All Chapters of Istri Pelampiasan CEO: Chapter 41 - Chapter 50
250 Chapters
Bab 41 : Menghindari Keluarga
“Tanyakan saja pada papamu sendiri,” jawab Nic. “Cepatlah ganti baju! Kala sedang menunggu.”Cloud memegangi dada. Jika benar papanya sudah tahu, ini berarti dia sedang dalam masalah besar. Orangtuanya pasti akan memaksanya untuk bercerai dengan Nic, hal yang biasa dia pakai untuk mengancam pria itu bisa jadi akan menjadi kenyataan.Cloud terduduk di tepi ranjang, berpikir mungkinkah sudah saatnya semua rahasia terbongkar, termasuk Nic yang menikahinya hanya untuk dijadikan pelampiasan balas dendam.“Tidak! Dia pasti berbohong, dia ingin menekanku karena sudah menampar Amara,” gumam Cloud.Setelah berganti baju, dia pergi ke kamar Kala. Bibirnya tersenyum melihat anak dan suaminya sedang bercanda. Kala terdengar tertawa nyaring karena Nic menciumi perutnya.“Kala ayo belajar dulu!” Cloud mendekat, dia duduk dan ikut geli melihat tingkah suami dan putranya.“Mama tolong aku, ini geli!”Meski memohon, tapi Kala tampak senang. Nic sendiri bisa tertawa dengan lepas, tak ada kesan sandiwar
Read more
Bab 42 : Dua Garis Merah
Cloud pulang lebih awal hari itu. Ia berkata sedang kurang enak badan saat ditanya mbok Cicih yang membukakan pintu. Cloud pun memutuskan mengurung diri di kamar. Ia menatap tasnya yang ada di atas sofa. Namun, sebenarnya bukan tas itu yang membuatnya terpaku, melainkan sebuah benda yang baru saja dia beli dari apotik dalam perjalanan pulang tadi. Bianca memintanya membeli tespek dan dia pun menurut.Cloud membuang napas dari mulut lalu memeluk guling. Ia sadar papanya belum memberitahu sang mama soal perselingkuhan yang dilakukan oleh Nic, hal ini membuat Cloud semakin takut jika sampai rahasia ini terbongkar.“Bagaimana kalau aku benar-benar hamil lagi?”Meski tak mengharapkan dirinya mengandung, tapi Cloud tak secemas saat hamil Kala dulu. Mungkin ini karena sekarang Cloud sudah mencintai laki-laki yang menitipkan benih ke rahimnya, jika benar dia hamil.Cloud terlalu penasaran dan akhirnya bangun. Ia mengambil alat uji kehamilan dari dalam tas dan memandanginya lekat. Cloud grogi,
Read more
Bab 43 : Menantang Berkelahi?
Cloud berpikir tak mungkin membiarkan Nic pergi sendiri ke rumah orangtuanya. Ia tidak ingin pria itu menghancurkan hati keluarganya dan Kala malam ini. Cloud buru-buru menyusul Nic yang keluar dari kamar. Ia bahkan memastikan pria itu tidak pergi tanpa dirinya dengan menunggu di ruang tamu.Akhirnya mereka pun pergi bersama ke rumah Skala. Sepanjang perjalanan Cloud hanya diam menatap ke arah jendela. Ia menyadari ponsel Nic terus saja berkedip, tapi pria itu sejak tadi memilih mengabaikannya. Cloud sedikit gede rasa, jika panggilan itu dari Amara mungkinkah Nic sudah mulai menjaga perasaannya dengan memilih mengabaikan sang selingkuhan.Namun, dia yang berpikir dia juga lah yang mematahkan dugaannya. Cloud sadar imajinasinya terlalu tinggi. Wanita cantik itu menertawai diri dengan menarik sudut bibir, mengingat pernikahan mereka sudah berjalan lebih dari lima tahun, dan setengah dari usia pernikahan itu nyatanya dipakai Nic untuk berselingkuh dengan Amara.Cloud kembali diam melamun
Read more
Bab 44 : Terbongkar
