Semua Bab Jadi Miskin Di Hadapan Mertua: Bab 121 - Bab 130
403 Bab
MURKANYA HASAN!
MURKANYA HASAN!"Fah, mana kuncinya?" bentak Hasan bukan karena panik, tetapi Hasan begitu terkejut melihat Ifah.Ifah sontak terkejut, dia tersentak kaget mendapati Kakak lelakinya masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu lebih dahulu. Padahal posisinya dia sekarang sedang melakukan video call dengan arif. Hasan sekelipat melihat seragam polisi tertera di layar Ifah dia langsung merebut HP Ifah dengan kasar."Kenapa kau masih mengganggu keluargaku dan adikku? Tak cukup kau merusaknya semua dengan mendatangkan istrimu yang meneror keluarga kami?" hardik Hasan."Bangsat kau!" umpat Hasan melampiaskan rasa emosi yang meluap karena keterkejutannya mendapatkan kabar bahwa Dinda keguguran.Ifah sontak langsung merebut hp-nya kembali dari genggaman tangan kakaknya itu. Dia berusaha menggapai HPnya. Tetapi tidak bisa, Hasan justru menepis tangannya dan mendorong tubuhnya ke belakang hingga Ifah jatuh terduduk di sebelah ranjang miliknya. Hasan kemudian membanting HP
Baca selengkapnya
TANGIS PENYESALAN!
TANGIS PENYESALAN'brak'"Alloh!" Teriak Hasan.Motor Hasan terpental karena menabrak sebuah truk yang tiba-tiba berhenti mendadak. Untung saja Hasan dapat menguasai keadaan jalan itu karena memang belumlah jauh dari rumahnya. Hasan terpental dan terjatuh ke arah semak-semak. Luka yang dideritanya tidak terlihat tetapi tangannya sangat susah digerakkan. Sedangkan motor ifa sudah masuk pada kolong truk. Pak truk itu berhenti karena juga menabrak mobil di depannya sepertinya itu adalah tabrakan beruntun. "Astaga bagaimana keadaannya, Pak?" tanya seorang warga yang langsung datang menolong Hasan."Alhamdulillah tidak begitu parah, Pak! Tetapi tangan saya sakit sekali rasanya, entah keseleo atau bagaimana ini!" ujar Hasan sambil terus memegangi tangannya yang sangat susah digerakkan.Sepertinya tangan itu sudah bengkak. Tangan itu pas sekali bertepatan dengan tangan kanan. Hasan takut jika tangan itu mengalami retak atau patah. Karena sebagian aktivitas yang di lakukan bertumpu di tangan
Baca selengkapnya
OPERASI
OPERASI"Ini hasilnya, Bu! Sepertinya Pak Hasan mengalami patah tulang, ini harus dioperasi untuk pemasangan pen," jelas dokter."Lif, biaya operasi dari mana? Hasan tak punya duit," bisik bu Nafis yang langsung di pelototi Mbak Alif."Sudahlah, Bu! Kita pikirkan nanti saja! Kita dengarkan dulu penjelasan Dokter! Ibu diam saja sebentar! Belum selesai bicara Ibu sudah memotongnya," omel Mbak Alif.Dokter itu tersenyum melihat tingkah anak dan Ibu itu. Setelah di omeli Mb Alif, bu Nafis diam. Walau di hatinya sangat dongkol."Oh iya, Bu dokter! Maaf kalau pertanyaan saya ini lancang, untuk biaya operasi itu sekitaran berapa ya?" tanya Mbak Alif memastikan."Wah, untuk itu maaf Bu, kami sebagai dokter kurang tahu dan tidak terlalu mengerti, mungkin sekitar sepuluh sampai dengan lima belas juta! Untuk lebih jelasnya ini saya kasih adalah rincian biaya untuk UGD, silahkan di bayar dulu ke loket, habis itu Ibu bisa menanyakan di loket langsung untuk biaya
Baca selengkapnya
Kesalah pahaman yang semakin meruncing
