All Chapters of Dosen Pembimbing Itu Suamiku!: Chapter 91 - Chapter 100
127 Chapters
Bab 91 - Kabar Zaidan
Happy Reading Semuanya! Daniel akan mendapatkan shift malam dan harus berjaga di lantai bawah, sedangkan Ana menemani Kevin di ruang perawatan lantai dua. Kini dirinya hanya bersama dengan kedua orang tuanya, tidak banyak pembicaraan. Lebih tepatnya Eva yang tidak mengeluarkan sepatah kata apapun mencoba untuk menetralkan perasannya saat ini. "Kamu mau makan apa? Mama sudah siapkan makanan kesukaan kamu," "Eva tadi sudah makan dari perawat, tapi nanti Eva pasti akan makan lagi. Sekarang aku adalah ibu menyusui jadi... pasti mudah lapar. Terima kasih sudah mau datang kemari," ungkap Eva. "Jangan sungkan begitu, kamu adalah anak kami. Dan kami meminta maaf dengan kamu, maaf karena enggak percaya dengan kamu dan mudah termakan sama ucapan itu. Semua sudah terungkap, itu adalah kakak kamu dan kakak kamu mengakui semuanya secara tidak langsung." "Dia merencanakan sesuatu yang jahat agar kamu dan Zaidan berpisah, dan sekarang dia sudah terkena karma. Dia bilang dia hamil anak Zaidan...
Read more
Bab 92 - Kembali Ke Indonesia
Happy Reading Semuanya! Chupp! "Kamu sangat jahil rupanya!" Eva terkekeh geli melihat Daniel tampak memasang wajah malunya. Mungkin Eva tidak sadar jika sekarang ini mereka berada di ruang tunggu menunggu obat untuk Eva dan bayi di pelukannya, setelah seminggu memastikan semuanya. Pada akhirnya Eva bisa kembali ke rumah dan pergi ke tempat yang jauh. Tatapan matanya berdalih pada kedua orang tuanya yang hanya bisa menghela napas pelan melihat kelakuan dari kedua pasangan yang sedang di mabuk cinta itu. "Pastikan untuk meminum obat, untuk yang ini kamu minum tiga kali sehari dan jika di Indonesia tidak ada... kamu bisa memintaku mengirimkannya kembali jika kamu ingin lebih lama disana. Karena aku memesannya untuk berlaku selama dua minggu," jelas Daniel. "Tenang saja, aku hanya pergi selama satu minggu sampai urusannya selesai dan paling lama dua minggu. Tenang saja pasti aku akan kembali," ucap Eva sembari mengecup pipi bayi di dekapan Daniel saat ini, bocah lelaki itu begitu ten
Read more
Bab 93 - Rumah Kenangan
Happy Reading Semuanya!!Iris matanya memperhatikan rumah yang dulu di tempatinya dengan Zaidan, ia tidak tahu kenapa melangkahkan kakinya kemari dan tidak ingin tinggal di rumah orang tuanya. Mereka sebagai orang tua tentu saja mempertanyakan alasannya dan Eva beralasan jika rumah itu tidak nyaman dan ia juga tidak bisa pergi ke hotel, jadilah ia memilih untuk menetap di rumah ini. Sekalian mengingat rumah yang pernah ia tepati, toh hampir delapan puluh persen barang miliknya ada di rumah ini.Rumah ini tampak bersih ketika ia menginjakkan kakinya disini dan tidak ada debu sedikitpun. Rumah yang sepertinya di rawat oleh Zaidan dengan apik meskipun lelaki itu tidak kembali ke rumah ini. Tangannya membuka handle pintu sembari menggendong Ansell yang berada di dekapannya, pintu rumah ini tidak terkunci dan semuanya seperti aman dan damai.Foto antara dirinya dengan Zaidan pun masih terpasang dengan apik di dinding rumah mereka, jujur ia sedikit merindukan rumah ini. Dan masih banyak ken
