Semua Bab Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir: Bab 41 - Bab 50
107 Bab
Benar Berpisah
Mau bagaimana lagi. Anggara tidak bisa meneruskan ini semua. Jika memang Penelope semakin menolaknya. Dia sangat paham dengan kondisi sang istri, apalagi Penelope memang wanita yang cukup keras dan memegang prinsip yang cukup tinggi."Hentikan tangisanmu. Sudahlah, aku menyerah. Baiklah, kau bisa bersama dengan Ana dan pergi dari kehidupanku."Seketika otak Penelope mengejang. Dia sama sekali tidak berharap jika lelaki yang sangat dia cintai itu akan mengatakan hal itu. Tapi bagaimana lagi, itulah keinginannya, dan dia tidak bisa berbuat apa pun."Sekarang aku ingin pulang. Kita sebaiknya memang berpisah saja dan tidak perlu bertemu lagi untuk selamanya." Penelope masih berbicara sambil memunggungi Anggara.Anggara mulai menyalakan mesin mobil, lalu dia meninggalkan hutan itu dan berjalan menuju apartemen.Mawar yang berjalan mondar-mandir di lobby terkejut melihat kedatangan mobil Pen lebih awal dari dugaannya. Dia segera mendekati sang sahabat saat masuk ke dalam, kemudian memelukny
Baca selengkapnya
Merasakan Sesuatu
Apa yang bisa dia lakukan? Bertukar tubuh pun Ana juga tidak bisa melakukan apa pun. Apakah cara yang sudah dia pikirkan itu akan benar-benar bisa berhasil? Ana pun sekarang tidak peduli melakukan apa pun saat melihat ibunya menangis seperti itu. Hatinya benar-benar hancur. Tapi dia juga tidak bisa memaksa ayahnya. Namun, dia akan berbicara kepada ayahnya sebelum dia benar-benar berpisah. Karena selama ini memang dia ingin sekali bertemu dengan ayahnya dan mengetahui sosok lelaki yang sudah membuatnya lahir di dunia ini."Ana! Kenapa kau diam saja? Hei, cepat kau kemasi barangmu. Kita akan pergi dari sini." Mawar melambaikan tangan ke arahnya. Gadis itu masih terdiam. Dia harus menemui Anggara sekali lagi."Aku akan berkemas. Tapi aku ada urusan. Nanti aku akan menghubungi kalian. Tapi aku akan pulang dengan cepat. Aku tidak akan pergi lama.""Ana! Kau mau pergi ke mana?" teriak Mawar sangat terkejut ketika melihat gadis itu segera pergi meninggalkan ruangan."Biarkan saja," cegah Pen
Baca selengkapnya
Teriakan Mendadak
Anggara tidak percaya Ana tiba-tiba pingsan. Dia segera menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam kamarnya. Joko dan Brian yang melihat Anggara sangat panik, juga ikut kebingungan. Mereka segera menuju ke kamar dan melihat keadaan Ana. Wajahnya benar-benar pucat dan tubuhnya berkeringat. Kondisi Ana sangat tidak baik."Apa yang terjadi? Kenapa dia seperti ini?" Brian memegang telapak tangan Ana. Namun, dia sedikit canggung karena di hadapannya memang adalah wujud dari Pen."Lepaskan telapak tangan itu dan kau tidak perlu memegangnya. Dia memang Ana. Tapi tubuhnya milik istriku. Jangan main pegang-pegang seperti itu." Anggara menampis tangan Brian. Pemuda itu kemudian menjauh dan hanya mengamati dari luar dengan perasaan cemas."Untung saja aku dengan cepat membawa beberapa pelayan. Aduh, kenapa sampai Ana seperti ini?" Joko membawa baskom dan beberapa handuk bersih. Kemudian tiga pelayan yang di belakangnya segera mengusap keringat di wajah Ana dengan handuk bersih itu yang sudah d
Baca selengkapnya
Kembali Bersatu
