Semua Bab Talak Di Hari Kematian Putriku.: Bab 141 - Bab 150
203 Bab
Aku Beri Satu Lagi Kepercayaan Padamu, Sean.
Talak bab 141."Sean, sedang apa kau di situ? Ini masih malam, kau bisa tidur sebentar sebelum pergi ke kantor." Saat menyapa Sean, tangan Rani bergerak cepat menekan keypad laptopnya. Gerakannya cepat namun halus. Sean bisa melihat gerakan itu, membuat hatinya masam. Dia menduga sang istri tak ingin dia tau apa yang dia lakukan. "Aku membawa susu hangat dan roti bakar, bisa mengganjal perutmu sebelum waktu sarapan." Sean meletakkan nampan berisi susu dan roti di hadapan Rani. Wanita itu tersenyum, lalu meraih gelas untuk meminum susu buatan sang suami. "Terima kasih," ucap Rani pelan. "Sama-sama, itu aku minta seorang pelayan membuatkannya." Sean mengatakan dengan ringan. Namun cukup membuat Rani tersedak, lalu berlari ke toilet untuk memuntahkan apa yang baru saja dia minum.Sean menatap Rani yang baru keluar dari kamar mandi, dengan wajah tegang. Selama ini dia terlalu waspada pada semua orang di mansion, siapa sangka Sean akan meminta pelayan membuatkannya susu."Lain kali tidak
Baca selengkapnya
Kabur Lagi.
Talak bab 142."Bagaimana tugas kalian berdua?" tanya Rani pada Wendi dan Marco. mendengar pertanyaan Rani, kedua pria itu memasang wajah sedih, bukannya menjawab Wendi menyerahkan berkas yang dia bawa.Setelah memeriksa sebentar Rani akhirnya tersenyum. Senyum yang terlihat begitu bahagia, senyum yang dapat di lihat oleh Sean yang datang ingin menemui sang istri. Senyum yang justru membuat Sean kecewa. 'Dia bisa tersenyum selepas itu, hanya saat bersama Marco dan Wendi,' ujarnya dalam hati sebelum berbalik dan pergi. Sedang di ruangannya, Rani melempar kedua pria itu dengan kotak tissue. Mereka tertawa karena berhasil mengerjai Rani. "Ini luar biasa, kalian bahkan berhasil menandatangani enam kontrak besar." Rani tertawa namun mendadak dia terdiam saat menyadari sesuatu."Empat kontrak di tandatangani oleh seorang wanita. Apa ada trik yang kalian lakukan? Jawab dengan jujur." tanya Rani sembari menatap tajam Wendi dan Marco. "Trik apa sih, Kak? Kalau soal kerjasama dengan para wanit
Baca selengkapnya
Pria Masa Remaja Rani.
Talak bab 143"Apa tak capek setiap marah kabur? Setelah itu kembali seperti tak punya harga diri. Perempuan jalang miskin tapi belagu, aku yakin anak laki-laki itu bukan anak tuan muda besar. Pasti anak haramnya dengan pria lain, makanya dia bisa melarikan diri empat tahun yang lalu." Kata-kata itu membuat Rani sangat emosi. Dia mendekati pelayan muda yang selalu bicara padanya dengan sangat ketus, dengan cepat tangannya menghajar gadis muda itu. Dia bahkan menginjak-injak tubuh pelayan itu, aksinya berhenti saat paman Shaleh mencegah perbuatannya."Paman Shaleh, pecat gadis ini sekarang juga! Aku tak mau melihat wajahnya lagi. Kau perempuan bodoh lain kali jaga bicaramu, jika tidak, kau mungkin tak akan bisa hidup lebih lama lagi." Rani kembali memukul kepala pelayan muda itu. "Maaf Nyonya muda, saya tidak bisa memecat pelayan ini. Tanpa seijin Tuan muda besar, mohon maafkan saya." Paman Shaleh terlihat bingung. Dia melirik pelayan muda itu, yang terlihat kesakitan. Bukan dia tak
Baca selengkapnya
Ngidam Bikin Perkara.
