All Chapters of TAKDIR Cinta sang tuan muda : Chapter 61 - Chapter 70
107 Chapters
CHAPTER 61
"Bodoh kalian semua!! Sialan! Rusak rencana saya! Hancur!"teriak Alen pada pekerjanya yang tengah berbaris di depannya dengan rapi, membanting barang apapun yang ada di depannya. Jika bisa membunuh sudah sedari tadi ia menggunakan kedua tangannya itu untuk menghajar satu persatu pekerjanya yang berdiri dengan wajah memelas itu."Tapi tuan mud-"Praang!Alen membanting vas yang ada di atas mejanya, tangannya bahkan sudah mencengkram leher pekerja yang baru saja berbicara itu."Jangan bicara ketika saya tidak suruh! Paham!?"Alen mendorong tubuh pekerjanya itu dengan kasar hingga tersungkur ke tanah, melonggarkan dasinya yang membuat sesak."Ma-maaf tuan muda,"pekerja itu segera berdiri lalu menunduk tak berani menatap wajah dingin Alen.Alen menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. berusaha menenangkan amarahnya yang meledak-ledak."Pergi semuanya! Jika masih berada di sekitar sini, akan saya bunuh!"teriak Alen dengan nada tinggi, menjatuhkan dirinya ke kursi deng
Read more
CHAPTER 62
Sedari dulu memang mereka tak pernah menjadi keluarga yang asli, semuanya bahagia karena kepalsuan. Menjaga image keluarga adalah tugas dari masing-masing orang di rumah itu, karena jika satu orang sudah rusak di depan media, Semuanya akan terkena masalah tanpa terkecuali.Joan baru tersadar, mengapa ia harus takut jika Jona ketahuan oleh Vera? Bayi kecil itu memang bukan darah dagingnya, namun kehadirannya sungguh membawa kebahagiaan baru dalam hidupnya. sekarang hal yang menjadi pikirannya adalah Jona. bagaimana caranya membangun kehidupan untuk bayi malang itu."Apa Kiana tidak di rujuk kerumah sakit saja, ma?"ucap Joan sembari memegang kening Kiana yang masih terasa hangat, suhu tubuhnya tak turun sama sekali."Kita tunggu sedikit lagi, soalnya Kiana takut jarum suntik. Takut tambah parah kalau di bawa ke rumah sakit, diakan belum pernah di infus,"jelas Dania, ia tahu betul putrinya itu akan merasa takut jika melihat jarum menancap di tangannya. ditambah lagi Kiana yang memiliki k
Read more
CHAPTER 63
Joan tak langsung pulang, ia memilih untuk duduk di bangku depan minimarket. Merenung untuk waktu sesaat, memikirkan semua masalah yang telah terjadi. Dari mulai Jona, Vera, hingga Kiana mampu membuat hatinya porak-poranda di timpa kegalauan."Semoga saat aku pulang Kiana sudah sadar, semoga masalahku dan bunda cepat selesai, semoga Jona bisa terus berada dalam dekapanku tanpa ada masalah. Semoga aku bisa segera membantu ayah memimpin perusahaan dengan baik,"tepat saat Joan mengatakan semua itu, sebuah bintang jatuh terlihat di langit malam.Joan lalu mengambil sekaleng soda yang masih dingin meneguknya dengan rakus."ah … mari kita pulang Joan, semangat untuk gadis kesayangan mu,"ucap Joan lalu bangkit dari posisinya membuang kaleng soda itu kedalam tempat sampah, lalu berjalan perlahan kembali ke rumah dengan santai."Joan pulang …," ucap Joan di rumah sunyi itu, biasanya akan ada Kiana yang menyambutnya dengan memajak Snack. namun ini, sungguh sunyi seperti tak berpenghuni. tak ada
Read more
CHAPTER 64
