All Chapters of Menantu Terhina Ternyata Mafia: Chapter 91 - Chapter 100
115 Chapters
Bab 91
Norman dan Sulivan langsung mendekat, mereka berdua tentu penasaran dengan apa yang Adama temukan."Lihatlah ini Paman," Adama menunjukkan data transaksi yang terjadi di bulan yang sama selama dua kali dalam jarak dua bulan.Norman mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti dengan maksud Adama, pasalnya semua data yang di lihatnya semua terasa sama saja.Sulivan menatap Norman, mereka saling bertatapan satu sama lain, tidak mengerti sama sekali apa yang di lihat oleh Adama."Ck, lihatlah data transaksi yang di lakukan setiap bulan dual kali dan berjarak per dua bulan sekali, semua itu mereka lakukan dua tahun belakangan," ucap Adama menjelaskan.Norman langsung melihat data itu kembali. "Astaga, kamu benar dan jumlahnya tidak jauh berbeda, coba kamu cocokkan jumlahnya!" Adama mengangguk mengerti, ia mencocokan semua transaksi tersebut dengan jumlah uang yang menghilang, dan benar saja, hasilnya memang sesuai dengan jumlah yang menghilang."Cih, mereka ternyata pintar juga," gerutu Adama
Read more
Bab 92
Sementara itu di tempat pembelian mobil bekas, bawahan Norman dengan hati-hati mulai masuk ke dalam tempat tersebut.Lampu-lampu yang temaram, membuat tempat tersebut sedikit gelap di malam hari. Namun, bawahan Norman tetap masuk ke dalam dengan hati-hati.Mereka saling memberikan kode untuk memeriksa setiap sudut tempat tersebut. Ketua kelompok mengangkat tangannya ketika mendengar suara orang mengobrol."Ah ... sial! Kenapa kita tidak ikut coba?" gerutu salah satu dari penjaga tempat tersebut."Jangan banyak bicara, lebih baik kita diam, seperti biasanya," tegur rekannya.Mereka berdua menikmati alkohol berdua di luar kantor Bosnya sambil menyalakan api di dalam drum bekas.Ketua kelompok bawahan Norman memberikan kode agar dengan sigap menangkap mereka berdua untuk di mintai informasi. Ia mengangkat tangannya dan menyuruh semua bawahannya maju."Jangan bergerak!" seru ketua kelompok sambil menodongkan pistol.Dua orang tersebut tentu saja terkejut, mereka langsung mengangkat tangann
Read more
Bab 93
Bukan hanya Sulivan yang mendapatkan serangan. Mereka yang bersembunyi di balik mobil juga mendapatkan serangan.Adama yang berada di mobil terbalik, pria itu berusaha keluar dari dalam mobil dengan tubuh berlumuran darah. Ia bersusah payah merangkak sebelum mobil meledak.Suara peluru senapan mesin terus terdengar, bawahan Adama hanya bisa sembunyi dan sesekali melesatkan tembakan.Salah satu bawahan Adama melihat dirinya masih selamat dan langsung memberikan perintah, "selamatkan Tuan Adama, lindungi dia!"Mereka pun mengangguk mengerti dan langsung melindungi Adama yang sedang berusaha keluar dari mobil.Suara sahut-sahutan tembakan terdengar ketika bawahan Adama mulai menunjukkan diri dan melepaskan tembakan, sayangnya posisi musuh lebih aman, sehingga bawahan Adama tidak bisa menembak mereka dengan tepat.Sulivan yang sedang bersembunyi melihat Adama dan bawahannya yang sedang di berondong tembakan, pria tua itu langsung melesat ke arah orang-orang yang menembaki Adama.SwuzzGera
Read more
Bab 94
