All Chapters of Dipinang Dosen Tampan: Chapter 61 - Chapter 70
123 Chapters
S2: Sandra Bohong
Sandra tersenyum lirih mendengarnya. Ia kemudian menghela napasnya dengan panjang dan mencari menu makanan yang bisa dia makan di malam itu. “Kenapa diam?” tanya Gerald penasaran. Sandra menggelengkan kepalanya. “Tidak apa-apa. Aku sedang mencari menu makan dulu.” Gerald menelengkan kepalanya seraya menatap Sandra dengan tatapan lekatnya. “Kamu ... tidak mau bertanya, siapa perempuan itu?” tanyanya kemudian. Sandra menggeleng pelan. ‘Tidak perlu tahu. Kamu hanya bertanggung jawab padaku alih-alih benih yang kamu tanam di rahimku akan tumbuh. Setelah itu, tidak perlu lagi ada yang harus kamu lakukan padaku. Kamu hanya mencintainya, tidak akan pernah terbagi dengan siapa pun termasuk aku jikalau nanti aku harus mengandung bayi kamu,’ ucapnya dalam hati. Sandra tidak ingin berharap banyak kepada lelaki itu. Mencintainya adalah satu kesalahan besar yang nantinya hanya akan membuatnya makan hati, bertepuk sebelah tangan, bahkan tidak dianggap ada.“Bagaimana kalau ternyata perempuan i
Read more
S2: Boleh dicoba lagi?
Sandra menghela napasnya setelahnya ia mengambil foto tersebut. Di malam ulang tahun itu, seseorang yang sudah menjebaknya hingga harus tidur dengan Gerald dijadikan alat untuk membuat Gery semakin geram padanya. “Dia mahasiswa di kampus. Kita pernah bertemu dengannya lima tahun yang lalu saat memberikan undangan di sekolah. Kamu tidak ingat? Sebagai murid yang hormat pada gurunya, apakah tidak diperbolehkan, dia mengantar aku pulang?” Sandra bertanya dengan jantung yang berdegup dengan kencang. “Kamu sendiri, dapat dari mana … foto itu? Kayak sengaja banget, ingin buat aku selalu salah di mata kamu. Aku ulangi sekali lagi, Mas. Ceraikan aku! Jangan mencari alasan untuk terus menyiksaku. Bukti itu, silakan kamu jadikan untuk di meja sidang. Kalau kamu tidak ingin dipermalukan oleh keluarganya!” Gery menatap tajam wajah Sandra. “Mulai berani kamu, yaa!” Sekali lagi, lelaki itu hendak memukul Sandra. Namun, dering ponselnya menyelamatkan Sandra dari pukulan keras tangan kekar itu. S
Read more
S2: Are You Sure?
Hati Gerald akhirnya tenang setelah menceritakan semua yang terjadi satu minggu yang lalu kepada Kayla. Ia tidak berani memberi tahu papanya dan hanya bisa menceritakan semuanya kepada sang mama yang sudah pasti akan selalu mendukungnya. Di kampus. Waktu sudah menunjuk angka sembilan pagi. Jam kuliah di kelas Gerald sedang kosong karena dosen sedang rapat. Sementara Sandra tengah mengajar di kelas fakultas managemen bisnis. "Udah makin lengket aja, lo!" seru Joseph seraya memberikan minuman kepada Gerald. Lelaki itu menyunggingkan senyumnya. "Gimana nggak lengket. Gue udah nunggu lama, dan dikasih kesempatan untuk bisa deket sama dia. Walaupun harus berhadapan dengan Papa dan juga suaminya Sandra." Ia mengecilkan suaranya di akhir kalimat. "Gue akan bantu elo buat nyari bukti perselingkuhan si Gery sama cewek itu." Joseph menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu seraya menerbitkan senyumnya. "Thanks, Joseph. Elo emang the best." "Nggak gratis tapi." Gerald lantas melirik malas ke arah
Read more
S2: Jangan Cemburu
