All Chapters of Gairah Cinta Paman Presdir: Chapter 131 - Chapter 140
233 Chapters
Kabar mengejutkan
"Tuhan, tolong! Selamatkanlah Monster kecilku. Aku belum sanggup kehilangan dia. Kuharap Engkau mengabulkan permohonanku," pinta Elvano dalam doa yang dia panjatkan.Samar-samar, Elvano mendengar suara derap langkah kaki orang berlari. Kini, bajunya terdapat darah yang masih menempel. Elvano segera berdiri, dia menatap ke arah Andre dengan air mata yang seketika tumpah."Bro...," ucapannya tergantung, dia memeluk tubuh Andre dengan punggung bergetar."Vano, tenang, tolong kontrol dirimu. Semoga Rubby tidak apa-apa," ucap Andre dengan lirih, dia mengusap punggung Elvano, mencoba memberikan kekuatan dari usapannya."Aku tidak akan memanfaatkan diriku sendiri, Ndre, jika terjadi sesuatu kepada Rubby. Karena aku telah gagal menjaganya," ucap Elvano di sela tangisnya.Andre meneguk salivanya dalam-dalam, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menghibur Elvano. "Kau tidak gagal menjaganya, Vano. Ini bukan salahmu. Kita semua tahu betapa kau
Read more
Si Pria labil
Keringat dingin mulai mengucur di dahi Vina. Ia tidak menyangka bahwa perkenalan ini akan berlangsung begitu terbuka dan menegangkan. Namun, Gio tetap berdiri di sampingnya, menunjukkan dukungan yang tidak goyah.Sergio menatap ke arah Bella, adiknya. "Kau mengkhawatirkan tentang keluarga Vortex? Aku yang akan menemui mereka dan menjelaskan semuanya!" ujar Gio penuh ketegasan."Kau pikir kau berhadapan dengan siapa, Sergio Emerson! Kau datang membawa aib dan ingin menjelaskan masalah ini kepada Vortex bersama wanita tidak tahu diri ini?" Julius angkat bicara. Dia menatap ke arah Vina dengan tajam.Vina tertunduk. Ternyata, dugaan Vina yang membayangkan keluarga Sergio ramah dan hangat hanya khayalannya saja. Nyatanya, mereka yang berada di dalam ruangan ini menatapnya dengan sinis dan memberikan pandangan mencemooh."Ini sudah keputusanku! Keberatan dan tidak, aku akan menikahinya. Karena dia sedang mengandung anakku!" jawab Gio penuh keyakinan.
Read more
Sesal
"Aku sudah terlanjur nyaman denganmu, Monster Kecil. Apakah kita tidak memikirkan untuk melanjutkan pernikahan ini saja?"Dalam kondisi kritis, Rubby membayangkan setiap ucapan Elvano kepada dirinya. Semua kenangan indah kini terlintas di dalam mimpi indah yang tidak tahu dirinya kapan terbangun dari koma."Mommy, atu pamit. Mommy halus bangun, ya! Atu sudah menukal kehidupanku untuk Mommy," ucap seorang anak kecil, namun bentuk anak itu tidak terlihat."Siapa? Siapa yang berbicara?" panggil Rubby, dia mencari-cari asal suara itu berada."Mommy, mestipun tita tidak pernah bertemu di dunia nyata, atu tahu tamu sangat mencintaitu. Atu ingin Mommy tahu bahwa atu selalu besertamu sebagai penjaga dan atu senang melihatmu bahagia dengan Daddy. Jangan takut dan jangan panik, Mommy. Atu sudah memberikan kehidupanku untukmu supaya Mommy bisa bangkit lagi. Jadi, Mommy, bangkitlah dan hiduplah dengan penuh cinta bersama Daddy," ucap anak kecil tersebut denga
Read more
Tempat persembunyian
