All Chapters of Gairah Cinta Paman Presdir: Chapter 121 - Chapter 130
233 Chapters
Lamaran yang Epic
Di ruangan itu, kelima orang berkumpul. Tak ada yang memulai percakapan. Semuanya terdiam. Terlihat dari wajah Sergio yang masih tak terima dengan perlakuan Elvano yang menyerangnya tiba-tiba.Sementara itu, Rubby berusaha menenangkan Vina. Memeluk sahabatnya itu dengan kehangatan dan kekuatan, agar Vina selalu kuat."Vin, tolong jangan bersedih terus, ya. Kita semua ada untukmu. Kalau kau mau, tinggallah bersamaku. Aku akan memastikan bayimu aman dan kita akan membesarkannya bersama," ucap Rubby, sambil mengelus kepala Vina yang telah bersandar di bahunya."Aku bingung, Rubby. Saat ini aku benar-benar kacau. Dalam pikiranku, aku merasa tak berharga karena hanya dijadikan mainan dan kehadiranku tak diharapkan."Andre menghela nafas berat mendengar obrolan Rubby dan Vina. Dia membuang pandangannya kepada Sergio, pria yang menjadi dalang dalam masalah ini."Gio, aku ingin bertanya dan memastikan. Apakah kau benar memang tidak menginginkan anak itu?" tegas Andre.Sergio menatap Andre den
Read more
Mari bekerja sama
Sergio melangkah memasuki sebuah klub malam. Apakah ini kudeta hati nurani, atau murni munafik, ia tak tahu. Hanya rasa bosan yang terus menggerogoti. Ia ingin mencari kebahagiaan, melepaskan seluruh kekecewaan di hari itu. Ia berjalan menyusuri lorong hingar-bingar, mencari muka asing yang bisa melepaskan kekesalan di hatinya.Sepatunya melangkah ke arah kursi sofa paling pojok. "Haaa...!" Sergio membuang nafas berat, menjatuhkan tubuhnya di atas sofa itu. "Bangsat, aku merasa seperti terbuang oleh sahabat-sahabatku!" Sergio memekik dengan kepala menopang kepalanya pada sandaran sofa.Suara musik techno yang mendominasi ruangan, ditambah cahaya berkedip dari sorot lampu laser, mengajak Sergio semakin terjebak dalam lentera kegelapan klub malam itu. Beban perasaan semakin hilang, digantikan amarah yang dibalut rasa menyesal.Tiba-tiba, seorang wanita menjatuhkan bokongnya di samping Sergio. "Sepertinya, kau sedang frustasi, Gio," ucap wanita itu.Sergio membuka matanya, dengan kepala
Read more
Gagal Ena-ena
"Ayo, segera! Kita harus bertemu dengan Elvano, sebelum Anderson benar-benar hancur," ajak Almero yang tampak tergesa-gesa menuju ke arah mobil."Iya, ini juga aku menyusul. Bisa sabar, nggak sih!" Soraya berjalan tergopoh-gopoh menuju Almero.Suami-istri itu segera menaiki mobil mereka. Setelah berdiskusi dan berpikir, mereka akhirnya mengalah. Jika Anderson akan mereka berikan kepada Rubby. Melihat profit perusahaan mereka yang terus turun dengan terjal membuat Almero mengambil keputusan tersebut walaupun dengan hati yang berat."Ayah, apa kau yakin kita akan disambut di kediaman Patrice?" tanya Soraya membuka pembicaraan."Tentu, kita sudah menelpon mereka tapi nomor mereka tidak dapat dihubungi. Kalau terus-terusan begini, aku benar harus gulung tikar!" jawab Almero."Lalu, apakah Emily juga akan ikut tinggal bersama kita jika Anderson dialihkan kepada Rubby?"Almero tampak berpikir, yang jadi masalahnya, apakah mereka yang akan ditendang atau menyiapkan rumah yang layak untuk Emi
Read more
Memberikan waktu