Kesalah pahaman yang semakin meruncing"Sampai kapan ibu seperti ini? Ibu apa tidak malu? Sekali ini saja, Bu! Ibu coba korbanlah untuk Hasan, Alif janji jika Hasan sudah sadar akan meminta uang ganti pada Hasan, peganglah perkataan Alif," bujuk Mbak Alif semangat."Andai Alif juga punya uang sendiri dan Alif bekerja, tentulah Alif tak pernah perhitungan dengan adik sendiri, Bu! Tapi sayangnya di sini Alif hanya menjadi seorang ibu rumah tangga dan bekerja membantu Ibu saja di kantin rumah sakit, uang hasil membantu Ibu pun sudah Alif berikan kepada Hasan untuk membayar biaya IGD satu setengah juta, tadi itu uang yang sangat besar nominalnya bagi Alif," jelas Mbak Alif lagi."Alif mohon, Bu! Sekali ini saja, Ibu kurangi sifat kepelitaan Ibu itu demi Hasan, anak Ibu sendiri! Kalau sampai terjadi apa-apa dengan Hasan apa Ibu tak akan menyesal?" tanya Alif membujuk Bu Nafis."Baiklah, nanti akan Ibu bayari! Tapi tetap ya itu Ibu hitung hutang," ucap bu Nafis.M
Baca selengkapnya
KEBANGKITAN DINDA,
KEBANGKITAN DINDA,"Ya Allah, Mas! Apakah sebegitu marah mu? Sampai kau tak peduli lagi denganku?" batin Dinda dalam hati.Dinda menangis dalam hati. Air matanya juga meleleh membasahi bantal tempat kepalanya tidur. Papa Dinda melihat itu dalam hatinya bergemuruh hebat gejolak amarah pada Hasan menantunya. Dia seperti ini tak terima mengapa anaknya diperlakukan seperti ini. Hasan seperti memberi harapan yang tinggi seolah-olah dia akan datang kemari, dengan segala emosinya sampai mematikan telepon dari mertua. Nyatanya sampai detik ini juga tak datang juga."Tak usah lah kau menangis, Nduk! Untuk apa kau menangisi lelaki semacam itu? Hanya membuang air mata dan tenagamu saja, tak bergun! Bangkit dan balaslah semua sakit hatimu itu dengan sebuah pembuktian, buktikan bahwa kau lebih mampu dan kuat untuk berdiri di atas kakimu sendiri! Bukankah Papa sering berkata padamu, jangan terlalu berharap pada manusia, karena itu akan menyakiti dirimu sendiri," ucap papa Dinda.
Baca selengkapnya
WANITA MEMANG GAMPANG LULUH,
WANITA MEMANG GAMPANG LULUH,"Dinda sepertinya masih tidur ini, Mas! Apakah kau benar-benar mau berbicara padanya? Jika memang benar ini berbicara dengan Dinda? Aku akan membangunkannya untukmu," ujar papa Dinda."Kalau memang Dinda nya sedang tidur tak usah, Pak! Kasihan kalau dibangunkan. Dia mungkin masih lelah juga, kalau begitu nitip salam saja ya, Pak. Nanti kalau memang Dinda sudah siuman tolong diberitahukan bahwa Hasan belum bisa menengok ke sana, kami keluarga juga belum bisa menengok ke sana," kata Mas Andri."Nanti setelah sadar dari operasinya, kan mungkin tengah malam hari, insya Allah kami akan menghubungi Dinda lagi jika diperkenankan," izin Mas Andri pada papa Dinda karena dia tahu dari nada bicaranya Papa Dinda sudah terkesan marah dan tak terima."Oh iya Mas iya tak apa-apa, tolong sampaikan salamku juga pada keluarga sana ya! Kita saling menjaga anak masing-masing dulu, karena kami pun tak dapat ke sana juga saat ini. Seperti yang kalian tahu sendiri, kondisi Dinda
Baca selengkapnya
LAGI ULAH BU NAFIS!
LAGI ULAH BU NAFIS,"Ya Allah lindungilah suamiku, lancarkan operasinya! Kembalikan nyawanya dalam raganya, aku belum siap menjadi janda, ternyata aku sangat takut kehilangan suamiku," kata Dinda dalam hati.Dinda menunggu dengan hati yang berdebar-debar dan cemas. Dia berharap semoga keluarga Madiun segera menelpon padanya. Detik demi detik dia menunggu, rasanya jam berjalan sangat lambat. Akhirnya penantian itu sampai, suara nyaring bunyi panggilan call masuk di HP papanya."Pah, Papah bangun! Pah itu Mas Hasan sedang menelpon mungkin! Tolong angkat Pah," perintah Dinda berusaha membangunkan papanya yang baru saja terlelap.Dinta sebenarnya juga tak ingin membangunkan papanya. Tetapi bagaimana lagi, hanya itu yang bisa dilakukan sekarang. Dengan mengucek matanya dan mengumpulkan kesadaran Pak Bukhari bangun. Kepalanya sekarang terasa agak pusing dan berat. Mengingat dia baru tidur sekejap dan dibangunkan. Pak Bukhari mengambil hp-nya yang berada di atas nakas.
