All Chapters of Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam: Chapter 11 - Chapter 20
186 Chapters
Bab 11. Rencana Terbaik
Aara duduk meringkuk di pojok ruangan dalam kamarnya. Dia memeluk erat dirinya sendiri, untuk menenangkan perasaannya setelah mendapat perlakuan yang begitu kasar dari Zayden semalam.Dan baru saja, Zayden juga meninggalkan kamar ini dengan raut wajahnya yang masih menunjukkan kebencian dan amarah yang begitu besar padanya.Air mata Aara seketika menetes, karena rasa sakit dalam hatinya yang tidak bisa dia tahan.Tok tok! Aara terperanjat, ketika mendengar suara ketukan dari luar kamarnya. Dengan refleks, dia langsung menyeka air matanya dan berusaha untuk tetap tenang. Walaupun Zayden sudah menunjukkan sikap kasarnya padanya di hadapan para pelayan. Dia tetap tidak ingin terlihat lemah di depan mereka.Dia akan berusaha keras untuk tetap terlihat baik-baik saja, walaupun sebenarnya hatinya sudah hancur berkeping-keping.“Nyonya, ini saya Lucas. Apakah saya boleh masuk?”“Masuklah kepala pelayan,” sahutnya dengan tangannya yang masih sibuk menyeka air matanya.Tak lama kemu
Read more
Bab 12. Apa yang Harus Kulakukan?
Srek! Lucas menarik kursi untuk Aara duduki. Dengan terus diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Aara pun duduk di kursi itu dan memandangi makanan yang sudah tersaji dengan begitu banyaknya di atas meja. Dulu, sebelum ayahnya jatuh miskin. Dia memang hidup dengan mewah, segala sesuatu yang dia butuhkan selalu dia dapatkan. Dia sangat dimanjakan, hingga hidupnya persisi seperti putri yang ada di negeri dongeng Bahkan perlakuan seperti ini, hanyalah sebagian dari kemewahan yang dia dapatkan. Namun, entah kenapa hidupnya tiba-tiba berubah. Bukan hanya kemewahan yang hilang darinya, tapi hidupnya ini penuh dengan penderitaan yang bahkan tidak ada habisnya. “Silakan makan apa pun yang Anda inginkan Nyonya, makanan ini dibuat khusus hanya untuk Anda,” ucap Lucas. Aara menatap tidak selera pada makanan di depannya itu. Tapi, dia harus berpura-pura ingin makan. Karena hanya dengan inilah, mereka semua tidak akan memperlakukannya dengan buruk lagi. “Wahh, benarkah? Kalau begitu aku ak
Read more
Bab 13. Rencana Melarikan Diri
Aara tampak masih berada di taman. Dia masih duduk di sana seorang diri, dengan wajahnya yang menunduk. Kedua tangannya terlihat mengepal, matanya juga lurus melihat rumput taman yang ada di sana. Kepalanya masih berpikir bagaimana dia harus keluar dari situasinya saat ini. Hal apa yang harus dia lakukan, agar dia terbebas dari belenggu Zayden yang amat menyakitkan ini. Dia tahu karena perjanjian itu, dirinya harus hidup terpenjara dan tersiksa di sini tanpa bisa membela diri. Tapi, jika harus seperti ini. Siapa pun tidak akan bisa menerimanya. “Nyonya, ini sudah siang. Cuaca juga sudah panas, mari masuklah ke dalam,” ucap Feni, yang baru saja datang menghampiri Aara. Aara menoleh, dia lalu menatap Feni. Matanya itu menunjukkan bahwa masih ada hal yang mengganggu pikirannya dan dia tidak bisa memecahkannya. “Feni, boleh aku menanyakan sesuatu padamu?” tanyanya. “Silakan Nyonya.” “Jika seandainya kau menikahi seseorang yang ternyata tidak mencintaimu, dan dia hanya ingin melampi
Read more
Bab 14. Rencana yang Mulai Berjalan
