All Chapters of Dikejar-kejar Brondong: Chapter 11 - Chapter 20
63 Chapters
Bab 11 Mulai Terkuak
Bulan madu singkat di Malang, dengan menikmati keindahan matahari terbit di gunung Bromo, meninggalkan sebuah energi baru bagi Sofie. Terlebih, selama tiga hari berbulan madu, Sofie merasakan curahan cinta dan kasih sayang dari Adrian.Hal ini berefek hingga keduanya kembali ke rutinitas harian mereka di ibukota dan tanpa terasa dua tahun sudah dilewati, bayi yang dinantikan akhirnya lahir. Bayi laki-laki buang diberi nama Raffa Attila, membawa suasana baru dalam kehidupan berumahtangga Sofie dan Ardian. Sofie memutuskan untuk menjadi seorang ibu full time karena ia tidak ingin kehilangan momen-momen kebersamaan dengan bayinya. Tetapi, hadirnya bayi di tengah-tengah Sofie dan Ardian, membuat Ardian mulai kembali kepada selingkuhannya."Ngapain Bang, aku sekarang sudah nikah. Ngapain datang lagi?! Dulu Abang yang ninggalin aku secara tiba-tiba, kenapa sekarang datang? Bukannya istri Abang baru melahirkan?""Itulah masalahnya, Sofie jadi sibuk sama Raffa. Waktu untukku sudah tinggal si
Read more
Bab 12 Sidang Perceraian
Jantung Sofie berdegup dengan kencang, seakan hampir keluar untuk mencari penyebabnya. Kemarahan dan rasa malunya sudah tidak dapat diungkapkan lagi. Hanya ada satu cara terbaik yang terpikirkan oleh Sofie, yaitu mengakhiri pernikahannya dengan Andrian. Untuk itu, ia menemui kedua orangtuanya terlebih dahulu, untuk menceritakan permasalahan pelik yang ia hadapi."Lho Sof, tumben kamu pulang sore-sore?" tanya sang bunda.Belum sempat Sofie menjawabnya, sang bunda kembali bertanya, "Lho kok cuma sama Raffa, Adrian mana?" "Yah, Bu, aku mau bicara," ucap Sofie dengan mimik yang serius, tanpa menjawab pertanyaan yang terlebih dahulu ditujukan padanya."Ada apa, Sof? Kok, sepertinya ada masalah yang sangat besar?" tanya ibu Sofie."Lebih baik kita duduk terlebih dahulu," sahut sang ayah.Sebelum Sofie berbicara dengan kedua orangtuanya, ia meminta agar Raffa bermain di halaman belakang dan setelah Raffa tak terlihat, Sofie mulai berbicara."Yah, Ibu, aku nggak mau panjang lebar, tapi sebai
Read more
Bab 13 Bertemu Kembali
Perseteruan antara Sofie dan Adrian berlangsung cukup sengit di ruang sidang. Hingga pada sidang ke tiga, dimana memasuki babak keterangan saksi dan disanalah seluruh teman-teman Sofie hadir untuk memberikan keterangan, termasuk memperdengarkan hasil rekaman suara Adrian."Ijinkan saya untuk memperdengarkan hasil rekaman suara antara Adrian dan kami, teman-temannya," ucap Riga saat dirinya menjadi saksi untuk Sofie.Hakim ketua pun memberikan ijinnya dan sesaat kemudian terdengarlah suara Ardian yang dengan nada bicara yang penuh dengan kesombongan itu, menghina dan sangat merendahkan Sofie."Perempuan yang nurut seperti anjing," adalah sebuah kalimat penghinaan yang sangat besar kepada Sofie dan berhasil membuat ekspresi wajah para hakim berubah. Pandangan mata tajam yang menusuk diarahkan kepada Ardian, seolah menanyakan maksud dari penghinaan yang ia lakukan terhadap istrinya.Tetapi, kemudian Riga kembali berbicara, "Seperti yang sudah diperdengarkan, sekarang saya akan memberika
Read more
Bab 14 End of Sofie and Adrian
