuah taman yang merupakan taman favorit raja. Dia mengetahuinya dari sang ayah yang pernah beberapa kali me
Read more
96. Bukan Dia!
Tetapi, kemurkaan Keannu ternyata tak hilang begitu saja, sehingga dia berkata dengan nada kesal, "Kau harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan." "Iya, Yang Mulia," balas Riley tanpa membantah ataupun membela diri. Namun, rupanya Rowena tak terima. "Ayah, dia tak bersalah." "Rowena, apa maksudmu? Dia tak bersalah bagaimana? Dia sudah berani memelukmu, kau ...." Monica sungguh tak habis pikir dengan jalan pikiran sang putri. "Bukan dia, Ibu," kata Rowena, sembari melirik ke arah Riley yang terlihat tenang. Sementara Keannu mendesis marah lagi, "Kau pikir aku buta sehingga aku tak bisa mengenali anak laki-laki itu, gadis kecil?" Rowena menggelengkan kepala, "Bukan begitu, Ayah. Memang benar dia. Tapi, yang aku maksud adalah ... aku ...." "Berjanjilah, jika aku mengatakan semuanya kau dan ibu tidak akan memberi hukuman kepadanya," lanjut Rowena dengan mata berkedip-kedip penuh permohonan. Monica tidak setuju dan mengibaskan tangannya bahwa jelas dia menolak permint
Read more
97. Kau Benar, Ratuku!
"Kau ... serius, anak muda?" Andrew bertanya dengan ekspresi terkejut."Iya, Jenderal Reece." Riley menjawab tanpa beban.Monica dan Keannu kini saling lempar pandang, terlihat bingung. Sesungguhnya, dari awal memang mereka ingin meminta sebuah pertanggung jawaban dari pemuda itu. Akan tetapi, mereka menjadi tak berkutik ketika sebuah fakta terungkap di depan mereka semua.Bukan Riley Wood yang menggoda putrinya, tapi justru sebaliknya. Maka, tentu saja hal itu membuat mereka tidak leluasa berbicara.Akan tetapi, saat ini pemuda itu malah mempermudah semuanya. Keannu pun berdeham pelan, "Aku izinkan kau menikahi putriku."Monica mengedipkan mata mendengar ucapan suaminya. Menikahkan putrinya dengan seorang pangeran dari kerajaan lain sudah sulit. Terlebih lagi, dia yakin kabar mengenai skandal putrinya sudah tentu akan tersebar cepat dalam waktu dekat. Dia pun juga merasa tak ada jalan selain untuk menyelamatkan reputasi putrinya."Ba-baiklah, aku juga mengizinkan kau menikahi Rowen
Read more
98. Apa Kalian Takut?
Rowena menggigit bibir dan memutuskan untuk menjawab pertanyaan ayahnya itu, "Mengapa terburu-buru, Ayah? Bukankah kami masih lama untuk menikah?" "Meminta keluarganya untuk datang ke istana bisa dilakukan jika waktunya telah dekat," lanjut Rowena. Keannu mendengus, "Aku sedang tidak bicara denganmu, Rowena. Aku sedang berbicara dengan Riley Wood." "Kau tidak boleh ikut campur dalam masalah ini. Ini urusan antara para orang tua," Monica ikut berujar. Jelas sekali ibunya itu memang ingin mengenal keluarga Riley sehingga dia mendukung keputusan suaminya yang memang sudah benar itu. Dengan penuh pertimbangan, Riley pun akhirnya berkata, "Saya belum bisa memberitahu Anda, Yang Mulia. Anda sudah tahu bila kami ... sebagai calon prajurit dilarang untuk berkomunikasi dengan keluarga kami di luar istana." "Kami baru diizinkan untuk melakukan komunikasi setelah kami menyelesaikan seleksi. Jadi-" "Oh, aku tahu apa yang akan kau bicarakan. Baiklah, kami akan menunggu sampai saat kau selesa
Read more
99. Tahap Selanjutnya
Tersinggung karena dituduh takut, salah satu dari mereka berkata, "Takut? Astaga, untuk apa kami takut?"Alen tetap tersenyum, "Baiklah, kalau begitu tunggu saja nanti di seleksi selanjutnya."Akan tetapi, pemuda bernama Michael Hickson yang terlihat menjadi pemimpin kelompok anak-anak muda itu berkata, "Apa ada jaminan kalian tidak akan curang?""Curang? Bagaimana bisa disebut curang ketika tak ada yang mau aku di sini?" James berkata tanpa menoleh.Riley meringis.James dengan santai melanjutkan, "Percayalah! Hampir semua orang di sini ingin mengirim aku pulang. Mungkin, kalau bisa justru mereka yang curang agar bisa menyingkirkan aku, bukan aku."Michael tak bisa membalasnya.Sedangkan temannya yang lain masih berujar, "Oh, bisa saja ayahmu masih memiliki orang yang setia terhadapnya. Jadi, orang itu membantumu di sini."Oh, James sudah tidak tahan. Alen pun juga tak ingin menahan James lagi karena dia tahu James berhak membela dirinya. "Apa katamu? Orang kepercayaan ayahku?" Jame
