Semua Bab Pemalas Penantang Dewi: Bab 81 - Bab 90
115 Bab
BAB 81 : Saintess dan Dion
Saintess tidak tahu detail kejadiannya, dan tidak ada yang mau menceritakan kepadanya hingga dia mendengar sendiri dari Dion bila dia akan menikah dengan Yuna. Dia yang sudah menyelidiki informasi yang Rugard dapat, mulai mengetahui bila Dion bukanlah orang yang baik seperti yang dia perlihatkan kepada semua orang. Saintess mengetahui sendiri bila Dion merupakan Manusia bermuka dua yang sangat pandai bersilat lidah. Dion banyak bisa menyakinkan orang lain meski dia tidak memiliki skill pemikat atau pembujuk.Informasi yang lebih mengejutkan tentang Dion adalah dia suka bermain wanita dan membuag mereka setelah bersenang-senang dengan mereka. Kemudian para korbannya dinyatakan sebagai orang yang kerasukan jiwa Iblis dan kemudian membunuhnya, yang membuat Sintess heran adalah semua orang percaya dengan ucapannya. Kerena itu dia tidak akan membiarkan sahabatnya menjadi salah satu korban Dion, dan saat itu Saintess berusaha untuk menyakinkan Yuna agar mau kabur dengannya.
Baca selengkapnya
BAB 82 : Dion yang menggila
Semua orang yang ada tiba-tiba dikejutkan dengan Yuna yang berganti menjadi hobgoblin saat akan berciuman dengan Dion. Kemudian mereka benar-benar dibuat jijik saat melihat bagaimana brutalnya Dion berciuman dengan hobgoblin tersebut. Beberapa tamu yang datang sampai muntah melihat hal itu, bahkan ada yang sampai pingsan.Dion sendiri juga memuntahkan semua yang dia makan saat tahu sosok yang dia cium adalah monster yang menjijikan dan bau. Jiwanya dipenuhi dengan amarah sangat ingin memenggal hobgoblin tersebut, tetapi saat Dion melihat sosoknya dia langsung muntah berkali-kali. Emosinya yang semakin hilang kendali langsung menebas tanpa melihat targetnya dan itu membuat Pendeta dan beberapa tamu undangan juga terkena tebasannya. Semuanya langsung panik karena Dion yang menggila akibat apa yang terjadi kepadanya.[Buahahahahaha, Njir, aku gak tahan lagi buat nahan tawa.][An*ok! sudah aku bilang tahan tawamu, jing!][Sialan! itu hal paling menjijikan yang pernah aku lihat.]Mereka se
Baca selengkapnya
BAB 83 : Sebuah cerita
Kombinasi yang mereka lihat saat itu sangatlah rumit, karena adanya Murka yang merupakan Raja Iblis agung, lau Yuka yang merupakan Pahlawan lagendari dan terakhir Garga. Mereka berempat sudah dinyatakan meninggal di tangan Dion, dengan bukti mayat mereka dan jantung naga milik Garga. Mereka sangat terkejut hingga tidak bisa berkata-kata dan hanya mematung melihat Ken dan yang lain berhasil megalahkan Dion.“Huahahahahaha, akhirnya aku bisa mengalahkan Pahlawan terkuat umat Manusia.”Murka tertawa dengan keras sambil memancarkan kekuatannya yang mengerikan membuat mereka merinding ketakutan, mereka juga berpikir bila Ken dan yang lainnya dikendalikan oleh Murka. Mereka tidak bisa membanyangkan bila Ken, Yuka dan Garga dikendalikan oleh Garga untuk menghancurkan umat Manusia. Hanya Yuna yang merasa ada yang aneh, karena orang yang menyelamatkannya adalah Ken, dan dia berpikir bila tidak mungkin Ken dan Garga akan bisa dikendalikan oleh Murka.Arga dan lainnya tidak bisa bergerak dan tub
Baca selengkapnya
BAb 84 : Empat Pahlawan
