All Chapters of Sang Dewa Perang Terkuat : Chapter 291 - Chapter 300
302 Chapters
133. Keadaan yang Rumit
Sang staf pun menjawab dengan begitu terlihat ragu-ragu. William seketika menyadari sebuah keanehan di sana hingga lelaki itu pun memilih untuk bertanya secara langsung, “Ada apa? Apa ada sesuatu hal buruk terjadi pada para calon prajurit?”Staf itu tiba-tiba merasa bangga karena jenderal perang terkuat yang pernah ada di Kerajaan Ans De Lou berbicara kepadanya. Siapa yang tidak mengidolakan sosok legendaris yang saat ini sedang duduk di samping rajanya itu?Dia adalah salah satu orang yang merupakan penggemar fanatik seorang William Mackenzie.Dikarenakan tak mau membuat sang jenderal menunggu lama, dia pun menjawab dengan cepat, “Jenderal, memang ada sesuatu terjadi di sana. Namun, ini sedikit agak rumit.”“Rumit? Apa yang sebenarnya terjadi?” Keannu bertanya dengan nada cemas.“Ada adu mulut yang terjadi hingga membuat James Gardner meninggalkan kelompoknya. Lalu … lalu ….”Staf itu berhenti berbicara lagi, dia melirik penuh rasa takut ke arah Keannu Wellington. Bagaimanapun juga,
Read more
134. Keputusan Mutlak
“Tidak,” jawab Keannu yang sama sekali tak disangka-sangka oleh William.Keannu bahkan mengulangi lagi dengan menekankan satu kata itu, “TIDAK.”William mengerjapkan mata, memasang ekspresi tidak mengerti, “Yang Mulia, tapi … mengapa?”Keannu mendesah pelan, “Itu perang besar, Bill. Kau … sudah memberikan begitu banyak hal untuk istana ini dan sudah tidak terhitung berapa banyak kau mempertaruhkan nyawamu. Aku tidak mau kau harus terlibat lagi.”Oh, sungguh William sangat tersentuh dengan kelembutan hati sang raja. Tapi sang jenderal tetap berujar lagi, “Tapi saya tidak bisa diam saja melihat satu per satu nyawa prajurit direnggut, Yang Mulia.”Keannu terdiam. Sebuah dilema pun besar kembali menghantam dadanya.Sebetulnya dia tahu jika William Mackenzie turun kembali ke medan perang dan memimpin, dia pasti tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Tanpa sedikitpun keraguan dia yakin bila kemenangan pasti akan diraih oleh pihak mereka William tidak pernah kalah dalam perang satu kali pun da
Read more
135. Kau Menang!
“Baik, Jenderal Reece,” jawab Cliff yang tahu jenderalnya sedang bersemangat.Andrew Reece sendiri tidak tahu apakah yang membuat William Mackenzie ingin berbicara dengannya.Akan tetapi, apapun itu, hal itu tidak menutupi rasa bahagianya akhirnya sang jenderal yang telah lama menghilang itu kembali mau menampakkan dirinya. Bahkan, sang jenderal besar masuk ke istana melalui cara yang resmi. Sungguh dia tak sabar untuk menyapa orang yang telah berjasa banyak bagi karirnya itu. Hanya dalam beberapa detik saja, panggilan dari Cliff itu pun mendapatkan jawaban. Cliff segera menyerahkan tablet untuk digunakan berkomunikasi pada Andrew. Andrew begitu sangat gugup tapi tak bisa menutupi rasa senangnya. Ketika dia menatap layar, dia benar-benar melihat wajah sang jenderal yang sangat dia hafal. William terlihat menua tapi Andrew masih bisa melihat garis-garis wajahnya yang tak berubah.“Jenderal Reece,” sapa William dengan senyum tipis.Andrew Reece seketika merasa kikuk. Dipanggil “Jend