"Vina, tolong jangan keras kepala, sialan! Haruskah kau membuatku mengemis kasih kepadamu? Ku bilang berhenti!" Sergio berlari mengejar Vina. Ketika jaraknya sudah dekat, Sergio mencengkram lengan Vina dengan kuat, memaksa Vina untuk menatapnya. Saat berhadapan dengan Sergio, kepala wanita itu tertunduk.Dengan mata sembab, Vina menatap Sergio dengan tatapan kebencian. "Tolong jangan mempermainkanku, pecundang! Demi kucing yang sedang bermain piano, Gio. Aku benar-benar muak dengan sikapmu." Kali ini, Vina berusaha untuk tegas."Tidak perlu menasehatiku, Elvina! Apa kau ingin mati kedinginan di sini? Maka ikutlah denganku."Tanpa menunggu jawaban Vina, Sergio menarik tangan Vina. Sergio pun segera menahan taksi untuk menuju ke sebuah tempat. Kali ini, Sergio tidak memakai mobil. Dia ingin terbebas dari keluarganya. Dengan tidak memakai fasilitas keluarganya, Sergio merasa jauh lebih aman."Sebenarnya kita ingin kemana?" Vina membuka suara ketika t
Read more
Kepala Sergio akan ku arak
"Nyonya, aku mendapatkan laporan jika Tuan Sergio membawa calon istrinya bertemu dengan Nyonya Grace," lapor seorang bawahan keluarga Vortex.Silvana, wanita yang akan dijodohkan itu mencengkram gelas winenya hingga pecah di tangan. "Apakah Sergio sadar apa yang dia lakukan?""Sepertinya, Sergio dengan terang-terangan menolak perjodohan antara Emerson dan Vortex, Nyonya!"Silvana mengepalkan tinjunya, berusaha meredam kekesalan yang mulai meluap. "Cukup! Aku tak akan lagi berdiam diri. Ini jelas penghinaan bagi keluarga Vortex!"Bawahan itu terlihat khawatir, "Nyonya, apa rencana Anda?"Silvana berpikir sejenak sebelum menjawab, "Emerson berpikir jika keluarga mereka yang paling berkuasa. Mereka dulu, jika di daratan ini, Vortexlah yang memegang kendali. Segera hubungi keluarga Emerson, aku akan menemui mereka." Silvana berdiri dari duduknya."Baik, Nyonya, aku akan menghubungi kediaman Emerson untuk melakukan pertemuan darurat s
Read more
Di depan perapian 21++
Vina menatap Sergio dengan malu, namun senyum nakal terukir di bibirnya. "Oke, jika itu yang kau inginkan," ucapnya. Tangan Vina terulur ke bawah, dia mulai mengusap benda keramat milik Sergio.Mereka berdua saling bertatap. Sergio menyambar bibir Vina sementara tangan Vina sudah merasakan sesuatu yang perlahan-lahan mulai mengeras."Sepertinya, gajah juniorku sudah mulai terusik," desis Sergio.Sergio berdiri dengan tegak, dia menyodorkan belalai gajahnya yang sudah mengacung tepat di hadapan Vina. Hal itu membuat lembah wanita itu terasa berdenyut.Vina menggenggam belalai yang sudah terasa kokoh digenggamannya lalu menjulurkan lidah untuk mencicipi sedikit cairan yang keluar dari kepala berbentuk jamur itu. Vina bisa merasakan senjata Gio itu berkedut di tangannya."Ssst ... Hisap. Ini terasa nikmat … ayo," ucap Sergio sambil satu tangannya menahan kepala Vina yang duduk di hadapannya itu.Vina membuka mulutnya dan memasukkan
Read more
Kejutan tembakan
"Pagi, Cinta, kuharap kau selalu dalam keadaan semangat, ya." Elvano datang membawakan sebuah buket bunga tulip putih segar yang dia letakkan di meja sisi tempat di mana istrinya masih menutup mata akibat kecelakaan kemarin malam yang terjadi.Elvano, duduk di sisi tempat tidur sambil menggenggam tangan Rubby sedih. Menatap wajah istrinya yang pucat dengan alat-alat medis kini menempel di tubuh dan masker oksigen yang menempel pada mulut dan hidungnya."Monster kecil, bangun, ya! Kenapa kamu tidur lelap sekali? Apakah kamu tidak ingin memimpin grup Anderson? Kenapa saat aku sudah meraih mimpimu, kamu lebih memilih tidur hingga tidak ingin bangun?" Elvano bercerita dengan suara menahan tangis. Elvano tidak tahu apakah Rubby mendengarkan suaranya atau tidak. Yang Elvano tahu, hatinya begitu perih melihat keadaan istrinya seperti ini.Elvano mencoba mengingatkan Rubby akan impian mereka, mengingatkan bahwa mereka telah bekerja keras. Elvano benar-benar terpuk