"Aku ada di mimpi Kiana? Aku!? Tidak mungkin, ini hanya lelucon. Kan? Tidak! Tidak mungkin,"ucap Joan dengan lirih, ia lalu menggenggam gelas itu dengan erat hingga pecah dan berhamburan di lantai. kekuatan dari mana yang ia dapatkan memecahkan gelas itu bak sebuah kerupuk dengan mudahnya?Crangg! "astaga ... Joan bodoh!" Joan meneriaki dirinya sendiri, bagaimana bisa ia melakukan hal konyol seperti itu."Eh, suara apa itu? Joan?!" Dania terkejut mendengar suara pecahan itu, pikiran buruknya langsung muncul di kepala."Tunggu sebentar, Kiana. Mama mau lihat Joan dulu, takut kenapa-napa,"Dania segera berlari menuju dapur, di satu sisi ia juga berpikir mungkin itu hanya kucing liar yang tak sengaja masuk kerumah untuk mencari makanan, pasalnya sering sekali kucing liar yang bersembunyi di halaman belakang memasuki rumah untuk mencari makanan di dapur.Sesampainya di dapur, Dania mendapati Joan yang diam membisu menatap gelas pecah itu hanya dengan sekali genggaman saja."Loh, kok bisa p
Read more
CHAPTER 65
"Iya, bayi!" Ucap Kiana dengan gemas mencubit pelan pipi Joan yang aslinya mulai berubah merah merona. Kiana bersikap manis seperti itu apa ada maksud di dalamnya?"Eh, ada apa dengan tanganmu!?"Kiana baru menyadari saat melihat tangan Joan yang terbungkus perban."ah, ini hanya luka kecil. lelaki bodoh ini tidak sengaja melukai dirinya sendiri,"ucap Joan dengan malu-malu, aneh rasanya jika Kiana tahu ia baru saja menggenggam sebuah gelas hingga pecah, sungguh kisah yang terdengar sangat konyol.Kening Joan malah bertaut melihat sikap manja Kiana seperti itu."Kiana, kau begitu berubah. Apa yang terjadi pada dirimu?" Tatapan Joan jelas betul ia meminta jawaban dari pertanyaan singkatnya itu."Aku berubah? Tidak, bukannya aku selalu seperti ini sebelumnya? serahkan tanganmu!" tegas Kiana meminta tangan Joan yang terbungkus perban agar ia taruh di atas telapak tangannya yang lentik.cup!Kiana mengecup tangan Joa
Read more
CHAPTER 66
Kiana mengela nafas panjang."Iya, aku makan. Sudahlah keluar saja, turun dari kasur ku! Kau bahkan merusaknya Joan,"Kiana kembali menaruh handuknya ke kasur, beralih untuk mengambil nampan berisi sarapannya itu. bubur ayam yang biasanya terlihat biasa saja menjadi seperti masakan-masakan layaknya restoran karena hiasannya begitu tersusun rapi.Joan bangkit dari tempat tidur itu dengan wajah sumringah."Baiklah, have A nice day,"sebelum ia keluar, Joan mengelus lembut kepala Kiana bak anak umur 5 tahun yang meminta belas kasihan dan kasih sayang."Dadah Kiana ….""Dasar manja, tapi aku suka!"Kiana salah tingkah sendiri melihat perilaku Joan kepada dirinya, pipinya berubah merah merona, namun berusaha ia tutupi dalam ringkuk bahagianya itu. bubur di depannya penuh dengan senyuman bahagia Kiana, gadis itu memandanginya dengan rasa senang bukan main.****Setelah selesai mandi, Kiana kembali mendapati Joan berada di kamarnya. Lelaki tampan itu sedang asyik menatap layar ponsel miliknya, en
Read more
CHAPTER 67
"Alexa jangan begini, aku tidak menyukainya,"gerutu Joan perlahan menurunkan tangan gadis itu dari lehernya ia lalu membawa masuk koper Alexa, hal itu yang tidak ia sukai dari Alexa, sikap genit.Tak! Tak! Tak!Suara ketukan sepatu high heels Alexa terdengar memasuki rumah, gadis itu dengan pede berlenggang masuk kedalam rumah merasa hanya dirinyalah dan Joan yang berada di rumah itu."Joan, siapa?"Kiana ikut menghampiri Joan karena tak mendengar suara apapun dari arah ruang tamu, ia berpikir mungkin ada sesuatu yang terjadi."Kiana … kau masih ingat sepupuku Alexa?" Kiana tak menjawab pertanyaan dari Joan, matanya menatap tajam kearah Alexa. Mengamati gadis elegan yang ada di depannya dari atas hingga ke bawah, semua pakaian yang di gunakan Alexa bermerek terkenal. Dior, Hermes, Chanel, LV seperti toko berjalan bukan?"Siapa gadis itu, Joan?" Alexa mendekati Joan lalu merangkulnya sembari mengendus-endus leher je