Pengguna titik Meridian dan Aura merupakan beberapa keluarga yang masuk dalam jajaran teknik beladiri kuno. Keduanya merupakan sama-sama kemampuan yang hampir tidak bisa di dapatkan oleh manusia sembarangan. Karena perlu kerja keras dan pelatihan super ketat untuk memiliki kekuatan seperti itu.Sulivan dan keluarganya sudah turun temurun menggunakan teknik tersebut, mereka terus mewariskan kekuatan pada garis keturunan selanjutnya. Sebab itulah teknik mereka tidak lekang oleh waktu, walaupun ada sedikit perubahan dalam penggunaan nya, seperti Martin yang bisa menggunakan pembukaan titik Meridian dengan cara yang berbeda.Pengguna aura juga sama saja, mereka yang dapat memanipulasi aura di tubuhnya bisa di pastikan telah mengalami pelatihan ekstrim. Akan tetapi tongkat kekuatan mereka berbeda sesuai dengan lamanya mereka berlatih.Pertarungan Sulivan dan sosok pengguna kemampuan aura contohnya, kekuatan mereka berdua terlihat timpang cukup jauh.Sosok pengguna aura masih menatap Sulivan
Read more
Bab 95
Martin memikirkan cara bagaimana dia bisa bertemu dengan Riquelme, ia tidak ingin masalah masa lalunya berlarut-larut seperti sekarang. Jikalau Riquelme bisa dia bunuh, setidaknya dendam yang selama ini bergelayut di hatinya akan menghilang.Ketika Martin sedang memikirkan masalah Riquelme, ponselnya tiba-tiba berdering. Ia pun segera mengangkatnya."Ada apa Jimy?" tanya Martin langsung.Jimy terdengar menghela napas di seberang telepon. "Tuan, ada yang aneh dengan Zarko, dia seolah tidak mau bekerjasama dengan kita. Apa tidak apa-apa seperti ini?""Bukankah biasanya juga seperti itu? Dia hanya bekerja dengan anak buahnya?" Martin balik bertanya."Tapi Tuan, jika Zarko bergerak sendiri, untuk apa kita ikut dengannya?" keluh Jimy.Martin terkekeh geli mendengar Jimy mengeluh. "Kalian jalankan saja seperti rencana awal, jangan pedulikan Zarko. Apa kamu mengerti?" "Baiklah Tuan," jawab Jimy tidak berdaya.Martin menutup panggilan tersebut, ia menghela napas berat, menatap ponselnya. Memi
Read more
Bab 96
Adrian sebenarnya sangat marah dengan sikap Zarko. Namun, jika di pikir lagi Zarko memang ada benarnya, terlepas dari dia meninggalkan kediaman Luther setelah Martin menghilang, hanya Zarko dan bawahannya yang tidak pernah berhubungan dengan keluarga Luther lainnya bahkan bersentuhan dengan para bawahan baru pada saat keluarga Luther di pegang Danil.Faktanya Zarko seolah sudah tahu kalau di antara keluarga Tuannya, ada yang berhianat. Karena alasan itu juga pria tersebut meninggalkan Mansion Luther.Adrian duduk kembali sambil memijat pangkal hidungnya. "Bajingan itu memang sangat menyebalkan!" gerutunya kesal."Sudahlah ... kalian tidak perlu bertengkar seperti ini, fokus saja dengan misi dan Zarko juga tidak bermaksud buruk, walaupun aku juga kesal dengan sikapnya," ucap Jimy tidak berdaya.Adrian menatap pria gempal yang menjadi rekannya tersebut. Perkataan Jimy memang ada benarnya, terlepas dari sikap Zarko yang keterlaluan, kenyataannya dialah yang paling mementingkan misi dari t
Read more
Bab 97
Benar dugaan Adama, kalau salah satu dari kelompok tersebut sudah hampir terbunuh semua. Seorang penembak jitu yang ikut dalam misi tersebut langsung bersiap.Adama, Sulivan dan yang lainnya juga bergegas pergi ke lokasi transaksi untuk membersihkan semua yang ada di sana."Jangan terlewatkan satu pun, habisi merek la semua!" perintah Adama.Mereka semua menganggukkan kepala mengerti dan bergegas ke tempat transaksi.Sementara itu orang-orang Riquelme yang tersisa bermaksud untuk segera meninggalkan tempat tersebut setelah membunuh bawahan Haris."Ambil uangnya, kita segera pergi dari sini!" perintah pemimpin kelompok bergegas ke mobilnya.Baru saja pemimpin kelompok melangkah, sebuah tembakan sniper langsung menembus kepalanya. Pria itu ambruk ke tanah seketika, jelas saja para bawahannya terkejut, mereka langsung bersembunyi."Brengsek, kenapa mereka masih ada?" gumam salah satu bawahan Riquelme sambil bersembunyi memegangi pistol di tangannya.Para bawahan Riquelme yang tersisa teta
