All Chapters of Gairah Cinta Paman Presdir: Chapter 141 - Chapter 150
233 Chapters
Semua butuh perjuangan
Hujan mengguyur kota saat Elvano dan Andre tiba di tempat kecelakaan yang menimpa Rubby, istrinya. Ia merasa ada sesuatu yang janggal dengan kecelakaan ini. Awalnya, Elvano tidak memperhatikan truk tersebut. Karena saat itu, Elvano benar-benar panik dan menduga bahwa kecelakaan tersebut mungkin sebuah kecelakaan.Saat Elvano mendengar dugaan Kakeknya jika pengemudi tersebut mungkin saja suruhan dari Jonshon dan Smith, setelah diselidiki, ternyata pengendara truk kontainer tersebut telah melarikan diri.Elvano dan Andre mendekati lokasi kecelakaan; Elvano melihat beberapa orang yang berdiri di sekitar area tersebut. Ia pun mendekati seorang laki-laki paruh baya yang tampak sedang menatap sisa-sisa kecelakaan itu."Permisi, Pak. Saya Elvano, suami dari Rubby yang mengalami kecelakaan dua hari yang lalu. Apakah Bapak melihat apa yang terjadi pada malam itu?""Ah, Elvano. Aku turut berduka atas kejadian ini. Saat itu aku memang melihat kecelakaan yang
Read more
Menemukan Harapan
Sambil menggigit bibir, Vina menguatkan dirinya. "Tuhan, tolong beri aku kekuatan di sela putas asa ini. Beri aku kesabaran seluas kasih-Mu. Tolong, buat perjalananku mudah," dalam perih dan kebingungan, Vina berdoa, memohon agar sang penguasa dapat mendengar jerit hati kesusahannya.Vina mengusap air mata yang mengalir di pipi, kemudian berdiri kembali dan melanjutkan langkahnya, berharap dapat menemukan secercah petunjuk atau harapan dalam kegelapan hutan yang menakutkan ini.Perlahan, hujan mulai berkurang, dan rembulan yang samar-samar mengintip dari balik awan mendung yang mulai tersibak. Cahayanya yang lemah memandu Vina melalui perjalanan wanita itu di lebatnya hutan ek yang menakutkan ini, seolah memberi harapan bahwa mungkin, di tempat yang tak terduga, ada petunjuk yang menunggunya.Setelah beberapa waktu berjalan, Vina mulai mendengar suara gemerisik. Ia melangkah lebih dekat untuk mencari sumber suara, dan tanpa disadari, ia menemukan sebuah ja
Read more
Sebuah keputusan
"Nona Silvana, berilah kami kemurahan hatimu agar aku dapat bertemu dengan Sergio, anakku." Grace datang menemui Silvana, anak kedua dari keluarga Vortex yang angkuh dan memiliki perangai yang kejam.Silvana yang kini duduk di kursi kebesarannya sambil melipat kaki itu menatap ke arah Grace yang tengah berdiri di hadapannya memberikan pandangan angkuh."Nyonya Grace. Oh... Maaf, maksudku, calon Ibu Mertua. Anda tahu, bukan? Jika Vortex sudah terlalu baik kepada Keluarga Emerson?"Julius tampak merasa tertekan. Saat Emerson jatuh, kakek Silvana yang membantu Emerson. Dan sejak saat itu, upaya menyatukan dua keluarga tersebut Emerson dan Vortex ingin menjodohkan Sergio dan Silvana.Sergio, pria yang tidak suka diatur-atur memilih untuk pergi berpetualang hingga dirinya bertemu dengan Elvano dan Andre. Sejak saat itu, Sergio mendirikan perusahaan atas bantuan Andre dan Elvano. Sergio yang pandai menyimpan masalahnya lebih memilih menghabiskan waktu d
Read more
Jika dia