Read more
Pergilah, Vina. Besarkan Anak kita
"Keluarlah kalian, bedebah! Tidak perlu repot-repot merencanakan untuk kabur, karena kawasan hutan sudah kami kepung!" seru seorang anak buah Silvana.Suara tersebut terdengar semakin jelas dari luar villa. Vina dan Sergio saling pandang, ketakutan menghampiri wajah mereka. Mereka tahu bahwa mereka harus segera menemukan cara untuk melarikan diri sebelum terlambat."Cari jalan keluar alternatif! Aku akan mencoba mengalihkan perhatian mereka," bisik Sergio pada Vina dengan nada tegas."Tapi Gio, aku takut jika terjadi sesuatu denganmu." Vina mencekal pergelangan tangan Sergio. Raut wajah kekhawatiran jelas terlihat di dalam diri Vina.Sergio menepuk punggung tangan Vina. "Percaya padaku—"Dor! Dor! Dor!"Aaa!" Vina terkejut, dia menutup kedua telinganya saat tembakan kembali dimuntahkan ke arah bangunan villa.Di luar bangunan vila, para pria berperawakan seram dengan postur tubuh tinggi besar bersenjata lengkap tampak da
Read more
Sasaran kejahatan
"Andre, aku bisa minta tolong?" Elvano, yang duduk di sofa di ruang itu, membuka obrolan setelah menemani Rubby seharian."Minta tolong apa?" tanya Andre, yang setia menemani Elvano untuk menenangkan sahabatnya itu."Aku ingin kau selalu memantau kondisi Rubby, aku sedang ada urusan."Andre mengangguk memahami permintaan Elvano. "Tentu saja, kamu tahu aku selalu ada untuk kalian berdua. Apa urusan yang membuatmu perlu pergi?"Elvano tampak ragu-ragu, kemudian menghela napas sejenak. "Kakek memintaku untuk menemuinya. Sepertinya, kakek sudah tahu kondisi Rubby dan ada sesuatu yang harus aku selidiki."Andre merasa khawatir mendengar itu. "Aku mengerti. Jadi, apakah kakekmu memiliki informasi penting tentang kondisi Rubby?"Elvano mengangguk perlahan. "Sepertinya begitu. Kakek tidak menjelaskan detail saat menelepon, tapi aku bisa merasakan kekhawatiran dalam suaranya. Segera setelah aku menemui kakek dan mengetahui apa yang harus
Read more
Dua sisi yang berbeda
Langkah Elvano terasa berat saat memasuki koridor rumah sakit. Dalam hati, ia merasa cemas dan takut dengan kondisi Rubby yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Tak ada satu pun petunjuk yang bisa membantu dia menemukan pengemudi truk kontainer pembawa petaka itu.Mendengar pintu ruang tunggu terbuka, Andre memandang ke arah Elvano dan segera mendekatinya."Vano, ini sudah dua hari kamu belum tidur. Kalian berdua butuh kekuatan, kamu harus istirahat agar bisa melanjutkan pencarian pengendara itu."Elvano tersenyum pahit dan menggeleng, mata yang sembab menatap tembok ruang perawatan yang terpisah oleh kaca."Aku tahu, Ndre. Tapi bagaimana aku bisa tenang istirahat sementara Rubby masih terbaring tak berdaya di sana? Aku harus menemukan si pengendara itu agar bisa memastikan keadilan buat istriku."Andre menghela nafas, dan kemudian mengambil keputusan tegas untuk membantu sahabatnya menemukan jawaban. "Baiklah. Kalau be
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
24
DMCA.com Protection Status