Semua Bab Istri Pungut Sang Pewaris: Bab 121 - Bab 130
147 Bab
Bagilah Masalahmu Denganku
“Sialan!” Denver mengumpat sengit. “Sebenarnya pria macam apa anjing liar itu? Mengapa dia banyak mempekerjakan para berandal di sini?!” Putra kedua Leah itu terkejut saat mendapat beberapa anak buah Jade lainnya berjaga di depan sana. Jika dirinya bersikeras menerobos mereka yang jumlahnya cukup banyak, maka artinya dia cari mati. “Aish, berengsek!” makinya kesal seraya mengacak rambut belakangnya. Dia tak waktu lagi, dengan buncahnya bibir pria itu pun bergumam, “berpikirlah, Denver! Kau harus segera keluar dari sini sebelum anjing liar itu merebut tempatmu!” Giginya menggertak, dan kala sesuatu melintas di otak liciknya, Denver segera kembali ke ruang toilet tempat dia menghajar antek Jade. Dia buru-buru menukar pakaiannya dengan anak buah Jade tersebut, dengan begitu, akan minim risiko ketahuan saat kabur. ‘Setelah aku berhasil keluar, aku tidak akan pernah mengampuninya! Dasar, anjing liar tidak tahu diri!’ batinnya bertekad. Denver berjalan santai dengan sapu tangan menutup
Baca selengkapnya
Dia Benar-Benar Membunuhnya?
Malam itu, Jade yang telah menugaskan Carlein untuk mengawasi pergerakan Cedric sepanjang hari, seperti mendapat ikan besar karena iparnya itu malah datang ke bar miliknya. “Selamat datang, Tuan,” tukas Pelayan di Oran Bar menyambut Cedric. “Apakah ini pertama kalinya Anda berkunjung?”Lawan bincangnya mengangkat sebelah alisnya seraya menjawab, “ya.”“Kalau begitu, bagaimana jika Anda mencoba ruang VVIP? Kami menyediakan pelayanan khusus untuk tamu kami, saya pastikan Anda akan menyukainya.” Pelayan bar tadi menyarankan.Cedric yang awalnya terganggu dengan pertanyaan si pelayan, kini mulai tertarik. Bahkan dia pun berbisik, “apa kalian juga menyediakan obat?”“Itu salah satu pelayanan kami untuk tamu ruang VVIP, Tuan.”Mendengar balasan itu Cedric langsung girang. Dirinya segera mengikuti langkah si pelayan menuju tempat yang dimaksudkan. Begitu masuk ke ruang khusus tamu spesial itu, Cedric tersenyum puas karena sang pelayan menuangkan alkohol langka yang sulit didapatkan di San Pe
Baca selengkapnya
Saatnya Semua Kembali Padaku
Situasi di mansion keluarga Devante ricuh, saat Tigris diseret para abdi negara atas kasusnya sebagai dalang pembunuhan orang tua kandung Anais. Atas koneksinya, Jade meminta pihak berwajib meringkus Tigris sebelum kabur. Media pun dibuat heboh karena sosok yang tampak wibawa itu rupanya iblis berhati dingin. Hal itu pun berdampak pada DV Group. Saham perusahaan anjlok, para dewan direksi juga was-was. Sebab itulah, Malgun lekas menemui Anais sehari setelah penangkapan Tigris. “Saya turut prihatin atas apa yang menimpa Tuan Esteban dan Nyonya Tivoni, Nona,” ujar kuasa hukum itu. “Saya sungguh tidak menyangka bahwa Tuan Tigris-lah yang berada di balik semua ini.” Alih-alih langsung menanggapi, Anais yang duduk di seberang mejanya hanya tersenyum samar seraya mencengkaram lutut dengan kedua tangannya. “Terima kasih, Tuan Malgun,” balasnya kemudian. “Saya mengerti mungkin Nona masih syok, tapi keadaan ini adalah kesempatan Anda untuk mengambil alih DV Group, Nona. Tuan Tigris memang
Baca selengkapnya
Kau Harus Mati, Jalang Cantik!
