Semua Bab Istriku Preman Pasar : Bab 31 - Bab 40
51 Bab
Bab 31
Bab 31 - PenjelasanSuara detik jam adalah hal pertama yang aku dengar saat membuka mata. Perlahan kesadaranku kembali, rupanya aku tertidur setelah marah-marah tadi.Kugeser selimut yang menutupi tubuhku, eh, siapa yang menyelimuti aku. Jendela kamar juga sudah di tutup. Sepertinya hari sudah malam, aku ingat belum menunaikan salat Magrib. "Sudah bangun?" Suara mas Leon terdengar. Sepertinya dia baru selesai mandi. "Iya, Mas. Aku salat dulu, ya!" pamitku lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi dan berwudu, aku melaksanakan salat Magrib. Tak kelihatan dimana keberadaan mas Leon. Mungkin dia sedang berada di luar. Pasti sekarang mamanya sedang membuat drama mengadukan kelakuanku tadi.Aku pun kembali duduk di sofa yang ada di kamar. Perlahan kupijat kakiku, ternyata sakit juga rasanya."Kenapa? Sakit kakinya?" Mas Leon riba-tiba muncul langsung berjongkok di depanku. Kutarik kakiku yang dipegangnya, tapi ditahannya.Mas Leon tersenyum, kemudian mengurut kakiku perlahan. Sesekal
Baca selengkapnya
Bab 32
Bab 32 - Jebakan Yang GagalMasih POV Bela"Bela, keluar kamu!" Gedoran di pintu mengagetkan aku dan Mas Leon yang masih berada di dalam kamar.Oke, sepertinya drama akan segera dimulai, batinku.Mas Leon bangkit lalu membuka pintu kamar. Mertuaku langsung menyerbu masuk lalu mengguyurku dengan air yang dibawanya di dalam baskom.Huek, aku merasa mual menghirup bau air yang disiramkan mertuaku. Sepertinya ini air bekas cucian piring, berminyak dan sangat bau sekali. "Mama, apa-apaan ini?" Bentak mas Leon marah. "Istri kamu itu minta di hajar. Gaya-gayaan merusak dinding rumah sama meja makan. Dia pikir mama takut?" jawab mertuaku dengan wajah garang. Perutku semakin mual sehingga untuk bicara saja aku tak bisa. Rasanya isi perutku sudah sampai di mulut hanya tinggal menunggu mulutku terbuka saja. Aku berdiri hendak ke kamar mandi, tapi tanganku ditahan oleh mertua. Dih, aku sudah gak tahan, ingin muntah sekarang."Mau kemana, kamu. Jawab dulu pertanyaanku!" Dia terus menahan tanga
Baca selengkapnya
Bab 33
Bab 33 - TerungkapKulihat dia menghubungi seseorang, aku yakin dia menghubungi om Gilang itu."Kamu gak apa-apa 'kan?" Mas Leon bertanya dengan khawatir. "Aku gak apa-apa, Mas. Tenang aja!" Seandainya mereka melaporkan kamu, Mas akan berusaha membebaskan kamu," janji Mas Leon. "Itu gak akan terjadi, Mas lihat saja nanti!" Setengah jam kemudian, pria yang bernama om Gilang itu tiba di rumah. Bibirnya menyeringai licik saat melihatku, tampak jalannya sedikit aneh. Aku yakin itu karena benda pusaka pasti tengah membengkak sekarang.Yola juga sudah berkumpul bersama kami, dia hanya menunduk tak berani menatapku. Sementara Mas Leon hanya duduk mengawasi saja, dia sudah menyerahkan semua keputusan padaku."Baiklah, mama mertua. Apa keluhan mama?" Mama mendengkus lalu tersenyum sinis melihatku."Aku akan melaporkan kamu ke polisi. Anakku hampir celaka karena perbuatanmu!" tuduhnya lagi. Sepertinya mama mertuaku masih yakin dengan apa yang didengarnya dari om Gilang.Kulirik om Gilang y