"Halo, apakah ada kemajuan?" tanya Elvano saat dirinya terlelap dan dikagetkan dengan dering ponsel."Kita menemukan ciri-ciri pelaku penabrakan yang tertangkap kamera, Tuan. Kalau bisa, Anda segera ke kantor polisi. Kami akan menjelaskannya lebih detail," ucap penyidik Carl dari sambungan telepon."Baik, aku segera ke sana!" jawab Elvano.Setelah menerima telepon, Elvano beranjak dari sofa. Dia melangkah ke arah tempat tidur di mana Rubby masih terbaring koma. Ini sudah dua minggu, namun tidak ada tanda-tanda jika istrinya itu akan siuman."Cinta, aku pergi, ya! Nanti Ibu akan ke sini menemanimu. Cepat sembuh, ya, Cinta." Elvano mengecup dahi Rubby.Selesai berpamitan, Elvano keluar dari ruangan di mana Rubby dirawat. Saat Elvano menutup pintu ruang inap itu, Debora keluar dari tembok. Dia menatap pintu di mana Rubby berada."Anak ini, sepertinya mempunyai sembilan nyawa dan keberuntungan yang banyak," gumam Debora. "Mari kita l
Read more
Malam pengantin Sergio 21+
Elvano tiba di kantor polisi. Rasa penasaran dan harapan kini membumbung tinggi dalam hatinya. Mungkin ini adalah titik balik yang ditunggu-tunggu untuk membawa keadilan bagi monster kecilnya.Elvano langsung disambut oleh penyidik Carl. "Tuan Elvano, terima kasih sudah datang secepat ini. Mari, aku akan tunjukkan bukti yang berhasil kami dapatkan," kata Carl sambil membawa Elvano ke ruang penyidik.Di dalam ruangan, Carl memperlihatkan beberapa sketsa gambar yang berhasil dibuat sesuai dengan pria yang berada di dalam CCTV."Tuan, kami sedang menyelidiki keempat orang ini. Rata-rata dari mereka adalah sindikat. Dan kami dugaan kamu yang paling kuat adalah pria ini." Penyidik Carl menunjuk salah satu gambar. "Dia adalah Carlos. Pria yang sering melakukan misi membunuh dan pandai menyabotase keadaan sehingga sulit untuk menghubungkan perbuatannya dengan korbannya. Namun, kami belum memiliki cukup bukti untuk menangkapnya," jelas Carl dengan serius.
Read more
Terluak
"Selamat untuk pencapaian Anda, Tuan Elvano. Semoga Grup Patrice lebih berkembang di bawah kepemimpinan Anda," ucap seorang kolega sambil berjabat tangan dengan Elvano."Terima kasih!" jawab Elvano, sambil tersenyum.Malam ini, adalah malam penobatan Elvano menjadi penerus Patrice. Sayangnya, malam yang seharusnya dia rayakan bersama sang istri harus musnah."Elvano, bagaimana, apakah kau sudah menemukan tanda-tanda jika Jhon dan Smith ada di belakang kecelakaan Rubby?" tanya Lawrence saat menemui cucunya."Sudah dua minggu, aku memperhatikan gerak-gerik mereka. Namun, tidak ada yang menunjukkan bahwa mereka pelakunya, Kek."Lawrence mengangguk mengerti. "Tapi, ada kemungkinan lain kan? Kita harus terus menyelidiki dan mencari tahu siapa dalang dari semua ini."Elvano mengangguk. "Aku akan terus mencari tahu dan tidak akan berhenti sampai menemukan kebenaran," ucap Elvano dengan tekad.Saat itu, Elvano menerima pesan dar
Read more
Datang menjemput
"Nek, ayo minum teh, aku baru saja memetik daun peppermint! Ini bagus untuk menenangkan pikiran!" seru Vina sambil membawa dua cangkir teh dan roti panggang sebagai teman.Nenek Martha yang sedang menyulam itu menghentikan aktivitasnya. Tersenyum saat melihat Vina kini sudah memiliki lebih banyak semangat untuk hidup."Terima kasih, Nak. Nenek sangat bersyukur ada kamu yang menemani Nenek di sini. Sayangnya, kamu akan kembali ke negaramu besok," ucap Nenek Martha sedih.Dua hari yang lalu, Vina meminta seorang pemuda yang sering ke kota untuk mengurus identitasnya menggunakan uang yang Sergio pernah berikan sebelum mereka berpisah. Beruntung, nama Vina masih tercatat di kedutaan sebagai pengunjung. Hal itu yang membuat prosesnya cepat.Vina menatap sedih ke arah Nenek Martha. Sebenarnya, dia tidak tega jika harus meninggalkan wanita sepuh di hadapannya itu sendirian. Namun, dia tidak punya pilihan lain selain harus melanjutkan hidupnya."Maafkan aku, Nek. Jika aku terus berada di sini