Aara sudah bersiap-siap sekarang. Dia sudah berganti pakaian dengan model pakaian yang memudahkannya untuk berlari pada saat dirinya menjalankan aksinya untuk melarikan diri. Aara menarik nafasnya dalam-dalam sebelum dirinya membuka pintu yang ada di hadapannya. Dia harus memberanikan dirinya untuk lari dari neraka ini. Jika tidak, maka dia akan menjadi orang yang sama dengan para penghuni di sini.Aara menarik dan membuang nafasnya berkali-kali, ketika merasa sudah siap. Dia pun akhirnya memegang handle pintu itu dan menggerakkannya ke bawah.Ceklek!Pintu pun terbuka. Dengan percaya dirinya, Aara keluar dari dalam kamarnya dan melangkahkan kakinya untuk menemui Lucas.Aara menuruni anak tangga dengan perlahan, karena jujur dia sangat gugup saat ini. Dia tidak boleh melakukan kesalahan, atau semua rencananya akan gagal.Aara melihat ke sana kemari untuk mencari keberadaan Lucas. Namun nihil, dia tidak menemukan keberadaan Lucas di mana pun, karena mansion ini sangat luas, Aara
Read more
Bab 15. Rencana yang Berhasil
Aara terus melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam pusat perbelanjaan walaupun rasa risih dan juga khawatir terus menerpanya, namun Aara harus tetap terlihat biasa saja.'Aku harus bisa membodohi mereka, jika aku izin ke kamar mandi. Mereka pasti akan menyuruh Feni untuk mengikutiku, itu artinya aku harus membuat Feni meninggalkanku dulu.’ Pikirnya.Aara kembali melirik ke samping kirinya, dimana di posisi itu terdapat Feni yang dengan setianya menemani langkah kakinya.‘Apa yang harus aku lakukan, agar Feni bisa menjauh,’ batinnya.Aara berjalan ke sebuah toko. Di mana di sana terdapat barang-barang untuk wanita. Di mulai dari tas, pakaian dan juga sepatu.Dia melihat tas-tas di sana. Namun, fokusnya itu tetap pada para bodyguard dan juga pelayannya.Otaknya terus berpikir, apa yang akan dia lakukan selanjutnya.“Ahh, aku haus,” ujarnya tiba-tiba.“Anda haus Nyonya?”Aara mengangguk. “Feni, bisa kau belikan aku sebotol air?”“Biar saya saja Nyonya,” ucap salah satu bodygu
Read more
Bab 16. Kesalahan Besar
“Maafkan saya Tuan, tapi saya harus memberitahukan hal penting ini pada Anda. Nyonya, beliau melarikan diri.”Deg!“Apa?”Zayden langsung berdiri, dia mendekat pada Sam yang baru saja menyampaikan kabar tidak menyenangkan baginya.“Apa kau bilang?!” tanyanya lagi dengan suara yang semakin mendingin.“Nyonya telah melarikan diri Tuan.” Sam kembali mengulang perkataannya.Seketika, amarah pun semakin tampak pada wajah Zayden. Dia mencengkeram kerah kemeja Sam, sebagai bentuk amarahnya.“Bagaimana dia bisa melarikan diri? Apa mereka semua tidak bekerja? Apa mereka hanya menerima gaji buta!” marahnya.Pegawai wanita itu merasa bingung siapa sebenarnya yang sedang Zayden dan Sam bicarakan. ‘Sebenarnya siapa yang sedang mereka bicarakan, siapa yang melarikan diri. Tadi sekretaris Sam memanggilnya nyonya, siapa nyonya yang dia maksud' pikirnya.“Beritahu mereka semua, cari wanita itu sampai dapat. Jika mereka tidak bisa menemukannya, jangan harap mereka masih bisa bernafas!”“Baik
Read more
Bab 17. Hukuman yang Menunggu
Zayden melangkahkan kakinya menuju luar rumah dengan ekspresi mengerikan yang masih tampak begitu jelas dia tunjukkan.Dia harus segera menemukan Aara. Dia tidak akan membiarkan Aara bersenang-senang terlalu lama, karena sudah waktunya tikus kotor itu kembali ke sarangnya, tepatnya sarang penjaranya.“Sam, apa kau sudah menyuruh semua anak buahmu untuk mencarinya?” tanyanya“Saya sudah menyebar seluruh anak buah saya di seluruh kota Jakarta Tuan, saat ini mereka sedang mencari keberadaan nyonya,”jawabnya.“Bagus!”Sam membukakan pintu mobil bagian belakang untuk Zayden, tampak Zayden yang langsung masuk ke dalam mobil dengan ekspresi dinginnya. Sam juga langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mebilnya dengan kecepatan sedang, melewati halaman mansion Zayden yang begitu luas.Selama di perjalanan, Zayden terus mengepalkan kedua tangannya. Ekspresinya benar-benar sangat marah, seakan-akan saat ini dia bahkan bisa membunuh seseorang untuk meluapkan kemarahannya. “Aku tidak ak