“Apa yang anda maksud dengan Dewi palsu? Bukankah anda ini tangan kanan Dewi Aria, apa anda tidak takut dengan hukuman dari Dewi?” Arga bertanya secara beruntun kepada Yuka karena Arga sebagai pengakut ajaran Dewi Aria cukup mengagumi Yuka. “Diam! Kalian semua hanya tidak tahu bila si licik Aria itu sudah membodohi kalian semua selama ribuan tahun,” bentak Yuka yang emosi. “Sebaiknya kalian mendengar sendiri cerita tentang Dewi yang kalian anut dari orang yang dulu adalah rekannya,” ucap Ken dengan tatapan tajam pada Arga dan Yuna. Mereka berdua benar-benar tidak bisa memahami maksud dari ucapan Ken, terutama Arga yang selama ini percaya dan taat pada ajaran Dewi Aria. Karena itu dia tidak bisa mengerti sekaligus heran saat sang Pahlawan lagendaris yang merupakan tangan kanan dari Dewi mencela Dewi Aria. Arga menjadi penasaran dengan apa yang akan Yuka ceritakan tentang dirinya dan Dewi Aria, dan mereka mulai mendengarkan cerita Yuka. *** Tahun sembilan ratus enam kalender dunia,
Baca selengkapnya
BAB 85 : Murka
“Njir, Bukankah sudah jelas, untuk mendengarkan cerita sebenarnya tentang Satan darimu, anjing!” ucap Ken sambil menendang kaki Murka.“Aduh! tidak perlu pakai nendang juga, cuk!” balas Murka kesal.Yuna dan Arga merasa bila Murka benar-benar berbeda sikap dari yang penah mereka tahu dan mereka dengar selama ini. Tingkahnya yang sedikit kocak dan mudah bergaul tanpa adanya wibawa sama sakali membuat mereka merasa bila Murka seperti bukan Raja Iblis yang kejam dan menyeramkan seperti yang mereka dengar. Kini mereka akan mengetahui cerita tentang Satan dan masa lalu Murka yang mungkin ada hubunganya dengan Satan.“Bisakah kami mengetahui cerita tentang Satan, tuan Murka?” tanya Yuna lagi.“Baiklah, sebenarnya Satan sudah dibunuh oleh Pahlawan yang Dewi Aria panggil.”“Siapa pahlawan tersebut?” tanya Arga yang penasaran.Arga sangat terkejut karena dia sama sekali tidak mengetahui tentang sejarah yang sudah Yuka ceritakan dan juga tentang Satan serta Pahlawan yang membunuhnya. Kini pikir
Baca selengkapnya
BAB 86 : Mencari Dion
“Cuk! apa yang kamu maksud dengan sudah dipikirkan dan tahap selanjutnya? Bukankah kita sudah membunuh Dion dan memastikan bila dia benar-benar tewas?”“Njir, apa kelamaan hidup di dunia lain bikin otak encermu jadi padat ya?”“Jing, udah jelasin aja, jangan bertele-tele kayak ikan lele, aku pecek juga tau rasa kau.”“Sebaiknya Master jelaskan saja, karena aku juga merasakan ke anehan pada mayat Dion, tetapi aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” pinta Garga.“Oyi-oyi, akan aku jelaskan pada kalian tentang apa yang aku maksud.”Ken mulai menjelaskan tentang keanehan yang dia rasakan saat melawan Dion, Ken yang sangat tahu seperti apa sifat Dion merasa bila dia terlalu aneh untuk membiarkan dirinya terbunuh begitu saja. Ken yakin bila Dion yang dia kenal tidak akan pasrah dan pasti akan melakukan segala cara untuk bertahan meski harus membuag harga dirinya, dan juga melakukan hal licik atau memohon untuk dibiarkan hidup. Karena itu Ken meminta mereka untuk mengurung Dion dalam pe
Baca selengkapnya
BAB 87 : Resiko dan keputusan
“Ju*n*ok! apa yang dia pikirkan?” Ken sangat terkejut saat mendapati Murka menyerang mereka di tempat umum yang menarik perhatian semua orang.Ken sempat panik akibat perbuatan Murka dan dia hampir saja ikut serta dalam pertarungan, namun Garga menahannya. “Apa yang kamu lakukan? kita harus menghentikan dia.”“Master, tenangkan diri anda dan coba lihat kembali situasinya,” balas Garga.Ken akhirnya mengamati kembali pada mereka dan dia mendapati Murka yang saat itu berada dalam wujud Iblisnya. Melihat hal itu Ken kembali tenang dan dia malah mendapatkan sebuah ide bagus untuk memanfaatkan situasi tersebut. Ken langsung berbicara kepada Garga tentang idenya dan langsung setuju, lalu mereka menjalankan sesuai ide Ken.Situasinya menjadi kacau saat Murka yang dalam wujud Iblisnya menyerang para wanita yang menjadi target mereka, para penduduk juga lari ketakutan. Ken dan Garga memperhatikan dari dekat bila target mereka tampak seperti wanita biasa yang juga lari dari Murka seperti pendud