Read more
100. Tunjukkan Kehebatanmu!
Riley Mackenzie tidak bisa memberikan tanggapannya karena terlalu terkejut. "Oh, jangan menampilkan ekspresi kakumu itu, Wood!" James berkata dengan mengernyitkan dahi.Riley hanya mengangkat bahu, masih terlihat enggan merespon ucapan James.Sementara itu, terlihat begitu banyak para calon prajurit yang memperlihatkan ekspresi seperti ingin pulang.Seorang pemuda yang berasal dari asrama satu bernama Seamus Fork telah mengangkat tangan."Ada apa, Nak? Apa yang ingin kau tanyakan?" Greg bertanya dengan senyuman menyebalkan.Seamus memiliki kulit putih yang sangat pucat, tapi pengumuman yang disampaikan oleh Greg tadi membuat kulitnya terlihat jauh lebih pucat daripada sebelumnya.Dengan bibir bergetar dia bertanya, "Anda serius mengirim kami ke medan perang, Komandan?"Senyum di bibir Greg seketika lenyap, "Apa aku pernah bercanda mengenai hal seperti ini, anak muda?"Seamus ternganga, tapi dia segera mengontrol diri dan bertanya lagi, "Tapi, Komandan. Kami ... hanya calon prajurit.
Read more
101. Kau Memang Pintar!
"Besok pagi," Greg menjawab dengan tanpa mengalihkan arah pandangannya pada dua calon prajurit yang paling menonjol di antara yang lainnya.Sungguh, rasa terkejut itu langsung menyergap Riley dan James."Besok pagi, Komandan? Bagaimana bisa kami meningkatkan kemampuan kami dalam waktu satu malam?" tanya James yang kini raut wajahnya terlihat syok meskipun Greg bisa menilai tak ada rasa takut di sorot mata pemuda itu.Greg hanya membalas, "Tidak ada yang tidak mungkin. Lagipula, ini adalah perang yang tidak pernah diprediksi sebelumnya. Kita tidak memiliki cukup banyak untuk mempersiapkan diri."Perkataan Greg Sehel sudah cukup membuat hampir seluruh calon prajurit dengan usia sangat muda merinding. Akan tetapi, ternyata tak ada satu pun dari mereka yang memilih mengundurkan diri dan pulang.Salah seorang calon prajurit berkata, "Aku sudah sampai sejauh ini. Mana mungkin aku pulang?""Orang tuaku akan membunuhku kalau aku pulang karena takut pergi ke medang perang," sahut yang lainnya.
Read more
102. Akses
"Dia hebat, sangat hebat," puji James sambil manggut-manggut sembari terkekeh.Alen menanggapi, "Kau kalah darinya soal ini. Oh, tapi ... kau memang selalu kalah dari Riley.""Alen Smith, kenapa lidahmu tajam sekali?" balas James yang langsung memasang wajah cemberut.Alen hanya tertawa kecil karena puas telah mengejek pria muda itu. Tapi, tawanya langsung berhenti ketika menyadari sesuatu. "James, tunggu dulu!""Kenapa lagi?" James bertanya dengan ketus."Riley sudah menjadi calon menantu raja dan hampir seluruh penghuni istana ini sudah mengetahuinya. Lalu ... bagaimana jika ada yang bergosip tentang dia dan Mary Kesley?" ucap Alen.Mendengar hal itu, James bukannya bingung tapi malah tertawa terbahak-bahak. Tawanya tidak berhenti, bahkan ketika Alen sudah melotot kepadanya. "Kau senang sekali kalau temanmu mendapat masalah!" ucap Alen sembari tersenyum kecut.James mengangguk dengan penuh semangat, "Ini adalah salah satu hiburan paling menyenangkan. Percayalah, masalah asmaranya i
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
31
DMCA.com Protection Status