Read more
Sadar
"Ayah, lihat ini, aku menjadi juara dalam lomba melukis," ucap Rubby sambil memberikan sebuah gambar keluarga yang utuh kepada ayahnya.Almero menatap sinis ke arah Rubby. "Kau itu anak tidak berguna! Lihat Olivia, dia selalu pintar dalam mata pelajaran. Bagaimana denganmu, huh? Tiap hari menggambar kerjaannya. Apa yang kau dapatkan dari menggambar sementara kau itu calon penerus!" sentak Almero kepada Rubby.Rubby tertunduk saat apa yang dia lakukan selalu saja tidak pernah mendapatkan balasan baik dari ayahnya. Rubby menatap ke arah Olivia yang tersenyum sinis ke arahnya."Rubby, ingat, ya! Berhenti menggambar dan fokus untuk belajar! Jika nilai mu jelek, jangan harap ayah akan memberikanmu hadiah!" bentak Almero."Baik, Yah. Aku akan lebih giat belajar," jawab Rubby.Saat itu, Rubby selalu berusaha untuk belajar dan selalu mengambil hati ayahnya demi membuktikan jika dia layak menjadi seorang pewaris. Hingga malam itu, "Hahaha... Kak Toni, bagaimana kalau kita menjebak kakak tiriku
Read more
Sebuah keadilan
Vina memandang Sergio dengan wajah yang tegar, mencoba menemukan titik kebahagiaan di tengah pilihan sulit yang harus mereka hadapi. "Aku mengerti, Gio. Aku tahu kita akan melalui ini bersama. Meski sulit dan penuh rintangan, aku percaya cinta kita akan membimbing kita menuju kebahagiaan."Sergio memandang Vina dengan tatapan hangat, wajahnya mulai terlihat lebih tenang. "Terima kasih atas pengertianmu, Vina. Kita akan melawan segala rintangan ini, bersama. Sampai saatnya tiba, kita akan menyatakan kebahagiaan kita kepada dunia.""Lalu, kita akan ke mana, Gio? Bukankah di sini kita tidak akan aman?" tanya Vina."Kita akan mengunjungi Rubby. Dia kecelakaan, maka dari itu, aku menjemputmu. Semoga, keluarga Vortex tidak menutup akses bandara agar kita bisa pergi dan melarikan diri dari negara ini."Wanita itu terkejut mendengar kabar itu dari Sergio. "Kecelakaan? Lantas, bagaimana keadaannya?" tanya Vina dengan panik."Aku belum tahu. Maka dari itu, kita kembali. Dan di sana, bukan tempa
Read more
150
Silvana meraih piyama dan segera keluar dari kamar. Dia menunggu kedatangan Sergio, namun pria itu tidak kunjung datang."Di mana Sergio?" tanya Silvana kepada salah satu bawahan yang berjaga di pintu utama."Tuan dari semalam sudah pergi, Nyonya. Aku pikir, tuan ada urusan," jawab bawahan tersebut.Silvana menggigit bibir bawahnya, berpikir. "Kemana? Apakah dia pergi ke keluarga Emerson?" gumam Silvana.Silvana memutar tubuhnya dan kembali ke ke kamar. Sesampainya di dalam kamar, wanita itu meraih ponsel lalu mencari nomor kontak Sergio."Maaf, nomor yang Anda tuju sedang berada di luar jangkauan."Wanita itu semakin gelisah. Setelah pria itu membuat menahan hasrat semalaman, pria itu meninggalkan Silvana begitu saja? Sepertinya Silvana tidak terima dia diperlakukan seperti ini.Silvana kembali mencari nomor kediaman Emerson. Tak lama, nada penghubung telepon pun berbunyi."Halo, kediaman Emerson." Terdengar seseorang menyapa dari seberang."Tolong sambungkan kepada Julius!""Baik, N
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
24
DMCA.com Protection Status