Read more
Bab 94 - Bertemu Zaidan
Happy Reading Semuanya! “Maaf merepotkan kalian, seharusnya kalian melakukan aktivitas lainnya. Tapi malah harus mengurus Ansell, aku enggak bisa bawa dia ke rumah sakit karena banyak sesuatu yang enggak diinginkan. Lebih aman di rumah,” Eva menatap kedua orangtuanya yang sibuk menimang bayi yang ada di baby swing bouncer, mereka tampak tidak keberatan tetapi tetap saja membuat Eva tidak enak. Ayahnya seharusnya berada di Kampus untuk bekerja, tetapi malah di rumah untuk mengasuh putranya. “Sesekali papa sibuk menimang cucu dan tidak perlu datang ke kampus, Ansell adalah cucu kami dan sangat ingin dekat dengan dia. Jangan merasa sungkan sedikit pun, lagian kamu seperti dengan siapa saja. Papa senang mengasuh cucu Papa, selama di Swiss Papa takut untuk menggendong karena ada Daniel. Dia lebih paham tentang bayi yang prematur seperti Ansell,” ungkap Heru "Daniel enggak pernah melarang Papa buat menggendong Ansell, itu hanya ketakutan Papa saja." Jawaban Eva tampak begitu lembut dan
Read more
BAB 95 - Permintaan Maaf
Happy Reading Semuanya!Kepalanya menunduk dan mengigit bibirnya kencang, semua tampak menunggu di depan ruangan Zaidan yang sudah di sterilkan. Keadaan Zaidan mendadak menurun setelah ia berbicara tanpa jawaban dengan Zaidan, ibu adalah salahnya. Dan sekarang ia tidak berani menatap orang tua dari Zaidan, Eva menyadari jika semua ini adalah kesalahannya.Kemarahan itu sepertinya semakin buruk dengan dirinya yang hanya bisa mematung di kursi tunggu. Tubuhnya terasa di tubruk dan iris matanya kini menatap orang yang sudah membuat kehidupannya hancur dengan kenyataan yang tidak di sangka-sangka.“Kamu yang membuat semua masalah ini!! Seharusnya kamu mati saja! Aku sangat tidak sudi mempunyai adik seperti kamu. Kalau Zaidan tidak menemukan kamu, dia tidak mungkin akan menjadi seperti ini. Kamu penyebab awal semuanya dan kamu yang membuat Mas Zaidan seperti ini!!” Eva menangis tepat di hadapan sang kakak yang mengguncang tubuhnya.“Bukankah sudah dari awal Kak Livy tidak pernah mengangga
Read more
BAB 96- Ansell Bertemu Dady
Happy Reading Semuanya! Sudah hampir tiga hari sejak Eva datang ke rumah sakit kemarin, perempuan yang menjadi mantan istri dari Zaidan itu belum datang lagi. Eva tidak siap untuk kembali atas segalanya dan sekarang ia lebih sibuk berdoa di rumah saja, meskipun sedikit merindukan lelaki itu. Dan kesibukannya masih terus bertambah dengan mengurus Ansell juga yang dibantu dengan ibunya yang datang ke rumah.“Apa kamu enggak mau memaafkan mereka? Sejujurnya dari Mama lihat jika mereka menyesal. Sudah waktunya Ansell bertemu dengan Kakek serta nenek, bahkan ayahnya sendiri. Ingat tujuan kamu datang kemari untuk apa? Semakin cepat kamu memikirkannya untuk memaafkannya dan masalah itu akan selesai, ”Eva menghela napas pelan, ia juga menangis melihat mantan ibu mertuanya dan ayah mertuanya juga tampak bersimpuh dengan wajah penuh air mata. Eva bukan orang yang sejahat itu dan masih ada secuil perasaan untuk membuat orang yang sudah menyakitinya berbahagia melihat sudah sejauh mana ia berad
Read more
Bab 97 - Hubungan Ana dengan Daniel?
