All Chapters of Sang Dewa Perang Terkuat : Chapter 271 - Chapter 280
302 Chapters
113. Berita Apa Lagi?
William Mackenzie tampak terkejut melihat kegusaran sang istri. Sudah begitu lama pria itu tidak melihat istrinya luar biasa cemas begitu.Maka, dia pun memilih untuk lebih berhati-hati ketika menanggapi semua perkataan istrinya itu.“Jawab, Bill! Kenapa kau diam saja? Memangnya ada peraturan para calon prajurit bisa dikirim ke medan perang jika ada kondisi darurat?” Cassandra berkata dengan galak sekali lagi.William meringis dan menarik istrinya agar mendekat kepadanya. Setelahnya, dia memeluk istrinya sembari mengusap rambutnya dan perlahan berkata, “Aku tahu kau cemas. Tapi, bukan hanya kau yang cemas, Sayang. Riley itu juga putraku. Aku yang memberinya izin dan bahkan akulah yang juga membantunya masuk ke dalam istana. Aku yang bertanggung jawab penuh atas semuanya, Cassie.”Begitu mendengar perkataan suaminya itu, Cassandra tambah menangis tersedu-sedu. Pada awalnya dia yang paling tegar saat melepas putranya pergi mengikuti seleksi, tapi saat ini justru dirinya yang hampir gila
Read more
114. Medan Perang
William menggelengkan kepalanya dengan tegas, "Bukan. Masalah mereka berdua masih sama, belum ada hal lain lagi. Tapi ... ini tentang Riley dan Putri Rowena."Cassandra menaikkan alis, merasa heran sekaligus bingung, "Apa hubungan putra kita dengan putri Kerajaan Ans De Lou?"William menatap sang istri dengan lurus-lurus, seolah sedang mempersiapkan diri untuk mengatakan sebuah hal penting yang sulit untuk dikatakan.Cassandra yang telah mengenal suaminya selama puluhan tahun itu tentu saja bisa merasakan bagaimana suaminya terlihat begitu gugup.“Bill, katakan! Kenapa sedari tadi kau seolah berbelit-belit mengatakannya?” protes Cassandra.William menggigit bibir bawahnya, “Masalahnya memang hal ini terlalu mengejutkan untukku. Bahkan, tidak sekalipun kejadian ini pernah terlintas dalam otakku. Sampai-sampai aku ….”“Kau benar-benar membuatku tidak sabar. Kau mengatakannya padaku atau aku sendiri yang akan mencari tahu sendiri dengan menelepon Mary?” kata Cassandra yang telah kehilang
Read more
115. Medan Perang II
Seseorang dari arah belakang pemuda itu segera menyahut, “Hei, kita belum tahu bagaimana situasi dan kondisi pasukan kerajaan kita. Jangan sembarangan berbicara!”Riley menoleh ke arah sumber suara itu. Orang yang berbicara tersebut rupanya Damian Irving, salah seorang putra dari prajurit senior yang dulu juga merupakan anak buah ayahnya.Tetapi, Riley tidak tahu apakah Sean Irving, ayah Damian masih menjabat sebagai prajurit di dalam istana. Namun, jika memang orang itu masih berada di dalam istana, tentunya posisinya sudah naik ke posisi yang lebih tinggi.Seingat Riley, para prajurit senior yang memiliki kemampuan bagus serta pengalaman perang yang banyak biasanya ditempatkan di level satu. Hanya saja, selama Riley menginjakkan kakinya di istana, dia masih belum bisa mencari tahu tentang level para prajurit dikarenakan kesibukannya sebagai calon prajurit yang bisa dikatakan begitu sangat padat. “Aku tidak sembarangan. Kau tidak buta kan? Kau bisa melihat dengan mata kepalamu sen
