Semua Bab Istri Polos sang Milyarder: Bab 31 - Bab 37
37 Bab
31. Mencekam
Sehingga membuat Andika menjadi terjatuh ke lantai, tetapi bukannya menolong Cantika malah terlihat ketakutan dan kabur dari sana. Gadis itu memilih mengintip dari balik dinding, terlihat Kartika dan Arel membantu Andika untuk berdiri. “Sayang, kenapa kamu bisa jatuh seperti ini?” Kartika bertanya dengan nada khawatir, ia bahkan menatap setiap inci tubuh suaminya.“Iya benar. Kakak bisa sih jatuh seperti ini?” tanya Arel menimpali.Andika melirik kepada Cantika yang mengintip mereka bertiga. “Tadi ada tikus yang menyebalkan, dia membuat aku terjatuh.”“Bagaimana sih kerjanya pelayan di rumah ini? Jadi bisa-bisanya ada tikus di rumah, apa aku perlu memarahinya, Sayang?” Kartika bergelayut di lengan  Andika dengan manja.“Tidak perlu. Nanti aku yang akan memberi pelajaran kepada tikus itu sendiri, Karena dia sudah berani sekali denganku.” Andika melirik sinis kepada Cantika. Cantika be
Baca selengkapnya
32. Kerabat jauh
Namun, tak diduga oleh mereka semua Andika malah tersenyum dengan sangat lebar. Senyuman yang seharusnya menjadi membuat orang tenang, malah membuat orang menjadi semakin gelisah lantaran senyuman yang terlihat kentara kalau terpaksa.“Ternyata adikmu ini sangat manis ya, Kartika. Sampai membuat aku sangat senang sekali.” Andika berkata sambil tersenyum tampak terpaksa.Kartika tidak tahu menanggapi apa, perempuan itu hanya menganggukkan kepala dan mengukirkan senyum tipis di bibirnya.“Maafkan aku, kalau perkataanku menyinggung perasaanmu. Karena mau bagaimana pun kau adalah suami kakakku dan aku pun menumpang di rumahmu,” ucap Ariel dengan tatapan memelas.Lelaki muda itu sadar diri dengan kondisinya sekarang, karena ia hanya menumpang di rumah Andika.“Baguslah kalau kau sadar akan posisimu, usahakan kalau menumpang di rumah orang jangan berbicara omong kosong.” Andika mengelap mulutnya dengan sapu tangan, ia p
Baca selengkapnya
33. Pemandangan mengejutkan
Beberapa kali Cantika meneguk ludahnya kasar, ia sekarang tak bisa memikirkan alasan yang tepat untuk menjawab Diana.“Cantika?” panggil Diana pelan.Gadis itu terperanjat dari lamunan, “Awalnya aku memang ingin bekerja sebagai pelayan di sini, tapi …, Kak Andika melarangku untuk bekerja. Dia mengatakan malu,” jelas Cantika berbohong, walau tak sepenuhnya berbohong.Gadis itu hampir saja keceplosan menyebut Andika tuan, beruntung ia tak sempat mengatakannya.“Em, memang benar sih ya. Tentu saja dia malu, karena dia adalah orang kaya masih membiarkan keluarganya sendiri untuk dijadikan pelayan, ya walau kerabat jauh, tapi tetap saja kan keluarga?” kekeh Diana percaya dengan kebohongan Cantika.Diana pun pamit pergi ke dapur, ia harus mengantar piring kotor itu segera. Nanti malah akan dimarahi oleh pelayan lain lantaran terlalu banyak bicara, belum lagi kalau Kartika melihatnya, bisa-bisa dipecat dari pekerjaan.