Baca selengkapnya
Bab 34
Bab 34 - Masuk BuiPOV LEONAku bersorak girang dalam hati saat dengan santai Bela bisa membungkam mulut ketiga orang yang sedang bekerja sama untuk menyingkirkan nya dari rumah ini. Sejak awal aku yakin kalau Bela akan mudah melawan kecurangan mereka. Bahkan kini mereka bertiga yang bakal ketakutan akan dilaporkan ke polisi oleh Bela. Setelah mendengar semua instruksi dari Bela, aku bersiap pergi ke kantor polisi. Barang bukti berupa ponsel Bela sudah kusimpan di kantong celanaku. "Mas berangkat, ya! Kamu hati-hati di rumah!" pesanku sambil mengerling ke arah mama dan Yola. "Iya, Mas. Jangan lupa semua pesan aku tadi, ya!" balas Bela sembari tersenyum penuh arti. Aku mengangguk kemudian beranjak menuju ke pintu depan. "Mas Leon! Jangan pergi, maafin aku huhuhuuu!" teriak Yola mengejarku. Dipeluknya tubuhku sambil menangis tersedu.Aku hanya berdiri diam tak membalas pelukannya. "Mas, maafin aku. Maafin aku, Mbak Bela!" ucapnya lagi. "Ngapain kamu minta maaf, Yol? Bukannya kam
Baca selengkapnya
Bab 35
Bab 35 - Kecewa"Tidak, mama tidak bersalah. Mama hanya ingin membela nasib anak mama, tapi ternyata om kamu itu membohongi mama." Mama kelihatan panik mendengar ancamanku tadi. Kulirik Bela meminta pendapat nya, Bela mengangguk tanda dia setuju dengan permintaan mama. Baiklah, sepertinya sudah cukup membuat kedua orang yang suka merongrong ku ini sport jantung."Oke, karena Bela sudah memaafkan. Aku akan meminta Yola agar ditahan di rumah saja. Namin, jika dia membuat kesalahan sekali lagi, aku gak bisa menolongnya lagi. Mama harus menasehati dia untuk lebih hormat pada Bela!" ultimatumku membuat Mama terperangah. Mungkin dalam hati mama tidak akan setuju dengan apa yang kukatakan. Namun, dia hanya bisa mengangguk terpaksa setuju.Aku pun menemui petugas yang berjaga dan mengurus segalanya. Termasuk menjamin agar Yola bisa bebas. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Karena di sini Yola juga termasuk korban dari om Gilang. Setelah semuanya selesai, kami pun pulang ke rumah. Di
Baca selengkapnya
Bab 36
Bab 36 - Duel MautPOV BELAKutinggalkan kantor mas Leon dengan langkah gontai, ternyata rencanaku memberi kejutan padanya gagal total. Bukan mas Leon yang kaget, malah aku yang merasa terkejut.Sia-sia masakan yang kubuat dengan sepenuh hati ini. Mas Leon malah akan pergi makan siang ke rumah mbak Nadine. Huft! Kuhembuskan napasku dengan kasar, mengapa hatiku merasa sakit melihat mereka pergi berdua. Bukankah mereka memang dekat sejak aku belum menikah dengan mas Leon. Kupandangi lagi makanan yang aku bawa, sebaiknya makanan ini aku berikan kepada yang membutuhkan saja. Dengan riang kulangkahkan kaki menuju ke tepi jalan untuk menunggu angkot yang lewat. ***"Kak Bela, kemana saja. Sudah lama kakak gak main ke sini. Kami kangen," seru anak-anak jalanan yang kutemui siang itu. Aku baru ingat kalau semenjak menikah dengan Mas Leon, aku melupakan kegiatanku membagikan nasi bungkus setiap hari Jumat."Kakak ada sedikit kesibukan, maaf, ya. Kakak janji akan datang hari Jumat besok!"
