All Chapters of Dikejar-kejar Brondong: Chapter 41 - Chapter 50
58 Chapters
Bab 41 Pengakuan Rakha yang Kesekian Kalinya
Wajah-wajah penasaran bercampur geli meliputi para desainer Chokusen, yang ditujukan kepada Sofie dan Rakha yang didudukkan di tengah ruangan. "Sungguh mengerikan, baru kali ini terjadi penembakan di dalam kantor, saat jam kerja." "Ini kalian serius? Bukan drakor versi kantor Indonesia kan?" Dengan tatapan sinis dan wajah jutek andalan, Sofie menjawab, "Kalian ngapain sih? Apa kurang proyek sampai harus aku dijadikan proyek?" "Lebih tepatnya, kami kurang hiburan. Buruan jawab deh! Kha, kamu seriusan nembak Sofie?" tanya Felix. Tanpa sedikitpun keraguan, Rakha menjawab, "Iya, habisnya aku dicuekin terus, kan kesel, tembak aja sekalian." Mendengar jawaban Rakha, ruangan pun kembali ramai dengan celotehan para desainer. "Wah parah nih bocah!" "Rakha udah bosan hidup." "Ya Tuhan, salah apakah diriku hingga terjebak di dalam love office seperti ini?" "Heh, bukan kamu, Mel!" "Oiya bukan ya, ih kalian bikin jealous! Aku kan pingin ngerasain love office juga!" Dengan ce
Read more
Bab 42 Kecemburuan Ryuji
Di malam harinya, gudang gelap itu kembali bercahaya dengan kedatangan si empunya. Para pengawal yang sedang beristirahat pun dikejutkan dengan kedatangan Ryuji. "Bangun semuanya! Kita latihan!" seru Ryuji dengan lantang. Ryuji yang tengah memegang pedang bambu di tangan kirinya, memandang ke arah pengawalnya dengan tatapan bengis, seakan ingin melumat menjadi bubur. "Ayo, ambil senjata kalian semua! Cepat!" teriak Ryuji sambil melemparkan pedang bambunya ke arah pengawalnya. Satu persatu pengawal mengambil pedang bambu yang berjajar rapi di salah satu sisi gudang dan mulai menyerang Ryuji tanpa ampun. Sebuah perkelahian yang tidak seimbang jumlahnya pun terjadi dengan sengitnya. Ryuji dengan tangan kosong berhasil melumpuhkan satu persatu pengawalnya, berbekal dengan semua jurus yang telah ia kuasai dalam sepuluh tahun terakhir. "Ayo! Hanya seginikah kemampuan kalian?! Aku tidak ingin menang! Aku ingin merasakan kekalahan! Serang aku tanpa ampun!" teriak Ryuji. Sontak sa
Read more
Bab 43 Memar di Tubuh Rakha
"Mbak! Ih buka-buka kaki orang!" protes Rakha.Dengan cepat, Rakha menurunkan kembali kain celananya, tapi hal itu tidak dipedulikan oleh Sofie yang masih penasaran dengan luka lebam pada tubuh Rakha.Dengan kedua lengan dilipat di dada, Sofie kembali berucap, "You are not okay, Kha. Nggak mungkin lebam seperti itu nggak sakit. Just tell me, ada apa?""Seperti yang tadi aku bilang, aku habis latihan tanding sama teman-teman aku. Teman yang biasa ngikutin aku pakai mobil hitam itu," jelas Rakha."Kamu sama yang kamu sebut teman itu, aneh banget! Mana ada latihan tanding menghasilkan lebam-lebam diseluruh tubuh!""Beneran Mbak, aku tuh biasanya kalau latihan tanding sama mereka, itu sudah seperti tawuran karateka. Semua jurus dikeluarin, semua senjata juga dipakai," jelas Rakha.Felix yang sedari tadi diam mengamati, akhirnya ambil suara, "Benar kata Sofie, kalau latihan tanding, biasanya nggak sampai lebam seperti itu. Ini sih seperti habis tawuran.""Siapa yang tawuran?" tanya Ryan y
Read more
Bab 44 Adrian vs Rakha
