All Chapters of Gairah Cinta Paman Presdir: Chapter 161 - Chapter 170
233 Chapters
161
Sergio menggenggam tangan Vina erat, "Tentu saja, Vin. Kita akan kuat dan melalui semua ini bersama. Aku akan selalu ada untukmu dan anak kita, apapun yang terjadi. Aku janji, hidup kita akan lebih baik dari sekarang," ujar Sergio penuh keyakinan.Vina tersenyum, merasa bahwa bersama Sergio, mereka bisa menghadapi hal ini. "Terima kasih, Gio. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu saat ini. Aku mencintaimu," ucap Vina, lirih namun tulus."Aku juga mencintaimu, Vin," balas Sergio, menggenggam tangan Vina lebih erat lagi. "Kita akan menjalani kehidupan yang bahagia bersama, aku yakin kita bisa melaluinya."Sergio mengusap perut Vina. Sesekali dia menempelkan telinganya di perut wanita itu. "Wah, dia sudah bisa bermain bola di dalam!" seru Sergio bersemangat.Vina terkekeh melihat apa yang dilakukan oleh Sergio. Tangannya kini mengusap kepala Sergio. "Gio, dia marah karena kamu mengganggunya," ucap Vina di sela tawanya."Sehat-sehat, ya, Nak. Jangan membuat Mommy tidak bisa tidur ka
Read more
162
Setelah menemani Vina, Sergio kini tiba di kantor polisi atas panggilan karena petugas berhasil mendapatkan keterangan dari Silvana dan Regal. Dengan langkah tegap, Sergio melangkah sambil menggenggam sebuah map menuju ke arah ruangan interogasi."Selamat siang, Tuan Sergio," sambut seorang petugas sambil mengulurkan tangan kepada Sergio."Selamat siang," jawab Sergio menyambut uluran tangan petugas tersebut."Tuan, kami sudah menangkap pelaku yang mencoba menjebak nyonya Vina yang tidak lain adalah Ayah Nyonya Vina sendiri. Regal berkomplotan dengan nyonya Silvana. Setelah diselidiki, ternyata nyonya Silvana hanyalah wisatawan. Kami akan mengirim nyonya Silvana ke kedutaan di mana nyonya Silvana berada sebagai pencabut izin tinggal," lanjut petugas tersebut dengan serius."Terima kasih atas informasinya," ucap Sergio dengan ekspresi lega. "Aku ingin bertemu dengan Ayah Vina dan Silvana, apakah itu mungkin?""Silahkan Tuan Sergio, Anda bisa melihat mereka dari balik kaca jendela ruang
Read more
163
Waktu terus bergulir, saat kandungan Vina memasuki usia lima bulan. Wanita itu sedang duduk menonton televisi, sambil tangannya mengelus perutnya yang sudah tampak membesar."Vina!" panggil Sergio, dengan wajah penuh semangat.Vina pun menoleh, bibirnya tersenyum terbentuk senyuman, saat melihat Sergio, pria yang dicintainya itu berlari ke arahnya."Ada apa, Gio? Sepertinya kamu terlihat begitu bahagia," tanya Vina."Ayo berdiri, aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu," ucap Sergio.Vina segera berdiri. Segera, Sergio meraih tangan Vina dengan semangat dengan wajah yang berseri-seri penuh kebahagiaan. "Ayo, ikut denganku," ajak Sergio."Kita mau kemana?" tanya Vina, saat Sergio menarik tangannya."Kau akan tahu."Vina tidak menjawab, hanya tersenyum mengikuti kemana Sergio akan membawanya. Sergio membawa Vina melewati taman yang indah dan penuh dengan berbagai macam bunga yang bermekaran, hingga mereka tiba di sebuah bangunan kecil di ujung taman. Bangunan kecil itu sangat menarik, di
Read more
164