Matahari perlahan bergerak ke arah barat dan sinarnya tak lagi membakar kulit yang terbuka dan saat untuk kembali ke rumah.Sofie dan Rakha telah menghabiskan waktu makan siang mereka bersama dengan berbagi cerita."Kha, aku pulang duluan, ya," pamit Sofie yang mulai beranjak pergi."Eh tunggu, Mbak! May I have your number? Maybe I need it someday," sahut Rakha cepat."Need it for what?""Ah sudahlah, nggak perlu pakai alasan. Sini mana HP-nya," pinta Sofie.Dengan cepat, Rakha memberikan gawainya ke Sofie dan sesaat kemudian nomor telepon Sofie telah tersimpan di dalamnya."Sudah ya, aku pulang. Oiya, kali ini aku nggak butuh pengawal. Yuk, assalamu'alaikum," pamit Sofie yang kemudian beranjak menjauh sambil melambaikan tangannya."Wa'alaikumsalam. See you, Mbak!"Tanpa melihat ke belakang lagi, Sofie tetap berjalan dan menjawab seruan Rakha dengan menunjukkan isyarat jari tangannya.Sementara, Rakha hanya dapat melambaikan tangannya hingga Sofie menghilang dari pandangannya."At leas
Read more
Bab 15 Hari Pertama Kembali Bekerja
Semua mata dan telinga tertuju pada satu titik, yaitu kepada Ryan sang manajer, untuk menantikan drama pertama kedatangan desainer baru rasa lama. Ryan yang cukup lama menjadi senior Sofie di kampus hingga di kantor, dengan santai menjawab, "Just like you, never change. Checkmate all the time. Welcome home, Sis. Nice to have you back in our team." Sambutan Ryan ditambah dengan tepuk tangannya berhasil mengembalikan suasana dan membuat staf desain ikut bertepuk tangan menyambut Sofie. Namun, beberapa saat sebelum Sofie memulai tugasnya, Ryan meminta Sofie untuk bicara empat mata di ruangannya. "Masuk, Sof." "Thanks. Nice room, banyak yang berubah ya. Ruangan ini jadi lebih lapang," ucap Sofie sambil memandang ke seluruh sudut. "Seven years itu bukan waktu yang sesaat. Sit down, please." Setelah keduanya duduk, mimik wajah Ryan tampak serius dengan memandang lurus ke arah Sofie, lalu berucap, "I'm sorry about your marriage." "Makasih but don't be sorry, cause I'm happy now," sahu
Read more
Bab 16 Pulang Larut
"Pihak kepolisian akhirnya melepaskan tembakan gas air mata ke arah kerumunan massa yang melakukan pelemparan batu ke arah polisi. Aksi demo yang berujung dengan ...." Suara berita di televisi pun dimatikan oleh Ryan dan tentu saja mengundang protes anak buahnya. Tetapi berbeda dengan protes yang dilayangkan oleh Sofie, "Kok dimatiin? Ryan kamu nggak boleh melakukan pembunuhan terhadap suara TV!" "Sue me after this, of you want," sahut Ryan, yang kemudian langsung memberikan pengumuman kepada seluruh staff desain. "Attention please, barusan vwog menjamin keamanan di dalam gedung ini." "So, saya nggak minta kalian lembur, anggap aja lagi office gathering. That's why, kalian boleh order makanan untuk malam ini. Tentukan menunya dan seperti biasa, Diana yang akan mengurusnya," lanjut Ryan dan kemudian ia kembali masuk ke dalam ruangannya. Tanpa menunggu lagi, para staf desain segera menghubungi keluarganya masing-masing di rumah, termasuk Sofie. Tetapi, sebelum Sofie berucap, sang
Read more
Bab 17 Kekuatan Sang Tuan Muda
Setelah berjibaku dengan kepadatan lalulintas, akhirnya Sofie sampai juga di tujuan dan tak lupa ia mengucapkan beribu terimakasih kepada Ryan. "Makasih, Bang. Maafin aku ngerepotin di hari pertama aku masuk." "Ngerepotin apa? Udah buruan masuk, kasian yang sudah nungguin," sahut Ryan. "Yowes, makasih sekali lagi. Eh, salam buat mbak Nita, makasih udah minjemin suaminya buat jadi supir," canda Sofie. "Sof, kamu mending..." Tanpa menunggu Ryan menyelesaikan kalimatnya, Sofie segera bergerak cepat untuk keluar dari mobil dan menutup pintunya. Lalu tak lupa ia melambaikan tangannya sambil mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum!" "Wa'alaikumsalam." Keesokan paginya, saat Sofie tengah bersiap untuk pergi bekerja, Raffa memandanginya dengan wajah sedih. Sofie segera menyadari akan ekspresi putra semata wayangnya itu, ia pun berbalik menghadap Raffa dan berdiri dengan kedua lututnya untuk mensejajarkan dengan putranya. Lalu, ia menggenggam tangan putranya dan membelai rambut lurus yang