Benar-benar di luar dugaan. Semuanya sudah selesai sekarang. Mereka sudah kembali ke tubuhnya masing-masing. Pen tersenyum puas. Ana pun seperti itu. Mereka berteriak sangat keras tidak percaya hal itu terjadi.Mereka terdiam dan mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi tadi malam. Hingga akhirnya mereka benar-benar tertukar kembali. Itu adalah sebuah keajaiban yang tidak terduga sama sekali. Sesuatu memang direncanakan. Tapi sudah ada pengaturnya dan itu adalah yang terbaik. Mereka kini sadar bisa memahami perasaan masing-masing dan lebih mengerti satu sama lain."Mungkin karena tadi malam aku merasa ibuku adalah sesuatu yang sangat berharga dan aku paham dengan penderitaannya. Makanya aku bisa berubah," ucap Ana berada di kamar Pen. Dia masih berada di depan kaca dan mengamati dirinya sendiri.Ana semakin tertawa. Dia yakin Ibu dan ayahnya kini berada di kamar berdua saja. Dia membayangkan mereka melakukan apa. "Ah, mungkin mereka pasti akan bertengkar hebat dan Ibu tentu saja
Baca selengkapnya
Melarikan Diri
Joko melupakan sesuatu. Dia lupa jika Ana sekarang buronan keluarga kaya raya itu. Mereka tidak akan pernah melepaskan pewaris utama satu-satunya. Mereka hanya memiliki Amel. Namun tidak bisa menjadi pewaris utama, karena yang bisa hanya anak Anggara dan tentu saja dia sudah menikah secara sah dengan Penelope. Apa yang bisa mereka lakukan selain membuat Ana masuk ke dalam keluarga itu, dan menjadi pewaris. Tentunya dengan mengabaikan berita apa pun yang sudah menyebar ke semua orang."Sebaiknya aku mengatasi masalah ini sendiri. Raden sudah bahagia ketemu dengan istrinya. Tidak mungkin aku merusak kebahagiaan mereka. Aku tidak akan pernah membiarkan hal itu." Joko masih berjalan mondar-mandir dan berpikir akan menghubungi siapa. Hingga akhirnya dia mengingat Brian. Pemuda itu yang sudah menyukai Ana. Hanya dia yang bisa membawa Ana kabur agar tidak masuk ke dalam keluarga Mangkunegara."Benar. Aku akan menghubungi Brian. Dia yang bisa membawa Ana kabur," ucapnya kemudian menekan nomor
Baca selengkapnya
Akhirnya Mengaku
Sepanjang perjalanan, Brian masih saja tersenyum mengamati kedua tangan Ana yang mencengkeram jaketnya. Pelukan itu terasa sangat erat.Sebelumnya dia bersama Penelope tidak pernah. Bahkan hatinya pun bisa mengetahui jika seseorang yang berada di belakangnya itu benar-benar seorang ibu-ibu. Namun, sekarang berbeda. Dia merasakan getaran dan wajahnya pun bersemu. Rasanya ada sesuatu yang sangat membuat tubuhnya kaku. Bahkan Brian pun tidak bisa bernapas dengan baik. Hingga dia akhirnya menepikan sepeda motornya. Kemudian menarik napas panjang untuk mengatasi dirinya yang sangat tidak karuan itu.Ana yang berada di belakang terheran dan melepaskan pelukannya. Brian spontan menangkap tangan itu dan mengembalikan kembali seperti posisi semula."Kamu kenapa tiba-tiba berhenti di sini? Katanya kita akan pergi ke pantai. Kira-kira masih sangat jauh pantai itu." Ana berusaha melepaskan tangannya yang masih dicengkeram oleh Brian. "Kenapa sih seperti ini. Aku sangat takut. Kamu itu kenapa sebe
Baca selengkapnya
Tertangkap Juga
Mereka berlari kencang. Namun, beberapa pengawal itu lebih kencang dari mereka. Ana sedikit panik saat dia tersandung kemudian jatuh. "Argh!" teriak Ana.Brian bergegas mengangkat tubuh Ana, lalu menggendong, dan kembali berlari.Ana mengamati wajah Brian yang berkeringat. Berusaha untuk menyelamatkannya. Dia semakin mengeratkan pelukannya. Brian bertubuh kekar, sementara dia hanya sebatas dadanya saja. Tidak susah bagi Brian untuk mengangkat tubuhnya."Kenapa aku seperti ini? Ada apa denganku?" Ana merasakan sesuatu. Mungkinkah dia benar-benar jatuh cinta dengan pemuda itu, yang sudah membuktikan cintanya yang tulus. Namun, apakah dia akan malu jika mengakuinya?"Kita tidak akan pernah bisa kembali ke motorku. Tapi aku juga tidak tahu harus ke mana," ucap Brian terus mengedarkan pandangannya ke semua arah. Hingga dia melihat speed boat kosong. Dia segera berlari menuju ke sana.Brian meletakkan tubuh Ana di atas speed boat, kemudian dia segera masuk ke dalam. Tentu saja tidak ada ku