Read more
Bab 98
Sesuai dugaan Martin ketika rencananya berjalan dengan lancar. Para bawahan Haris langsung mengincar Riquelme, bahkan mereka yang ada di Breza tanpa ragu menyerang markas pria tersebut.Beberapa hari berlalu terjadi gejolak besar di Breza. Peperangan antara kelompok Mafia dan para bawahan Haris membuat wilayah markas Haris hancur berantakan. Namun, Riquelme tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali, ia seolah lenyap di telan Bumi.***Malam hari di kediaman Martin berada, Zarko, Adrian dan Jimy sudah pulang kembali ke Souland setelah misi mereka membunuh Haris berhasil.Mereka semua sengaja Martin undang ke rumah, untuk memberikannya hadiah secara langsung dan merayakan keberhasilan halaman belakang rumah."Kerja bagus buat kalian bertiga," ucap Martin sambil mengangkat gelas anggur yang ada dihadapannya."Terima kasih atas pujiannya Tuan," jawab mereka bertiga serempak sambil mengangkat gelasnya juga dan bersulang.Martin berbicara kembali setelah menyesap anggur di gelasnya. "Be
Read more
Bab 99
Konflik antara bawahan Riquelme dan Haris di Breza tetap berlanjut, membuat wilayah kekuasaan Riquelme tersebut menjadi tempat yang mengerikan.Bangunan hancur, mayat bergeletakan dimana-mana membuat tempat tersebut layaknya medan perang.Pihak keamanan Breza mengungsikan warga sekitar wilayah tersebut agar mereka tidak menjadi korban bentrokan dua kubu tersebut.Sementara di Vlasir, Hamed secara perlahan mencuci otak para bawahan Haris agar mereka mau mengikutinya, mengingat di Vlasir nama Hamed cukup terkenal di dunia bawah, walaupun selama ini tertutupi kekuasan Haris.***Sedangkan di tempat Martin berada, pria itu mengajak Jessica pergi jalan-jalan. Karena ia sudah cukup lama tidak mengajak sang Istri bersenang-senang."Tumben sekali kamu mau pergi denganku?" tanya Jessica yang duduk di samping sang Suami.Martin yang sedang menyetir tersenyum. "Selama ini aku terlalu sibuk, sampai lupa denganmu. Sekarang waktunya untuk menggantinya."Jessica balas tersenyum. "Terima kasih sayang.
Read more
Bab 100
Sementara Martin sedang berhadapan dengan orang yang di kira Riquelme.Di tempat Jessica berada seorang pria muncul di belakang Istri Martin tersebut. Pria itu langsung membekap mulut Jessica dengan sapu tangan.Sontak saja Jessica yang sedang menutup mata menikmati sejuknya udara di sana terkejut, ia mencoba berontak dari pria itu. Namun, usahanya sia-sia, wanita itu pun perlahan-lahan memejamkan matanya efek obat tidur yang ada di sapu tangan.Pria itu langsung menutupi wajah Jessica dengan topi dan membawanya pergi dari sana, tanpa membuat curiga orang-orang yang sedang berada di sana.Martin menoleh ke arah sang Istri, ia melihat wanitanya tersebut di bawa oleh seseorang. Sontak saja dia langsung berteriak."Jessica!" seru Martin yang akan langsung mengejar pria yang membawa Istrinya tersebut. Namun, sosok yang di sangkarnya Riquelme tiba-tiba melesat ke arahnya dan langsung menghantam kepala belakang Martin.Martin terhuyung ke samping, pria yang mengahnatamnya tidak tinggal diam
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status