"Haa... Rasanya segar sekali sehabis mandi," gumam Vina sambil berdiri di atas balkon, menikmati udara malam yang membuat dirinya begitu terlepas.Pikiran Vina kini jauh berkelana. Tiba-tiba saja, dia teringat dengan Sergio. Entahlah, dia adalah wanita yang bodoh atau sedang dibutakan oleh cinta. Bahkan sampai Sergio menghancurkan dirinya hingga berkeping-keping, dirinya masih tidak bisa membuang bayangan pria brengsek itu.Tok tok tokVina terhenyak dari lamunan saat mendengar pintu kamarnya diketuk. "Sebentar!" seru Vina, dia berlari kecil ke arah pintu. "Krek!" pintu di hadapannya pun terbuka."Nyonya, Tuan Andre meminta Anda untuk menemuinya di meja makan," ucap pelayan yang sudah berdiri di depan pintu kamar."Terima kasih, sebentar lagi aku akan ke sana," jawab Vina dengan tersenyum tipis. Pelayan itu mengangguk hormat dan kemudian pergi menjalankan tugasnya yang lain.Vina menarik nafas dalam-dalam, mencoba merasakan kedamaian yang sempat dia rasakan sebelumnya di balkon. Dia t
Read more
Kebenaran Gio
"Andre! Aku ingin bicara!" Sergio berteriak di depan pintu kediaman Andre.Beberapa petugas keamanan datang untuk mencoba menenangkan Sergio yang mengamuk. Setelah berpikir, Sergio tidak bisa membiarkan Vina begitu saja. Di satu sisi, gara-gara Vina, dia sering muntah dan merasa ngidam, dan menginginkan sesuatu di luar nalarnya."Tuan Sergio, Tuan sedang istirahat. Tolong, jika Anda ada keperluan, Anda bisa datang besok pagi," ucap petugas keamanan di kediaman Andre."Katakan kepada Tuanmu, aku ingin menjemput wanita yang dia bawa! Aku akan mengembalikan uangnya. Tapi berikan Vina kepadaku!" Sergio memekik.Petugas keamanan saling pandang. Mereka memeriksa ulang apakah situasi aman sebelum berbicara. Salah satu dari mereka langsung menghubungi Andre melalui telepon, memberitahu bahwa Sergio berada di pintu dan ingin bicara dengannya. Andre pun keluar untuk berbicara dengan Sergio."Kenapa kamu berteriak-teriak di depan pintu rumahku, Sergio?" tanya Andre dengan tenang, tapi matanya pe
Read more
Ketulusan atau siasat baru?
Sergio menundukkan kepalanya, kesal dan bingung. "Aku... Aku tidak tahu, Ndre. Aku... Aku sungguh menginginkan Vina, tapi... Aku juga tidak ingin mengecewakan keluargaku, membuat mereka dipermalukan. Aku benar-benar terjepit," ujarnya dengan suara bergetar."Kadang, Gio, kita memang harus membuat keputusan yang berat dalam hidup ini. Apakah yang lebih penting bagimu sekarang, kebahagiaan Vina atau mengejar nama baik keluarga?" tanya Andre dengan serius, mencoba membantu Sergio dalam membuat keputusan. Walaupun hatinya kini tersayat, namun Andre mencoba untuk tidak egois demi persahabatan dan wanita yang dicintainya.Sergio terdiam, menatap Andre dan mencoba meraba apa yang ada dalam hatinya. Setelah berpikir beberapa saat, ia menggelengkan kepala dan berkata, "Kau benar, Ndre. Aku harus memilih kebahagiaan Vina. Aku mencintainya, dan aku tidak ingin melihatnya menderita karena pernikahan ini."Andre menghela napas lega, kemudian menepuk bahu Sergio. "Baiklah, Gio. Aku akan melepaskan
Read more
Pamit
Elvano perlahan-lahan membuka jendela kamar Rubby. Sinar matahari pagi itu menghiasi wajah cantik yang tengah tertidur lelap dan pulas, menampakkan sisi polos Rubby yang tak pernah terlihat saat ia merajuk. Elvano tersenyum, menyimpan kejutan kecil di balik punggungnya."Hei, monster kecilku, sudah saatnya terbangun," ujar Elvano pelan, dengan menepuk-nepuk pelan wajah Rubby.Rubby yang masih terlelap dalam tidurnya, mendengus sebelum akhirnya membuka matanya dan menatap Elvano dengan ekor mata. Gerakannya lambat, tak ingin melepaskan genggaman dari mimpi indah yang nyaris membuatnya melupakan kisruh yang terjadi semalam."Hmm ... Paman, mengapa kamu membangunkanku pagi-pagi begini? Apakah Paman ingin menggoda ku?" balasnya dengan suara yang lemah, seraya merajuk.Elvano tertawa kecil dan mengangkat kejutan yang tersimpan di balik punggungnya. "Ini dia, Rubby. Aku membawakan mu sarapan spesial yang kupersiapkan. Mungkin ini bisa mengobati kekesalan mu tadi malam," katanya sambil melet