Baca selengkapnya
Menjadi Anak Bangsawan
Lelaki itu menampakkan wajahnya yang sangat marah. Dia berjalan mendekati Brian, kemudian mengangkat tangannya sangat tinggi, "plak" dan menampar Brian sangat keras."Kau selama ini selalu membantah keinginan Ayah. Sekarang kau memperlakukan Ayah seperti ini? Cepat bawa dia pergi dari sini!" teriaknya dengan keras. Sepuluh pengawal segera mendekati Brian dan menarik pemuda itu."Lepaskan!" Brian meronta dengan sangat keras. Ana hanya bisa mengamati semua dengan tegang."Hentikan ini! Ada apa ini? Dia tidak pernah bersamaku dan kita tidak memiliki hubungan apa pun!" Ana berteriak mendekati lelaki tua itu. Memberikan pandangan sangat tajam. Memperlihatkan jika dirinya sangat berani, walaupun dia memang sangat takut."Aku tidak pernah bersama dirinya. Jangan pernah memperlakukan anakmu seperti itu, Tuan," ucapnya pelan, namun dengan pandangan menekan."Aku tidak peduli kau bersama dia atau tidak. Tapi yang jelas kau tidak pantas untuk anakku," balasnya dengan nada lebih menekan. "Ingatla
Baca selengkapnya
Menjadi Anak Bangsawan
Romo menatap Ana dalam pandangan dingin. Gadis itu hanya membalas tatapannya saja tanpa berbicara sama sekali.Padahal hatinya memang bergetar. Dia tidak mau berpisah dengan ibunya. Tapi bagaimana lagi. Mana bisa dia melawan? Ana harus memikirkan cara yang lebih cerdik tanpa harus membuat kerusuhan. Tetapi dia yakin sang ayah pasti akan melindungi ibunya."Makan dan cepat habiskan. Kau harus kuat dan sehat. Karena kau harus kembali ke sekolah besok pagi. Kau akan memiliki identitas baru. Jangan pernah mengecewakan keluargamu," ucap Romo dengan tegas sebelum akhirnya meninggalkan ruangan itu tanpa mencicipi makanannya sedikitpun."Jangan seperti itu. Lakukan apa yang diperintahkan untukmu," lanjut Nyai lalu menyusul suaminya pergi dari sana.Amara bertepuk tangan kemudian tertawa sangat keras. Lalu berdiri dari duduknya mengamati Ana. Dia berjalan mendekati gadis itu kemudian memegang dagunya dan mengamati dengan sangat seksama. Ana tidak menampis tangannya. Dia membalas tatapan itu de
Baca selengkapnya
Mengajak Pergi
Ana berdiri tepat berhadapan dengan Amel. Tinggi mereka sama. Pandangan mereka saling beradu tajam. Amel sedikit bergetar dan terlihat jelas. Dia juga tidak bisa melakukan apa pun. Sudah jelas-jelas dia mengetahui saat Romo mengatakan kepadanya untuk tidak menyentuh Ana dan melukai sedikitpun. Namun, Amel masih berada pada tujuannya. Dia hanya ingin Brian.Sementara Ana sangat dendam karena Amel sudah meletakkan sesuatu yang sangat terlarang di tasnya dan membuat sang ibu sempat masuk ke jeruji besi. Hal itu tidak akan pernah dia lupakan."Ayo, kamu mau apa sama aku? Lakukan saja kalau berani. Sebentar lagi aku akan menguasai kediaman itu. Kau akan berada di bawah ku selamanya, Amel," ucapnya kemudian tertawa sangat keras. Semua siswa yang berada di belakang Amel pun ikut geram karena kemenangan Ana. Apalagi semua siswa segera mendekat dan memberikan salam kepadanya.Bambang yang Ingin mencuri perhatian Amel pun segera berdiri tepat di hadapan gadis itu. Amel sama sekali tidak memanda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status