Semua Bab Playdate: Bab 31 - Bab 40
85 Bab
Peringatan
“Apa perlu aku bicara sama mama kamu?” tanya Mona yang hanya dijawab Gema dengan gelengan kepala.Belum menghubungi Lily setelah kedatangannya dan berbicara dengan orang tuanya, pikiran Gema benar-benar tidak menentu dan tidak mau Lily menjadi sarang kekesalannya. Menceritakan semua pada Mona itupun setelah didesak dengan berbagai macam cara, mengajak Mona berbicara setelah selesai latihan di tengah lapangan.“Kamu belum hubungi Lily?” Gema menggelengkan kepalanya “Kasihan Lily pasti kepikiran.”“Aku nggak mau dia ikut berpikir dan menjadi sarang atas kekesalanku.” Gema memberi alasan yang masuk akal.“Lily nggak hubungi kamu?” Gema menggelengkan kepalanya “Dia pasti menunggu kamu yang hubungi terlebih dahulu, lagian harusnya kamu selesaikan bersama bukan begini.”“Kalau kamu di posisi Lily apa yang akan kamu lakukan?” tanya Gema mengalihkan pandangan kearah Mona.“Sikap dan tindakan kamu, komunikasi harus tetap jalan
Baca selengkapnya
Buat Jadwal
“Maaf, aku nggak hubungi sejak pulang dari rumah orang tuamu.” Gema membuka suaranya saat mereka selesai makan malam.Mengikuti saran dari banyak orang, salah satunya adalah Mona. Sebenarnya bukan Mona yang sarannya dipikirkan, tapi ancaman dari teman-teman pria Lily. Gema tahu jika mereka sangat menjaga Lily, mendengar ancaman mereka seketika langsung mendatangi apartemennya dengan membawa makanan.“Aku paham,” ucap Lily santai.“Kamu nggak mikir kalau aku bakal mundur, kan?”“Tentu aku mikir kesana, lagian banyak halangan. Gema, restu orang tua itu sangat penting apalagi ibu. Aku hanya nggak mau memiliki hubungan buruk dengan orang tua terutama ibu dari pasanganku.”“Hubungan kamu sama ibunya Fatur?” Gema menyesali pertanyaannya.“Baik, bahkan ketika Fatur memutuskan menerima wanita itu ibunya datang untuk meminta maaf. Keadaan yang membuat kami berakhir, aku nggak menyesalinya sekarang.” Lily menjawab dengan santai
Baca selengkapnya
Permintaan Mantan
“Ly, udah siap?” Memberikan jawaban dengan menganggukkan kepalanya atas pertanyaan Merry, hembusan napas dikeluarkannya perlahan sebelum melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tempatnya bersiap. Bersikap professional memang harus dilakukannya, meskipun memiliki banyak masalah dan seperti sekarang dimana Lily harus tampil di acara ulang tahun televisi. Lily bukan hanya menyanyi sendiri tapi juga duet dengan penyanyi pria yang baru saja menang di acara kontes menyanyi yang terkenal.“Kamu sudah siap?” tanya Merry lagi yang kembali diangguki Lily “Kamu nggak lagi gugup, kan?”“Gugup apaan, mbak? Biasa aja.” “Kali aja gugup soalnya tampil sama penyanyi tampan,” goda Merry yang hanya ditanggapi dengan memutar bola matanya malas “Kita keluar, bentar lagi waktu kamu.”Tampil secara individu bukan hal yang pertama bagi Lily, semenjak Larissa memutuskan menikah dengan Dinan secara otomatis yang memiliki waktu banyak adalah Lily dan B
Baca selengkapnya
Emosi Mereka