Embun dan Cloud tampak saling pandang. Hingga Embun memilih putar badan menuju ruang tengah untuk mengajak anak-anak naik ke lantai atas dan bermain saja di kamar. Cloud sendiri bergegas bangkit dari kursinya menyusul Rain dan Nic. Sementara itu, Bianca bingung tentang apa yang sebenarnya terjadi, kenapa anak dan menantunya bersikap aneh semua.BUGRain putar badan dan langsung meninju wajah Nic. Adik iparnya itu masih berdiri, hanya kepalanya saja yang nampak sampai berpaling. Nic menyentuh sudut bibirnya yang terasa sedikit nyeri. Ia bahkan bisa memulas senyum lalu menatap Rain seolah tanpa dosa.Rain geram, dia kembali memukul wajah Nic dan kali ini berhasil membuat pria itu jatuh tersungkur."Kak Rain!" Teriak Cloud yang buru-buru menghampiri sang suami. Ia berlutut di sebelah Nic, memegang pipi dan melihat sudut bibir suaminya robek."Apa yang kakak lakukan?" Amuk Cloud dengan mata berkaca-kaca. "Apa kamu masih mau membela pria tukang selingkuh ini? Cloud apa matamu buta?" Peki
Read more
Bab 45 : Surat Penyataan
[ Aku mohon tante Hita, jangan bilang ke mama dan papa kalau aku sudah pernah beberapa kali ingin bercerai dari suamiku ] Cloud menggenggam ponselnya setelah mengirimkan pesan ke Hita. Saat ini, dia masih bisa sedikit bernapas lega, karena pengacara itu tidak bisa datang langsung ke rumah orangtuanya. Cloud menoleh mendengar pintu kamar dibuka, dia meletakkan benda pipih di tangannya ke nakas lalu mendekat ke Nic. “Coba aku lihat lukamu!” Cloud memindai sudut bibir Nic yang tampak lebam karena pukulan sang kakak. “Duduklah aku akan mengobatinya!” Nic hanya diam dan menurut. Ia pun duduk di tepian ranjang sambil melihat punggung Cloud keluar dari kamar. Tak lama wanita itu kembali membawa salep, kemudian berdiri tepat di depannya. Cloud mengoleskan salep itu ke lukanya menggunakan telunjuk dengan sangat lembut, sedangkan dia hanya bisa diam sambil terus menatap wajah Cloud. “Terbuat dari apa hatimu itu?” Tanya Nic tiba-tiba. “Apa?” Cloud heran dengan pertanyaan yang baru saja dia
Read more
Bab 46 : Kepingan Informasi
"Apa anak itu masih sibuk dengan balas dendamnya ke Skala Prawira?"Seorang pria duduk di kursi dan membelakangi sang lawan bicara. Pria paruh baya itu menatap jendela kaca besar di belakang meja kerjanya dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit."Masih, bahkan kebakaran PG Factory juga bagian dari rencananya," jawab pria berbadan tegap berjas hitam sambil menganggukkan kepala, meskipun sang tuan tak sedang menatap padanya."Begitulah jika seorang yang berhati lembut dan baik merasa sangat terluka, bahkan merubahnya dari sosok malaikat ke iblis menjadi hal yang sangat mudah," ucap pria itu lagi. "Dia masih tidak tahu kamu bekerja padaku 'kan?" Tanyanya."Tidak, Pak. Dia percaya penuh ke saya, bahkan selalu meminta bantuan untuk melakukan hal-hal yang membuat susah keluarga istrinya.""Bagus, aku sudah mengirimkan uang ke rekeningmu. Aku harap ibumu bisa segera mendapat donor ginjal."Pria bernama Aditya itu berjalan keluar dari ruangan Doni yang merupakan paman pertama Nic. Ji
Read more
Bab 47 : Rutinitas Tahunan
Cloud menggeleng, meminta Arkan lanjut untuk makan, kemudian membahas soal foto-foto yang sudah pria itu janjikan.“Aku pikir kamu tidak berminat,” ucap Arkan. Ia lantas memandang piring Cloud dan bertanya, “Omelet udang dan kerang di sini yang terbaik, kenapa kamu tidak memesannya?”“Aku menghindari kerang-kerangan,” jawab Cloud. Ia masih tidak ingin membocorkan kehamilannya ke orang lain. “Sepertinya di luar hujan,” imbuhnya untuk mengalihkan topik pembicaraan.Mereka pun lanjut berbincang sebelum pulang. Cloud baru saja masuk ke mobil, saat tanpa sengaja melihat Nic keluar bersama seorang pria dari restoran yang sama. Beruntung Arkan sudah pergi lebih dulu. Cloud pun memerhatikan kemudian menunduk, berharap sang suami tidak melihat pelat mobilnya, apalagi masih gerimis.“Dia tidak mungkin lupa ‘kan ini hari apa?” Cloud bergumam sambil memastikan Nic pergi, sebelum menyalakan mesin mobil. Namun, dia tiba-tiba merasa pernah melihat pria yang bersama suaminya tadi.“Di mana aku pernah