Read more
CHAPTER 68
"sampai kapan?"tanya Kiana dengan matanya yang ia sipitkan, nada bicaranya pun tak ikhlas jika Dania pulang lebih dulu. "Paling cepat sebelum kamu KKN,"ucap Dania, kembali merapihkan semua barang-barangnya yang ada di koper kecil itu. Ia terlihat sangat terburu-buru, apa sepenting itu?"Gak ah, jonanya bawa pulang Saja. Kita jaga di rumah,"pinta Kiana dengan wajah cemberut, ia tidak mau menghadapi Alexa sendirian. Gila rasanya jika berbicara dengan gadis sok itu, ia ingin berada di tempat tanpa keusilan Joan ataupun Alexa yang percaya dirinya di luar batas, sudah gila mungkin gadis itu, bisanya sepupunya ingin ia pacari juga.Dania menghela nafas kasar."Lalu Joan bagaimana? Kau harus bisa menjadi pembatas antara mereka berdua, mama lihat-lihat gadis itu sepertinya liar,"tegas Dania, ia lalu melangkah keluar hanya melewati Kiana begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata apapun lagi, entah itu ucapan selamat tinggal atau reaksi lainnya."Mama …!"teriak Kiana membuat langkah Dania kemba
Read more
CHAPTER 69
"Hati-hati kamu diamuk kanjeng ratu,"celetuk Kiana dengan nada ketus, menatap ke arah langit yang tampak cerah. Ia masih marah dengan noda lipstik yang ada di pipi Joan. apa lelaki tampan itu tak bisa memilih antara dirinya dan Alexa?"Ck, jangan berbicara seperti itu. Aku tidak suka, berikan Jona padaku,"pinta Joan, namun belum sempat ia menggendong tubuh mungil bayi kecil itu. Suara teriakan Alexa terdengar menggelegar di rumah besar itu."JOAN!! Kamu Dimana!?"Joan langsung mengurungkan niatnya untuk mengambil Jona, memukul pintu yang ada di dekatnya merasa sangat kesal."PERSETANAN!! Tunggu sebentar Kiana sayangku … papa kerja keras dulu, nak," ucap Joan lalu memberikan ciuman dari jauh pada keduanya seperti seorang ayah yang benar-benar akan pergi ke kantor.Kiana tertawa kecil mendengar itu."Kerja keras menjaga hubungan baik dengan keluarga jauh maksudnya?"ucapnya lalu menggeleng pelan melihat perilaku kocak Joan."Nice!" Joan berbalik lalu mengedipkan sebelah matanya, ia segera
Read more
CHAPTER 70
Melihat kedatangan Joan, Kiana langsung menoleh memasang ekspresi Ketus, menatap Joan dengan tatapan tajam bak Elang yang sedang mengintai mangsanya."Hm, kenapa kau kesini? Bukankah kau harus menjaga nona manis mu itu?"ucapnya dengan malas, menjauhkan diri dari Joan. Hatinya masih merasa kesal dengan perilaku Joan yang terlihat spesial namun Kiana tak tahu saja setertekan apa Joan di dekat Alexa."Dia pergi jalan-jalan sendirian, aku sangat senang bisa bersama kalian tanpa dirinya,"ucap Joan dengan senyum lebar yang memenuhi wajah tampannya, mata hitam itu tampak berbinar menatap Kiana."Tidak apa-apa membiarkannya pergi sendirian? Sungguh lelaki tak bertanggung jawab,"ucap Kiana dengan nada ketus, menatap Joan dengan keheranan, bisa-bisanya ia membiarkan Alexa pergi sendirian, Joan tak takut terjadi sesuatu yang buruk pada Alexa?Joan mendekat ke arah Kiana, menjadikan lututnya sebagai tumpuan."Kalau aku pergi, pasti bibir kecilmu akan cemb
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status