Read more
136. Dia Putraku!
William pun akhirnya menjawab, “Kau … bilang bahwa putraku sangat luar biasa, bukan?”“I-iya, Jenderal,” sahut Andrew tergagap.William mengangguk kecil, “Kalau begitu dia pasti akan bisa mengatasi apapun yang menghadangnya.”“Ta-tapi, Jenderal … ini medan perang besar dan dia masih menjadi calon prajurit. Bagaimana jika dia menemukan lawan yang tangguh?” balas Andrew yang sebenarnya sulit dia katakan.William mendesah pelan. “Reece, dia putraku. PUTRAKU. Aku tahu kemampuannya. Dia pasti punya seribu cara untuk bertahan. Dia tidak akan mudah … mati.”Sebuah kata terakhir itu diucapkan begitu pelan, tapi Andrew tahu bila sang jenderal perang terkuat itu sedang cemas. Akan tetapi, dia tahu bagaimana posisinya saat ini. Sebagai seorang penasihat perang, dia tidak boleh mementingkan kepentingan pribadinya sendiri. Yang dalam hal ini adalah mengutamakan keselamatan putranya.Dia tentu saja bisa meminta putranya untuk diselamatkan terlebih dulu dan dia yakin Andrew Reece pasti akan melakuk
Read more
137. Tidak Terlalu Jauh!
Sebelum dua prajurit itu menjawab, Greg Sehel sudah mendekati mereka dan mencengkram bahu salah satu dari mereka sembari berujar dengan sorot mata cemas luar biasa, “Katakan, di mana mereka? Kenapa mereka tak kembali bersama kalian berdua?”Ryan, teman baik Ben yang merupakan pemimpin kelompok itu pun menjawab dengan penuh rasa takut, “Kami sudah menemukan mereka, Komandan. Mereka ada di belakang.”Ryan menunjuk ke arah belakang. Sedangkan Morphy, prajurit senior kelas dua yang bersamanya pun menambahkan dengan takut-takut, “Mereka mungkin berjalan agak lebih lambat, Komandan.”Kelegaan seketika menghampiri Greg. Pria itu pun perlahan melepaskan cengkraman tangannya dari bahu Ryan. Dengan cepat Greg berjalan ke arah belakang, menunggu kedatangan para prajurit itu dengan tidak sabar.Sementara Ryan saling lempar pandang penuh kebingungan dengan Morphy melihat reaksi sang komandan yang menurut mereka sangat mengejutkan.Apa mungkin karena prajurit yang hilang itu adalah calon menantu r
Read more
138. Aku Masih Hidup!
Riley menggertakkan gigi melihat temannya kembali terluka dan segera mencari daerah perlindungan.Pemuda itu masih tetap melakukan perlawanan sembari meneliti tempat yang bisa digunakan untuk mereka untuk bersembunyi sementara waktu.“Di sana!” tunjuk Riley pelan pada akhirnya.Shin dan Ben pun mengerti. Shin memapah James, sementara Ben dan Riley memastikan tak ada prajurit yang mengetahui ke mana arah mereka pergi.Begitu bisa melepaskan diri dari para prajurit musuh dan masuk ke dalam sebuah goa di dekat pohon, Shin membaringkan James pada dinding goa. Dengan cepat dia langsung memeriksa luka pemuda itu. Ben sendiri masih mengawasi area luar dan membiarkan Riley menjaga membantu Shin.“Apa lukanya cukup parah?” Riley bertanya dengan tenggorokan tercekat. Dia melihat James hanya menutup mata, tapi Riley menebak saat ini James sedang menahan sakit. Riley pun tahu James pasti tidak akan menunjukkan ekspresi kesakitannya pada dirinya sehingga dia pasti akan lebih memilih untuk menut
Read more
139. Mengapa Terburu-buru?
Ben kembali berpikir serius dan berhati-hati mengambil keputusan. Ben sesungguhnya tidak mau mengambil resiko seperti kehilangan jejak pemuda itu lagi. Akan tetapi, saat ini mereka benar-benar tidak memiliki pilihan yang lebih baik.Dia pun mengakui kemampuan Riley Wood sangat mengagumkan. Bahkan, dia menilai di masa depan Riley mungkin bisa menjadi pemimpin prajurit yang hebat di masa depan.Hal itu sudah dibuktikannya ketika dia menemukan Riley Wood dalam keadaan masih hidup tanpa sedikit pun luka di tubuhnya. Padahal, pemuda itu sudah menghadapi begitu banyak musuh dan juga melakukan upaya penyelamatan James Gardner.Di samping itu, dalam perjalanan mereka, Riley juga telah menunjukkan kemampuan terhebatnya dalam melindungi mereka dan juga menemukan sebuah tempat persembunyiaan untuk mereka.Dia pun akhirnya berpikir jika dia menghalangi Riley pergi, sama halnya dia membiarkan pemuda itu tidak bisa mengembangkan kemampuannya. Sang pemimpin melirik ke arah James Gardner yang wajah