“KURANG AJAR MEMANG DIA!”Lily memilih diam melihat Fransiska yang sudah mulai emosi setelah mendengar ceritanya, setelah sebelumnya memarahi Merry atas apa yang dilakukan. Lily sama sekali tidak menyangka jika Fatur bisa meyakinkan Merry agar bisa berbicara dengan dirinya. “Kamu sendiri gimana saat itu, Kak?” suara Larissa mengalihkan perhatian semuanya.“Aku tolak lah. Gila apa aku lakuin apa yang dia katakan!” Lily menatap kesal pada Larissa sambil membayangkan Fatur “Keputusan yang kita ambil bersama pada saat itu, jadi harus diterima sama Fatur dan keluarganya. Lagian jarak dia menikah sama kontrak habis juga nggak terlalu lama, mereka aja yang udah nggak sabar dan itu artinya nggak mengharapkan aku sebagai pasangan Fatur.”“Gema sendiri gimana?” tanya Yena yang membuat Lily mengerutkan keningnya “Kamu akan berusaha meyakinkan mamanya? Padahal sudah sangat jelas kalau beliau nggak merestui kalian berdua.”Lily menganggukka
Baca selengkapnya
Undangan Calon
“Kamu yakin ini?” tanya Lily memastikan kembali perkataan Gema.Gema menganggukkan kepalanya “Mama yang minta kamu datang ke rumah.”“Aku nggak disuruh masak, kan? Kamu tahu aku nggak bisa masak.” Lily seketika ketakutan membayangkan apa yang akan dilakukan mamanya Gema.“Nggak lah, aku udah bilang kalau kamu nggak bisa masak.” Gema menenangkan Lily.Kalimat Gema tidak membuat perasaannya tenang, tetap saja ketakutan menghantuinya. Beberapa kali menarik dan menghembuskan napas panjang untuk menenangkan dirinya, Lily harus tenang bertemu dengan keluarga Gema di rumahnya secara langsung, walaupun sudah pernah bertemu dan berinteraksi dengan mereka.“Memang ada acara di rumah?” tanya Lily lagi seakan ingin memastikan sesuatuGema terdiam beberapa saat “Nggak ada, tapi kalau nggak salah inget Hilman bilang keluarganya mama datang ke rumah.” Lily membelalakkan matanya mendengar kalimat Gema yang tidak terbuka d
Baca selengkapnya
Makin Dosa
“Kapan memang rencananya?” “Secepatnya,” jawab mamanya Gema dengan senyum lebar, Fiona.“Fi, makin cepat makin bagus. Lily ini groupnya nggak pernah aneh-aneh, kamu beruntung dapat calon mantu salah satu dari mereka.” Lily dan Gema hanya diam dan saling memandang satu sama lain, sama sekali tidak menyangka jika keluarga Gema dari pihak mamanya malah mendukung hubungan mereka. Lily menjadi tidak enak pada mamanya Gema atas apa yang dikatakan saudara-saudaranya tentang dirinya, semua memang diluar prediksi.“Kalau nggak salah ini salah satu member kamu itu nikah sama anak pengusaha ternama ya?” Lily menatap bingung dan hanya bisa menganggukkan kepalanya “Berarti kalian menikah nanti bakal di hotel mereka?” “Belum tahu, tante.” Lily menjawab hal yang tidak diketahuinya.“Kamu harus cepat-cepat karena pastinya akan banyak yang bakal pakai hotelnya,” sahut tante Gema yang lagi-lagi mereka hanya saling menatap satu sama
Baca selengkapnya
Keraguan
“Lagunya yang ini.”Lily menatap lembaran yang diberikan Merry dengan tatapan lelah, semalam tidak bisa tidur memikirkan pembicaraan di rumah Gema bersama keluarganya. Mamanya masih terlihat dengan sangat jelas belum menerima kehadirannya, walaupun depan saudara lain seakan sudah menerimanya. Mengingat itu semua membuat Lily memikirkan banyak hal, termasuk kelanjutan hubungan mereka berdua.“Kamu melamun aja, Ly.” Merry menepuk bahu Lily pelan “Kamu masih marah yang masalah Fatur?”Lily langsung menggelengkan kepalanya “Udah berlalu juga, mbak. Tapi setelah ini jangan pernah terbujuk sama kalimat yang keluar dari bibir Fatur.” “Memang dia ngapain sih? Fransiska sampai marah sama aku.” Lily menatap tidak enak pada Merry “Mbak nggak usah tahu, cuman pesanku jangan bawa masuk Fatur kaya kemarin. Mbak tahu sendiri kalau Kak Fransiska marah itu menakutkan, jadi jangan mengulang kesalahan yang sama.”Merry menganggukkan k