Siang itu, matahari bersinar terik; namun, tidak menyurutkan semangat Sergio dan Vina untuk menyiapkan pernikahan mereka. Di tengah suasana Bridal Wedding Organizer yang penuh warna, Vina mencoba berbagai model baju pengantin. Sementara itu, Sergio mengamati dengan tulus, tersenyum bangga melihat wanita yang akan menjadi pendamping hidupnya."Tolong coba yang ini, Vina," ucap Sergio sambil mengambil sebuah gaun pengantin berwarna putih tulang dengan aksen bunga hiasan yang menawan.Vina menatap gaun tersebut, tersenyum tipis dan mengangguk. Dalam hati, ia merasa beruntung memiliki seorang pria seperti Sergio yang sangat perhatian dan mendukung.Beberapa menit kemudian, Vina keluar dari ruang ganti dengan mengenakan gaun yang dipilih oleh Sergio. Mata Sergio membelalak kagum melihat kecantikan Vina yang semakin memukau dalam balutan gaun pengantin itu."Kamu terlihat sangat cantik, sayang," puji Sergio sambil tersenyum lebar lalu mengecup singkat bibir Vina."Terima kasih, Gio. Aku suk
Read more
165
Rubby kini berada bersama Ibunya di kediaman Anderson. Setelah mengalihkan kepemilikan, kini Rubby menemani ibunya, Emily, minum teh di taman belakang."Nak, apakah ku sudah putuskan untuk mengadopsi Anak?" tanya Emily membuka percakapan."Iya, Bu. Kemarin aku sudah memeriksakan kandunganku. Lalu dokter menyarankan untuk menggunakan rahim orang lain. Paman Elvano keberatan karena takut timbul masalah di keluarga kita karena orang ketiga, Bu."Emily membuang nafas lega. Ternyata, menantu yang ia anggap arogan tidak seperti yang Emily pikirkan. Pria itu sungguh menyayangi Rubby. Sampai-sampai memikirkan perasaan Rubby.Tangan Emily terulur ke pipi anaknya. Dia menatap haru sambil mengusap pipi Rubby. "Kamu beruntung memiliki Suami seperti Elvano, Rubby. Dia mencintaimu dengan tulus dan merasa khawatir atas keputusanmu. Kita harus mempertimbangkan dengan matang untuk masa depanmu dan anak yang akan diadopsi."Rubby tersenyum tipis, "aku juga merasa beruntung, Bu. Tapi aku merasa kesulita
Read more
166
"Terima kasih, Rubby! Kamu memang sahabat terbaikku," gumam Vina sambil memeluk tubuh Rubby.Rubby mengelus punggung Vina lembut. "Kamu tahu aku akan selalu ada untukmu, Vin. Aku senang kamu menemukan kebahagiaanmu."Vina melepaskan pelukan dan menatap Rubby dengan penuh haru. "Iya, Rubby. Aku bahagia sekarang. Dan aku yakin kamu juga akan menemukan kebahagiaanmu, entah itu melalui adopsi anak atau dengan cara lain."Rubby tersenyum lembut, merasakan kehangatan persahabatan mereka. "Terima kasih, Vin. Semua dukunganmu sungguh membuatku kuat. Aku beruntung memiliki sahabat sepertimu."Mereka berdua masuk ke dalam rumah, dan disambut oleh Sergio yang sudah menantikan kehadiran Rubby."Elvano belum selesai dari rapatnya?" tanya Sergio saat bertemu dengan Rubby."Kamu tahu sendiri, kan? Sejak Elvano menjadi pemimpin grup Patrice, dia selalu sibuk. Tapi, aku beruntung. Walaupun dia sangat sibuk, dia selalu meluangkan waktu untukku," jawab Rubby sambil tersenyum.Sergio mengangguk paham, "Y
Read more
167
Hari ini, pernikahan Sergio dan Elvina akan dilangsungkan. Tampak ornamen-ornamen pernikahan dengan nuansa biru dan perak yang elegan, dengan bunga-bunga putih yang indah dan hiasan kristal mengkilap yang menambahkan kesan gemerlap di dalam ballroom tersebut. Tamu-tamu yang hadir terhipnotis oleh keindahan pengaturan dekorasi tersebut.Di dalam ruang ganti pria, duduk Elvano dan Andre yang tengah menemani Sergio. "Bro, apakah orang tuamu tidak akan hadir?" tanya Andre membuka suaranya.Sergio yang tampak gagah dengan jas hitam tertawa kecil, "Tidak ada yang pasti di keluarga kami, Andre. Mereka selalu terlibat dalam urusan bisnis yang penting dan mungkin tidak bisa hadir. Dan tentu, mereka tidak akan pernah setuju jika aku menikahi Vina. Karena mereka masih kecewa karena aku menceraikan Silvana," jawabnya.Elvano mengangguk setuju, "Susah juga jika berhadapan dengan orang tua seperti itu. Padahal, tujuan mereka melahirkan kita untuk apa? Untuk melihat kita tumbuh dewasa dan bahagia, k