"Sof, aku tahu aku punya dosa segunung ke kamu, tapi aku juga nggak sejahat itu," ucap Adrian membela diri. "Terserah. Langsung aja to the point, mau kamu apa ngajak aku makan siang?" tanya Sofie dengan ketus. "Ya cuma mau makan siang bareng. Memangnya nggak boleh? Apa jangan-jangan ada yang cemburu kalau kamu makan siang bareng aku?" goda Adrian. "Yang cemburu jelas banyak, dari dulu juga begitu," jawab Sofie santai. Adrian pun menarik nafas dan membuangnya dengan kasar, sambil menggelengkan kepalanya dan membatin, kamu memang nggak berubah, cantik-cantik jutek. "Iya deh, dari dulu yang namanya Sofie Anastasya paling banyak fansnya, tapi aku sudah lapar nih. Silahkan dibaca pilihan menunya," jawab Adrian sambil memberikan buku menunya. Tetapi, Sofie bahkan tidak melihat buku menunya sama sekali dan mendorongnya kembali ke arah Adrian, sembari berucap, "Kamu yang pesankan." "Serius? Tanpa protes, ya?" tanya Adrian. Sofie menjawabnya hanya dengan bahasa tubuhnya tanpa kata-kata
Read more
Bab 45 Perseteruan Rakha dan Adrian
Suasana makan siang Sofie nampak kian memanas dengan kehadiran Rakha. Terlebih setelah ia menunjukkan lengannya yang kekar dan penuh luka lebam layaknya seorang petarung.Sofie pun dibuat salah tingkah ketika melihat lengan Rakha yang biasanya tertutup oleh kemejanya dan dalam hatinya bertanya, "Lengannya gede amat?! Itu otot kawat, tulang besi?""Lebam sih lebam, tapi putih amaaat! Pantesan selalu pakai lengan panjang, kalau cewek-cewek lihat, auto histeris!" batin Sofie."Kha, turunin lengan kemejanya. Kamu jadi kayak muridnya Jackie Chan, nggak cocok sama muka kamu yang ...""Imuut," potong Rakha sambil mengedipkan satu matanya.Tak ayal, sabetan kain alas dinner set dilayangkan Sofie ke arah Rakha yang tergelak.Adrian pun semakin terbakar oleh api cemburu, ketika menyaksikan kehangatan yang ditunjukkan oleh Sofie dan Rakha. Tentu saja, kehangatan yang tidak pernah ia rasakan saat dahulu ketika masih berstatus suami dari Sofie."Kalian berdua buruan nikah aja, dulu kamu kan anti
Read more
Bab 46 Misteri Hilangnya Rakha
Sofie berjalan cepat menuju kantornya dengan harapan Rakha tidak mengejarnya dan beberapa saat setelah istirahat makan siang usai, Rakha belum juga menampakkan batang hidungnya. "Kemana si bocah satu itu? Apa dia tiba-tiba kabur?" lirih Sofie. Hingga suara Ryan dari tengah ruang, memberikan pengumuman. "Rakha mendadak cuti karena ada sesuatu hal yang harus ia selesaikan. Untuk itu, saya minta kesediaan salah satu dari kalian untuk menggantikan Rakha dalam proyek MnG." "Wait, what? Rakha cuti? Bang, kamu serius?" tanya Sofie. "A hundred percents," jawab Ryan. "Kenapa kok tiba-tiba? Perasaan tadi pas makan siang dia nggak ngomong apa-apa tentang cuti." "I have no idea, tapi yang jelas barusan dia ijin dan minta cuti, untuk alasannya aku nggak bisa spill disini," jawab Ryan. "Well, saya tunggu nama pengganti Rakha untuk sementara. Jangan lama-lama mutusinnya, buruan!" seru Ryan yang kemudian berjalan kembali ke ruangannya. Suasana yang tenang pun berubah menjadi riuh de
Read more
Bab 47 Mencari Rakha
"Rakha! Rakha, bangun!" panggil Harumi berulang-ulang. "Dok, apa yang terjadi dengan putra saya? Kenapa dia tiba-tiba pingsan? Lalu, kenapa badannya penuh dengan luka lebam?" tanya Harumi kepada dokter pribadi keluarganya. Dokter Kyojin yang telah menjadi dokter kepercayaan keluarga Sato selama sepuluh tahun, tidak dapat memberikan jawaban pasti akan apa yang terjadi pada Rakha. "Luka lebam ini kemungkinan besar akibat pukulan benda tumpul dan besar kemungkinannya putra Anda baru saja bertarung." Mendengar jawaban dr. Kyojin, ibu Rakha memandang putranya dengan pandangan tak percaya. Ribuan pertanyaan akan luka pada tubuh Rakha pun ia pertanyakan secara berulang, "Bertarung?! Kamu berkelahi? Sejak kapan kamu mulai menggunakan ilmu beladirimu lagi? Sudah lama kami tidak pernah berlatih ataupun bertarung. Ada apa? Apa yang membuatmu kembali bertarung?" Mata Harumi basah akan air matanya, kesedihan yang tak terkira membuatnya terus menangis, hingga pria yang bertanggungjawab a
Read more
Bab 48 Dimanakah Rakha?