Read more
Bab 18 Staf Desain Baru
Tanpa terasa waktu bergulir dengan cepat, Sofie telah menyelesaikan masa percobaan tiga bulannya dan telah menandatangani kontrak kerja tiga tahunnya, sebagai desainer senior di Chokusen. "Bang, kok aku langsung jadi desainer senior? Kan aku baru masuk?" tanya Sofie kepada Ryan. "Kamu memang baru tiga bulan disini, tapi pengalamanmu sebelumnya di Chokusen selama hampir empat tahun sudah cukup membuatmu menjadi senior." "So, nikmati gaji bulananmu yang fantastis," lanjut Ryan. Sofie cukup terkejut dengan angka nominal pendapatannya yang akan dia dapatkan dalam sebulan, dimana gaji pokoknya belum termasuk pendapatan proyek yang dimasukkan dalam bonus per semester. Dimana besaran bonus itu dapat mencapai tiga hingga lima kali gajinya, semua itu tergantung pada berapa nilai proyek setiap desainer Chokusen dapatkan, sehingga setiap desainer akan mendapatkan bonus yang beragam sesuai dengan nilai proyek yang mereka tangani. "Makasih, Bang! Aku back to work, ya," ucap Sofie yang berseger
Read more
Bab 19 Sang Asisten
Di tengah keramaian para staf desain, datanglah tuan bijak, bapak manajer tercinta yang tampan rupawan yang dengan kehadirannya menyulap suasana yang ramai menjadi tenang dengan seketika. Ryan melihat ke sekelilingnya dan menemukan para desainer sedang melihat ke arahnya dengan wajah serius dan penuh tanya. "Ada apa? Kenapa kalian ngumpul kayak gitu?" tanya Ryan. "Yan, siapa tadi yang baru diwawancarai?" Mata Ryan pun menyelidik ke seluruh staf desain dan dilihatnya Sofie tetap asyik di duduk di kursinya dan tak terusik sama sekali dengan keramaian rekan kerjanya. Tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan untuknya tentang staf baru, Ryan berjalan menghampiri Sofie dan berucap, "Mulai hari Senin, kamu akan memiliki asisten. Jadi kamu bisa mendapatkan cukup waktu untuk menyelesaikan semua proyek." Dengan mengerutkan keningnya dan melihat ke arah Ryan, Sofie pun bertanya, "Asisten? Aku dikasih asisten? Why?" "Trust me, you'll need him, very much," jawab Ryan. Lalu, Ryan kembali ke
Read more
Bab 20 Proyek Pertama Rakha
Kehadiran Rakha yang memiliki visual diatas rata-rata, membuat para wanita di staf desain berulangkali mencuri pandang ke arahnya. Tentu saja Rakha tidak memperdulikannya bahkan ia tidak mengetahuinya, berbeda dengan Sofie yang merasakan hal tersebut, tetapi memilih untuk berpura-pura tidak tahu. Hingga, lama kelamaan Sofie merasa tidak nyaman dengan hal tersebut dan mengajak Rakha untuk menemaninya ke proyek. "Kha, ikut aku ke Mitsuno." "Hah, Mitsuno?" "Iya, bank Mitsuno, dia mau renovasi, jadi kita harus ke sana buat survei dan ambil data," jawab Sofie sambil merapikan mejanya. "Minta meteran ke Diana, trus ... hmm batre HP aman, nggak?" "Aman?" tanya Rakha yang tidak mengerti akan maksud pertanyaan Sofie. "Masih banyak, nggak?" "Oh, masih Mbak. Eh mbak Diana itu ...?" "Tuh yang mejanya di depan ruangan manajer. Diana itu sekretaris dan bendahara departemen," jawab Sofie. "Oke," sahut Rakha yang kemudian segera melakukan apa yang diminta oleh Sofie dan setelahnya, ia mengik
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status