Read more
168
Setelah satu minggu pernikahan Vina dan Sergio, Vina dan Sergio melangsungkan pernikahan. Kini, Elvano dan Rubby tengah duduk di ruang tunggu sebuah lembaga adopsi anak. Mereka saling memegang tangan, mencerminkan kekompakan dan keberanian dalam menghadapi situasi sulit ini. Wajah mereka penuh harap dan cemas.Elvano menatap ke arah Rubby dengan penuh cinta. "Rubby, kita sudah sampai pada titik ini. Kita harus tetap kuat dan optimis. Semoga kita mendapatkan anak sesuai harapan kita. Dan semoga, ini adalah jalan untuk kita tidak merasa kesepian," ucap Elvano lembut.Rubby tersenyum, di matanya terdapat sebuah bening kristal di pelupuk mata wanita itu. "Ya, Paman, aku tidak sabar melihat calon ibu yang akan memberikan anak mereka dan mempercayakan anak mereka kepada kita, ya, Paman," jawab Rubby dengan penuh harapan.Elvano mengelus pipi Rubby, dia mengecup dahi istrinya itu dengan lembut. "Semoga, ya, Monster Kecil. Semoga kita dapat memegang tanggung jawab ini. Aku ingin kamu tidak be
Read more
169
Setelah mengurus perihal syarat-syarat mengadopsi anak, kini bayi perempuan berusia 2 bulan yang bernama Krista, kini berganti nama menjadi Amora Patrice yang artinya sebuah cinta. Mungkin terdengar klise, tapi bagi pasangan suami-istri Elvano dan Rubby, nama baru itu bukan sekadar angka atau kata-kata bagus. Nama itu melambangkan harapan dan cinta sesungguhnya yang mereka miliki untuk si kecil."Paman, aku sudah menjadi seorang Ibu!" ucap Rubby dengan gembira kepada Elvano saat Amora kini tidur lelap di dalam gendongannya.Elvano menatap Amora dengan harapan yang besar. Kelak, dia akan menjadi anak yang dapat menghibur Rubby setiap hari, dia akan merasa bahwa hidupnya memiliki makna yang lebih dalam. Elvano tidak sabar untuk melihat bagaimana Amora akan tumbuh menjadi seorang anak yang penuh cinta dan keceriaan."Rubby, aku tak sabar menikmati setiap momen bersama kita bertiga," ucap Elvano sambil mengusap pelan pipi Amora dengan lembut. "Aku yakin dia akan menjadi anugerah terbaik d
Read more
170
"Paman, ayo! Cepat, kita harus melihat Vina melahirkan!" Seru Rubby saat dia tengah menunggu Elvano selesai mandi. "Iya, Sayang! Sebentar, bawel sekali sudah seperti nenek-nenek kehabisan sirih!" jawab Elvano yang baru keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Amora saat ini sudah menginjak usia 6 bulan yang berada di dalam gendongannya pun menangis saat mendengar suara teriakan Rubby. "Sayang, maafkan Mama, ya! Kalau mengagetkanmu." Rubby coba menenangkan bayinya. Elvano yang melihat Anaknya menangis pun mempunyai niat untuk menjahili anak. Dia melangkah ke arah Rubby dan mencium pipi Amora dengan gemas, ditekan dengan kuat bibirnya hingga bayi itu semakin menangis. Rubby memandang Elvano dengan tatapan tajam. "Paman, jangan begitu! Paman membuatnya semakin menangis," tegur Rubby sambil mencoba menenangkan Amora dengan mengayun-ayunkan tubuhnya.Elvano tersenyum kecut. "Maaf, Sayang. Aku hanya ingin sedikit menjahili Amora soalnya dia terlalu menggemaskan. Tapi sepertiny
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
24
DMCA.com Protection Status