Read more
116. Selamat Berjuang!
Riley begitu paham akan kesulitan yang mungkin akan dihadapinya. Akan tetapi, dia tetap berkata, “Sesulit apapun, aku akan tetap coba menemuinya.”James mendesah sebal, “Baiklah kalau kau memang masih nekad begitu, selamat berjuang.”Riley mendengus, dia pikir James akan membantunya. Tapi, rupanya dia hanya terlalu berharap banyak pada seorang James yang terkadang masih egois.Ketika mereka lanjut berjalan, seorang prajurit senior dari level dua yang memimpin mereka tiba-tiba mengangkat tangan kanan dan meminta mereka berhenti.Salah seorang calon prajurit bertanya, “Apa kita sudah sampai?”Prajurit dengan salah satu pistol di tangannya itu menjawab, “Sampai di mana maksudmu?”“Di … tempat perang,” jawab calon prajurit itu terdengar begitu gugup.Sang pemimpin mendengus, “Ini sudah daerah perang. Memangnya kau tak bisa lihat keadaan sekitarmu?”Si calon prajurit yang bertanya tadi itu pun menelan ludah seketika, agak takut.Sedangkan sang pemimpin pasukan itu memasukkan kembali senjat
Read more
117. Kenapa Kau Menembak?
“Bagaimana? Kau akan pergi atau tetap menunggu di sini?” tanya Colin.Dia dan Kenneth seolah memang sengaja ingin membuat James kesal. Riley bisa merasakannya dan mulai tidak nyaman dengan cara yang dilakukan oleh kedua orang itu.James membalas, “Pemimpin prajurit meminta kita untuk menunggu.”Dia mencoba untuk mengontrol diri sebab dia tidak ingin dianggap sebagai prajurit yang suka membuat onar.“Oh, kenapa kau tidak bilang kalau kau sebenarnya takut. Kau … sama pengecutnya dengan aku,” kata Kenneth.Dia menatap remeh ke arah James lalu menggelengkan kepala seolah menilai rendah James. Colin juga ikut menambahkan, “Kau berteriak seolah orang lain pengecut, padahal kau sendiri pun sama. Di mana keberanian yang kau sombongkan itu, James Gardner?”“Sudah lenyap? Takut berperang ya? Wah! Ternyata seperti ini ya putra dari … jenderal perang? Sangat menyedihkan sekali!” kata Kenneth sembari tersenyum mengejek lagi.Dia kemudian tertawa lagi, tapi James masih terdiam, seakan menahan diri
Read more
118. Dasar Bodoh!
Colin menelan ludah, tak berani membalas ucapan Riley. Terlebih lagi, suara Riley terdengar menakutkan di telinganya. Namun, hal itu tidak terjadi pada Kenneth. Pria itu malah mengangkat dagu dengan tatapan seolah menantang dan membalas, “Itu salahnya sendiri. Kami tidak pernah menyuruhnya pergi. Dia sendiri yang mau pergi.”Colin begitu syok saat mengetahui teman baiknya ternyata malah berani melawan Riley.“BRENGSEK! Kalau kalian berdua tidak memprovokasinya, dia tidak akan mungkin pergi ke sana,” umpat Riley dengan kekesalan yang sudah tidak bisa dia tahan.Kenneth sadar pemuda itu begitu marah terhadapnya, tapi dia tetap tidak mau mengakuinya dan berkata lagi, “Dia saja yang bodoh. Mengapa dia harus terpancing dengan kata-kata kami? Dia yang tidak bisa mengontrol emosinya sendiri, kenapa malah menyalahkan kami?”Riley mengepalkan tangan, hendak mengangkat tangannya dan memukul Kenneth dengan kekuatan penuh. Akan tetapi, tepat sebelum tangan kuatnya itu menyentuh rahang Kenneth, s
Read more
119. Di mana Dia?
"Itu jauh lebih baik, para komandan bisa menghabisi kita kalau mereka tahu kita kehilangan satu calon prujurit," sahut yang lain."Hei, kita tidak kehilangan dia, Ben. Kita hanya belum menemukan dia,” sahut seorang prajurit senior bernama Ryan.Ben mendesah malas, “Itu sama saja. Sudahlah, ayo kita kembali ke sana.”Setelah sepakat, para prajurit yang mencari James pun kembali ke tempat di mana mereka meminta para calon prajurit dan teman-teman rekan prajurit lain masih menunggu.Seorang pemuda yang paling mencolok, Riley Wood, yang diketahui sedang menjalin hubungan dengan putri raja pun berjalan mendekat, “Maaf, apa James tidak ingin kembali?”Ben menggelengkan kepala, “Bukan dia tidak mau kembali, tapi kamu yang belum menemukannya.”Riley tersentak, “Maksudnya kalian tidak bisa menemukannya?”“Iya. Ini hutan liar, kami tidak menguasai daerah ini.” Ben menjelaskan.Colin yang telah berdamai dengan Riley itu seketika meremas tangannya, benar-benar semakin takut.“Lalu, apa kalian aka