Happy Reading Semuanya! Ana menaruh makanan tepat di hadapan Daniel yang hanya memasang wajah bingung, sudah empat kalinya dalam satu hari perempuan cantik yang menjadi rekan dekat dari kekasihnya tampak menjamu makanan di ruang kerjanya. Keadaan Kevin memang sedang memburuk dan dalam keadaan buruk, tidak ingin stress maka inilah yang dilakukan oleh Ana untuk mengusir kebosanan. “Kapan Eva akan kembali? Aku merindukan dia,”ungkap Ana sembari duduk di kursi berhadapan dengan Daniel. “Urusannya belum selesai dan kebetulan mantan suaminya belum sadar, mungkin Minggu depan. Aku juga merindukan bayi kecil Ansell, dia bertambah gemuk sekarang.” Ana terdiam membayangkan bayi menggemaskan itu. Keponakannya yang lucu dan membuatnya bahagia. Daniel memperhatikan tempat makan yang ada di depannya, entah apalagi yang dibuat oleh Ana. Dia yang memenuhi nutrisinya selama Eva tidak ada disini. “Kamu membuat apalagi? Apakah tadi tidak cukup?” tanya Daniel. Ana menghela napas kasar, “Aku bosan d
Read more
Bab 98 - Melakukan Sesuatu Yang Salah (21++)
Happy Reading semuanya! Hubungan mereka mendadak canggung, ini memang salah Daniel karena memiting Ana dan salah Ana juga yang memancing lelaki seperti Daniel. Mereka salah dan dua-duanya merasa bersalah. “Kalian kenapa? Bukankah sebelumnya kalian saling goda? Kenapa sekarang malah menjadi batu? Ayo temani aku minum, aku sudah mengundang Joshua kemari.” Ana hanya menghela napas pelan dan mengangguk memang salah mereka sampai seperti ini. Sepertinya ketika Eva pulang nanti dia harus meminta maaf pada temannya itu. Bagaimana bisa dirinya begitu bodoh dengan memeluk lelaki yang sudah menjadi kekasih orang lain. Dan bagaimana bisa Daniel tampak begitu menyebalkan dan membuatnya menjadi seperti ini. Pandangan mereka berdalih pada pintu rumah mereka yang terbuka, menampilkan Joshua yang menjadi teman tapi mesra dari Lusi. Ana tidak tahu menahu tetapi hanya secuil itu yang bisa ia ketahui karena curhatan dari Lusi. “Kenapa kalian hanya diam-diam saja? Apa ada sesuatu yang aku lewatkan?”
Read more
Bab 99 - Zaidan Sadar
Happy Reading Semuanya! "Morning... Om dan Tante," Panggilan untuk orang tua Zaidan telah berubah, Eva tidak bisa memanggil lagi sebutan keduanya dengan panggilan dulu seperti Mami dan Papi. Tatapan kecewa itu ada, tetapi mereka mencoba untuk menghargai tentang keputusan Eva dan ingin melakukan yang terbaik pada kesembuhan Zaidan juga. Eva menjadi lebih rajin hadir dengan membawa Ansell sebagai upaya Zaidan agar sadar. Skin to skin mereka lakukan, bayi tampan itu sudah tahu jika saat ini ia berada di pelukan ayahnya. "Sudah makan? Kalau belum ingin makan apa biar Mami pesankan?" tanya perempuan paruh baya itu membuat Eva tersenyum tipis. "Enggak perlu Tante, tadi di rumah sudah makan sama Mama dan Papa. Nanti siang juga Mama akan datang kemari membawa makan siang," jawab Eva sembari memberikan Ansell pada lelaki yang bersedia menggendong putranya. Ansell benar-benar tumbuh dengan baik. Dia anak yang pengertian dan tidak menyusahkan orang-orang meskipun sedang sakit, bocah lelaki
Read more
Bab - 100 Sudut Pandang Zaidan
Happy Reading Semuanya!“Mas, kenapa enggak tidur? Ini sudah jam 2 malam,”Eva benar-benar tidak mengerti kenapa lelaki yang menjadi mantan suaminya masih membuka matanya dan sibuk memperhatikan dirinya bukan beristirahat. Posisinya yang sakit disini adalah lelaki itu bukan dirinya kenapa Zaidan masih membuka matanya.“Kenapa? Mas ada yang sakit?” tanya Eva sekali lagi.Kepala Zaidan menggeleng dan menarik Eva kedalam pelukannya saat ini satu anak itu menghampirinya, Eva sama sekali tidak melarang lelaki itu memeluknya. Ia juga masih merindukan Zaidan yang semakin terlihat tampan.“Mas masih merindukan kamu,” ungkap Zaidan.“Mas bisa melakukannya besok, aku juga masih ada disini. Ansell juga ada disini, kami enggak akan pergi. Sekarang mas tidur disini posisinya mas sedang sakit... jadi lebih baik istirahat dulu. Kita bisa melakukannya besok lagi,”Zaidan menggeleng, ia masih merasa jika ini adalah mimpi dan maka dari itu ia tidak ingin bangun dalam tidurnya.Mereka tampak saling tatap
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status