Baca selengkapnya
Bab 37
Bab 37 Buka Bajumu Aku tak menghiraukan larangan dari pak Sopir. Aku pun keluar untuk menghadapi dua orang suruhan Bang Juki itu."Mau apa, kalian?" "Ha-ha-ha! Ada nyali juga lu, kita mau membawa lu ke bang Juki. Ayo ikut!" jawab mereka dengan tertawa terbahak."Kalau aku gak mau? Kalian mau apa?" "Wah, nantangin dia Bos. Sudah, hajar aja!" Kedua orang itu menyerangku, aku pun bersiap menghadapi mereka. Perkelahian kami pun terjadi, aku berusaha mengalahkan keduanya dengan jurus-jurus yang sudah kupelajari selama ini.Salah satu dari mereka berhasil kubuat terjungkang karena tendangan ku. Aku kembali fokus pada yang seorang lagi, dia menyerang menggunakan sebuah pisau membuat aku terlalu fokus padanya.Sehingga aku lengah dan tak menyadari jika pria yang satu lagi mengambil sebuah batu yang ada di dekatnya.Bugh! Dia melemparku dari belakang. Rasa sakit spontan menjalar di punggungku. Untung aku masih bisa fokus menghadang pria satu lagi yang menghunuskan pisau ke arahku. Berula
Baca selengkapnya
Bab 38
Bab 38 - KhilafPOV Leon.Bela masih bengong dengan perintahku barusan. Padahal aku menyuruhnya membuka baju karena ingin melihat luka di punggungnya. "Aku hanya ingin melihat lukamu itu, takutnya parah. Biar bisa diberi obat," ucapku lagi.Bela pun menurut, dia berbalik membelakangiku. Lalu perlahan mulai membuka bajunya. Jantungku mendadak berdetak kencang melihat punggung Bela yang putih mulus.Untuk beberapa saat aku malah terpaku dengan keindahan tubuh Bela yang baru sekali ini kulihat."Mas, bagaimana lukanya?" tanya Bela menyentak kesabaranku. "Sebentar, sepertinya tidak terlalu parah. Mas ambil kotak obat dulu," jawabku lalu bergegas keluar kamar. Aku mengambil kotak obat yang terletak di lemari hias yang ada di ruang keluarga. Mama yang sedang menonton tv hanya mengawasiku tanpa berkomentar. Setelah kotak berhasil kuambil, aku pun kembali ke kamar. Bela masih pada posisinya tadi. Aku mengajaknya untuk duduk di sofa agar lebih gampang mengobati penyakitnya. Luka memarnya
Baca selengkapnya
Bab 39
Bab 39 - Di mana KamuAku beranjak ke luar kamar menuju ke balkon setelah berpakaian, lalu duduk di sana menikmati sejuknya angin malam yang menerpa tubuhku. Begitu sejuk dan dingin membuat otakku sedikit ringan. "Kamu melakukan apa?" tanya Bela tiba-tiba hadir di sampingku. Aku terperanjat dengan kehadirannya yang tiba-tiba. Dia berdiri hanya memakai selimut saja. Bahunya terbuka sehingga aku bisa melihat jejak yang kutinggalkan tadi. Aku menunduk, merasa malu dengan apa yang sudah kuperbuat. "Ma-maafkan aku, aku khilaf. Aku ...." ucapku terbata dan terputus karena Bela memotongnya. "Tak apa, aku juga menginginkannya," ucapnya dengan nada datar. Pandangan mata kami bertemu, aku bisa melihat ada sorot sedih dan kecewa di sana. Apa di masih sedih karena melihat kedekatan ku dengan Nadine siang tadi. "Maksud kamu apa, Bela?" tanyaku lagi ingin tahu isi hatinya yang sebenarnya. "Tidak ada maksud apa-apa? Aku hanya ingin tahu, dengan kejadian tadi. Apa yang selanjutnya terjadi pa
Baca selengkapnya
Bab 40
Bab 40 Bela Kabur"Bela pergi diam-diam, apa kamu sudah periksa barang-barang kamu, Leon. Jangan-jangan sudah dibawanya pergi."Mama tiri ku terus saja mengoceh membuat kepalaku bertambah pusing. Apa dia tak ad perasaan simpati sedikitpun pada diriku?"Leon, kamu harus telpon ....""Mama, stop! Please, aku sedang berpikir. Jangan membuat pikiranku semakin galau!" teriakku saking kesalnya. Aku tak peduli dengan protesnya. Aku semakin pusing jadinya."Bela, kenapa kamu pergi setelah memberi kenangan indah padaku?" keluhku dalam hati. Karena tak ada lagi yang bisa kulakukan, aku pergi ke kantor karena hari sudah siang. Walau bagaimana pun aku harus bekerja profesional. Banyak rapat dan meeting penting yang harus aku hadiri hari ini.Soal kepergian Bela, aku sudah meminta tolong seorang temanku untuk mencarinya. Paling tidak tahu informasi di mana dia sekarang. Sayangnya tak ada satu pun info yang kudapat tentang keberadaan Bela. Dia mengulang bagai ditelan bumi. Istri Bang Ramon pun t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status