Read more
Bab 48 : Mabuk
Cloud yang tertidur di kursi seketika terperanjat mendengar pintu rumah yang dibanting dengan sangat kencang. Ia langsung bangkit dan melihat Nic masuk dengan tubuh sempoyongan. Lengan kemeja berwarna putih yang dikenakan pria itu tergulung sampai siku, tapi ada satu hal yang menjadi pusat perhatian Cloud, yaitu sepatu Nic. Mbok Cicih berjalan terburu-buru dari arah dalam ke luar untuk menutup pintu. Malam itu selain Cloud, semua orang juga tidak bisa tidur sebelum Nic datang. “Ah … ini dia istriku yang paling aku cintai, sayangnya anak dari seorang penjahat.” Nic menunjuk wajah Cloud dengan telunjuk. Apa yang diucapkannya Cloud sendiri tak begitu mempedulikan, karena tahu Nic dalam kondisi tidak sadar. “Jika kamu mencintaiku seharusnya tidak seperti ini,” jawab Cloud. Ia hendak meraih tangan Nic, tapi pria itu menepisnya dengan kasar. “Tidak usah pegang-pegang! Aku tidak sudi kamu pegang!” Cloud hanya bisa menghela napas, dia menoleh mbok Cicih dan penjaga rumah yang tercenung m
Read more
Bab 49 : Kenapa Masih Bertahan?
"Dia akan jadi mamaku, karena dia yang papa sayang."Nic berjalan cepat menuju unit apartemennya setelah mengirim pesan ke Amara, untuk mengajak wanita itu bertemu. Nic tak menyangka Amara tega mengatakan hal gila semacam itu ke Kala.Sesampainya di apartemen, Nic tak menduga kalau Amara ternyata sudah berada di dalam. Wanita itu dengan santai membuat kopi dan tak menoleh meski dia sudah berdiri tak jauh dari pantry."Kenapa kamu bicara seperti itu ke Kala?""Karena hanya itu yang bisa membuatmu datang menemuiku," balas Amara. Ia melempar sendok kecil di tangannya lantas menoleh. "Aku tidak bisa dicampakan begitu saja!"Nic tak menjawab, sebenarnya dia merasa brengsek sudah menjadikan Amara selingkuhan. Tak seharusnya dia menyeret Amara jika memang mereka bersahabat baik."Aku tidak mencampakanmu, aku hanya butuh waktu agar situasi mereda dulu," ucap Nic. "Tapi apa yang kamu lakukan benar-benar keterlaluan, aku sudah bilang jangan sampai kamu menyentuh Kala, atau aku akan meninggalkan
Read more
Bab 50 : Menggugat Cerai
“Tidak semudah itu balas menamparku! Dasar jalang tak tahu diri!” Cloud mencekal pergelangan tangan Amara dan menghempaskannya kasar. “Silahkan ambil Nic jika kamu sangat terobsesi padanya, tapi jangan harap kamu bisa menjadi ibu Kala.” Cloud pergi, tapi sebelum itu dia menyenggol kasar lengan Amara. Sekuat tenaga menahan air mata, tapi tetap saja buliran kristal bening menetes di pipinya. Siapa wanita yang tidak akan percaya selingkuhan suaminya hamil, jika si suami saja memang sering menghabiskan waktu di luar bersama. Sementara setelah Cloud pergi, Amara menyunggingkan senyum. Ia yakin kali ini Cloud pasti akan meninggalkan Nic, karena dia tahu wanita itu tak mungkin mau dimadu dengannya. Cloud pun kembali ke studio tempat Kala berada. Selama menunggui Kala, dia hanya diam melamun dan setelah selesai Cloud langsung mengajak Nina dan Kala pamit. Ia menyerahkan kunci mobil ke Nina, karena tidak ingin membuat orang celaka dengan mengendarai mobil sambil melamun. [ Tante Hita, maafk
Read more
PREV
1
...
34567
...
25
DMCA.com Protection Status