Gerald menghela napas pelan seraya menatap pria yang berteriak memanggilnya. Sementara Sandra mengatup bibirnya seraya menundukkan kepalanya lantaran malu sudah ketahuan sedang berciuman dengan Gerald. “Apaan sih, lo? Ganggu aja!” gerutu Gerald seraya menatap kesal sahabatnya itu. Dengan langkah lebarnya, Joseph menghampiri Gerald dan juga Sandra. “Mana … yang tadi gue minta? Malah pacaran di sini! Udah jadian, yaa? Cieeee ….” Joseph menggoda Sandra seraya menunjuk perempuan itu. “Nanti aja, besok. Hubungan gue jauh lebih penting daripada permintaan elo. Belum tentu juga elo bisa nyari bukti.” Joseph menyunggingkan bibirnya. “Ya udah. Besok, gue tungguin.” Gerald menganggukkan kepalanya. Sementara Joseph kembali pergi setelah mendapati Gerald dan Sandra berciuman. Matanya ternodai akibat ulahnya sendiri. Gerald menghela napasnya dengan panjang. “Joseph minta tolong aku untuk minta nomornya Nadya. Mau pendekatan tapi nggak berani.” “Ooh!” Hanya itu yang diucapkan oleh Sandra kepa
Read more
S2: Harus Fokus
Acara makan malam dengan keluarga Gerald begitu terasa. Seperti menemukan keluarga di dalam sana. Ada adik, mama dan pasangan. Sandra yang sudah lama tidak pernah merasakan hangatnya kebersamaan dengan keluarga. Bahkan bisa dibilang Sandra tidak pernah mendapatkan hangatnya makan malam bersama keluarganya. Hidup sebatang kara sejak usianya delapan tahun. Hanya bersama neneknya, tiga tahun kemudian meninggal dunia. Pergi ke rumah kakaknya, tidak ada yang mau menerimanya. Sandra hidup melarat dari kecil hingga sekarang. Hingga memiliki suami. Namun, Gerald datang membawa cinta yang sudah dia simpan selama lima tahun ini. Berjanji akan mencintai Sandra dan mengeluarkan dia dari penderitaannya selama ini. “Terima kasih, untuk makan malamnya ... Mom,” ucap Sandra kemudian mengelap bibirnya dengan tissue. “Kapan-kapan kita dinner lagi, yaa. Mommy senang, seperti punya anak empat jadinya. Mimpi Mommy ingin punya anak banyak harus tertahan karena rahimnya harus diangkat. Tapi, ada kamu, a
Read more
S2: Sangat Menikmatinya
Sandra berdiri mematung setelah sampai di dalam apartemen. Gerald kemudian menyalakan lampunya kemudian duduk di sofa ruang tengah. Memandang Sandra yang masih berdiri di depan pintu. Gerald lantas bangun dari duduknya kemudian menarik tangan Sandra hingga membuat perempuan itu tersadar dari lamunannya. “Kenapa diam di situ? Mau pulang?” tanya Gerald kemudian. Sandra menggeleng pelan. “Nggak. Jadi keinget satu minggu yang lalu,” ucapnya jujur. Gerald tersenyum tipis. Ia kemudian melangkahkan kakinya satu langkah agar lebih dekat dengan perempuan itu. Menatapnya dengan sorot mata yang begitu lembut dan hangat. “Karena itu, aku bawa kamu ke sini. Ingin mengulang kesalahan satu minggu yang lalu,” ucapnya dengan lembut. “Heuung?” “Itu pun kalau kamu mau. Kalau tidak ingin, aku akan mengantarmu pulang sekarang juga.” Gerald membuka jaket yang ia kenakan itu kemudian menyimpannya dengan asal di atas sofa. Kulit putih itu terekspos jelas oleh Sandra yang masih berdiri mematung. Hanya
Read more
S2: Makan Kamu
"Profesor Sandra?" Seseorang memanggilnya dengan menggerakkan bahunya lantaran perempuan itu tidak juga tersadar jika ada yang memanggil namanya. Sandra terlalu menikmati lamunannya kala bercinta dengan Gerald di malam itu. Ia pun langsung tersadar kemudian menoleh pada dosen yang memanggilnya tadi. "Iya, Pak? Ada apa?" tanyanya kemudian. "Profesor kenapa, dari tadi melamun sambil gigit bibir? Sariawan, ya? Bibirnya merah soalnya."Sandra meringis pelan seraya menganggukkan kepalanya. "I—iya, Pak." "Hemmm ... minum obat, jangan lupa. Sudah masuk jam kuliah, Prof. Kelas Teknik program S2."Sandra segera menatap jam yang melingkar di tangannya kemudian bergegas bangun dari duduknya. "Astaga. Terima kasih, Pak sudah mengingatkan saya. Sudah lewat sepuluh menit yang lalu." "Itulah kenapa saya memanggil Anda sedari tadi." Sandra kembali meringis. "Sekali lagi terima kasih, Pak. Saya ke kelas dulu." Perempuan itu melangkahkan kakinya dengan lebar agar segera tiba di kelas.Setibanya d
Read more
S2: Jangan Bahas Orang Gila itu!