***Besok adalah rapat pemegang saham di DV Group, dan Anais sudah menyiapkan segala hal untuk itu. Namun, ketika wanita tersebut hendak meninggalkan ruangan direktur Dante’s Gallery, sesuatu terlintas di pikirannya.Anais menutup dokumen sembari bergeming dalam batin. ‘Ini terasa aneh karena Ibu dan Aretha terlihat tenang. Yang aku tahu, mereka pasti tidak akan tinggal diam jika menyangkut DV Group maupun hak waris keluarga Devante. Apa yang sedang mereka rencanakan? Aku tidak yakin Ibu dan Aretha menerima begitu saja saat aku mengadakan rapat pemegang saham.’Wanita itu menjeda monolongnya dalam hati, kala tatapannya jatuh pada potret dirinya bersama mendiang Esteban dan Tivoni saat bermain di pantai.‘DV Group akan kembali ke tanganku. Aku berjanji, Ayah. Aku berhasil melindungi Dante’s Gallery untuk Ibu, maka aku juga akan melakukan hal yang sama untuk DV Group yang Ayah dirikan,’ cetusnya bertekad dalam benak. ‘Bagaimana pun juga, aku harus tetap waspada!’Anais yang hendak bersi
Baca selengkapnya
Dia Menyingkirkan Putrinya Demi Putranya Naik Tahta
“Berengsek! Beraninya jalang itu melompat ke jurang!” umpat sosok lelaki yang nyaris menembak Anais.Beberapa rekannya terkejut dan buru-buru menengok ke dasar tebing, tetapi tempat curam itu terlihat gelap hingga mereka tak bisa melihat Anais.“Apa dia benar-benar mati?” sahut pria dengan perawakan gempal.Lelaki yang mengenakan masker seketika menyahut, “siapa yang tahu? Tentu saja kita harus turun ke jurang dan memastikan wanita itu sudah lenyap!”Ya, sekelompok pembunuh bayaran professional itu akan bekerja sampai akhir. Mereka memegang teguh prinsipnya bahwa klien harus melihat mayat targetnya, untuk mendapat sisa pembayaran. Tanpa basa-basi, segerombol lelaki beringas tadi mencari jalur turun untuk menemukan Anais entah hidup atau mati.Sementara di bawah sana, Anais yang baru saja jatuh dari tebing masih beruntung karena Tuhan belum ada niat mencabut nyawanya. Barutan luka berdarah memenuhi lengan dan kakinya, perut dan lututnya menghantam bebatuan beberapa kali hingga rasa nye
Baca selengkapnya
Mengapa Kau Susah Sekali Mati?
“Tuan, semua orang sudah menunggu Nona Anais. Apakah Anda sudah bisa menghubungi beliau?” Seorang pria keluar dari ruang rapat dan bicara dengan nada cemas pada Malgun. Kuasa hukum mendiang Esteban itu semakin dirundung gelisah, terlebih tatapan Pineti juga kian mengejeknya seolah berkata, ‘rasakanlah kalian!’ “Maaf, bagaimana, Tuan Malgun?” desak pria tadi. Malgun yang tak bisa memberi janji, hanya menghela napas resah dan lantas menjawab, “sebentar lagi saya akan masuk dan bicara dengan semua orang. Sepertinya Nona Anais masih terjebak macet.” Sederet kalimat lelaki itu seketika mendapat seringai miring dari Pineti. Aretha hanya menatapnya tajam sementara Cedric langsung mendengus, “Tuan Malgun yang terhormat. Apa Anda tidak mendengar ucapan Ibu saya? Anais tidak bisa datang, mau Anda menunggunya sampai kiamat sekalipun, Anais tidak mungkin menghadiri rapat hari ini!” “Siapa yang kau maksud tidak datang?” Dari ujung koridor, sosok wanita dengan suit hitam dan sepatu hak tinggi
Baca selengkapnya
Aku Menyukaimu
“Tuan!”Carlein tersentak saat melihat Jade terkena tembakan. Dia yang semula berdiri di dekat limosin mewah, seketika berlari menghampiri Jade.“Tuan?!” tukasnya semakin cemas saat menyadari anak timah bersarang di bahu sang tuan.“Aku baik-baik saja.” Jade menyambar dengan suara tertahan. “Temukan si berengsek itu, dia hampir membunuh istriku!”“B-baik, Tuan!”Mendengar titah atasannya, Carlein segera berpaling ke segala arah. Netra tajamnya berhasil menangkap sosok pria dengan pakaian serba hitam, juga topi berwarna senada menyingkur dari gedung sebelah. Dengan sigap, Carlein pun berlari mengejar pria sialan tersebut.Sementara itu, beberapa meter dari lobi DV Group, Aretha dan Pineti yang menyaksikan insiden dari mobil menjadi amat geram.“Aish, berengsek!” Nyonya Devante tersebut memaki dengan dongkolnya. “Mengapa lagi-lagi kita gagal? Semua pembunuh bayaran itu benar-benar tidak becus bekerja!”Mata bulat Aretha membelalak, dia kesal karena rencana cadangan kali ini juga tak ses
Baca selengkapnya
Apa Arti Mimpi Yang Sama?