Baca selengkapnya
BAB 88 : Campur tangan Dewi
[Master, sepertinya ada tumbal yang masih hidup,] jelas Garga lewat telepati.[Apa? aku yakin bila sudah membunuh tum--,” Ken kembali berpikir, dan dia ingat bila Murka mengurus salah satu tumbal yang jauh dari tempatnya berada.“Sialan, apa dia benar-benar mengasihani tumbal yang bahkan tidak punya hak atas hidupnya sendiri,” gumam Ken yang kesal saat dia berpikir tentang Murka.Rasa kesalnya kepada Dion masih belum tersalurkan dan kini Murka juga membuat Ken jadi kesal. Ken tidak bisa menahan rasa kesalnya yang sudah hampir meladak dan dia tiba-tiba mendapatkan sebuah ide yang bagus. Ken berpikir bila keberuntungannya bekerja disaat yang sangat tepat, kemudian dia langsung menggunakan kekuatannya sambil berteleportasi.“Boooommm!” Murka dan Dion terkejut dengan sebuah ledakan yang tiba-tiba terjadi.Mereka juga melihat sosok dari balik kepulan debu yang langsung melesat kepada Dion. “Mati kau sekarang, An*ok!” teriak Ken saat menyerang Dion.“Baagggkkk!” tiba-tiba Murka menahan puku
Baca selengkapnya
BAB 89 : Campur tangan Dewi 2
Murka yang cukup terkejut saat melihat sosok Iblis besar yang ada dihadapannya, wajahnya terasa tidak asing baginya. Kemudian tiba-tiba dia ingat dengan wujud Raja Iblis sebelumnya saat memasuki mode Iblisnya, dan dia jadi menyadari sesuatu. Dia jadi terpikirkan dengan pasukan Dewi yang menyerang mereka yang mungkin saja adalah para Iblis, bila benar seperti itu maka Dewi Aria sudah menangkap semua jiwa Iblis yang mati.Bila yang Murka pikirkan benar maka semua jiwa Iblis itu dia jadikan sebagai pasukannya dengan menutupi tubuh mereka dengan armor cahaya. Murka semakin geram dengan apa yang Dewi Aria lakukan, dan dia merasa bila Dewi Arialah Raja Iblis yang sesungguhnya dengan siakp yang seenaknya sendiri dan hanya membuat semua makhluk di dunia sebagai mainannya. Saat Murka terlalu fokus kepada Dewi Aria hingga membuatnya tidak waspada, akhirnya dia menjadi sasaran hingga bisa tertusuk dari belakang.Ken terkejut saat Murka tiba-tiba tertusuk, dan langsung menyerang o
Baca selengkapnya
BAB 90 : Kemungkinan dan Syarat
Beberapa saat sebelumnya.Ken yang tidak lagi merasakan kekuatan Dewi Aria yang menyelimuti area tempat mereka bertarung membuatnya berpikir bila Dewi Aria tidak lagi ikut campur. Kemudian Dia menggunakan sihir untuk menahan Murka yang nekat ingin masuk dalam cahaya penghakiman untuk menyelamatkan duplikatnya. Murka yang menyangka bila Ken asli yang terkena cahaya penghakiman terus berusaha menolongnya, hingga Ken memukulnya.Murka menjadi sangat kesal karena serangan dadakan, dan dia langsung bangkit untuk melakukan serangan balasan. “Siapa kamu bajingan? buuuggkkk! aaaaa!”Murka sama sekali tidak bisa mengetahui datangnya serangan dan dia langsung terlempar kembali, lalu kemudian Murka dihajar habis-habisan. Murka bahkan tidak bisa melakukan serangan balasan dan hanya bisa bertahan karena serangannya yang sangat cepat. Setelah dia mulai babak belur, akhirnya Murka tahu siapa yang dari tadi menghajarnya.“Anji--! Buggkk! anc--! Buggk! set--! Buggk!” Murka mengeluarkan semua hinaan ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status