Read more
120. Dia Tak Ada!
“Ryan, di mana dia?” Ben bertanya dengan mulai sedikit agak cemas.Ryan yang sedari tadi menjadi salah satu pengawal senior yang bertugas di bagian belakang pun segera celingukan mencari keberadaan Riley.Wajahnya seketika memucat kala dia tak menemukan keberadaan pemuda itu, “Sial. Dia tak ada, Ben.”“Apa yang dia lakukan?”“Kenapa calon prajurit baru ini tak ada yang benar? Yang satu menghilang di depan mata kita dan satu lagi pergi diam-diam!”“Mereka suka membuat kita dalam masalah ya?” gumam prajurit senior yang lain juga. Wajah telah memerah karena marah.Ben tak bisa meluapkan emosinya saat ini. Dia sadar bila tak ada gunanya melampiaskan kekesalannya. Dia malah bisa mendapatkan jauh lebih masalah jika melakukan hal itu.Ben yang sangat gusar itu pun akhirnya berkata, “Ayo, kita cari mereka!”Ryan dan beberapa pengawal senior mengeluh. Tetapi, mereka tak mungkin bisa menolak. Ben yang tahu teman-temannya itu tampak terbebani pun berkata, “Kita harus segera menemukan anak itu d
Read more
121. Level Dua?
Alen seketika berlari ke arah barisan di mana para prajurit staf medis berada. Dia ikut berbaris bersama dengan teman-temannya yang lain.Selain itu, semua prajurit di sana, baik prajurit senior dan calon prajurit terlihat berbaris di tempat yang berbeda.Hal itu untuk memudahkan para prajurit dengan jabatan tinggi seperti komandan memeriksa para prajurit mereka.Greg Sehel berputar dan menyapu arah pandangannya ke arah para calon prajurit yang berbaris di bagian kanan. Pria itu mengerutkan kening, “Kenapa aku tidak melihat dua anggota calon prajurit dari kelompok ini?”Salah satu prajurit senior yang mendapatkan tugas menelan ludah sebelum menjawab, “Komandan, dua calon prajurit dari kelompok ini menghilang.”Mata Greg Sehel terlihat melotot seakan hampir loncat dari tempatnya, “Apa? Menghilang? Bagaimana hal itu bisa terjadi?”Napas sang komandan mulai memburu seperti seakan menahan rasa amarah, “Katakan padaku! Bagaimana kalian bisa kehilangan mereka berdua?”“Riley Wood dan James
Read more
122. Aku Tidak Takut!
Seorang temannya menjawab dengan sambil merintih kesakitan, “Dia memang tidak membunuh kita, tapi dia … melumpuhkan kita.”“Apa dia berniat membuat kita tersiksa dan mati secara perlahan?” sambung temannya yang lain.Sang ketua kelompok itu tertatih-tatih mencoba bangkit meskipun kakinya begitu kesakitan. Dia menjawab, “Kalau dia menyiksa kita, setidaknya dia pasti akan menembak di bagian yang menyakitkan. Lihatlah luka kalian semua!”“Dia … hanya mencoba membuat kita tak bisa memegang senjata atau … berjalan. Itu artinya dia memang benar-benar tidak ingin membunuh kita,” lanjut sang ketua.Seseorang malah mengumpat, “Bajingan! Kenapa dia melakukan itu? Apa dia pikir kita ini bukan lawannya?”Sang ketua menggeleng dengan susah payah, tenaganya telah terkuras habis karena menahan rasa sakit, “Aku tidak tahu niatnya apa. Tapi … yang pasti dia tidak membunuh kita. Motifnya apa, aku tak peduli.”“Lebih baik, cari cara menghubungi komandan! Cepat! Kita masih dibiarkan hidup, tapi … kalau k
Read more
PREV
1
...
262728293031
DMCA.com Protection Status