"Lah kamu ngapain disini?" "Koprol!" seru Sofie dan Rina bersamaan, hingga membuat keduanya terkekeh."Dasar penyakit!""Eh udah lama nggak ketemu. Wait, don't say anything, gue lagi mikir," sahut Rina kemudian ketika menyadari siapa pria yang bersama sahabatnya.Felix terkekeh melihat gaya Rina yang tidak pernah berubah sejak keduanya dikenalkan oleh Sofie, saat keduanya masih duduk di bangku perkuliahan."Fe...Felix! Iya bukan?""Iya, gue Felix.""Ngapain Lo berdua? Tumbenan amat?" tanya Rina lagi."Rakha hilang," jawab Sofie singkat."Rakha hilang? Hilang gimana?" tanya Rina."Aku juga nggak tau, yang jelas dia nggak bisa dihubungi, trus tiba-tiba cuti dadakan padahal tadi siang masih sempat lunch bareng," jawab Sofie.Sambil mengerutkan keningnya, Rina berkata lirih, "Something fishy.""Nah, iya kan? Lagian emang bisa ya, cuti dadakan? Perasaan dari dulu peraturan cuti itu, surat permohonan cuti harus diserahkan minimal tiga hari sebelum tanggal cuti," tambah Sofie."Hmmm eh gini
Read more
Bab 49 Titik yang Belum Terang
Di malam yang semakin larut, Sofie belum juga sampai di rumahnya. Kedua orangtuanya pun bertanya-tanya karena hal ini tidaklah biasa. Walaupun Sofie telah memberi kabar melalui pesan singkatnya, tetapi tetap saja kekhawatiran kedua orang Sofie tak berkurang. Terlebih dengan adanya Raffa yang terus menanyakan keberadaan sang bunda. "Yangti, ibu dimana? Kok belum pulang? Kan sudah hampir jam sebelas." "Yangti juga nggak tahu. Tadi yangti sudah coba telpon ibu, tapi nggak diangkat. Raffa bobok aja, ini kan sudah malam. Besok kan Raffa sekolah. Yuk, yangti temenin boboknya. Yuk," ucap ibu Sofie sambil membelai rambut cucunya. Bocah mungil berusia tujuh tahun itupun mengikuti sang nenek berjalan ke kamarnya. Setelah menyikat giginya, Raffa pun tertidur. Tetapi, ibu Sofie belum juga dapat menghubungi putrinya. Hingga sebuah pesan WA masuk, [Bu, nggak usah nungguin aku. Aku kan bawa kunci. Bu maaf, aku pulang terlambat. Ada masalah yang harus aku beresin. Maaf ya Bu. Ibu tidur aja, aku
Read more
Bab 50 Ketika Nyonya Besar Mulai Bergerak
"Rakha?" lirih Sofie.Dengan cepat ia membuka pesannya yang berisikan, [Mbak, I'm okay. Aku sedang istirahat di rumah dan kemungkinan besar akan lanjut dengan beberapa terapi, makanya aku cuti mendadak. Oiya, selama istirahat dan terapi nanti, aku dilarang menggunakan HP dan perangkat elektronik lainnya. Hiks hiks aku seperti di hukum. Maaf ya Mbak, kalau nanti aku nggak bisa ngirim kabar, tapi nanti setelah semuanya selesai, aku pasti akan segera kirim kabar. Baik-baik ya, Mbak. Don't miss me, but I miss you already. See you soon. PS: sepertinya Inggris masih ada hubungannya dengan Korea. Nyatanya dia pakai bahasa yang merupakan marga orang Korea. (Soon)] Tangan Sofie pun bergetar dan matanya basah membaca pesan Rakha. Sofie segera menekan tombol dengan ikon telepon, tetapi nada tidak aktif yang ia dapatkan. "Kenapa kamu langsung matikan handphone-nya, Kha? Kamu kenapa? Kenapa harus terapi? Kamu sakit apa? Trus, proyek kita gimana?"Kini air mata kembali jatuh membasahi pipinya da
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status