Talak bab 144Rani baru saja memasuki tempat parkir perusahaan, saat melihat Sean berdiri di depan mobilnya. Pria itu merentangkan tangan seolah tidak takut mati di tabrak. "Jika ingin mati, jangan menyusahkan aku dan anak dalam perutku, Sean!" Rani berteriak keras. Wanita itu keluar dari mobilnya lalu menghampiri Sean. Dengan marah dia memukuli pria itu mengunakan tas mahalnya, dia seolah tak perduli meski Sean tak menghindari pukulannya.Kehamilan membuat pikirannya tidak stabil. Kemarahan pada Sean akhirnya dia luapkan begitu saja, namun rasa sakit dan kecewa, membuatnya menangisi semua hal yang telah terjadi. Melihat Rani berhenti memukul dan memilih duduk di tanah. membuat Sean merasakan sakit yang luar biasa, kali ini rasa takut, kecewa dan kemarahannya menguap begitu saja. Dia tak bermaksud menyakiti atau mengabaikan sang istri, hanya saja kebenaran yang baru dia temukan membuatnya merasa Rani menipunya."Maafkan aku, Sayang." Sean memeluk Rani lalu mengangkatnya dari tanah. T
Baca selengkapnya
Menginginkan Istriku, Langkahi Dulu Mayatku!
Talak bab 145Sean terdiam di dalam mobilnya. Ucapan Miko tadi sungguh membuatnya terpukul, seorang Miko, sahabat seumur hidupnya saja, pernah berniat meninggalkannya lalu bagaimana dengan Rani. Wanita yang dia nikahi tanpa cinta. Mengalami banyak ujian karena dirinya, bagaimana dia bisa berharap Rani akan bertahan dengannya, yang terbelenggu oleh dendam dan kebencian.Sean berteriak sembari memukuli dadanya. Rasa sakit kala di tinggalkan, di khianati dan tak diinginkan oleh siapa pun. Menambah rasa sakit itu semakin menyesakkan dadanya. 'aku hanya ingin di cintai dan itu cukup dari Rani dan anak-anakku. Apakah tak ada kesempatan sekali lagi untukku?' tanya Sean dalam hatinya. 'Tidak, aku bisa kehilangan segalanya tapi tidak kehilangan Rani dan anak-anakku,' pikir Sean lagi. Berpikir begitu Sean langsung melajukan mobilnya menuju ke kantor Rani. Jika dulu dia tak pernah menunjukkan cintanya, kali ini dia bertekad untuk kembali meraih cinta sang istri. 'Sayang, tunggu aku membuktikan
Baca selengkapnya
Kecelakaan.
Talak bab 146"Mau menjenguk orang sakit atau menemui seorang kekasih?" Pertanyaan yang membuat Sean terhenyak. Sedangkan pria yang bertanya hanya tersenyum sinis."Wendi diam." Rani terpaksa membungkam mulut Wendi. Dia iba melihat Sean yang terduduk lemas di sofa, pandangan matanya terlihat begitu menderita. "Lemah Kak, baru mendapat sedikit sindiran, sudah loyo seperti kerupuk kena air," ejek Wendi lagi."Kau mau diam atau aku suruh seseorang melemparkanmu keluar?" tanya Rani dengan kejam. Mendengar ucapan sang istri, tiba-tiba semangat Sean kembali lagi. "Tak perlu memanggil orang, Sayang. Aku akan membantumu melemparkan dia keluar." Sean melipat lengan bajunya. Bersiap untuk membawa Wendi keluar dari kantor istrinya, kalau perlu keluar dari hidup pujaan hatinya. "Bagus, setelah itu kau tak perlu masuk lagi kemari," ucapan Rani membuat Sean terkejut. Sedangkan Wendi terkekeh geli, untuk pertama kalinya dia merasa senang melihat ketegasan Rani. Walau kemudian dia harus menahan mual
Baca selengkapnya
Cerita Pilu Masa Lalu.
Talak bab 147Sean memijit keningnya saat melihat Rani terbaring di tempat tidur rumah sakit. Di sebelahnya Wendi tengah mati-matian membujuk wanita itu, setelah menangis histeris lalu memukuli Wendi, pada akhirnya Rani drop dan harus di infus."Bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi? Dan bagaimana bisa kau hanya mendapat luka kecil, sedangkan mobilmu ringsek seperti itu?" tanya Rani sembari menggenggam telapak tangan Wendi. Sean hanya menatap tak berani bersuara. Meski dia merasa cemburu, tapi dia sadar Wendi punya posisi penting di hati Rani. Pria itu satu-satunya orang yang ada di sisi Rani, saat berada dalam keadaan terpuruk waktu masih menjadi istri Hendra. Jadi dia merasa tak tepat jika menginginkan pria itu menghilang dari sisi Rani. Buktinya tadi saat melihat Marco mengirim gambar mobil Wendi yang ringsek, Rani mengalami shock berat sampai-sampai mau pingsan saat mendekati UGD.Wanita itu menangis histeris saat melihat Wendi keluar. Dengan luka di kening dan goresan di pipi ju
Baca selengkapnya
Aku Bisa Menghadapi Penggoda ITu.