Baca selengkapnya
BU NAFIS OH BU NAFIS
BU NAFIS OH BU NAFIS"Dan Ibu tahu kan, gara-gara itu juga Mas Hasan juga harus menjalani operasi sampai patah tulang tangan seperti ini," lanjut Dinda."Eh Dinda semprul dengarkan aku ya! Siapa yang mau meminta musibah seperti ini? Tak ada yang mau dan tak ada yang ingin menjalani musibah! KAu tak tahu agama? Yang namanya musibah itu tidak bisa dipinta dan kita tidak tahu tanggal apesnya karena tak ada di kalender," hardik bu Nafi."Kau itu asal ngomong saja! Menuduh Ibu dan menyalahkan orang tua! Mbok ya di maklumi, yang namanya orang tua itu tempat salah dan mudah lupa, tapi Ibu tak berarti membuatmu dan Hasan cekcok juga! Tak ada niatan sedikitpun begitu! Kau harusnya intropeksi diri, mengapa hanya menyalahkan Ibu? Itu sih salah kamu yang tak bisa menjaga kandungan sampai gugur, kau emosi dan melampiaskannya padaku? Hah?" bentak bu Nafis terpancing emosi dengan perkataan Dinda."Kalau orang yang becus mah bisa menjaga kandungannya! Lagian ku kan malad sekali
Baca selengkapnya
BERDAMAI DENGAN EGO MASING-MASING!
BERDAMAI DENGAN EGO MASING-MASING "Balaslah perlakuan mertuamu itu! Sampai kapan kau mau dijajah dan ditindas seperti ini?""Tapi Dinda masih ingin kembali dengan Mas Hasan, Pah! Rasanya Dinda tak sanggup menjadi janda di usia ini, Pah," ujar Dinda lirih."Papa kan tidak menyuruhmu untuk berpisah dengan Hasan! Papa juga sudah menimbang omongan Mamamu semalam, Papa akan bersalah jika ikut campur urusan rumah tangga kalian. Papa hanya berkata kau harus bangkit dan kau harus bisa membalas semua perlakuan mertua itu," jelas papa Dinda."Bagaimana caranya, Pa? Sedangkan untuk bekerja saja di luar rumah Dinda tidak diizinkan oleh Mas Hasan," Kata Dinda lirih."Mengapa kau tak berpikir sampai sejauh itu? Kau bisa beralasan kerja di rumah kok, bisa berdandan dan zoom meeting dengan orang-orang di kantor, kau bisa pilih salah satu perusahaan Bapak yang ada di Kalimantan! Itu kan memerlukan zoom meeting hampir setiap hari, dan pekerjaannya bisa santai sambil ke cafe atau jalan-jalan. Kau hanya
Baca selengkapnya
JANGAN ADA IBUMU DIANTARA KITA, MAS!
JANGAN ADA IBUMU DIANTARA KITA, MAS!"Memang Ibu mengatakan apa saja padamu, Mas?" tanya Dinda memancing Hasan."Ibu kemarin mengadu padaku jika kau dijemput oleh seorang lelaki memakai jas dan naik mobil Alphard, Dek! Kita kan baru saja baikan, Mas tak akan marah padamu! Jika kau jujur andaikata itu adalah rental atau kau menyewa mobil tak masalah bagi, Mas," kata Dinda."Itu kan uangmu juga, tak ada Mas melarang-larang! Malah Mas justru merasa lebih lega jika itu terjadi daripada kau pergi dengan lelaki lain," kata Hasan."Mas, bisakah jangan ada ibumu diantara kita?" tanya Dinda."Apa maksudmu, Dek?" kata Hasan tak mengerti."Jadi kemarin papa menyuruh sopir menjemput Dinda, karena Papa khawatir jika naik travel sopirnya tidak safety atau ugal-ugalan. Aku menggunakan sopir Papa bukan sopir sembarangan," jawab Dinda."Sopir Papa?" tanya Hasan heran."Mas lupa bahwa Papa, itu juga bekerja di sebuah perusahaan besar tentulah dia punya kendaraan p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
41
DMCA.com Protection Status