Baca selengkapnya
Jalan Restu
“Gracia mana?” Jadwal tampil Lily bersama dengan Gracia, tawaran yang datang dimana harus duet dengan rekan anggotanya. Bahagia? Tentu, siapa yang tidak senang bertemu dengan temannya ditambah mereka jarang bertemu.“LILY!” suara teriakan Gracia mengalihkan perhatian banyak orang yang ada dalam ruangan.“Nggak nyasar kamu?” goda Lily yang mendapatkan pukulan dari Gracia dan suara tawa mendominasi ruangan “Berdua sama Kak Anas aja?” Lily menatap Anas yang duduk disamping Merry.“Kita jodohin mereka gimana?” Gracia berbisik di telinga Lily, tapi sayangnya dengan suara keras.“Nggak usah aneh-aneh.” Anas menatap tajam Gracia yang hanya tertawa tanpa dosa.“Ly, ada mama dan adiknya Gema.”Lily menatap Merry dengan tatapan tanda tanya, Gracia memberikan kode yang hanya dijawab dengan mengangkat bahu. Gema sama sekali tidak memberitahukan rencana mereka berdua, mencoba mengingat isi chatnya dengan Dian dan seket
Baca selengkapnya
Sedikit Terbuka
“Dian bilang mama diam aja selama perjalanan pulang.”Lily menatap bingung dengan informasi yang Gema berikan setelah kegiatan panas mereka, menarik penyatuan mereka dan berbaring disamping Lily sambil menatap langit kamar. Napas yang tidak teratur terdengar sangat jelas, mereka dua hari melalui malam-malam panas dan menghabiskan waktu bersama, semua itu karena Gema yang jadwal kerjanya di pagi hari.“Terus apa artinya?” tanya Lily setelah sudah berhasil menetralkan napasnya.“Pintu restu terbuka,” jawab Gema dengan senyum lebarnya menatap Lily “Dian bilang kamu mau tampil podcastnya sultan itu, aku boleh ikut?” Lily memicingkan matanya “Penasaran aja rumahnya kaya gimana.”“Aku podcast sama Ben, tahu?” Gema menggelengkan kepala “Mereka maunya sama Fransiska atau Bang Dinan, kamu tahu sendiri kalau mereka berdua itu sulit diajak tampil begituan.”“Memang kenapa?” tanya Gema penasaran yang hanya dijawab dengan mengangkat bahunya.
Baca selengkapnya
Kedatangan Tiba-tiba
“Siapa yang datang?” Lily menatap pesan yang barusan dibaca, pesan dari resepsionis dibawah dan menunggu foto yang akan dikirim “Astaga! Kenapa Gema nggak bilang?” Beranjak dari ranjang, masuk kedalam kamar mandi menyiapkan dirinya untuk bertemu dengan tamu yang sedang menunggu dibawah. Lily sudah memberitahukan untuk menunggu di ruangan yang biasa dipakai untuk menunggu, menatap penampilannya dan saat keluar mematikan kondisi ruangan bersih atau tidak. Lily tidak lupa memberitahukan Gema tentang tamu yang datang menemuinya, jadwal kerja Gema yang pagi pastinya bisa datang beberapa jam lagi.Mengirim pesan pada resepsionis agar diberi akses untuk naik ke lantainya, menarik dan menghembuskan napas panjangnya sebelum akhirnya keluar dari unitnya dan pandangan pertama yang menyapa dirinya adalah suami Larissa yang mengangkat alisnya.“Bang Dinan buruan pergi kenapa?” Lily mengatakan dengan tatapan kesal.“Kamu nungguin siapa sampai keluar?”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status