Talak bab 148."Benar tak mau pulang ke Mansion kita?" tanya Sean saat keluar dari rumah sakit. Sebenarnya dia ingin Rani kembali ke Mansion, tapi dia memikirkan ketenangan sang istri, makanya menuruti kemauan Rani untuk tinggal sementara di apartemen.Makanya sekarang Rani juga menurut tinggal di apartemen Sean. Apartemen yang jauh lebih mewah dari miliknya, apartemen yang lebih lengkap dari President Suite hotel bintang lima."Kalau begini aku lebih suka tinggal di sini, Sayang. Luas juga tak banyak orang, aku jadi merasa lebih tenang dan damai," ujar Rani sembari memeluk pinggang Sean. "Kalau begitu kita bisa tinggal di sini berdua sampai anak kita lahir. Aku juga sudah menyiapkan kamar spesial untuk Junior dan calon bayi kita." Sean membawa sang istri menuju ke sebuah kamar. Kamar yang di siapkan untuk bayi mereka."Kenapa aku merasa kau telah menyiapkan semua ini sejak awal. Apa kau memang sebenarnya, tak mau aku kembali ke Mansion?" tanya Rani sembari mengerutkan keningnya. "Bu
Baca selengkapnya
Andaian Marco.
Talak bab 149.Rani cemberut menatap tiga orang pria di depannya. Jemari lentiknya sibuk memijit keningnya yang terasa pusing, melihat sang istri seperti sedang pusing, Sean berdiri hendak menghampiri, tapi terhenti saat terdengar suara ketus sang istri. "Mau kemana?"Tak bisa menjawab, Sean hanya menunjuk ke arah Rani. Wanita itu mendengus lalu melotot ke arah suaminya. "Tak perlu, kau tetap bersama mereka merenungkan kesalahan kalian bertiga." Melihat Rani kembali kesal. Sean menyepak kaki Marco dan Miko."Idih, kesal sama siapa? Dilampiaskan sama siapa," ejek Miko dan Marco bersamaan. "Diam, mau duel langsung? Ayo di mana?" tanya Sean sengit. Namun tak lama dia melonjak kaget, saat terdengar benda di banting di atas meja."Masih sok jadi jagoan, sana pergi keluar dan jangan kembali lagi," ketus suara Rani membuat Sean terduduk sambil menundukkan kepala. "Ini sudah siang, kalian berdua bisa kembali ke kantor. Aku pusing kalian masih ada di sini, dan aku Marco cepat jelaskan apa ini?"
Baca selengkapnya
Melawan Pelakor Siapa Takut.
Talak bab 150."Ternyata kau istri, Sean? Aku tak menyangka sama sekali. Kalau selera Sean pada seorang wanita menurun drastis, dulu aku bangga bersaing dengan Bianca, tapi sekarang jatuh banget levelku harus bersaing dengan wanita sepertimu. Miskin, murahan pula, ups maaf terlalu jujur."Gadis itu tersenyum setelah menghina Rani. Entah darimana dia tau, kalau sekarang Rani ada di restoran ini tengah makan siang bersama Marco. Mendengar penghinaan pada Rani, membuat Marco ingin membungkam mulut lemes itu, tapi Rani segera mencegah dengan mencekal tangan Marco dengan erat. "Kendalikan dirimu, jangan mengotori tanganmu dengan menyentuhnya," ujar Rani datar."Kau lihat Sean, betapa murahannya wanita ini. Aku heran kenapa kau bisa menikahinya, aku dengar dia seorang janda, jangan-jangan dia mengunakan pelet untuk menjeratmu." Gadis itu makin gencar menghina Rani. Sedangkan di sebrang sana, Sean menatap tangan Rani yang memegang lengan Marco. Meski marah dia tak bisa berteriak pada istrin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
21
DMCA.com Protection Status