Mereka sudah tiba di apartemen. Sandra tengah mengeluarkan semua belanjaan yang mereka beli tadi di supermarket. Sementara Gerald tengah menyimpan tasnya dan mengganti kemejanya dengan kaus. Kemudian menghampiri Sandra lagi yang masih sibuk dengan belanjaan yang mereka beli tadi. “Kamu, suka banget sama daging sapi. Steak, rendang, dan semuanya. Dari dulu hingga sekarang, selera kamu masih sama.” Gerald mengulas senyumnya. “Seleraku dalam mencintaimu saja tidak pernah berubah. Aku bukan orang yang banyak memilih. Kalau satu, sudah ... satu saja. Tidak perlu ganti-ganti.” Sandra manggut-manggut dengan pelan. “Seperti itu. Padahal, banyak banget yang suka sama kamu. Dari tua hingga muda.” “Tapi, hatiku hanya memilih kamu. Tidak bisa diganggu gugat!” Sandra mengendikan bahunya. Ia kemudian mengambil pisau dan membuka plastik daging yang akan ia masak di sore itu. “Mandi dulu, Gerald. Setelah itu makan,” titah Sandra seraya menyalakan api untuk memanggang daging sapi tersebut. “Ka
Read more
S2: Kepalaku Pusing
“Kamu di sini dulu. Kalau mau mandi dulu juga silakan. Jangan keluar!” Gerald segera mengenakan celana dan juga kausnya. Ia kemudian keluar dari kamar setelah merapikan diri agar tidak dicurigai oleh papanya itu . “Gerald?” Sekali lagi, lelaki itu memanggil nama anaknya. “Iya, Pa.” Gerald keluar dari kamarnya seolah baru saja bangun dari tidurnya. “Baru bangun tidur?” tanya Jason kemudian duduk di sofa ruang tengah. Gerald menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Ada apa, Pa? Tumben banget, datang ke sini. Tahu juga kalau aku ada di sini.” “Nanya Kayla, katanya kamu nggak ada di rumah. Papa hubungi dari tadi nggak diangkat-angkat.Tahunya lagi tidur.” Gerald tersenyum tipis. ‘Iyaa. Tidur sama perempuan,’ ucapnya dalam hati. Ia kemudian menatap sang papa yang terlihat lebih santai dari biasanya. “Kenapa, Pa? Ada apa, sampai hubungi aku berkali-kali, terus datangin aku ke sini?” Jason menghela napasnya dengan panjang. “Papa mau bahas pertunangan kamu dengan Cynthia.” Mata itu lant
Read more
S2: Sungguh Luar Biasa
Pagi hari telah tiba. Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi. Di dalam kamar, hanya berselimut tebal tanpa mengenakan sehelai benang pun. Gerald dan Sandra masih dalam keadaan tertidur dengan saling berpelukan. Setelah berbagai jenis perdebatan yang mereka lakukan, Sandra meminta Gerald untuk melepasnya jika dirinya hanya menjadi beban hidup lelaki itu. Gerald semakin murka dengan ucapan perempuan itu hingga membuat perdebatan sengit pun terjadi. Namun, akhirnya kembali reda setelah Sandra meminta maaf. Ia hanya ketakutan tidak mendapat restu dari papanya jika Gerald membangkang. Suara alarm membuat bising telinga keduanya. Sandra kemudian mengambil ponselnya dan mematikan alarm tersebut. Mengucek matanya dan melihat jam di ponselnya. “Heuuh? Udah jam tujuh. Aku masih di sini.” Sandra menoleh kepada Gerald yang masih menutup matanya. “Mandi dulu deh. Habis itu aku buatkan sarapan dulu untuk Gerald terus pulang. Aku takut Gery sudah pulang.” Sandra beranjak dari tidurnya kemudian m
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status