Baca selengkapnya
34. Mengetahui rahasia besar
Pemandangan yang membuat Cantika menjadi sangat shok sekali, sehingga tak dapat mengatakan apapun. Gadis itu menyadari kalau yang sedang dilihat olehnya itu adalah sesuatu yang tak baik untuk diketahui, Cantika pun segera berlari keluar tanpa menoleh ke belakang lagi. Tanpa Cantika sadari, kalau pintu yang awalnya terbuka sedikit menjadi terbuka separuh. “Ada seseorang yang mengintip kita?” Kartika turun dari ranjang dengan menutup bagian tubuh menggunakan selimut.Matanya melirik kesana-kemari, memperhatikan siapa gerangan orang yang telah mengintip mereka berdua. “Kenapa sih kamu tidak menutup pintu dengan benar? Alhasil ada yang melihatnya kan!” Kartika menggerutu dengan bersedekap dada.Lelaki yang tengah bersama Kartika itu tertawa kecil, ia pun mendekat kepada perempuan tersebut. Tangannya membelai wajah cantik Kartika dengan lembut, senyuman hangat terukir di bibir lelaki tampan itu.Sement
Baca selengkapnya
35. Memucat
Cantika tertegun, ia tak tahu kenapa lelaki yang berada di depannya ini mengatakan tahu semua informasi dirinya. “Dari mana Anda tahu itu semua?” tanya Cantika dengan gugup.Namun, bukannya menjawab Jack mengulurkan tangan untuk membantu sang gadis berdiri.“Sebelum aku menjawabnya, sebaiknya kau berdiri dulu.” Jack menarik tangan Cantika, supaya sang gadis dapat berdiri dari lantai dingin itu.Cantika dengan enggan menerima bantuan dari Jack, padahal ia merasa kalau bisa berdiri sendiri. Hanya saja, gadis itu tak tahu apa yang diketahui lelaki tampan di depan ini, sehingga memilih untuk menuruti saja.“Sebaiknya kita duduk di tempat yang nyaman, karena rumah sakit ini tak terlalu baik untuk pembicaraan berat kita.” Jack mengajak Cantika dengan mengulurkan tangan, ia berniat menggandeng lengan gadis itu.“Saya harus memanggil dokter, jadi mungkin saya tak akan bisa mengikuti Anda untuk pergi keluar dari rumah sakit ini,” tolak Cantika secara halus.Gadis itu enggan untuk pergi bersam
Baca selengkapnya
36. Trauma Jack
Di depan mata Jack warung kecil tersebut sangatlah ramai, ia merasa sangat kesulitan untuk melangkah maju ke depan. Namun, tak mungkin membiarkan sang gadis tahu kalau dirinya memiliki trauma masa lalu, yaitu tidak menyukai tempat yang sempit dan terlalu ramai. “Ayo!” ajak Cantika, supaya Jack mendekat.Jack dengan enggan perjalanan masuk warung kecil itu, kakinya semua tegak terasa gemetar tetapi terus dipaksa. Dengan kasar lelaki itu duduk di kursi yang berada di pojok, untuk tak melihat keramaian yang berada di depan mata. Jack berdehem beberapa kali untuk menetralkan detak jantung yang sangat kencang, “Kenapa kau malah memilih di sini?” tanyanya dengan suara tercekat.“Kan Anda tahu sendiri kalau ini lebih dekat jaraknya ke rumah sakit, apalagi di sini ramai, saya hanya menjaga aman saja. Mohon pengertiannya.” Cantika menatap dalam Jack, ia takut kalau lelaki itu melakukan sesuatu kepadanya.K
Baca selengkapnya
37. Harus dibedah
Cantika melirik kekiri-kanan, melihat banyak sekali orang tengah menatapnya. “Tolong bantu saya untuk mengangkat orang ini ke rumah sakit!”Cantika menatap orang-orang yang ada di situ, tetapi mereka terlihat enggan untuk membantu. “Ayo tolong bantu saya!” Cantik memohon dengan wajah memelas.“Bukannya kami tidak mau membantu, tapi dia terlihat seperti orang berbahaya. Jadi kami tidak mau terlibat!” Semua orang menjauh dari Cantika, tetapi gadis itu pun berteriak kencang. “Kalau kalian tidak ingin membantu minimal bantu saya membuat dia yang berdiri!”Cantika meminta untuk kesekian kalinya, ia tak mungkin meninggalkan Jack di sini seorang diri. Dengan enggan semua orang itu membantu untuk membuat Jack berdiri. Cantika pun memapah lelaki bertubuh besar itu ke rumah sakit seorang diri, bantuan siapa pun.Wajah Cantika penuh dengan keringat, lantaran tubuhnya mungil harus dipaksa memapah Jack bertubuh tinggi dan besar.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status