Read more
140. Pertanyaan Apa Itu?
Beberapa orang tertawa senang. Salah satu dari para prajurit musuh itu berkata, “Kau benar, mengapa kita tidak bersenang-senang dengan anak ini terlebih dulu?”Seseorang dengan begitu berani dan tanpa rasa takut berjalan mendekati Riley dan ikut berujar, “Jadi, bagaimana, anak muda? Apa kau siap menerima nasibmu yang menyedihkan?”Gelak tawa pun terdengar seketika. Akan tetapi, dikarenakan mereka terlalu bersemangat untuk menyiksa Riley, mereka kehilangan kewaspadaan mereka.Akibatnya, dengan gerakan super cepat Riley membalikkan keadaan dengan cara menembak secara bertubi-tubi. Bahkan, pemuda itu juga berhasil mengambil dua senjata musuhnya dan membuat mereka terkapar.“Sialan!” salah satu dari mereka mengumpat karena terlalu terkejut.Hanya dalam beberapa detik saja si pemuda ingusan itu telah mengacaukan mereka. Sudah banyak dari anggota prajurit musuh yang berjatuhan dengan luka yang bervariasi.Bodohnya lagi, rupanya hampir seluruh dari para prajurit tidak mengenakan baju pelindu
Read more
141. Coba Saja Kalau Kau Bisa!
Riley tetap memasang ekspresi tenang dan membalas, “Mengapa kau bertanya soal salah satu jenderal perang dari kerajaan kami?”Sang prajurit musuh itu mendadak tersenyum miring, “Karena kau memiliki banyak kemiripan dengan dia, anak muda. Katakan padaku! Apa kau saudaranya? Atau kau … mungkin putranya?”Mendengar pertanyaan itu, Riley pun langsung mencoba menggali ingatannya mengenai semua informasi yang telah dia baca dalam buku tentang kerajaan itu sebelum dia berangkat ke medan perang.Ketika dia mencoba mengingat-ingat semuanya, dia mendapatkan sebuah nama yang berhasil dia ingat.“Kau … Bradley Martin?” Riley bertanya dengan dahi mengerut, ingin memastikan bila dia tidak salah menebak.“Seorang komandan yang dikalahkan oleh Jenderal Mackenzie,” tambah Riley.Bradley pun tercengang. Pria itu terdiam selama beberapa saat dan kemudian kembali tersenyum mengerikan. “Yah, kau benar. Dia memang mengalahkan aku dan gara-gara strategi liciknya itu kerajaanku sampai harus menyerah pada Ans
Read more
142. Kapan Dia Akan Menyerah?
Sementara itu, Riley masih bergerak dengan begitu sangat lincah dan tidak terlihat tertekan sedikitpun. Hal itu bisa dirasakan oleh Bradley melalui tembakan-tembakan Riley yang tidak terlalu berjarak lama.“Anak muda itu sudah gila! Bagaimana dia bisa bersabar seperti itu?”Pria itu menggelengkan kepala, “Kalau aku jadi dia, aku pasti sudah membunuh musuhku. Mengapa dia tetap bertahan menyerang dengan cara seperti itu?”Dan lagi, dia pun heran dengan penglihatan Riley. Bradley menilai pemuda itu seolah memiliki mata seekor kucing yang memiliki penglihatan yang jelas di dalam gelapnya malam.Akan tetapi, dia salah besar. Riley justru merasa sedikit agak ceroboh jika bertempur dalam gelap.“Astaga! Kapan dia akan menyerah?” gumam pemuda itu sudah mulai frustasi. Dia bisa saja menembak jantung Bradley dengan tepat. Selama pertempuran yang telah berlangsung beberapa menit itu, dia hanya menghafal bagaimana cara Bradley bergerak dan itu cukup berhasil.Perkiraannya cukup tetap. Bradley b
Read more
PREV
1
...
262728293031
DMCA.com Protection Status