‘Apa dia bilang? Suka? Jade menyukaiku?!’ batin Anais terus terusik dengan kalimat sang suami. ‘Aish … mustahil! Itu benar-benar tidak mungkin. Dia pasti hanya asal bicara, bahkan sebelumnya dia juga mengingau ‘kan?’Wanita itu akhirnya terjaga sepanjang malam. Rasa penasaran mendominasi, tapi sialnya dia tak bisa memastikan sebab demam menyerang suaminya.‘Aish, sial! Memangnya itu penting? Sadarlah, Anais. Sebenarnya apa yang kau pikirkan?!’ gemingnya memeringati diri sendiri.Meski kesal sampai membuatnya tak bisa tidur, pagi ini Anais kembali mendatangi Jade dengan membawa sandwich dan susu hangat. Begitu masuk, dia disambut tatapan datar Jade yang bersandar di badan ranjang.“Kau sudah bangun?” Anais mendekati Jade dengan segan.“A-aku membawa sarapan untukmu,” sambungnya saat meletakkan nampan di atas nakas.Alih-alih menyahut, Jade hanya bungkam memperhatikan gelagat sang istri yang tampak canggung padanya.Namun, belum sempat Jade membuka tanya, Anais lebih dulu berkata, “baga
Baca selengkapnya
Jangan Pernah Mencoba Kabur Dariku
 Jade semakin berat membuka suara seolah mulutnya menelan lem. Sikapnya itu tentu semakin membuat kecurigaan Anais menggunung. Dengan leher menegang, wanita itu kembali mendesak. “Apa menjawabnya begitu sulit? Kau tidak bisu, jadi jawab aku, Jade. Jangan hanya diam seperti seorang pecundang!” Alih-alih langsung menyahut, Jade malah melangkah mendekati sang istri. Dia meraih tangan Anais dan hendak membawanya ke tempat yang lebih privat, tapi sang wanita lekas menampik cekalan itu seakan Jade membawa wabah. “Jangan mendekat sebelum kau mengatakan semuanya!” sungut Anais menarik batas. “Apa kau lebih percaya pada Denver yang jelas-jelas berengsek?” Akhirnya Jade angkat bicara dengan sorot dinginnya. Iris Anais gemetar mendapati Jade malah berkilah seakan menghindari pertanyaan. “Jika memang itu tidak benar,
Baca selengkapnya
Aku Akan Membuatmu Percaya Padaku
***Jade mengulurkan tangannya pada Anais yang hari ini keluar rumah sakit. Akan tetapi, tingkahnya itu malah mendapat kernyitan dari sang istri.“Apa yang kau inginkan?” tutur Anais bingung.“Kau sedang hamil, Dokter memintaku menjagamu. Peganglah, jangan sampai kau jatuh.” Pria tersebut menyahut dengan wajah datar.Anais belum benar-benar mempercayainya, jadi dia masih meragukan setiap tindakan Jade.“Aku hamil, bukan berarti aku tidak bisa jalan sendiri. Dan lagi, aku bukan anak kecil. Aku tidak mungkin jatuh hanya dengan berjalan!” sambar Anais yang lantas mangkir menuju pintu keluar.Namun, Jade beranjak dan menghadang istrinya tersebut.Dengan tatapan dominan, pria yang akan menjadi ayah itu mendengus, “pegang tanganku atau aku akan menggendongmu!”Sungguh, Anais nyaris tak percaya ucapan itu keluar dari mulut Jade. Dia ingin menyentak, tapi suaranya terpaksa tersangkut di tenggorokan saat menyadari Carlein ada di luar pintu.Meski mulutnya bungkam, tapi sorot mata asisten Jade
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status