Read more
Menuju akhir
Rubby dan Elvano tiba di gedung perusahaan Patrice, Almero dan Soraya sudah menunggu di ruang rapat. Mereka terlihat agak tegang, namun tetap ramah saat menyambut kedatangan Elvano dan Rubby."Rubby, kamu tampak cantik sekali! Sementara itu, Elvano, aku senang melihat kamu dalam keadaan yang baik," ujar Soraya ramah."Tidak perlu basa-basi. kita langsung ke intinya saja." kata Rubby dengan nada sinis.Elvano mengejapkan matanya, sedikit terkejut dengan nada Rubby yang tiba-tiba berubah. Namun dia mengangguk dengan setuju dan segera membawa diskusi ke topik yang serius. "Baiklah, kita akan membahas rencana pengalihan Grup Anderson kepada pewaris yang sesungguhnya. Yaitu, Rubby Anderson. Jadi, aku sudah katakan. Jika kalian datang ke grup Pratoce, itu artinya kalian setuju dengan pengalihan ini beserta syarat-syaratnya," ucap Elvano membuka percakapan. Walaupun Almero dan Soroya sudah tahu mengenai syarat-syarat yang diajukan, mereka berdua masih terlihat agak ragu namun tertarik denga
Read more
Mendaur ulang
"Paman, terima kasih karena sudah mengembalikan Anderson kepadaku dan juga ibuku," ucap Rubby saat Soraya dan Almero sudah berlalu pergi. "Kemari dan duduk di sini." Elvano menepuk-nepuk pahanya. Meminta Monster Kecilnya untuk duduk di pangkuan. Rubby yang duduk di sofa berlari kecil. Dengan manja, wanita itu duduk di pangkuan Elvano, mengalungkan kedua tangannya di leher pria yang berbeda umur 14 tahun itu."Setelah ini, kau ingin apa?" tanya Elvano. "Umm ...," Rubby terlihat berpikir, dia bingung harus berbuat apa ke depannya. "Aku tidak tahu, Paman. Ku rasa, jarak antara pernikahan kita tinggal sedikit lagi, ya, Paman," ucap Rubby, wajahnya tersirat kesedihan saat dia berkata demikian. Ada perih saat mendengar Rubby mengatakan hal demikian. Namun, dia juga tidak bisa egois. Rubby masih muda dan pernikahan ini hanyalah pernikahan kontrak. Jika Rubby ingin pergi meninggalkannya, tentu Elvano harus berlapang dada menerima hal itu. Meski dia memohon agar Rubby tetap berada di sisiny
Read more
Terpukul
"Paman, aku ingin itu," tunjuk Rubby ke arah penjual kaki lima saat mobil yang dikendarai oleh Elvano berhenti karena lampu merah."Kamu ingin gulali? Kamu ini sudah dewasa, loh! Jangan makan yang manis-manis karena kamu sudah manis. Diabetes aku lama-lama," ucap Elvano."Aku ingin, Paman. Sejak menikah dengan paman, aku sangat jarang membeli jajanan," Rubby terlihat menekuk wajahnya.Tit... Tit... Tit!Suara klason mobil dari beberapa pengendara lainnya mengagetkan Elvano. Dia dengan cepat menepikan mobilnya di bahu jalan karena tidak ingin Monster Kecilnya itu merajuk."Oke, aku belikan, tapi ingat ya, satu saja. Setelah itu kita ke rumah ibu untuk mengajak ibumu makan malam bersama sekaligus memberikan kabar gembira jika Anderson kini sudah menjadi milikmu," ucap Elvano.Rubby mengangguk. "Umm... Baik, aku setuju jika demikian."Elvano mengelus pucuk kepala Rubby dengan sayang sambil tersenyum. "Tunggu di sini, aku akan pergi membelikan untukmu.""Oke!"Elvano segera turun dari mobi
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
24
DMCA.com Protection Status