Read more
Bab 18. Rasa Sakit Luar Biasa
“Ikut denganku! Akan aku tunjukkan padamu balasan yang akan kau dapatkan setelah berani melarikan diri dariku! Tatapan Zayden kembali menajam, dia melepaskan tangannya dari pipi Aara dengan kasar lalu beralih memegang tangan Aara dengan kasar pula. Zayden lalu menarik Aara dengan keras untuk ikut dengannya.Aara yang mendapat perlakuan seperti itu pun langsung memberontak, dia bahkan berteriak meminta tolong, berharap orang yang ada di sekitar sana akan mendengar teriakannya dan menolongnya dari Zayden.“Tolong! Siapa pun tolong aku, aku diculik. Tolong... tolong aku kumohon hiks hiks.” Namun nihil, sekeras apa pun Aara berteriak, tidak ada satu pun orang yang mendengarnya, entah kemana orang-orang di sini pergi. Aara tahu bahwa di sini memang tempat yang lumayan sepi, tapi tidak mungkin tidak ada satu pun orang di tempat ini.Aara melihat ke sana kemari, berharap dia melihat satu saja orang yang bisa dia mintai pertolongan, tapi harapan Aara kembali pupus saat dia tidak melihat sa
Read more
Bab 19. Rasa Bersalah
Mobil berhenti tepat di halaman rumah Zayden, tampak Zayden yang langsung keluar saat Sam membukakan pintu mobil untuknya. “Keluar!” titahnya kemudian pada Aara.Aara melihat takut kepada Zayden, dia sebenarnya tidak mau turun. Tapi keinginan itu sia-sia, karena hal itu tidak akan terjadi. Karena perintah dari Zayden adalah perintah yang mutlak bagi siapa pun yang berada di rumah ini, karena itulah tidak ada keinginan orang lain yang akan terkabul di rumah ini kecuali atas keinginan Zayden.Aara perlahan-lahan mulai menggeser tubuhnya sampai ke dekat pintu mobil yang terbuka, dia mengeluarkan sebelah kakinya terlebih dahulu lalu kakinya yang lain dengan perlahan. Sebenarnya Aara sangat tidak tahan dengan rasa sakit yang saat ini dia rasakan. Sungguh saat ini dia membutuhkan seorang dokter, jika tidak entah apa yang akan terjadi padanya setelah ini.“Apa kau tidak bisa cepat sedikit!” Zayden memerintah dengan tidak sabarnya.“I-iya,” jawab Aara dengan terbata. ‘Sakit, sakit sekal
Read more
Bab 20. Ini Bahkan Belum Seberapa
Aara menangis dengan arah pandangannya yang terus menatap kepada Feni dan dua bodyguard yang sedang berusaha keras berjalan keluar dari ruangan Lucas.“Maafkan aku,” gumamnya.“Tidak ada gunanya Nyonya,” ucap seseorang yang merupakan Lucas. Dia datang dari arah luar ruangannya dan masuk menghampiri Aara.Aara tersentak dan melihat ke arah Lucas, dia baru menyadari bahwa Lucas tadi tidak ada di sini. Dimana dia berada sejak tadi, Aara juga tidak tahu. Mungkinkah dia juga menerima hukuman dari Zayden karena memperbolehkannya untuk keluar dari rumah ini.“Tidak ada gunanya lagi meminta maaf Nyonya, karena mereka sudah menanggung semua yang Anda lakukan. Mereka menderita karena kesalahan Anda, Anda hampir saja membuat nyawa mereka yang berharga melayang. Apa Nyonya tidak menyadarinya?”Aara menunduk, dia sepenuhnya merasa bersalah. Dia hanya memikirkan dirinya saja yang ingin keluar dari tempat ini. Tanpa memikirkan nasib dari orang-orang yang terakhir bersamanya, kenapa dia bisa tid
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status